Analisis pengaruh iklan,brand image dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian pepsodent : studi kasus pada masyarakat Cipayung Ciputat

(1)

ANALISIS PENGARUH IKLAN, BRAND IMAGE DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PEPSODENT

( Study Kasus pada masyarakat cipayung Ciputat)

Oleh

SRI WAHYUNI NIM: 204081002238

JURUSAN MANAJEMAN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H / 2009 M


(2)

ANALISIS PENGARUH IKLAN, BRAND IMAGE DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PEPSODENT

( Study Kasus pada masyarakat cipayung Ciputat)

Oleh

SRI WAHYUNI NIM: 204081002238

JURUSAN MANAJEMAN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H / 2009 M


(3)

ANALISIS PENGARUH IKLAN,BRAND IMAGE DAN KUALITAS PRODUKTERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PEPSODENT

(Study kasus pada masyarakat Cipayung Rt. 003/02 Ciputat) Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan ilmu Sosial untuk memenuhi syarat-syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi

Oleh SRI WAHYUNI NIM: 204081002238

Dibawah bimbingan

Pembimbing 1 Pembimbing II

(Dr. Abdul Hamid, Ms) (Heryanto, SE, M.Si)

NIP: 131 474 891 NIP: 131 569 931

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(4)

Lembar Pengesahan Komprehensif

Hari ini jum’at tanggal 21 November 2008 telah dilakukan ujian komprehensif atas nama SRI WAHYUNI, Nim 204081002238 dengan skripsi yang berjudul “ ANALISIS PENGARUH IKLAN, BRAND IMAGE DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PEPSODENT” (studi kasus pada masyarakat Cipayung Ciputat). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah bisa dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ekonomi pada jurusan manajemen Fakultas Ekonomi dan ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta 21 November 2008

Tim Penguji Komprehensif

Prof. Dr. Ahmad Rodoni Herni Ali HT, SE, MM

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli


(5)

ANALISIS PENGARUH IKLAN,BRAND IMAGE DAN KUALITAS PRODUKTERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PEPSODENT

(Study kasus pada masyarakat Cipayung Ciputat) Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan ilmu Sosial untuk memenuhi syarat-syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi

Oleh SRI WAHYUNI NIM: 204081002238

Dibawah bimbingan

Pembimbing 1 Pembimbing II

(Dr. Abdul Hamid, Ms) (Heryanto, SE, M.Si)

NIP: 131 474 891 NIP: 131 569 931

Penguji Ahli

Prof. Dr. Ahmad Rodoni NIP: 130 317 955

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL


(6)

JAKARTA 1429 H/2008 M

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : SRI WAHYUNI

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : KLATEN, 24 NOVENBER 1986

AGAMA : ISLAM

JENIS KELAMIN : PEREMPUAN

ALAMAT RUMAH : Cimanggis Rt 03/002 Cipayung Ciputat

NO.TELP : 085697754438

PENDIDIKAN

1992 – 1998 : SDN Nangsri Manisrenggo Klaten Jawa Tengah 1998 – 2001 :MTsN Prambanan Klaten Jawa Tengah

2001 – 2004 : SMK Muhammadiyah Cangkringan Sleman Yogyakarta 2004 – sekarang : FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PELATIHAN-PELATIHAN

Work shop Perbankan Syariah “Analisa peluang kerja diBank Syariah” 2006 Seminar dan simulasi pasar modal dan kunjungan keBEJ 2006


(7)

Abstrac

ANALYSIS OF ADVERTISING, BRAND IMAGE AND QUALITY PRODUCT TO PURCHASE DECISION OF PEPSODENT

BY SRI WAHYUNI

This research aims to know of advertising, brand image and quality product to purchase decision. This research is done on cipayung’s society with sample as much 100 person with statistic quiz that is multiple regression.

Base on result of analysis multiple regression to be know that advertising, brand image and quality product influenced to purchase decision or pepsodent. As big as 28%. All three variable that influenced good partially and also as simultan to purchase decision. The most dominant influenced in this research is quality product.


(8)

Abstrak\

ANALISIS PENGARUH IKLAN, BRAND IMAGE DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PEPSODENT

OLEH SRI WAHYUNI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh iklan, brand image dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini dilakukan pada masyarakat cipayung dengan sampel sebanyak 100 orang dengan uji statistic yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa iklan, brand image dan kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian pepsodent sebesar 28,1%. Ketiga variable tersebut berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap keputusan pembelian . pengaruh paling dominan dalam penelitian ini adalah kualitas produk.


(9)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripisi ini, yang merupakan tugas untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar sarjana Ekonomi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini berjudul “ANALISIS PENGARUH IKLAN, BRAND IMAGE

DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIANPEPSODENT” (Stusi kasus pada Masyarakat Cipayung Ciputat). Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan saran dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Faultas ekonomi dan ilmu social yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar tentang ilmu ekonomi dan ilmu manajemen

2. Kedua orang tua yang tidak pernah berhenti mendoakan, memberi semangat, kasih sayang dan cinta yang tulus. Dan juga adikku Fitri yang selalu membuat hari-hariku ceria meskipun kadang nyebelin.

3. Keluarga besarku diklaten dan jogya yang selalu memberikan doa dan nasehat serta dukungannya.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid M.S selaku Dekan dan dosen pembimbing 1 yang telah banyak memberikan saran, nasehat, petunjuk, ilmu pengetahuan dan dengan sabar meluangkan waktunya hingga terselesaikan skripsi ini.

5. Bapak Heryanto SE. MSi selaku sekertaris dan dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan saran, nasehat, petunjuk dan ilmu pengetahuannya dan dengan sabar meluangkan waktunya hingga terselesaikan skripsi ini.

6. Bapak Indoyama Nasarudin, selaku ketua jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(10)

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial ibu Lis, ibu Cut, Pak Heryanto, Pak Herni, Ect yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama perkuliahan, terimakasih atas ilmu pemasarannya.

9. Kepada seluruh staff bagian akademik mba Ani, Mba Yuli dan Mba Isma serta bagian perpustakaan Mas Shandy, terimakasih atas segala bantuannya.

10. Sahabat-sahabatku itoh, Ella, hani dan rere makasih atas dukunganya dan waktunya menemani mencari bahan-bahan buat skripsi, makasih ya semuanyaaaaaa cepet lulus juga yaaaaa,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

11. Sahabatku tantik, yanti dan yang lainnya diklaten makasih dukungan dan doanya selama penyusunan skripsi ini.

12. Seluruh angkatan 2004 khususnya Manajemen A

13. Buat Mba Erma dan Mba Ani makasih banyak yaaa udah diajarin SPSS.

14. Serta teman-teman dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sampaikan satu persatu, terima kasih banyak atas bantuannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna mengingt terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman penulis miliki. Meskipun demikian penulis berusaha sesuai kemampuan, dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya penulis dan umumnya bagi para pembaca. Penulis juga mengharapkan adanya saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini.

Jakarta,Desember 2008


(11)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN KRIPSI ...I LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...II LEMBAR PENGESAHAN SIDANG ...III DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...1V ABSTRACT ...V ABSTRAK ...VI KATA PENGANTAR ...VII DAFTAR ISI ...VIII DAFTAR TABEL ... IX DAFTAR GA\MBAR ... X DAFTAR LAMPIRAN ...1X

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang...1

B. Identifikasi Masalah...5

C. Pembatasan Masalah...5

D. Perumusan Masalah ...6

E. Tujuan dan Manfaat ...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...8

A.Pengertian Manajemen ...8

B.Periklanan ...12

C. Merek...18


(12)

E. Keputusan Pembelian ...32

F. Kerangka Pemikiran Konseptual...38

G. Penelitian Terdahulu ...41

H. Hipotesis ...42

BAB III METODE PENELITIAN...44

A. Ruang Lingkup Penelitian ...44

B. Metode Penentuan Sampel ...44

C. Metod Pengumpulan Data ...45

D. Metode Analisis Data...45

E. Operasional Variabel Penelitian ...56

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ...59

A. Gambaran Umum PT. Unilever Indonesia Tbk...59

1. Sejarah Singkat Perusahaan...59

2. Visi dan Misi Perusahaan ...59

3. Sejarah Singkat Pepsodent ...60

B. Uji Validitas dan Reliabilitas ...63

C. Penemuan dan Pembahasan...66

1. Iklan ...66

2. Brand Image ...77

3. Kualitas Produk ...82

4. Keputusan Pembelian...88

D. Hasil Analisis Data ...102


(13)

2. Uji Asumsi Klasik...103

a. Autokorelasi...103

b.Multi Kolinearitas ...103

c.Heteroskedastisitas...105

d.Normalitas ...105

3. Analisis Regresi Berganda ...106

a. Koefisien Determinasi...106

b. Uji t Hitung (Parsial)...109

c. Uji f Hitung (simultan)...113

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI...115

A. Kesimpulan ...115

B. Implikasi ...117

DAFTAR PUSTAKA ...118 LAMPIRAN


(14)

Daftar Tabel

Tabel 3.1 Skala Likert 46

Tabel 3.2 Koefisien korelasi 49

Tabel 3.3 Tabel uji Durbin Watson 51 Tabel 3.4 Variabel operasional penelitian 56

Tabel 4.1 Uji Validitas 64

Tabel 4.2 Uji Reliabilitas 66

Tabel 4.3 Iklan melalui surat kabar (Koran) 67

Tabel 4.4 Iklan melalui majalah 68

Tabel 4.5 Iklan TV 69

Tabel 4.6 Iklan membujuk untuk menggunakan Pepsodent 70 Table 4.7 Iklan Pepsodent menarik 72 Tabel 4.8 Iklan Pepsodent tidak melanggar norma sosial 73

Tabel 4.9 Memanbah informasi 74

Tabel 4.10 Iklan dengan memberikan potongan harga 75 Tabel 4.11 Merek menggambarkan manfaat 77 Tabel 4.12 merek menggambarkan kualitas 78

Table 4.13 Merek mudah diingat 79

Tabel 4.14 Merek mempunyai ciri khas 81

Tabel 4.15 Kemudahan 82

Tabel 4.16 Keandalan dan ketahanan 83

Tabel 4.17 Kesesuaian produk 84


(15)

