Hubungan antara Sikap dengan Tingkat Partisipasi dalam Program Pengelolaan Sampah

7.1. Faktor Kemauan dengan Tingkat Partisipasi

7.1.1. Hubungan antara Sikap dengan Tingkat Partisipasi dalam Program Pengelolaan Sampah

Berikut adalah hipotesis penelitian ini: Ho = Tidak ada perbedaan antara responden yang bersikap positif dan responden yang bersikap negatif dalam berpartisipasi pada program pengelolaan sampah. H 1 = Semakin positif sikap masyarakat terhadap lingkungan dan program maka semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam implementasi program pengelolaan sampah. Hasil uji korelasi Rank Spearman diperoleh nilai Asymp Sig. 1-tailed hitung sebesar 0.000 α 0.05 sehingga Ho ditolak dan H 1 diterima. Jadi, semakin positif sikap masyarakat terhadap lingkungan dan program maka semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam program pengelolaan sampah. Tabel 35. Hubungan antara Sikap Responden terhadap Lingkungan dan Program Pengelolaan Sampah dengan Tingkat Partisipasi Responden dalam Program Pengelolaan Sampah Sikap Partisipasi Total Tinggi Rendah Positif 90,00 10,00 100,00 Negatif 43,00 57,00 100,00 Ket: α = 0.000 rs = 0.504 Berdasarkan tabel 35, reponden yang memiliki sikap positif tentang lingkungan dan program pengelolaan sampah maka tingkat partisipasi dalam program tinggi. Semakin positif sikap seseorang terhadap sesuatu maka hal tersebut akan mempengaruhi perilakunya. Namun terdapat 10 persen responden yang memiliki sikap positif namun memiliki tingkat partisipasi yang rendah, hal tersebut dikarenakan waktu luang yang dimiliki responden terbatas, sehingga tidak memiliki waktu untuk berpartisipasi dalam program. Responden yang memiliki sikap negatif terhadap lingkungan dan program sebanyak 57 persen memiliki partisipasi yang rendah dalam program pengelolaan sampah. Jumlah tersebut tidak terlalu jauh dengan responden yang memiliki sikap negatif terhadap lingkungan dan program, sebanyak 43 persen responden dengan sikap negatif memiliki tingkat partisipasi yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan responden mengikuti program karena dorongan yang kuat dari aparat atau tetangga, selain itu juga karena melihat secara langsung program dan tertarik untuk berpartisipasi.

7.1.2. Hubungan antara Motivasi dengan Tingkat Partisipasi dalam Program Pengelolaan Sampah

Dokumen yang terkait

Pemberdayaan masyarakat melalui corporate social responsibility PT Indocement Tunggal Parakarsa TBK

5 31 104

Implementasi Corporate Social Responsibility (Csr) Melalui Program Pusat Pelatihan Dan Pemberdayaan Masyarakat PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Di Kabupaten Bogor

2 50 176

Analisis Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam Upaya Pengembangan Masyarakat (Studi Kasus: Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 16 212

Analisis Pembentukan Citra PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk Melalui Implementasi Corporate Social Reponsibility: Studi Kasus: Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

1 4 106

Analisis pembentukan citra PT Indocement tunggal prakasa, Tbk melalui implementasi corporate social responsibility (studi kasus desa Bantarjati, kecamatan Klapanunggal, kabupaten Bogor)

1 4 197

Communication Effectiveness of Corporate Social Responsibility Program Through Communication Meeting for Communities for Surrounding Community Leaders (Case PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Bogor Regency)

0 18 280

Kajian Efektivitas Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 di PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Citeureup, Bogor

0 9 50

Dinamika Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Gunung Sari , Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor

0 14 86

Peranan CD Worker dalam Pendampingan Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Indocement Tunggal Prakarsa,Tbk

0 8 107

PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk

2 3 23