IKLAN X1 Penemuan dan Pambahasan

dapat dijadikan acuan untuk penelitian ini, kemudian disebarkan kepada konsumen pemakai produk pepsodent. Tabel 4.2 Reliabilitas Cronhbach Alpha Cronchbach’s Alpha Cronchbach Alpha Based on Standardized Items N of Items .838 .841 36 Sumber: Output SPSS, 2008 Ketentuan suatu data dikatakan reliabel apabila Cronchbach Alphanya adalah lebih dari 0,60. hasil Try Out kuesioner diatas mempunyan nilai Cronchbach Alpha sebesar 0.838, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan diatas reliabel karena nilai Alphanya lebih dari 0,60

C. Penemuan dan Pambahasan

1. IKLAN X1

Periklanan merupakan salah satu kegiatan promosi yang banyak dilakukan oleh perusahaan maupun perorangan. Sebuah iklan dapat membantu konsumen dalam memilih produk yang akan digunakan. Tabel 4.3 Iklan melalui surat kabar Koran Pernyataan Frekuensi Persentase STS 5 5 TS 6 6 R 10 10 S 68 68 SS 11 11 Jumlah 100 100 Sumber: Data primer, diolah oleh penulis, 2008 Dari table diatas dapat dilihat bahwa terdapat 5 responden yang belum pernah melihat iklan pepsodent disurat kabar Koran begitu juga dengan 6 responden lainnya mereka menyatakan tidak setuju. Mungkin mereka mengetahui pepsodent bukan melalui surat kabar tetapi melalui sumber lainnya. Sebanyak 10 responden menyatakan ragu-ragu. Sedangkan 68 responden menyatakan setuju mereka pernah melihat iklan pepsodent disurat kabar. Sebanyak 11 responden menyatakan sangat setuju. Surat kabar merupakan media periklanan yang dapat mencapai masyarakat luas, harganya relative lebih murah. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan pernah melihat iklan pepsodent disurat kabar. Ini berarti bahwa iklan pepsodent disurat kabar dapat mencapai sasaran yang labih luas. Namun dengan adanya responden yang menyatakan sangat tidak setuju maka pepsodent perlu memasang iklan melalui surat kabar local, agar dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Tabel 4.4 Iklan melalui majalah Pernyataan Frekuensi Persentase STS 1 1 TS 30 30 R 22 22 S 46 46 SS 1 1 Jumlah 100 100 Sumber: Data promer, diolah oleh penulis, 2008 Dari table diatas dapat dilihat bahwa 1 orang responden yang menyatakan angat tidak setuju. Mereka tidak pernah melihat iklan pepsodent dimajalah, begitu juga dengan 30 responden yang menyatakan tidak setuju mereka juga tidak pernah melihat iklan pepsodent dimajalah. Dan 22 responden menyatakan ragu-ragu. Responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju dan ragu-ragu bahwa responden tersebut bukan termasuk target maeket dari majalah tersebut, sehingga wajar kalau mereka tidak pernah melihat iklan pepsodent dimajalah, karena memang mereka bukan merupakan target market majalah tersebut. Dapat dikatakan bahwa pembaca majalah ini relative selektif atau terbatas dibandingkan dengan surat kabar. Tidak semua orang ingin membaca majalah, biasanya biaya iklan dimajalah lebih mahal daripada surat kabar, namun dapat dinikmati lebih serta dapat mengemukakan gambar berwarna yang lebih menarik. Meskipun mereka bukan target market majalah tersebut ada nilai positivnya bahwa 50 lebih responden mengetahui iklan pepsodent dari sumber lain. Sehingga dapar dinilai bahwa pepsodent sangat aktif dalam melakukan kegiatan periklanan. Berbeda dengan 46 responden yang menyatakan setuju dan 1 responden yang menyatakan sangat setuju, menurut penulis responden tersebut merupakan target pasar dari majalah tersebut, dan target pasar pepsodent itu sendiri. Responden yang tersebut penulis asumsikan sebagai responden yang selektiv, karena tidak semua orang ingin membaca majalah, selain harganya mahal berita yang disajikanpun hanya hal-hal tertentu. Table 4.5 Iklan TV Pernyataan Frekuensi Persentase STS TS 9 9 R 14 14 S 60 60 SS 17 17 Jumlah 100 100 Sumber: Data primer, diolah oleh penulis, 2008 TV merupakan media paling potensiel diantara media lainnya karena jangkauannya yang labih luas. Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat 9 respondent yang menyatakan tidak setuju. Mereka melihat iklan pepsodent pertama kali bukan dari TV. Bias saja mereka melihat iklan pepsodent pertama kali dari sumber lainnya. Bisa dari keluarga mereka yang sudah lama menggunakan pepsodent. Sedangkan 14 responden menyatakan ragu-ragu. Sedangkan 60 responden menyatakan setuju bahwa mereka malihat iklan pepsodent pertama kali dari TV. Dan 17 responden menyatakan sangat setuju. Mereka melihat iklan pepsodent pertama kali juga dari TV. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian responden menyatakan setuju bahwa mereka melihat iklan pepsodent pertama kali dari TV. Dijaman yang kemajuan teknologinya sangat tinggi seperti sekarang ini. TV sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat karena bisa dijadikan sebagai sumber informasi dan media hiburan. Jadi menurut penulis pepsodent sudah memilih media yang tepat dalam melakukan periklanan. Karena TV merupakan media paling efektif dan media yang paling disukai oleh mesyarakat. Sehingga kesempetan iklan tersebut dilihat oleh konsumen sasaran lebih besar. Tabel 4.6 Iklan membujuk untuk menggunakan Pepsodent Pernyataan Frekuensi Persentase STS TS 14 14 R 37 37 S 41 41 SS 8 8 Jumlah 100 100 Sumber: Data primer, diolah oleh penulis, 2008 Menurut Frank Jefkins 1997:15 dalam melakukan periklanan hal yang harus diperhatikan bahwa kegiatan tersebut jangan hanya memberikan informasi semata tetapi juga harus mampu membujuk konsumen untuk melakukan pembelian. Untuk itu iklan harus dirancang secara menarik agar dapat mempengaruhi perilaku konsumen sasarannya. Dari table diatas dapat diketahui bahwa 61 responden menyatakan setuju dan 8 responden menyatakan sangat setuju. Bahwa iklan pepsodent mempengaruhi mereka dalam melakukan pembelian pasta gigi. Sedangkan 14 responden menyatakan tidak setuju bahwa iklan pepsodent tidak mempengaruhi mereka dalam melakukan keputusan pembelian pasta gigi yang akan digunakannya, tetapi karena memang mereka membutuhkan produk