Tabel 4.19 Operasi 87

Tabel 4.20 Harga 88

Tabel 4.21 Kemudahan didapatkan 89

Tabel 4.22 Bermanfaat 90

Tabel 4.23 Merek terkenal 91

Tabel 4.24 Banyak variasi dan ukuran 92

Tabel 4.25 Kebutuhan 93

Tabel 4.26 Tertarik menggunakan Pepsodent 94

Tabel 4.27 Pengaruh keluarga 95

Tabel 4.28 Pengaruh iklan 96

Tabel 4.29 Pengaruh iklan media 97

Tabel 4.30 Kebiasaan 98

Tabel 4.31 Keyakinan 100

Tabel 4.32 Pengaruh teman 101

Tabel 4.33 Diskriptive statistik 102

Tabel 4.34 Model Summary 103

Tabel 4.35 Multikolinearitas 104

Tabel 4.36 Koefisient Korelasi 106

Tabel 4.37 Tabel nilai koefisien korelasi 107

Tabel 4.38 Coeficient 108


(16)

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Kerangka pemikiran 40

Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas 105


(17)

Daftar Lampiran Kuesioner penelitian

Hasil kuesioner penelitian Hasil output regresi


(18)

ANALISIS PENGARUH IKLAN, BRAND IMAGE DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PEPSODENT

( Study Kasus pada masyarakat cipayung Ciputat)

Oleh

SRI WAHYUNI NIM: 204081002238

JURUSAN MANAJEMAN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H / 2009 M


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Persaingan yang semakin tajam dalam usaha menjadi hal yang tidak dapat dihindari. Bahkan saat ini kondisi persaingan telah menjadi Hypercompetition. Pemenang dalam kompetisi ini adalah perusahaan yang mampu memberikan kepuasan kepada pasar sasarannya secara lebih efektif dan efisien atau dengan kata lain ntuk memenangkan persaingan perusahaan dapat mengupayakan dengan Customer Satisfaction yang lebih besar dibandingkan dengan pesaing atau sering disebut Superior Customer Satisfaction. Dalam memberikan kepuasan kepada konsumen alah satu yang perlu dilakukan adalah dengan selalu memberikan yang terbaik untuk konsumen.

Apalagi untuk produk yang tergolong barang konsumsi seperti pasta gigi. Pasta gigi merupakan produk konsumsi yang dalam pembeliannya hanya memerlukan usaha yang minim dalam membendingkannya dan membelinya. Pepsodent merupakan alah satu produk pasta gigi yang merupakan market leader dalam kelas produk tersebut. Pepsodent adalah merek terkemuka disebagian besar Negara Asia dengan Indonesia dan India sebagai pasar terbesar. Sekitar 1,3% penduduk Indonesia memiliki masalah gigi setiap bulannya yang mencapai rata-rata 3,86% sehari disekolah dan kantor ( Sumber: Lembaga penelitian dan Pengembangan Nasional, Dep-Kes-RI: Persepsi dan Motivasi dari masyarakat peduli Gigi – Survei ekonomi dan Sosial Nasional, 1998). Berbagai iklan ditayangkan oleh pepsodent untuk


(20)

meyakinkan masyarakat bahwa produk tersebut bia memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Sebagai market leader pepsodent harus bisa menjaga kualita produknya agar masyarakat selalu menggunakan produk pepsodent, selain itu agar posisinya tidak tergeser oleh para pesaingnya.kegiatan promosi merupakan salah satu variabel Marketing Mix yang digunakan untuk melakukan komunikasi dengan pasarnya. Berbagai kegiatan promosi dilakukan pepsodent untuk menarik perhatian masyarakat. Tujuan utama kegiatan tersebut adalah untuk menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan konsumen sasarannya tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan program pemasaran. Berbagai alternatif media digunakan untuk mendukung kelancaran kegiatan promosi. Meskipun suatu barang dikatakan bagus namun apabila konsumen belum pernah mendengarnya maka konsumen sulit untuk menerima dan melakukan keputusan pembelian. Secara umum promosi dalam hal ini Iklan berkaitan dengan upaya bagaimana orang dapat mengenal produk perusahaan lalu memahaminya, merubah sikap, menyukai, yakin, kemudian membeli dan selalu ingat akan produk tersebut.

Berdasarkan hal tersebut masyarakat bisa terprovokasi iklan yang dibuat. Begitu juga dengan masyarakat yang ada dicipayung yang sebagian masyarakatnya bekerja secara part-time, jadi peluang mereka untuk melihat iklan terutama diTV semakin besar sehingga Brand Aware yang sengaja dibentuk oleh pepsodent lebih cepat terserap oleh masyarakat cipayung. Selain itu pepsodent yang diposisikan sebagai pasta gigi untuk keluarga dan memberikan perawatan gigi dan mulut akan memudahkan mereka untuk melakukan keputusan pembelian. Karena pepsodent


(21)

konsisten dengan visi dan misinya untuk memberikan perawatan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat indonesia terutama anak-anak. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan hasil yang sama dengan penelitian sebelumnya. Dalam jurnal Andrian D Hagijanto dan skripsi Dian Fardiana yang membahas tentang iklan memberikan hasil positif yang artinya iklan memang berpengaruh terhadap keputusan pembelian suatu produk. Begitu juga dengan teori yang dikemukakan oleh Frank Jefkins bahwa dalam melakukan sebuah periklanan jangan hanya sekedar memberikan informasi saja tetapi juga harus dapat mempengaruhi konsumen agar mereka mau melakukan keputusan pembelian terhadap produk yang diiklankan.

Media yang digunakan dalam promosipun bermacam-macam diantaranya media cetak, media elektronik dan sebagainya. Promosi termasuk kedalam kegiatan pemasaran, promosi dapat dikatakan berhasil apabila produk perusahaan dapat masuk kedalam ingatan konsumen sasaran, media yang digunakan juga turut memberikan kontribusi dalam kegiatan promosi. Promosi tidak hanya dilakukan pada produk baru saja, bahkan produk yang sudah mempunyai posisi yang kuat seperti pepsodent pun harus melakukan promosi. Hal ini dilakukakan agar posisi yang sudah didapat tidak tergeser oleh pesaing. Selain itu juga untuk menunjukan serta mengingatkan konsumen akan kinerja perusahaan tentang produknya. Pesan yang disampaikan dalam setiap melakukan promosi tidak boleh berubah dari waktu ke waktu, karena kalau pesan yang disampaikan berubah konsumen akan bingung dan sanksi akan produk tersebut.

Dengan promosi yang dilakukan pepsodent akan dikenal oleh masyarakat dan akan mendapatkan Image yang baik dari masyarakat,Image produk dapat terbentuk


(22)

dari kinerja produk terhadap konsumen, kemampuan produk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan psikologis.

Brand dapat diartikan sebagai nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan yang mempunyai maksud untuk mengidentifikasi barang atau jasa pesaing. Merk merupakan aset tak berwujud yang bernilai dan harus dikelola dengan baik. Keberhasilan dalam pengelolaan merek akan menghasilkan Brand Image pada perusahaan. Apabila perusahaan gagal dalam mempertahankan Brand Image maka perusahaan akan mengalami kerugian besar antara lain kehilangan konsumen. Kegagalan mempertahankan Brand Image dapat terjadi kalau produk gagal memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Brand Equity atau ekuitas merek dapat membantu suatu produk pada posisi yang kuat dalam persaingan. Namun kadang-kadang hal ini tidak dipikirkan oleh perusahaan. Beberapa perusahaan menganggap merek pada produknya adalah “ Just a Name” hanya sekedar nama, apalah arti sebuah nama tersebut. Padahal sesungguhnya merek adalah sesuatu yang dibeli konsumen sedang produk hanyalah sesuatu yang dihasilkan oleh pabrik seperti apa yang diungkapkan oleh pakar pemasaran Indonesia Hermawan Kertajaya: perusahaan yang tidak mempedulikan Brand Name-nya seperti orang tidak mempedulukan nama baiknya. Lain halnya apabila perusahaan sadar bahwa Brand adalah Equity, maka Brand akan dibentuk secara benar. Suatu Brand bisa menjadi suatu kesimpulan bagi konsumen, selanjutnya apabila konsumen mendengar, melihat atau mengetahui ada pruduk baru yang menggunakan Merek tersebut dia sudah mempunyai kesimpulan tertentu. Itulah yang disebut Brand Dinasty. Merupakan keuntungan lanjut dari


(23)

pembentukan Brand Equity jika hal ini terjadi maka perusahaan akan memetik hasil yang berkelanjutan yaitu pembelian ulang (Repurchase) oleh konsumen jangka panjang. Dari penelitian ini diharapkan memberikan hasil bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi masyarakat melakukan keputusan pembelian adalah karena Brand Image dari pepsodent. Pepsodent berusaha meningkatkan kualitasnya dengan program kampanye kesehatanny berupa pemeriksaan gigi gratis, agar masyarakt mempunyai persepsi yang baik terhadap pepsodent. Hasil penelitian ini diharapkan sejalan dengan teori karena Brand Image merupakan salah satu Brand Asset yang harus dikelola dengan baik karena Brand Asset akan memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam jangka panjang.

Untuk itu perusahaan harus memberikan produk yang berkualitas agar konsumen merasa kebutuhannya terpenuhi. Untuk mengetahui sebuah produk berkualitas atau tidak hanya kosumen yang dapat memberikan penilaian tersebut. Kalau sebuah produk sesuai dengan yang diinginkan konsumen maka dapat dikatakan produk tersebut berkualitas, tapi kalau sebaliknya sebuah produk tidak sesuai dengan yang diinginkan konsumen maka produk tersebut bisa dikatakan tidak berkualitas. Untuk mengetahui produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan atau tidak maka konsumen perlu melakukan pembelian atas produk tersebut. Dalam melakukan pembelian suatu produk biasanya konsumen melakukan pencarian informasi suatu produk yang diinginkan melalui media, keluarga dan sebagainya, serta mempertimbangkan beberapa alternatif yang tersedia. Dalam melakukan keputusan pembelian suatu barang, sering kali konsumen dipengaruhi oleh lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya.


