Tingkat Kemauan Tingkat Kemampuan Tingkat kesempatan

6.4.1. Tingkat Kemauan

Kemauan adalah salah satu faktor pendorong partisipasi yang disebabkan keinginan dari responden untuk turut serta dalam implementasi program pengelolaan sampah. Kemauan diukur dari aspek psikologis individu yang terdiri dari sikap responden terhadap lingkungan, sikap responden terhadap program dan motivasi responden untuk mengikuti implementasi program pengolahan sampah. Tingkat kemauan responden dapat dilihat pada tabel dibawah: Tabel 31. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Kemauan Tingkat Kemauan Jumlah N Tinggi X ≥ 51 28 56,00 Rendah X 51 22 44,00 Jumlah 50 100,00 Sebanyak 56 persen responden memiliki tingkat kemauan yang tergolong tinggi, sedangkan 44 persen lainnya memiliki tingkat kemauan rendah. Sehingga dapat disimpulkan jika sebagian warga telah memiliki sikap yang positif terhadap lingkungan, dan program dan juga motivasi yang cukup kuat untuk terlibat dalam program pengelolaan sampah.

6.4.2. Tingkat Kemampuan

Kemampuan adalah daya yang dimiliki individu untuk turut serta berpartisipasi dalam implementasi program pengelolaan sampah. Kemampuan yang akan diukur terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam pengelolaan sampah. Tingkat kemampuan responden dalam pengelolaan sampah dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 32. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Kemampuan dalam Pengelolaan Sampah Tingkat Kemampuan Jumlah N Tinggi X ≥ 16 32 64,00 Rendah X 16 18 36,00 Jumlah 50 100,00 Mayoritas responden memiliki tingkat kemampuan yang tergolong tinggi dalam hal pengelolaan sampah, yaitu sebanyak 64 persen responden. Sedangkan 36 persen lainnya memiliki tingkat kemampuan yang tergolong rendah. Dapat disimpulkan, bahwa mayoritas warga telah mempunyai pengetahuan mengenai program dan pengelolaan sampah, keterampilan dan pengalaman dalam pengelolaan sampah.

6.4.3. Tingkat kesempatan

Kesempatan merupakan faktor luar yang berasal dari lingkungan yang dapat mendorong individu untuk ikut berpartisipasi dalam program pengelolaan sampah. Kesempatan dilihat dari manajemen dalam program pengelolaan sampah. Tingkat kesempatan yang diberikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 33. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Kesempatan untuk Berpartisipasi dalam Program Pengelolaan Sampah Tingkat Kesempatan Jumlah N Tinggi X ≥ 13 32 64,00 Rendah X 13 18 36,00 Jumlah 50 100,00 Dari tabel 33 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menganggap tingkat kesempatan yang diberikan untuk turut berpartisipasi dalam program tergolong tinggi. Sehingga dapat disimpulkan menurut responden, manajemen program pengelolaan sampah telah baik dan ruang yang diberikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi cukup luas.

BAB VII HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR PENDORONG PARTISIPASI

DENGAN TINGKAT PARTISIPASI Partisipasi merupakan keterlibatan seseorang untuk berperan serta secara aktif dalam suatu kegiatan pembangunan untuk menciptakan, melaksanakan, serta memelihara lingkungan yang bersih dan sehat. Partisipasi seseorang dalam suatu kegiatan didorong oleh beberapa faktor, yaitu kemauan, kemampuan, dan kesempatan. Tingkat pasrtisipasi responden dalam program pengelolaan sampah di RW 4 Desa Gunung Sari dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 34. Jumlah dan Persentase Tingkat Partisipasi Responden dalam Program Pengelolaan Sampah Tingkat Partisipasi Jumlah N Tinggi X ≥ 9 35 70,00 Rendah X 9 15 30,00 Jumlah 50 100,00 Lingkungan merupakan suatu hal yang dianggap penting oleh sebagian besar responden dan menurut mereka dengan menjaga lingkungan walau dengan hal-hal kecil akan membantu terciptanya lingkungan yang lebih bersih, sehat dan indah. Hal tersebut juga mempengaruhi keterlibatan responden dalam program. Tingkat partisipasi responden dalam program pengelolaan sampah cukup tinggi. Tingkat partisipasi dilihat dari jumlah skor bentuk partisipasi yang digunakan responden dalam program pengelolaan sampah. Sebagian besar responden 70 persen terlibat dalam program pengelolaan sampah yang mayoritas terlibat dalam pemilahan sampah organik dan non-organik dan pembuatan produk daur ulang atau kerajinan. Seluruh responden dalam penelitian ini adalah perempuan, karena memang program ini lebih ke arah ranah perempuan atau ibu rumah tangga.

Dokumen yang terkait

Pemberdayaan masyarakat melalui corporate social responsibility PT Indocement Tunggal Parakarsa TBK

5 31 104

Implementasi Corporate Social Responsibility (Csr) Melalui Program Pusat Pelatihan Dan Pemberdayaan Masyarakat PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Di Kabupaten Bogor

2 50 176

Analisis Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam Upaya Pengembangan Masyarakat (Studi Kasus: Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 16 212

Analisis Pembentukan Citra PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk Melalui Implementasi Corporate Social Reponsibility: Studi Kasus: Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

1 4 106

Analisis pembentukan citra PT Indocement tunggal prakasa, Tbk melalui implementasi corporate social responsibility (studi kasus desa Bantarjati, kecamatan Klapanunggal, kabupaten Bogor)

1 4 197

Communication Effectiveness of Corporate Social Responsibility Program Through Communication Meeting for Communities for Surrounding Community Leaders (Case PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Bogor Regency)

0 18 280

Kajian Efektivitas Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 di PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Citeureup, Bogor

0 9 50

Dinamika Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Gunung Sari , Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor

0 14 86

Peranan CD Worker dalam Pendampingan Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Indocement Tunggal Prakarsa,Tbk

0 8 107

PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk

2 3 23