tersebut. Dan 37 responden menyatakan ragu-ragu. Mereka ragu apakah mereka membeli produk tersebut karena pengaruh iklan atau karena memang mereka membutuhkan produk tersebut. Iklan adalah sebuah komunikasi persuasif yang mampu mengubah perilaku khalayak. Sebuah iklan diciptakan untuk dapat menggiring pola pikir dan tindakan-tindakan yang diharapkan oleh pembuat iklan. Iklan pepsodent dibuat agar konsumen mau menggunakan pepsodent sehingga iklan dibuat dengan menarik. Table 4.7 Iklan pepsodent menarik Pernyataan Frekuensi Persentase STS TS 8 8 R 18 18 S 54 54 SS 20 20 Jumlah 100 100 Sumber: Dtaa primer, diolah oleh penulis, 2008 Sebuah iklan yang baik harus dirancang secara menatik agar konsumen selalu ingat akan produk tersebut. Karena iklan sendiri selain sebagai media komunikasi antara produsen da konsumen juga sebagai media untuk meningkatkan Brand Awareness, sebuah iklan yag menarik lebih mudah diingat. Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa 8 responden menyatakan tidak setuju,mereka merasa iklan pesodent kurang menarik dibandingkan merek lainnya. Dan 18 responden menyatakan ragu-ragu. Sementara itu 54 responden menyatakan setuju, mereka beranggapan bahwa iklan pepsodent lebih menarik dibandingkan pesaingnya. Sedangkan 20 responden menyatakan sangat setuju mereka juga beranggapan bahwa iklan pepsodent lebih menarik. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa lebih dari 70 responden menyatakan bahwa iklan pepsoden sudah menarik. Meskipun demikian dengan adanya responden yang menyatakan tidak setuju dan ragu-ragu maka hal tersbut bisa menjadi masukan bagi perusahaan agar terus meningkatkan kreativitas dalam membuat iklan. Tabel 4.8 Iklan pepsodent tidak melanggar norma social Pernyataan Frekuensi Persentase STS TS R 17 17 S 56 56 SS 27 27 Jumlah 100 100 Sumber: Data primer, diolah oleh penulis, 2008 Sebuah iklan tidak boleh melanggar norma social ataupun menjatuhkan nama salah satu pihak. Dari table diatas terdapat 17 responden yang menyatakan ragu-ragu sedangkan 56 responden menyatakan setuju bahwa iklan pepsodent tidak melanggar norma social bahkan saat ini justru pepsodent telah menjalankan kegiatan social dengan pemeriksaan gigi gratis dan telah menjalankan program sekolah yang hingga tahun 2006 telah menjangkau lebih dari 3,2 juta anak berusia dibawah 12 tahun diseluruh Indonesia, yang bertujuan untuk meningkatkan kebiasaan menyikat gigi secara benar. Itulah salah satu bentuk kepedulian pepsodent terhadap kesehatan di Indonesia. Meskipun demikian dalam jurnal yang ditulis oleh Andrian D Hagijanto, ada satu iklan Pepsodent yang mendapatkan protes dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI yaitu pada versi iklan dialog seorang ibu dan kakak tentang ketidakmungkinan ia untuk sakit gigi dan menganggap iklan tersebut mengada-ada, sebab tidak mungkin orang tidak sakit gigi. Namun karen kepedulian Pepsodent terhadap konsumen, akhirnya iklan tersebut tidak ditayangkan lagi. Ini dapat menjadi pelajaran bagi Pepsodent agar lebih hati-hati dalam membuat sebuah iklan sehingga kejadian tersebut tidak terulang lagi diwaktu yang akan datang. Table 4.9 Menambah informasi Pernyataan Frekuensi Persentase STS TS 19 19 R 14 14 S 55 55 SS 12 12 Jumlah 100 100 Sumber: Data primer, dioleh oleh penulis, 2008 Iklan merupakan sasaran ampuh untuk membangun kesadaran konsumen, iklan dapat membantu perusahaan dalam mencapai semua sasaran komunikasi, iklan juga berfungsi sebagai media pendidikan dan informasi. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 19 responden menyatakan tidak setuju. Mereka mendapat informasi tentang pepsodent bukan dari iklan tetapi bisa dari teman mereka atau dari sumber lainnya. Sedangkan 14 responden menyatakan ragu-ragu mereka menyatakan mendapatkan informasi mengenai pepsodent dari iklan atau dari teman mereka. Sementara itu 55 responden menyatakansetuju mereka mendapatkan informasi mengenai pepsodent dari iklan. Sebuah iklan yang baik harus mampu memberikan informasi mengenai manfaat produk yang ditawarkan. Dan 12 responden menyatakan sangat setuju mereka mendapatkan informasi mengenai pepsodent juga melalui iklan. Ini menandakan bahwa iklan Pepsodent sangat bermanfaat bagi asyarakat sehingga mereka dapat mengetahui informasi serta keunggulan Pepsodent dibanding produk lainnya. Tabel 4.10 Iklan dengan memberikan potongan harga Pernyataan Persentase Frekuensi STS 5 5 TS 8 8 R 15 15 S 65 65 SS 7 7 Jumlah 100 100 Sumber: Data primer, diolah oleh penulis, 2008 Potongan harga merupakan salah satu alternative yang digunakan perusahaan untuk mempengaruhi konsumen agar bersedia melakukan pembelian dengan segera. Menurut Fandy Tjiptono 1995: 148 adanya inflasi yang berkelanjutan dan tingkat harga semakin melonjak dapat menyebabkan konsumen menjadi selektif terhadap harga dan setiap alternatif produk yang ada. Mereka menjadi semakin selektif dalam berbelanja. Oleh karena itu untuk mendapatkan perhatian dari konsume perusahaan perlu menurunkan harga salah satunya dengan memberikan diskon atau potongan harga. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat 5 responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Mereka tidak pernah mendapat potongan harga dari pepsodent. Begitu juga dengan 8 responden lainnya mereka juga tidak mendapatkan potongan harga dari pepsodent. Sedangkan 15 responden menyatakan ragu-ragu. Mereka lupa apakah pernah mendapatkanpotongan harga atau tidak ketika membeli pepsodent. Sedangkan 65 responden menyatakan setuju mereka pernah mendapatkan potongan harga saat membeli pepsodent. Begitu juga dengan 7 responden yang menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan diatas sebagian besar responden pernah mendapatkan potongan harga meskipun jumlahnya hanya sedikit. Responden tersebut penulis asumsikan bahwamereka membeli pepsodent diswalayan bukan diwarung- warung. Karena biasanya yang sering memberikan diskon adalah swalayan dan sejenisnya.