(24)

Kualitas produk merupakan faktor penting dalam menjalankan suatu usaha apabila pepsodent ingin terus bertahan dipasar. Pepsodent merupakan satu-satunya pasta gigi yang memberikan perawatan lengkap untuk perawatan gigi dan mulut diharapkan dapat memberikan produk yang berkualitas. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana kualitas produk pepsodent dari sisi konsumen sehingga masyarakat yakin bahwa pepsodent merupakan produk berkualitas dan memang pantas untuk digunakan.

Dengan dasar pemikiran diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian guna mengetahui bagaimana konsumen melakukan pembelian dilihat dari iklan yang ditayangkan, image pepsodent dan kualitas produk pepsodent. Oleh karena itu penulis mengambil judul “ANALISIS PENGARUH IKLAN, BRAND IMAGE DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN” ( studi kasus pada masyarakat cipayung, ciputat).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara iklan, brand image dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian pepsodent ?

2. Apakah terdapat pengaruh secara parsial maupun simultan antara iklan, brand image dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian pepsodent?


(25)

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan penlitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis ada atau tidak hubungan pembelian pepsodent terhadap

iklan, brand image dan kualitas produk.

2. Untuk menganalisis pengaruh paling doniman dari ketiga variabel tersebut yang mempengaruhi keputusan pembelian pepsodent

Manfaat

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat: 1. Bagi penulis

Dengan adanya penelitian ini penulis dapat melihat sejauh mana penerapan teori yang diperoleh selama kuliah dengan proaktek yang sebenarnya terjadi.

2. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perusahaan untuk lebih mengoptimalkan persaingan. Serta dapat digunakan sebagai bahan untuk mengevaluasi kebijakan yang berkaitan dengan iklan, image pepsodent serta kualitas produk.

3. Bagi akademisi

Penelitian yang penulis lakukan diharapkan dapat berguna sebagai bahan referensi dan dapat dijadikan studi leteratur untuk penelitian lebih lanjut bagi yang berminat

4. Bagi Konsumen

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada konsumen sebelum melakukan pembelian suatu produk.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran

1. Pengertian Manajemen Pemasaran

Pemasaran mempunyai pengertian yang meliputi segala usaha untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap barang atau jasa dengan tujuan memberikan kepuasan kepada kedua belah pihak.Oleh karena itu perusahaan harus memproduksi barang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Perusahaan yang memperhatikan kebutuhan konsumen akan lebih berhasil daripada yang tidak memperhatikan. Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Salah satu definisi pemasaran yang mudah diingat adalah memenuhi keinginan dan kebuthan secara menguntungkan.

Menurut ( Joseph P Canon, dkk, 2008:6) Marketing is the performance of activities that seek to accomplish an organization’s objectives by anticipating customer or client needs and directing a flow of need – satisfaying goods and services from producer to customer or client.

Asosiasi Pemasaran Amerika (2004) menawarkan Definisi pemasaran secara formal “Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperagkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan kepada pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemilik sahamnya”. Sedang menurut Kotller dan Killer (2007:6) Mendefinisikan Manajemen Pemasaran sebagai ilmu dan seni memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Dfinisi pemasaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu: Definisi secara sosial dan Definisi


(27)

secara Manajerial. Definisi sosial menunjukan peran yang dimaikan pemasar dalam masyarakat. Disini ada difinisi sosial yang menunjang tujuan seorang pemasar. Pemasaran suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Sedang definisi secara manajerial, Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.

Manajemen pemasaran merupakan untuk penting dalam perusahaan karena dapat menentukan keberhasilan dalam perusahaan. Definisi Pemasaran menurut Kottler dan Amstrong (2003:7) Pemasaran merupakan proses pemberian kepuasan terhadap konsumen untuk mendapatkan laba. Dua sasaran pemasaran utama adalah mendapatkan konsumen baru dengan menjanjikan nilai unggul dan mempertahankan konsumen saat ini dengan memberikan kepuasan.

Sedangkan Definisi Pemasaran menurut Swastha dan Sukotjo (1998:179) Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun potensial.

Dari definisi Pemasaran diatas dapat disimpulkan bahwa Pemasaran adalah proses penyampaian barang atau jasa kepada konsumen yang potensial dengan penetapan bauran pemasara yang tepat dengan memberikan nilai unggul kepada pelanggan dengan menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan dan memeberikan kepuasan. Pemasaran termasuk salah satu kegiatan perekonomian dan membantu


(28)

dalam menentukan harga barang atau jasa individu. Dalam kondisi pemasaran sekarang ini tanpa adanya pemasaran, organisasi sulit mencapai tujuan konsumsi yang memuaskan.

2. Pengertian Bauran Pemasaran

Marketing Mix (Bauran Pemasaran) merupakan suatu perangkat yang akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran bagi perusahaan dan semuanya ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada segmen pasar atau konsumen yang dipilih.

Bauran Pemasaran (Marketing Mix) menurut Swastha dan Sukotjo (1998:193) dapat diartikan kombinasi dari empat variabel kegiatan yang merupakan inti dari pemasaran perusahaan yakni setiap perusahaan harus mampu memikat konsumen, baik konsumen baru maupun konsumen lama yang potensial. Untuk menarik konsumen baru perusahaan dapat melakukan kegiatan promosi yang dapat dilakukan dalam berbagai pilihan media baik media elektronik maupun media cetak. Dengan kegiatan promosi diharapkan perusahaan memperoleh konsumen yang lebih baik. Kotler (2004:18) Mendefinisikan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya dipasar sasarannya. Kismono, Gugup mendefinisikan Bauran Pemasaran adalah kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yang terdiri dari strategi produk (Product), Harga (Price), Promosi (Promotion), dan Distribusi (Place). Mc Charty dalam Husein (2003:31) mengklasifikasikan alat-alat pemasaran itu menjadi empat kelompok luas yang disebut Empat-P (4P). dalam pemasaran yaitu:


(29)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi, yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Kismono, Gugup (2001:326) produk dalam istilah pemasaran adalah bentuk fisik barang yang ditawarkan dengan seperangkat Citra (Image) dan Servis (Service) yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan tertentu atau memberikan manfaat tertentu. Didalam produk terdapat bbeberapa atribut produk. Salah satunya adalah merek yang merupakan nama dari bentuk fisik suatu baran yang ditawarkan besera Citra (Image) yang menyertainya.

2. Harga (Price)

Harga adalah sejumlah nilai suatu produk atau jasa yang ditukarkan dalam bentuk moneter. Nilai yang terkandung didalam suatu produk dalam manfaat ini memiliki ini memiliki dan menggunakan suatu produk.

3. Promosi (Promotion)

Produk yang sudah jadi serta harga yang sudah ditentukan tahap selanjutnya adalah memperkenalkan kepada masyarakat dengan cara promosi sebagai suatu cara agar produk bisa dikenal oleh masyarakat luas. Kismono, Gugup (2001:314) promosi adalah sesuatu yang dilakukan pemasar untuk mempengaruhi pihak lain agar berpartisipasi dalam kegiatan pertukaran. Merupakan suatu usaha mengkomunikasikan informasi yang bermanfaat tentang sesuatu perusahaan aau untuk mempengaruhi pembeli potensial.

4. Distribusi (Place)

Setelah produk ditentukan harganya dan sudah dikenal masyarakat luas tugas pemasar selanjutnya adalah menyampaikan produk ketangan onsumen, sehingga


(30)

konsumen dapat menikmati produk yang mereka inginkan pada tempat dan wakt sesuai dengan yang mereka inginkan.

B. Periklanan

Periklanan merupakan salah satu kegiatan yang banyak dilakukan oleh perusahaan maupun perseorangan. Dengan periklanan perusahaan dapat mencapai sasaran dan dapat menyampaikan produknya apalagi ditengah perkembanga teknologi yang semakin pesat. Iklan melalui media elektronik dapat menjadi salah satu alternatif media periklanan. Dalam periklanan pihak yang memasang iklan (Disebut Sponsor) harus mengeluarkan sejumlah biaya atas pemasangan iklan kepada masyarakat sasaran. Berita inilah yang disebut iklan. Iklan bisa membantu perusahaan mencapai hampir semua sasaran komunikasi. Iklan merupakan sasaran ampuh untuk membangun kesadaran konsumen, iklan dapat befungsi sedagai media pendidikan dan informasi. Misalnya, digunakan untuk memberitahukan adanya penarikan suatu produk karena merugikan kesehatanseperti rokok dan minuman keras. Iklan tersebut tentunya harus dapat membujuk, membangun reputasi serta meyakinkan kepada siapapun yang telah membeli produk tersebut.

Dalam rangka memperkenalkan atau mempromosikan suatu produk agar mencapai sasaran yang telah ditentukan, iklan dapat menjadi suatu alternatif metode komunikasi yang sangat efektif karena bisa menjangkau audiens dalam jumlah besar. Kegiatan periklana dapat mempengaruhi penjualan dalam jangka pendek, namun apabila hal tersebut tidak segera terjadipenjualan pada hari iklan tersebut, berarti ada sesuatu yang tidak beres dengan iklan tersebut. Hal tersebut juga menandakan bahwa


(31)

pesan iklan tidak sampai kepada sasaran. Salah satu kekuatan terbesar periklanan yatu membangun dan mempertahankan nilai merek. Membangun nilai merek biasanya dilakukan pada produk yang masih baru dipasaran, sedangkan memeprtahankan nilai merek biasanya terjadi pada produk atau merek yang sudah terkenal. Iklan menggunakan suatu ide kreatif yang besar telah menjadi faktor terpenting untuk mempertahankan kelangsungan hidup merek. Disamping itu, iklan dapat memberikan nilai tambah dan prestise pada produk, merek dan perusahaan.

Menurut Joseph P Canon, dkk (2008: 426) Advertising is any paid form of non personal presentatioin of ideas, goods or services by an identified sponsor.

Sementara itu untuk tujuan pemasaran langsung,iklan juga bisa berfungsi sebagai tenaga pemasaran. Ia bahkan mampu mendorong konsumen untuk membeli suatu produk tanpa melihat atau mencobanya. Menurut Swastha dan Sukotjo (1998:223) Mendefinisikan periklanan adalah media komunikasi non individual dengan sejumlah biaya melalui berbagai media yang dilakukan perusahaan, lembaga non laba serta individu-individu. Sedangkan menurut Tom Branan (2005:51) Mendefinisikan Iklan sebagai sebuah pengiriman pesan melalui suatu media yang dibayar oleh pemasang iklan. Iklan merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi setiap lapisan atau anggota masyarakat. Ukuran yang digunakan juga sangat beragam, mulai dari Pers hingga iklan berwarna dengan ukuran raksasa.media yang sering digunakan juga sangat beragam mulai pers hingga kampanye yang membutuhkan anggaran besar ditelevisi nasional. Pemanfaatan iklan bisa menelan biaya dari iklan yang bernilai ratusan ribu saja hingga puluhan bahkan ratusan juta rupiah.


