1. Charity atau lazim disebut karitas merupakan kegiatan pemberian bantuan yang hanya bertujuan untuk menyelesaikan masalah sesaat atau berjangka
pendek. 2. Philantrophy atau yang lazim disebut filantropi merupakan kegiatan
pemberian sumbangan yang dilakukan oleh perusahaan yang ditujukan untuk kegiatan investasi sosial yang diarahkan pada penguatan
kemandirian masyarakat seperti pendidikan dan peningkatan peluang ekonomi atau peningkatan kesejahteraan yang pada umumnya
membutuhkan pengelolaan yang sistematis dan terencana. 3. Good Corporate Citizenship merupakan pemberian bantuan yang
dilakukan untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat yang pengelolaannya terinternalisasi dalam kebijakan perusahaan.
2.1.7. CSR dan Pemberdayaan Masyarakat
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan masyarakat yang masih hidup dalam kemiskinan, karena hal tersebut diperlukan
pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pembangunannya. Alyson Warhurst dalam Sukada 2007 berpendapat, hubungan CSR dan masyarakat terwujud
dalam empat
hal utama:
pemberdayaan masyarakat,
pengikutsertaan pemrioritasan kesempatan kerja dan usaha, pembiayaan sesuai kerangka legal,
dan tanggapan atas harapan kelompok kepentingan. Pengkategorian Warhurst memperjelas bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu komponen
sangat penting dalam CSR. Menurut Shardlow dalam Ambadar 2008 pemberdayaan masyarakat intinya adalah bagaimana individu, kelompok, atau
komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Dengan
pemberdayaan, masyarakat lemah akan memperoleh kekuatan dan akses terhadap sumberdaya. Friedmann dalam Ambadar 2008. Sedangkan menurut Suharto
2005 pengembangan masyarakat adalah satu model pekerjaan sosial yang tujuan utamanya untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan
sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada prinsip partisipasi sosial. Maka penekanan dalam aspek pemberdayaan masyarakat juga menjadi
penting dilakukan, begitupula dalam praktik CSR yang dilakukan di Indonesia. Menurut Budimanta 2004 pengembangan masyarakat yang dilaksanakan oleh
perusahaan, yang dikemas dalam program CSR bertujuan untuk: 1. Mendukung upaya-upaya yang dilakukan pemerintah terutama pada
tingkat desa dan masyarakat untuk meningkatkan kondisi sosial-ekonomi- budaya yang lebih baik disekitar wilayah perusahaan.
2. Memberikan kesempatan bekerja dan berusaha bagi masyarakat. Membantu pemerintah dalam rangka pengentasan kemiskinan dan
pengembangan ekonomi wilayah. Secara konseptual pemberdayaan atau pemberkuasaan empowerment,
berasal dari kata ”power” yang berarti kekuasaan atau keberdayaan. Karenanya, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan.
Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam a
memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan, dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat melainkan juga bebas dari kelaparan,
bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan; b menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan
memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan; c berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi
mereka Suharto 2005 Dalam pelaksanaan program CSR yang berbasiskan pemberdayaan
masyarakat, prinsip-prinsip yang harus dipegang adalah: 1. Kerjasama, bertanggung jawab, mengetengahkan aktivitas komuniti yang
tidak membedakan laki-laki dan perempuan, dan memobilisasi individu untuk tujuan saling tolong menolong diri sendiri, memecahkan masalah,
integrasi sosial, dan atau tindakan sosial. 2. Peningkatan partisipasi pada tingkat masyarakat yang paling bawah.
3. Sebanyak mungkin ada keinginan dan kesesuaian, pemberdayaan masyarakat harus mempercayakan dan bersandar pada kapasitas dan
inisiatif dari kelompok relevan dan komuniti lokal untuk menidentifikasi
kebutuhan, masalah, dan merencanakan dan melaksanakan pelatihan tentang tindakan.
4. Sumber daya-sumber daya komuniti manusia, teknik, dan finansial, dan dimana kemungkinan sumberdaya dari luar komuniti dalam bentuk
kerjasama dengan pemerintah, lembaga-lembaga, dan kelompok profesional harus dimobilisasi dan kemungkinan untuk diseimbangkan
dalam bentuk berkesinambungan dalam pembangunan. 5. Kebersamaan komuniti harus dipromosikan dalam bentuk dua tipe
hubungan yaitu hubungan sosial yang dipisahkan kelas sosial dan hubungan struktural.
6. Aktifitas-aktivitas seperti meningkatkan perasaan solidaritas diantara kelompok-kelompok marginal dengan mengaitkannya dengan kekuatan
perkembangan dalam sektor-sektor sosial dan kelas untuk mencari kesempatan ekonomi, sosial, dan alternatif politik.
7. Memberikan kemampuan bagi kelompok-kelompok marginal untuk melakukan perubahan dari dalam kelompok tersebut.
2.1.8. Keberhasilan Program