2. Brand Image X2 Tabel 4.11

Dokumen yang terkait

Pengaruh Brand Image I-Phone terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa FISIP USU

5 158 153

Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Pada Rokok A Mild (Pada Kedai Mamak USU)

7 62 83

Pengaruh Citra Merek (Brand Image ) Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sophie Martin Pada Mahasiswa Lembaga Pendidikan Politeknik MBP Medan

12 65 106

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS LAYANAN, HARGA, DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN MIE SETAN JEMBER

3 26 116

Analisis pengaruh promosi, kualitas produk dan brand image motor matic Honda terhadap keputusan pembelian serta dampaknya pada loyalitas pelanggan; studi kasus pengguna sepeda motor matic Honda di Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan

1 27 132

Analisis pengaruh penetapan harga, promosi pemasaran dan brand image terhadap keputusan pembelian dan loyalitas konsumen: studi kasus pada sebagian masyarakat Bintaro Jaya

0 5 230

Analisis pengaruh pemanfaatan endoser, brand image, dan trust/kepercayaan konsumen terhadap keputusan pembelian suatu produk: ( studi kasus pada mahasiswa UIN Jakarta konsumen tolak angin cair )

1 4 160

Pengaruh Brand Image, Kualitas Produk, dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Produk Giordano.

6 38 33

PENGARUH BRAND IMAGE, KUALITAS PRODUK DAN INOVASI PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SHAMPOO PANTENE

0 0 21

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Honda Jazz - Unika Repository

0 0 14