(32)

Menurut Ferdinan F Mauser dan David J Schward dalam bukunya American Bussiness mendefinisikan iklan sebagai berikut: “Advertising is any form of paid, impersonal presentation of goods, services, or ideas for the purpose or iducing people to buy or to act favorablion what is called to their attention”.

(Mengiklankan produk adalah suatu bentuk bayaran presentasi personal atas barang-barang, jasa, atau ide-ide dengan jutuan membujuk konsumen untuk membeli atau berperilaku menguntungkan untuk menarik perhatian konsumen). Sedangkan menurut Frank Jefkins (1997:15) Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran dalam melakukakn periklanan hal yang harus diperhatikan bahwa kegiatan tersebut jangan hanya memberikan informasi semata tetapi juga harus mampu membujuk untuk melakukan pembelian. Kalau dalam kegiatan periklanan hanya mampu memberikan informasi semata tanpa mampu membujuk untuk membelinya meka perusahaan mengalami kerugian karena tujuan akhir dari kegiatan iklan tersebut adalah mempengaruhi perilaku konsumen agar mau melakukan pembelian. Untuk iti sebuah iklan harus dirancang dengan menarik agar dapat mempengaruhi perilaku konsumen sasarannya.

1. Tujuan Periklanan

Tujuan periklanan yang terutama adalah menjual atau meningkatkan penjaulan berang atau jasa. Adanya kegiatan periklanan sering mengakibatkan penjaulan dengan segera, meskipun banyak juga penjualan yang baru, terjadi pada waktu mendatang.

Menurut Swastha dan Sukotjo (1998) tujuan lain dari periklanan adalah : 1. Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi yang lain


(33)

2. Mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai oleh salesman dalam jangka tertentu.

3. Mengaakan hubungan penyalur, misalnya dengan mencatumkan nama dan alamtnya.

4. Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik langgan baru 2. Media Periklanan

Untuk mencapai audiens sasaran, para pengiklan akan mempergunakan jenis media baik media elektronik maupun media cetak. Pemilihan jenis media yang akan digunakan merupakan salah satu keputusan penting bagi sponsor. Secara umum media yang tersedia dapat dikelompokkan menjadi media cetak. Media elektronik, media luar ruangan dan media ini bawah.

1) Media cetak yaiitu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan dengan sejumlah kata, gambar atau foto baik dalam tata warna maupun hitam putih. Bentuk iklan dalam media cetak biasanya berupa iklan baris, iklan display, suplemen, pariwara dan iklan layanan masyarakat. Jenis media cetak tersendiri atas:

a. Surat kabar

Surat kabar ini merupakan media periklanan yang dapat mencapai masyarakat luas karena harganya relative lebih murah. Surat kabar memungkinkan kita menyampaikan pesan lebih panjang ketimbang TV dan radio.

b. Majalah

Dapat dikatakan bahwa pembaca majalah ini relative selektif atau terbatas dibandingkan dengan surat kabar. Tidak semua orang ingin membaca majalah,


(34)

biasanya biaya iklan dimajalah lebih mahal daripada surat kabar, namun dapat dinikmati lebih serta dapat mengemukakan gambar berwarna yang lebih menarik.

c. Tabloid, brosur, selebaran dan lain-lain

2) Media Elektronik yaitu media yang menggunakan teknologi elektronik dan hanya bisa digunakan bila ada jasa transmisi siaran. Bentuk iklan dalam media elektronik biasanya berupa sponsorship, iklan partisipasi (disisipkan ditengah-tengah film atau acara), pengumuman acara atau film, iklan layanan masyarakat dan lain-lain.

a. Televisi

Televisi dapat digunakan baik sebagai media nasional media regional. TV sangat fleksibel dalam menyampaikan pesan sponsor. Mulai dari pemilihan waktu sampai adanya jaminan penyampaian ulasan berita secara khusus untuk audiens tertentu. TV merupakan media paling potensial diantara media lainnya kareja jangkauan lebih luas.

b. Radio

Radio sebagai media yang hanya bisa dinikmati melalui pendengaran saja. Radio dapat menjangkau daerah yang luas dan dapat diterima oleh segala lapisan masyarakat sampai pelosok desapun sekarang masyarakat desa sudah banyak yang memiliki radio.

3) Media Luar Rauangan yaitu media iklan (biasanya berukuran besar) yang dipasang ditempat-tempat terbuka seperti dipinggir jalan, dipusat keramaian atau tempat khusus lainnya seperti di dalam bis kota, pagr tembok dan


(35)

sebaginya. Jenis media luar ruangan meliputi billboard, baleho, poster, spanduk, umbul-umbul, balon raksasa.

4) Media Lini Bawah yaitu media-media minor yang digunakan untuk mengiklankan produk. Umumnya ada empat macam media yang digunakan dalam media ini bawah (Kasali, 1992, p. 142), yaitu

a. Pameran

Umumnya pameran terdiri atas 2 jenis yaitu pameran sambil berdagang dan pameran tanpa berdagang.

b. Direct Mail

Direct mail merupakan segala bentuk periklanan yang digunakan untuk menjual barang secara langsung kepada konsumen, baik melalui surat, kupon yang disebarkan diberbagai media cetak maupun melalui telepon.

c. Point of Purchase

Point of purchase merupakan display yang mendukung penjualan, dengan tujuan memberi informasi, mengingatkan, membujuk konsumen untuk membeli secara langsung dan menjajakan produk.

d. Marchandising Schemes

Merchandising Schemes berguna untuk mempertahankan pembelian lewat celah-celah yang dilupakan. Mislanya konsumen berbelanja diberikan hadiah ekstra, potongan harga yang dicetak pada kemasan dan kupon hadiah yang langsung dapat ditukarkan.


(36)

Kalender merupakan salah satu media ini bawah yang sangat populer. Karena kalender memiliki berbagai fungsi diantaranya sebagai penanggalan, untuk mencatat janji-janji dan lain-lain. Kalender yang banyak dijumpau antara lain kalender dompet, kalender meja, kalender buku (agenda), kalender dinding dan kalender perdagangan dan kalender harian.

C. Merk

1. Pengertian Merk

Di dalam Merk terkandung berbagai muatan yang memberi makna pada produk bersangkutan. Merek indentik dengan produknya sendiri dan menjadi senjata ampuh bagi kesukses sebuah produk dalam merebut pasar. Merk dapat dipakai sebagai alat untuk menciptakan pandangan tertentu dari pembeli baik melalui periklanan maupun melalui kegiatan promosi lainnya. Menurut Swantha dan Sukotjo (1995:199) Merk (Brand) adalah suatu nama, istilah, symbol, atau desain (rancangan), pengenal barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang-barang yang dihasilkan oleh pesaing.

Menurut kamus istilah pemasaran (Besty-ann Toffler dan Jane Imber: 2002) mendefinisikan Merk adalah tanda, symbol, kata atau kombinasi dari semua itu yang membedakan produk atau jasa perusahaan lain.

Merek adalah nama, sebutan, tnda, lambang atau kombinasinya yang dipakai penjual mengenai daro merk barang atau jasa penting (kamus manajemen, 1994) atau dapat diartikan sebagai metode untuk mengidentifikasikan dan membedakan berbagai produk dari pesaing (Jeff Madura, 2001:101). Sedangkan menurut Asosiasi


(37)

Pamasaran Amerika (AMA) (Marketing Magazine/09/V/September 2005:20) Mendefinisikan bahwa “Merk adalah sebagai nama, isitilah, tanda, symbol atau desain atau kombinasi dari hal tersebut yang dimaksudkan untuk membedakannya dari barang atau jasa yang disediakan pesaing”.

Brand atau Merk adalah nama, istilah, tanda, symbol atau rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut, yaitu dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual untuk membedakannya dari pesaing.

Menurut Joseph P Canon, dkk ( 2008: 237) Branding means the use of a name, term, symbol, or design or a combination of these identity a product.

Definisi diatas menunjukan bahwa pada awalnya Brand diperlukan untuk membedakan dalam memasarkan suatu produk dengan produk lainnya yang sejenis. Selanjutnya Merk memegang peranan yang cukup lainnya yang sejenis, selanjutnmya Merk memegang peranan yang cukup penting dalam pemasaran, yang artinya tidak sekedar sebagai ciri atau identitas suatu produk yang mampu mendiferensiasikan terhadap produk pesaing, Merk juga merupakan janji penjual untuk secara konsistensi menyampaian serangkaian ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada para pembeli. Merek berkaitan erat dengan perseosi, sehingga pesaingan yang terjadi antar perusahaan adalah pertarungan persepsi dan bukan sekedar pertarungan produk. Merek yang baik juga menyampaikan jaminan tambahan berupa jaminan kualitas.

Keller (1993) berpendapat bahwa pemahaman terhadap isi dan struktur suatu Merk penting dilakukan, karena mereka mempengaruhi munculnya ingatan ketika konsumen berfikir tentang suatu merk. Tanggapan konsumen adalah kesadaran Merk (dalam hubungannya dengan pesan dan pengenalan Merk), kebaikan, kelemahan dan Keunikan asosiasi merk dalam ingatan konsumen.


(38)

Merk merupakan suatu identitas suatu produk dari nama merek yang digunakan suatu produk konsumen bisa memakai produk tersebut baik atau tidak, merek mengidentifikasi sumber atau pembuat dan memungkinkan konsumen baik individual atau organisasi untuk menetapak tanggung jawab pada pembuat atau distributor tersebut. Konsumen bisa mengevaluasi produk tersebut identik secara berbeda, tergantung pada bagaimana produk tersebut diberi merek. Konsumen belajar tentang merek melalui pengalaman masa lalu dengan produk dan program pemasarannya. Mereka menemukan merek mana yang memuaskan kebutuhan mereka dan mereka yang tidak memuaskan kebutuhannya.

