Komisi AngketPemeriksa Enquiry Mekanisme Penyelesaian Sengketa Internasional menurut Hukum

Mediator dapat mengusulkan suatu proposal sehingga kedua belah pihak akan menerima. Mediator juga dapat mengatur di mana kedua belah pihak akan bertemu di tempat yang netral. Mediasi tidak dapat dipaksakan pada para pihak yang sedang bersengketa. Mediasi hanya dapat dilakukan bila para pihak menghendakinya. Dalam hal para pihak tidak dapat menerima usulan yang disampaikan oleh mediator hal ini disebabkan bahwa para pihak tidak terikat oleh proposal mediator, atau karena para pihak tidak dapat menerima tindakan mediator maka mediasi tidak dapat dilakukan. Dalam hal para pihak menerima cara penyelesaian sengketanya dengan mediasi ini berarti para pihak telah mengakui bahwa sengketanya telah merupakan sengketa yang bersifat internasional. Cara penyelesaian dengan mediasi berarti mencoba mengadakan kompromi antara para pihak. Jika para pihak yakin bahwa sengketanya tidak akan diselesaikan dengan mediasi atau kompromi sukar dicapai dapat menolak menerima mediasi sebagai cara penyelesaian sengketanya. Sebagai contoh, ketika Nigeria mengadakan perang di Biafra, Nigeria menolak mediasi karena mengatakan bahwa masalah tersebut adalah masalah dalam negeri domestic jurisdiction. Hal yang penting dalam penyelesaian sengketa dengan mediasi adalah: a Para pihak harus mempunyai itikad baik untuk berusaha menyelesaikan sengketa dan tidak hanya sekedar menerima ide yang baik. b Para pihak harus menerima peran mediator.

4. Komisi AngketPemeriksa Enquiry

Angket merupakan cara penyelesaian sengketa antar negara yang non yurisdiksional dengan tujuan untuk mengumpulkan fakta-fakta yang merupakan penyebab dari suatu sengketa, keadaan di waktu terjadinya sengketa dan dan jenis dari sengketa yang terjadi. 64 Suatu cara penyelesaian sengketa yang mula-mula dilahirkan tahun 1899 dalam Konferensi Den Haag I ini, atas inisiatif Kaisar Nicholas I. Dalam Konvensi Den Haag II tahun 1907 menegaskan dan menyempurnakan prosedur ketentuan-ketentuan dalam Konvensi Den Haag I. 65 Sistem angket ini bertujuan untuk memberikan dasar yang kuat bagi jalannya suatu perundingan. Agar perundingan mempunyai dasar yang kuat tentu diperlukan data-data yang objektif sebagai penyebab terjadinya suatu sengketa. Data-data ini bisa saja diperoleh langsung dari negara-negara yang bersengketa tetapi versinya tentu saling berbeda. Oleh karena itu pengumpulan dan analisa fakta-fakta yang menjadi penyebab sengketa lebih tepat diberikan kepada suatu komisi internasional yang akan berusaha mencapai suatu versi tunggal dari sengketa yang terjadi. Selanjutnya laporan dari komisi angket tidak mempunyai kekuatan yang mengikat dan pihak-pihak yang bersengketa mempunyai kebebasan penuh atas kelanjutan laporan tersebut. Komisi angket hanya Kedua belah pihak yang bersengketa sepakat untuk membentuk komisi Angket Pemeriksa. Komisi ini mempunyai tugas untuk menjernihkan fakta-fakta yang menjadi pangkal sengketa dengan mengadakan penyelidikan dengan teliti dan tidak memihak. 64 DR.Boer Mauna, Op.cit.Hal 206. 65 Sri Setianingsih Suwardi, Op.cit.Hal.22. membatasi diri pada pengumpulan fakta-fakta dan sama sekali tidak membuat konklusi walaupun dari fakta-fakta yang diperoleh dapat ditarik suatu kesimpulan. Konvensi Den Haag II 18 Oktober 1907 menegaskan dan menyempurnakan prosedur ketentuan-ketentuan yang telah diterima di tahun 1899. Pasal 9 Konvensi Den Haag 1907 menyatakan : “ Dalam sengketa-sengketa internasional di mana tidak terlibat baik kehormatan maupun kepentingan pokok nasional tetapi hanya perbedaan pendapat tentang fakta-fakta, negara-negara yang bersengketa dapat membentuk suatu Komisi Angket Internasional yang bertugas untuk mempermudah penyelesaian sengketa-sengketa dengan jalan mempelajari secara tidak memihak dan penuh kesadaran persoalan-persoalan mengenai fakta.” 66 Dalam Konvensi Den Haag II tahun 1907 tugas dan cara kerja Komisi AngketPemeriksa dicantumkan dalam Bab II, Pasal 9-36. Pada garis besarnya dinyatakan bahwa Komisi AngketPemeriksa adalah; 1 Komisi Angket Pemeriksa bertujuan menjernihkan fakta-fakta; 2 Komisi dibentuk atas persetujuan kedua belah pihak; 3 Laporan komisi ini tidak mengikat para pihak. 67 Konsiliasi adalah suatu cara penyelesaian secara damai sengketa internasional oleh suatu organ yang telah dibentuk sebelumnya atau dibentuk