Merek dapat menandakan suatu tingkat mutu tertentu, sehingga pembeli puas dapat lebih mudah memilih produk. Kesetiaan merek memberikan kemampuan untuk diramal dan keamanan permintaan bagi perusahaan sekaligus menciptakan hambatan perusahaan permintaan bagi perusahaan sekaligus menciptakan hambatan perusahaan lain memasuki pasar. Menurut Asosiasi pemasaran yang dikutip oleh Killer (2007) mendefinisikan meek (brand) sebagai “nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengedintifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dna mendeferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing.

Merek tersebut dapat dipakai sebagai alat untuk menciptakan pandangan tertentu dari pembeli baik melalui periklanan maupun melalui kegiatan promosi lainnya. Pandangan tersebut didasarkan pada pengalaman masa lalu baik pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong


(39)

(2001:349) mendefinisikan merek adalah suatu nama, kata, tanda, simbol atau desain atau kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasikan pembuatan atau penjualan.

Dari definisi tentang merek tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk membedakannya dari produk yang dihasilkan oleh pesaing. Konsumen melihat merek sebagai bagian produk yang penting dan merek dapat menambah nilai produk. Nama merek membantu konsumen mengidentifikasi produk yang memberikan manfaat bagi mereka, merek juga memberitahu konsumen seberapa tinggi kualitas produk. Konsumen yang selalu memberi merek yang sama setiap kali mereka melakukan pembelian. Merek juga memberikan keuntungan bagi penjual. Nama merek menjadi dasar utama dalam mengenali kualitas khusus yang dimiliki produk tersebut.

2. Unsur Merk

Unsur merek adalah alat yang memberi merk dagang yang berfungsi mengidentifikasi dan membedakan merk. Menurut Kotler dan Killer (2006:341) ada enam criteria dalam memilih Merk yaitu :

a. Dapat diingat, seberapa mudah merk dapat diigat oleh konsumen

b. Bermakna, sejauh mana unsure merk dapat dipercaya dan sugesti terhadap kategori yang berhubungan

c. Disukai, bagaimana konsumen menemukan unsure merk itu menarik secara estetis, apakah disukai secara visual, verbal ataudalam hal lain. d. Dapat diubah, dapatkah unsure merk digunakan untuk memperkenalkan


(40)

Merk mempercaya ekuitas Merk sepanjang batas geografis dan segmen pasar sasaran

e. Dapat diadaptasi, bagaimana cara mengadaptasikan dan memutakhirkan merk itu

f. Dapat dilindungi, bagaimana cara melindungi unsure merk itu secara hukum, sejauhmana dapat dilindungi dari pesaingnya apakah mudah ditiru.

3. Manfaat Pemerkan (Branding)

Pemerekan (Branding) atas suatu produk memberikan manfaat baik bagi pembeli maupun bagi penjual.

a. Manfaat bagi pembeli

1. Membantu mengidentifikasi produk-produk yang disukai dan tidak disukai

2. Branding mempermudah dalam pengenalan produk baru yang memuat nama salah satu dari beberapa produk yang sudah ada

3. Membantu usaha promosi perusahaan

4. Melalui Branding (pemerekan) akan membantu mengusahakan loyalitas pelanggan pada merek

Konsep dasar Branding dapat dilakukan dengan menggunakan dasar fungsi produk ( Funcional) atau citra brand ( Brand image). Pilihan sebuah konsep brand dipengaruhi oleh asumsi produsen atas tiga faktor: jenis produk itu sndiri, intensitas persaingan, dan bagimana konsumen memilih dan mengkonsumsi produk. Suatu


(41)

brand image dibangun denganmenciptakan citra dari suatu produk. Konsumen bersedia membayar lebih tinggi dan menganggapnya berbeda karena brand ini memancarkan asosiasi citra tertantu. Para perancang image dari brand berusaha memnuhi hasrat konsumen untuk menjadi bagian dari kelompok sosial tertentu yang lebih besar dan dipandang terhormat oleh orang lain, atau untuk mendefinisikan diri menurut citra yang diinginkan. Brand Image menjadi pilihan pada saat persaingan sudah menjadi taraf dimana produk-produk yang ditawarkan sudah tidak lagi memiliki perbedaan.

4. Ekuitas Merk (Brand Equity)

Selain untuk memudahkan proses identifikasi dan diferensiasi antara satu produk dengan pilihan produk lainnya Merk mempunyai fungsi penting lainnya, yaitu sebagai factor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen di dalam memilih suatu produk, baik berupa barang maupun jasa yang akan dikonsumsi.

Menurut Joseph P Canon, dkk ( 2008: 251) Brand the value of a brand’s overall strength in the market.

Suatu merk dapat mempengaruhi perilaku konsumen berdasarkan persepsi yang terbentuk di dalam benak konsumen mengenai brand image atau kesan merk yang dimiliki oleh merk tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan pengelolaan terhadap Brand Image, alasna lain yang turut mendukung bahwa Brand Image perlu diperhatikan adalah kenyataan bahwa Brand Image pada akhirnya akan mempengaruhi brand equity yang dimiliki oleh suatu merk untuk melihat pengaruh brand image tersebut perlu untuk diketahui terlebih dahulu mengenai pengertian Brand Equity.


(42)

Brand Equity concept atau konsep ekuitas merk dikemukakan oleh pakar merk dari Universitas California di Berkeley (Amarika Serikat) David A Aaker, yang menyatakan bahwa Brand Equity merupakan satu et brand asset dan liability yang berhubungan dengan sebuah merk, nama dan symbol yang disediakan sebuah produk atau servis terhadap seorang konsumen. Brand Equity yang tinggi memberikan sejumlah keuntungan kompetitif antara lain:

1. Perusahaan akan menikmati biaya pemasaran yang lebih kecil karena tingkat kesadaran dan kestiaan merk konsumen yang tinggi.

2. Perusahaan akan mempunyai pisusu yang lebih kuat dalam negosiasi dengan distributor dan pengecer karena pelanggan mengharapkan mereka menyediakan merk tersebut.

3. Perusahaan dapat mengenakan harga yang lebih tinggi dari pesaingnya karena merk tersebut memiliki kualitas yang diyakini lebih tinggi.

4. Perusahaan dapat lebih mudah meluncurkan perluasan merk karena merk tersebut memiliki kredibilitas tinggi.

5. Merk tersebut memberikan pertahankan terhadap persaingan harga yang tajam.

Oleh sebab itu suatu merk perlu dikelola dengan cermat agar Brand Equity tidak mengalami penyusutan. Ini membutuhkan pemeliharaan atau peningkatan kesadaran merk, kualitas dan fungsi yang diyakini dari merk itu, Asosiasi merk yang positif, dan lain-lain secara terus menerus.


(43)

Kesan merk (Brand Image) adalah merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan ingatan akan suatu merk tertentu. Brand Image terbentuk di dalam benak konsumen, yakni dimana konsumen menangkap dan menerjemahkan sinyal-sinyal yang dikirim oleh suatu merek melalui produknya, yaitu berdasarkan atribut karakteristik atau identitas fisik merk itu sendiri, seperti nama, symbol dan slogan sinyal itu kemudian dikirim dan disosialisasikan kepada konsumen melalui program komunikasi merk. Brand Image dimensi kedua dari pengetahuan tentang merek yang berdasarkan konsumen adalah citra dari sebuah merek. Citra merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dalm benak konsumen ketika mengingat suatu merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemukiran atau citra tertentu yang dikaitakn dengan suatu merek, sama halnya ketika kita berfikir tentang orang lain. Asosiasi ini dpaat terkonseptualisasi berdasarkan jenis, dukungan, kekuatan, keunikan. Jenis asosiasi merek meliputi atribut, manfaat dan sikap. Atribut terdiri dari atribut produk, misalnya warna dan ukuran serta atribut yang tidak berhubungan dengan produk, misalnya harga, pemakai dan citra perusahaan. Sedangkan manfaat mencakup manfaat secar fungsional dan manfaat secara simbolis serta manfaat berdasarkan pengalaman

6. Strategi membangun Merek

Strategi membangun merek dapat pula mengandalkan merek. Ekuitas merek berdasarkan perspektif konsumen atas merek tersebut dan menyimpannya dalam memori perspektif konsumen adalah pengenalan konsumen atas merek tersebut dan menyimpannya dalam memori mereka beserta asosiasi merek yang mendukung, kuat dan unik. Ekuitas merek berdasarkan perspektif konsumen terdiri dari kesadaran


(44)

merek (Brand Awareness) dan citra merek ( Brand Image). Kesadaran merek merupakan kemampuan merek untuk mucul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan.kesadaran merek merupakan dimensi dasar dalam ekuitas merek. Sebuah merek tidak mempunyai ekuitas sampai konsumen menyadari keberadaan merek tersebut. Merek baru harus mampu mencapai kesadaran merek dan mempertahankan kesadaran merek harus dilakukan semua merek.

Tingkat kesadaran merek terdiri dari kenal akan merek sebagai kesadaran yang cenderung dangkal dan mengingat merek sebagai kesadaran yang lebih dalam. Citra merek merupakan jenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut dapat mucul dalam bentuk citra atau pemikiran tertentu yang dikaitakn dengan suatu merek. Asosiasi ini dapat dikonseptualkan berdasarkan jenis, dukungan, kekuatan dan keunikan. Jenis asosiasi merek meliputi atribut, manfaat dan sikap. Atribut terdiri dari atribut yang berhubungan dengan produk, misalnya harga , pemakai dan citra penggunanya. Sedangkan manfaat mencakup manfaat secara fungsional, manfaat secara simbolis dan manfaat berdasarkan pengalaman.

Untuk meningkatkan ekuitas merek dilakukan melalui pemilihan nama merek atau logo yang baik. Usaha yang paling sering dilakukan melalui program pemasaran dan komunikasi pemasaran agar tercipta asosiasi yang mendukung, kuat dan unik dibenak konsumen antara merek dan atribut atau manfaatnya. Produk berkualitas tinggi dan mempresentasikan nilai yang potensial mempunyai ekuitas merek yang


(45)

tinggi membutuhkan usaha komunikasi pemasaran yang efektif dan konsisten untuk membangun dan mempertahankan ekuitas merek.

D. Kualitas Produk 1. Pengertian Produk

Menurut Tjiptono (1995:76) produk adalah pemahaman subyektif dari pridusen atas sesuatu sebagai usaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Sofyan Assauri yang dikutif oleh Arif Isnaini (2005). Mendefinisikan produk adalah barang atau jas ayang dihasilkan untuk digunakan oleh konsumen guna memenuhi kebutuhan dna memberikan kepuasan.

Menurut Joseph P Canon, dkk ( 2008: 237) product means the need satisfaying offering of a firm. Sedangkan Quality menurut Joseph P Canon, dkk ( 2008: 251) Quality means a product’s ability to satisfy a cuntomer’s need or requirment.

Definisi produk menurut William J Stanton yang dikutip oleh Arif Isnaini (2005) produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (Tangible), dan tidak hanya nyata (intangible), di dalamnya sudah termasuk warna, harga kemasan, prestige pabrik, prestige pengencer dan pelayanan dari pabrik serta pengencer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya.

Menurut kamus istilah pemasaran (Besty-ann dan Toffler, 2002:863) merupakan sesuatu objek, jasa, kegiatan, seseorang, tempat, organsiasi atau gagasan yang mempunyai manfaat dan dapat ditawarkan kesuatu pasar untuk memenuhi kebutuhan dn keinginan. Sedangkan menurut (Teguh Budiarto 1993:62) produk adalah pemahaman prosedur sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen.


(46)

Dari dedinisi di atas dapat disimpulkan bahwa produk merupakan alat pemenuhan kebutuhan, baik yang nyata maupun yang tidak nyata yang di dalam mengkonsumsinya konsumen mengharapkan kepuasan.

Mutu produk didasrkan atas dasr cara pandang konsumen atas suatu produk. Ditinjau dari sudut pandang pemasaran mutu produk adalah kemampuan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan konsumen, mutu produk tidak bisa dilihat hanya dengan melihat tampilannya saja tapi mutu suatu produk bisa dilihat dari manfaat yang diberikan. Pengertian produk menurut Philip Kotler (2004:448) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kesuatu pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan.

Produk merupakan unsur penting dari pemasaran karena merupakan tawaran nyata kepada konsumen dalam kegiatannya, yang meliputi kemasan, wujud produk, dan pelayanan. Tanpa adanya produk, maka tidak akan ada yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

2. Pengklasifikasian Barang 1. Klasifikasi barang konsumen

Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen sendiri. Umumnya barang konsumen dilasifikasikan menjadu empat yaitu :

a. Convenience goods

Convenience goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian yang tinggi, dibutuhkan dalam waktu segera, dan


(47)

hanya memerlukan usaha yang minim dalam membandingkan dan pembeliannya.

b. Shopping goods

Shopping Gods adalah barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternative yang terjadi. Kriteria perbandingan tersebut meliputi diantra berbagai alternative yang terjadi, kriteria perbandingkan tersebut meliputi harga, kualitas dan model masing-masing barang.

c. Specialty goods

Specialty goods adalah barang-barang yang memiliki karakteristik dan atau identifikasi merk yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khsuus untuk membelinya.

d. Unsought goods

Unsought goods merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen ataupun kalau diketahui tetapi pada umumnya tidak terpikirkan untuk membelinya.

2. Klasifikasi Barang Industri

Barang industri adlah barang yang dikonsumsi oleh industriawan untuk keperluan lain yang untuk diubah dan untuk kembali. Barang industri dapat diklasifikasikan berdasarkan peranannya dalam proses produksi dan biaya relatifnya. Ada tiga kelompok barang industri yang dpat dibedakan (Koltler, 1994:436-438)


(48)

Yang tergolong dalam kelompok ini adalah barang yang seluruhnya atau sepenuhnya masuk ke dalam proses produk jadi.

b. Capitals Items

Capitals items adalah barang-barang tahan lama (Long Lasting) yang memberi kemudahan dalam mengembangkan dan atau mengelola produk jadi. Mislanya bangunan serta berbagai peralatan yang menunjang dalam proses produksi.

c. Supplies and Service

Yang masuk dalam kelompok ini adalah barang-barang tidak tahan lama (Short Lasting) yang memberi kemudahan dalam mengembangkan dan atau mengelola keseluruhan produk jadi.

3. Tingkat Produk

Untuk merencanakan penawaran produk kepada konsumen, produsen perlu mengetahui tingkatan dari produk tersebut. Menurut Kotler (2002) terdapat lima tingkatan produk yaitu :

a. Manfaat inti (Core Benefit)

Yaitu manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli oleh konsumen. Pemasar harus memandang dirinya sendiri sebagai manfaat. Mislanya seorang penumpang pesawat terbang membeli kenyamanan dalam perjalanan.


(49)

Pada level kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar. Mioslanya sebuah kamar hotel mencakup tempat tidur, kamar mandi, handuk, meja tulism meja rias, dan lemari pakaian. c. Produk yang diharapkan (Expected Product)

Yaitu serangkaian atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan oleh pembeli ketika mereka membeli produk tersebut. Mislanya seorang penumpang pesawat dapat mengharapkan penerbangan yang nyaman, tempat duduk yang nyaman, pelayanan yang ramah, lingkungan yang bersih.

d. Produk yang ditingkatkan (Aughmented Product)

Pada level keempat pemasar menyiapkan produk yang ditingkatkan yang melampaui harapan pelanggan. Misalnya agen penjual tiket pesawat dapat meningkatkan produknya dengan menyertakan kemudahan dalam pemesanan tiket.

e. Produk Potensial (Potensial product)

Mencakup semua peningkatan dan transformasi yang pada akhirnya akan dialami oleh produk tersebut di masa depan. Pada level inilah perusahaan secara agresif mencari berbagai car abaru untuk memuaskan konsumennya dan membedakan tawarannya.

4. Pengertian Kualitas

Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda mengenai kualitas produk. Karena kualitas produk. Karena kualitas produk mempunyai banyak criteria


(50)

dan sangat tergantung pada konteksnya. Menurut Yamiz (2001:7), pengertian kualitas produk yang dikutip dari tiga pakar kualitas internasional adalah :

1. W. Edwads Deming, mendefinisikan kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.

2. Philip B Crosby, mempersepdikan kualitas sebagai nilai nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan.

3. Joseph M. Juran, mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi.

Kualitas produk suatu perusahaan merupakan hal yang penting karena persepsi konsumen terhadap suatu produk bentuk melalui kualitas produk dalam memuaskan kebutuhan konsumen. Untuk mempertahankan pelanggan baik pelanggan baru maupun pelanggan potensial sebuah perusahaan harus menciptakan produk yang berkualitas sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat dai suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhannya. Jadi suatu produk dapat dikatakan berkualitas apabila dapat memenuhi kebutuhan. Apabila konsumen merasa puasa maka produk tersebut dapat dikatakan berkualitas. Tetapi apabila sebaliknya, konsumen merasa suatu produk tidak dapat memenuhi kebutuhan maka produk tersebut dikatakan tidak berkualitas.

Kotler dan Amstrong (2003:347) mendefinisikan kualitas produk adalah kemampuan satu produk untuk melakukan fungsi-fungsintya, kemampuan itu meliputi daya tahan, keandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan dioperasikan dan diperbaiki dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan.


(51)

Sedangkan menurut Heizer dan Render (2005:253) mendefinisikan kualitas sebagai kemampuan suatu prdoduk atau jasa memenuhi kebutuhan pelanggan. Sedangkan kualitas sebagaimana yang diambil oleh American Society for Quality adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa yang mampu memuaskan kebnutuhan konsumen baik yang terlihat atau yang tersamar.

Dalam setiap promosinya perusahaan akan selalu memperlihatkan kualitas produk yang dihasilkan. Menurut Heizer Rinder yang dikutip oleh Sarbi Djafri (1999), secara uum konsumen memandang kualitas suatu barang atau jasa dari enam dimensi, yaitu :

a. Operasi

Kualitas menurut konsumen dilihat dari bekerjannya atau operasinya produk setelah produk dipakai.

b. Keandalan dan ketahanan

Dalam hal ini kualitas menggambarkan kemungkinan suatu produk gagal atau menjadi cepat buruk atau rusak.

c. Kesenian

Kualitas dalam hal ini sangat berhubungan dengan tingkat dimana suatu produk memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

d. Pelayanan

Dimensi ini mengacu pada keramahan, kecepatan serta ketelitian dalam perbaikan.


(52)

Dimensi kualitas ini lebih subyektif sifatnya, lebih menggambarkan perasaan pribadi, seperti variabel sentuhan, suara dan bau.

E. Keputusan Pembelian

Keputusan membeli yang dilakukan oleh konsumen dipengaruhi oleh beberapa factor, demikian pola konsumen, konsumen terbentuk karena pengaruh lingkungan seperti (Buchari Alma 2004:97).

a. Kebudayaan (Culture)

Kebudayaan diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya dengan demikian selera seorang individu akan mengikuti pola selera yang dilakukan oleh nenek moyangnya.

b. Kelas social (Social Class)

Ini merupakan kelompok mempunyai tingkat tertentu, yang memiliki nilai dan sikap yang berbeda dari kelompok tingkat lainnya.

c. Keluarga (Family)

Keluarga merupakan lingkungan terdekat dengan individu dan sangat mempengaruhi nilai-nilai serta perilaku seseorang dalam mengkonsumsi barang tertentu.


(53)

Klub-klub seperti ini ialah klub arisan ibu-ibu, klub olahraga, klup rekreasi, klup profesi. Referensi group ini bisa merupakan group primer, sekunder atau pemberi aspirasi. Group primer adalah para anggota yang saling berkomuniksi satu sama lainnya, group sekunder adalah organsiasi yang tidak terlalu banyak berinteraksi, tatap muka dengan individu seperti organsiasi serikat pekerja, organsiasi keagamaan sedang group aspirasi adalah seseorang yang memberi aspirasi para indovidu untuk memiliki sesuatu.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Konsumen pembelian oleh konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor budaya, kepribadian, sosial, psikologi, sebagian besr faktor itu tidak bisa dikendalikan oleh pemasaran, tetapi harus diperhitungkan sebagai karakteristik yang mempengaruhi perilaku pembelian (Kismoro, gugup 2001:315)

1. Faktor budaya

Budaya merupakan penentu yang paling fundamenyal dalam membentuk keinginan dan perilaku seseorang. Anak yang dibesrkan dalam 5 buah masyarakat mempunyai nilai-nilai dasar, persepsi, perilaku melalui proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga lainnya. Kondisi sub budaya juga dipengaruhi turut berperan dalam pembentukan perilaku seperti kelompok, keagamaan, suku bangsa dan wilayah geografis, sementara itu kelas, sosial dalam masyarakat yang memiliki karakteristik nilai, minat dan tingkah laku yang sama, mempunyai beberapa dikantor yang ikut mmebentuk masyarakat, pendapat-pendapat wilayah tempat tinggal.


(54)

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, status dan peranan sosial dalam masyarakat, kelompok referensi memberi pengaruh secara langsung bagi pembentukan sikap dan prilaku kons sedangkan keluarga mereka sumber organsiasi dimana seseorang akan terlibat dalam pengambilan keputusan.

3. Faktor kepribadian

Setiap orang memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda-beda sehingga berpengaruh terhadap tingkah lakunya. Pekerjaan dan keadaan ekonomi seseorang erat kaitannya dengan pola konsumsi dan pilihan produk. Hal tersebut juga membentuk suatu gaya hidup yang merupakan pola hidup seseorang sehari-hari yang dinytakan dalam kegiatan ekonomi minat dan opini.

4. Faktor psikologi

Dilihat konsumsi seseorang secara psikologis untuk faktor motivasi, persepsi, pembelajaran serta keyakinan dan sikap motivasi terbentuk karena dorongan seseorang untuk mengejar kepuasan. Kepastian pembelian oleh konsumen merupakan suatu keputusan akhir diserangkaikan proses-proses sebelumnya, mulai dari persepsi tentang situasi. Proses pembelajaran melalui perubanahn pribadi maupun orang lain. Sampai pada keyakinan dan sikap terhadap perilaku yang akan dilakukannya. Tahap itulah yang secara psikologis membentuk perilaku dan sikap seseorang dalam menkonsumsi.

Perilaku konsumen adalah hasil interaksi antara kepribadian dan situasi. Situasi yang relatif sama dalam kurun waktu tentang menghasilkan pola perilaku tentang yang disebut gaya hidup. Maka dapat diibaratkan bahwa prilaku Hons adalah


(55)

sebuah phon, budaya adalah batangnya kepribadian adalah dahannya dan gaya hidupnya adalah rantingnya.

2. Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian 1. Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal maupun eksternal individu.

2. Pencarian informasi

Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Pencarian informasi suatu produk bisa diperoleh dari sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga), sumber komersial (jklan, wiraniaga, penyalur), sumber publik (media massa), sumber pengalaman (penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk). Melalui pengumpulan alternatif, konsumen mengetahui tentang merek-merek yang bersaing dan keistimewaan merek tersebut.

3. Evaluasi alternatif

Para konsymen memiliki sikap yang berbeda dalam memandang atribut yang dipandang rlevan dan penting. Mereka akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya.


(56)

Dalam tahap evaluasi. Dalam melaksanakan niat membeli konsumen dapat membuat 5 sub keputusan pembelian. Diantranya keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan pembayaran.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli produk konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidak puasan tertentu. Kepuasan pembeli merupakan seberapa dekat harapan pembeli atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah dari pada harapan maka pelanggan akan kecewa, jika ternyata sesuai harapan pelanggan puas, jika melebihi harapan maka pembeli akan sangat puas.

Hal ini sangat ditentukan oleh pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk yang ia beli. Apakah ia akan puas atau kecewa. Jadi tergantung pada jarak ekpektasi dengan kenyataan yang dihadapi. Jika kenyatannya ia tidak puas maka ia akan kecewa, jika sesuai antara apa yang diharapkannya dengan yang dialami berarti puas, dan jika kenyatannya lebih bagus dari yang ia harapkan mak aia akan sangat gembira.

F. Kerangka Pemikiran Konseptual

Persaingan yang semakin tajam dalam dunia usaha menjadi hal tang tidak dapat dihindari. Pemenang dari persaingan ini adalah perusahaan yang mampu memberikan produk yang mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.


(57)

Setiap perusahaan harus mampu menarik konsumen baru setiap saat dan harus mampu mempertahankan pelanggan yang suda ada. Karena mempertahankan pelanggan lebih sulit dan memerlukan biaya yang tidak sedikit dari pada menarik pelanggan lebih sulit dan memerlukan biaya yang tidak sedikit dari pada menarik pelanggan lebih sulit dan memerlukan biaya yang tidak sedikit dari pada menari pelanggan baru. Sesungguhnya persaingan yang terjadi antar perusahaan adalah pertarungan persepsi bukan sekedar pertarungan produk. Merk yang baik juga menyampaikan jaminan tambahan berupa jaminan kualitas. Persepsi yang baik oleh konsumen akan memberikan image yang baik pula terhadap produk. Sebaliknya konsumen memberikan persepsi yang buruk terhadap produk maka akan berakibat buruk terhadap produk. Maka perusahaan harus memberikan produk yang berkualitas yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Untuk menimbulkan tingkat kesadaran merk (Brand Awareness) salah satu strateginya yaitu mempromosikan produk dan mebujuk konsumen untuk mengkonsumsi produk, dan memahami akan beradaan suatu prosuk dipasar. Dalam mempromosikan suatu produk perusahaan harus memilih media yang harus digunakan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Agar tepat pada sasaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Agar tepat pada sasaran yang ditujukan konsumen bersedia melakukan pembelian terhadap peroduk sasaran yang tujuan konsumen bersedia melakukan pembelian terhadap produk yang dipromosikan.


(58)

IKlan Brand Image Kualitas Produk

Uji Validitas dan Reliabilitas Keputusan Pembelian

Regresi linear berganda Uji Asumsi Klasik:

1. Autokorelasi 2. Multikolinearitas 3. Heteroskedastisitas 4. Normalitas

Uji Hipotesis: 1. Uji t (Parsial) 2. Uji f (Simultan) Pepsodent

Kesimpulan Model regresi linear


(59)

Gambar: 2.6

Kerangka pemikiran Konseptual

G. Penelitian Terdahulu

Dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Diana Fardina yang membahas tentang “Analisis pengaruh kreativitas tayangan iklan dan pelayanan penjualan terhadap keputusan pembelian produk Suzuki”, dengan hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh yang signifikan sebesar 77,3% berdasarkan koefisien determinasi, dapat disimpulkan bahwa pengaruh iklan dan pelayanan penjualan terhadap keputusan pembelian produk Suzuki sebesar 59,8% dan selebihnya 40,2% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ridwan yang membahas tentang “Analisis pengaruh kualitas produk dan Brand Image terhadap keputusan pembelian Ban Radial Bridgeston, dengan probalitas 0,000< 0,05, maka kesimpulannya adalah kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian ban, sedangkan nilai t hitung untuk Brand Image adalah 0,551 dengan probabilitas (signifikansi) 0,583 < 0,05, maka kesimpulannya brand image berpengaruh terhadap keputusan pembelian ban.

Nilai f hitung aalah 13,494 sedang f tabel adalah ( 0,05, nume rator = 2, denumerator = 97) adalah 3,07. jadi 13,494 > 3,07, kesimpulannya kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian ban, kedua variabel tersebut berguna untuk memprediksi keputusan pembelian. R square (indeks determinasi) adalah 0,28, kondisi ini menunjukkan pengaruh kualitas produk dan Brand Image terhadap


(60)

keputusan pembelian adalah sebesar 22% sisanya 78% dijelaskan oleh variabel lain diluar analisis tersebut.

Berdasarkan penelitian tersebut di atas penelitian ini membahas tentang analisis pengaruh iklan, brand image dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian Pepsodent. Dengan hipotesis bahwa ketiga variabel tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan keputusan pembelian.

H. Hipotesis

1. Ho : 1 = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara iklan (X1) keputusan pembelian (Y) pepsodent.

Ha : 1 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara iklan (X1) dengan keputusan pembelian (Y) pepsodent

2. Ho : 2 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara brand image (X2) dengan keputusan pembelian (Y) pepsodent.

Ha : 2 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara brand image (X2) dengan keputusan pembelian (Y)

3. Ho : 3 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan kualitas produk (X3) dengan keputusan pembelian (Y) pepsodent.

Ha : 3 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas produk (X3) dengan keputusan pembelian (Y) pepsodent.

4. Ho : = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara iklan (X1), brand image (X2) dan kualitas produk (X3) secara bersamaan ( simultan) terhadap keputusan pembelian (Y) pepsodent.


(61)

Ha : 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara iklan (X1), brand image (X2) dan kualitas produk (X3) secara bersamaan ( simultan) terhadap keputusan pembelian (Y) pepsodent.


(62)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh iklan, Brand Image dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk Produk Pepsodent Pencegah Gigi Berlubang. Pemilihan lokasi penelitian (sampling) dilakukan secara sengaja dengan responden adalah masyarakat yang layak dijadikan obyek penelitian dan pernah menggunakan produk tersebut.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel yang dipilih penulis sebagai sumber data yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah masyarakat yang mengetahui produk yang diteliti yaitu pasta gigi tersebut. Untuk mengetahui besaran sampel maka digunakan rumus slovin dengan persentase kelonggaran sebesar 10% Husein Umar, 2005: 53) yaitu:

) (

1 2

e N

N n

+ =

Dimana:

n = Volume sampel N = Ukuran sampel


(63)

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data, penulis menggunakan data primer dan data sekunder:

1. Data primer yaitu melalui survei lapangan yaitu dengan cara menyebarkan angket (kuisioner) yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan topik penelitian kepada responden. Sebelum dilakukan penyebaran kepada 100 responden terlebih dahulu dilakukan try out untuk menguji pertanyaan mana saja yang valid.

2. Data sekunder yaitu dengan Riset Perpustakaan (Library Research) yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh bahan yang diperlukan antara lain melalui jurnal, buku, internet yang berkaitan dengan topik penelitian tersebut.

D. Metode Analisis Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan instrument yang disusun berbentuk kuisioner yang diisi oleh para responden. Kuisioner diberikan kepada para pengguna pepsodent pencegah gigi berlubang. Pedoman kuisioner disusun sesuai dengan jumlah variabel penelitian yaitu:

1. Variabel iklan 2. Variabel brand image 3. Variabel kualitas produk 4. Variabel keputusan pembelian


(64)

Untuk mengetahui pengaruh iklan, brand image dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian pepsodent dilakukan dengan menggunakan skala likert (RA Likert), mengembangkan prosedur penskalaan dimana suatu kontinum bipolar. Pada ujung kiri (dengan angka rendah) menggambarkan suatu jawaban negatif, sedang ujung kanan (dengan angka besar) menggambarkan positif, sebagai berikut:

Tabel 3.1 Skala Likert Sangat Tidak

Setuju

Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju

(STS) (TS) (R) (S) (SS)

1 2 3 4 5

Selanjutnya data diperoleh menggunakan kuisioner, dimana analisisnya akan dipresentasikan dalam bentuk tabel. Hasil dari tabel dianalisis berdasarkan variabel iklan, brand image dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian setelah dilakukan perhitungan atas hasil kuisioner pengolahan data yang diperoleh mengenai iklan, brand image dan kualitas produk serta keputusan pembelian, dilakukan pengujian statistik linier berganda dan analisis koefisiensi korelasi.

1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Uji validitas menunjukan sejauh mana alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur, instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (menukur) itu valid.

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel tertentu. Daftar pertayaan ini


(65)

umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Hasil penelitian yang valid bila tredapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang diujisesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.

Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat dari hasil SPSS pada tabel engan judul item-total statistic. Menilai kevalidan masing-masing butirpertanyaan dapat dilihat dari nilai corrected item-total correlation masing-masing bitur pertanyaan.

Dalam hasil analisis item ini bhuono agung, menyatakan bahwa validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat dari hasil out put SPSS pada tabel dengan judul item-total statistic. Menilai kevalidan masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai correct item-total correlation masing-masing butir pertanyaan. Suatu butir pertanyaan dinyatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan nilai Corected item-Total Correlatoin > r-tabel atau uji validitas sebaiknya dilakukan secara terpisah dengan lembar kerja yang berbeda antara satu konstruk variabel yang lain sehingga dapat diketahuia butir pertanyaan mana yang paling banyak tidak valid.

Apabila suatu alat ukur dinyatakan valid maka tahap selanjutnya yaitu pengukuran reliabilitas dari alat. Sebagai ukuran yang menunjukan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur segala yang sama dilain kesempatan. Untuk melihat reliabilitas maka dihitung Cronchbach Alpha masing-masing instrument variabel.

Variabel tersebut dikatakan reliabel bila Cronchbach alphanya lebih besar dari 0,06. Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat konsistensi alat ukur yang digunakan yakni apakah alat ukur tersebut akurat, stabil dan konsisten. Tehnik yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah koefisien Alpha Cronchbach denganrumus.


(1)

Sehingga antara Iklan, Brand Image dan Kualitas Produk mempunyai keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Iklan pepsodent dirancang dengan menarik dan segmen yang dibidik adalah menengah keatas dan diposisikan sebagai perangsang yang diharapkan mampu merubah perilaku konsumen dalam mengkonsumsi pasta gigi. Selan itu iklan pepsodent diciptakan untuk meningkatkan Brand Aware dibenak konsumen, dengan Brand Aware yang kuat akan menimbulkan Brand Image. Karena Brand Image dan Brand Aware merupakan ekuitas merek yang harus ditingkatkan secara terus menerus. Dengan iklan sebagai perangsang dan didukung dengan ekuitas merek yang selalu ditingkatkan serta kualitas produk yang baik, maka konsumen akan terus menggunakan pepsodent, sehingga posisi pepsodent sebagai market leader produk pasta gigi akan semakin kuat.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. KESIMPULAN

Dari analisis dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari Uji t variable iklan (X1) terhadap keputusan pembelian (Y). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu oleh Dian Fardiana( 2007) dan Hagijanto (2000). Sedangkan untuk brand image juga berpengaruh terhadap keputusan pembelian, namun hal ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ridwan ( 2007). Namun penelitian terbaru yang dilakukan oleh Verawati Sinaga dan yulia hamdaini putri (2008) bahwa brand image berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Sementara itu kualitas produk juga berpengaruh terhadap keputusan pembelian., penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Ridwn( 2007) . hasil penelitian ini ada variable yang hasilnya berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu pad variable brand image hasil penelitian yang berbeda tersebut bisa disebabkan karena perbedaan daerah penelitian dan produk yang dijadikan objek penelitian 2. Secara bersama-sama variable iklan, brand image dan kualitas produk

berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Variable yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian dalam penelitian ini adalah kualitas produk. Karena kualitas produk merupakan factor paling penting karena dalam sebuah bisnis karena dari kualitas produk tersebut konsumen akan menentukan produk mana yang akan mereka gunakan.


(3)

B. IMPLIKASI

Berdasarkan analisis data tersebut diketahuibahwa iklan. Brand Image dan Kualitas Produk adalah signifikan dan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Model regresi ini telah diuji dan terbebas dari gejala Autokorelasi, Multikolinearitas, Heteroskedastisitas dan Normalitas.

Implikasi yang didapat dari penelitian ini aghar perusahaan meningkatkan iklan baik pada media cetak maupun media elektronik dan iklan dibuat dengan menarik agar konsumen yang belum menggunakan pepsodent dapa tertarik untuk menggunakan pepsodent setelah mlihat iklan yang dibuat. Selain itu juga kegiatan social yang telah dilaksanakanagar terus dijalankan agar image pepsodent tetap baik dimata konsumen. Serta terus meningkatkan kualitas produk agar konsumen yang menggunakan pepodent terus bertambah.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Albary dan Anandyo Pramudito, “Jurnal: Asosiasi Merk Handphone Nokia, Siemens dan Sony Ericson”, pp 195-214, 2004.

Alma, Buchari, “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Retai”l, Edisi Revisi, Cetakan ke-7, Alfabeta, Bandung, 2005.

Algifari, “Analisis Regresi”, CV. BPFE, Yogyakarta

Branan, Tom, “Integrated Marketing Communication”, PPm, Jakarta: 2005

Canon, Joseph P, William D. Perreault, JF and E Jerome Mc Carthy, “ Basic Marketing: A Global Manajerial Aproach”, Sixteenth Edition, Mc Grawhill, New York: 2008.

Dewi, Kinorika, “Jurnal: Menciptakan Brand Equity Melalui Kepuasan Pelanggan”,

pp 16-30, 2003.

Durianto, Darmadi, dkk, “Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merk”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: 2004.

Fardiana, Dian, “Analisis Pengaruh Kreatifitas Tayangan Iklan Pelayanan Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian Suzuki”, Jakarta: 2005.

Ferdiand, F Mauser, :Selling: A Self Management Approach”, 2nd ed, Harcourt Broce Javanovich inc (New York): 1982.

Frank, Jefkins, “Periklanan”, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta: 1977

Hagijanto, D Andrian, “Trilogi Iklan Pastaa Gigi Pepsodent Sebuah Citraan Konflik

sebagai Pembangkit Brand Aware pada Iklan TV”, 2000.

Hamid, Abdul, “Buku Pedoman Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Perss, Jakarta: 2007.

Heizer, Jay dan Barry Render, “Manajemen Operasi”, Edisi 1 Buku 1, Salemba Empat, Jakarta: 2004.

Isnaini, Arif, “Metode dan Strategi Pemasaran”, Mataram NTP Pers, 2005

Kamus Istilah Manajemen LPPM, “Kamus dan Aplikasinya di Indonesia”, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1992.


(5)

Kasali R, “Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia”, Pusaka Utama Grafiti, Jakarta, 1992.

Kotlerr, Philip, “Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian”, Jilid 1, Salemba Empat, Jakarta, 1999.

Kotlerr, Philip dan Gary Amstrong, “Prinsip-prinsip Pemasaran”, Edisi Ke-8, Erlangga, Jakarta, 2001.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong, “Dasar-Dasar Pemasaran ”, Edisi 9 Jilid 1, PT. Indeks, Jakarta: 2002.

Kotlerr, Philip dan Kevin Lane Keller, “Manajemen Pemasaran”, Edisi 12 Jilid 1, Indeks, Jakarta, 2007.

Madura, Jeff, “Pengantar Bisnis”, Salemba 4, Jakarta: 2001.

Ridwan, “Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembalian Ban Bridgestone”, Jakarta: 2007.

Sinaga, Herawati dan Yulia Hamdaini Putri,” Jurnal: Analisis pengaruh Brand Image terhadap Keputusan pembelian merek Avon dibandung”, 2008.

Sugiyono, “Metode Penelitian Bisnis”, Cv. Alfabeta, Bandung: 2002 Sugiyono, “Metodologi Penelitian”,__________, 2004

Tjiptono, Fandy, “Strategi Pemasaran”, Andy Offset, Yogyakarta, 1995 www.uni lever.co.id


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Brand Image I-Phone terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa FISIP USU

5 158 153

Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Pada Rokok A Mild (Pada Kedai Mamak USU)

7 62 83

Pengaruh Citra Merek (Brand Image ) Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sophie Martin Pada Mahasiswa Lembaga Pendidikan Politeknik MBP Medan

12 65 106

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS LAYANAN, HARGA, DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN MIE SETAN JEMBER

3 26 116

Analisis pengaruh promosi, kualitas produk dan brand image motor matic Honda terhadap keputusan pembelian serta dampaknya pada loyalitas pelanggan; studi kasus pengguna sepeda motor matic Honda di Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan

1 27 132

Analisis pengaruh penetapan harga, promosi pemasaran dan brand image terhadap keputusan pembelian dan loyalitas konsumen: studi kasus pada sebagian masyarakat Bintaro Jaya

0 5 230

Analisis pengaruh pemanfaatan endoser, brand image, dan trust/kepercayaan konsumen terhadap keputusan pembelian suatu produk: ( studi kasus pada mahasiswa UIN Jakarta konsumen tolak angin cair )

1 4 160

Pengaruh Brand Image, Kualitas Produk, dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Produk Giordano.

6 38 33

PENGARUH BRAND IMAGE, KUALITAS PRODUK DAN INOVASI PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SHAMPOO PANTENE

0 0 21

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Honda Jazz - Unika Repository

0 0 14