Kajian Resolution of Bangladesh – India Maritime Boundary

BAB IV RESOLUTION OF BANGLADESH-INDIA MARITIME BOUNDARY DALAM MODEL PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP SENGKETA LAUT CINA SELATAN

A. Kajian Resolution of Bangladesh – India Maritime Boundary

Pada tanggal 7 Juli 2014, PCA mengeluarkan sebuah keputusan terkait dengan sengketa delimitasi batas maritim antara India dan Bangladesh. Keputusan ini terdiri dari 10 Bab, namun inti dari keputusan tersebut terdapat pada bab 5 sampai dengan bab 10. Dimana pada bab-bab tersebut dibahas secar spesifik dan mendetail mengenai solusi dari setiap permasalahan mengenai delimitasi batas maritim antar kedua negara tersebut. Bab 5 pada putusan PCA ini membahas mengenai pemilihan pengaplikasian garis pangkal dan delimitasi pada zona laut teritorial. PCA menandai bahwa metode penentuan delimitasi dari laut teritorial adalah lebih jelas diatur didalam hukum internasional . Hal ini jelas tertera pasa Pasal 15 UNCLOS 1982 , konvensi merujuk pada metode special garis equiditas untuk melakukan delimitasi pada wilayah laut teritorial. 152 Dan juga PCA dalam menentukan putusan dalam kasus ini merujuk pada suatu putusan ICJ International Court of Justice dalam sengketa delimitasi batas maritim antara Qatar dan Bahrain yang mana menyatakan: 153 152 The Arbitral Tribunal in the matter of The Bay of Bengal Maritime Boundary Arbitration between The People’s Republic of Bangladesh and Republic of India, The Hague, 7 July 2014. Hal 57. 153 Qatar v.Bahrain, Judgement of 16 March 2001, I.C.J.Reports 2001. Hal.94 110 “ Pendekatan yang paling masuk akal dan dapat dipraktekkan secara luas adalah menggambar suatu garis equiditas secara provisinal dan dan kemudian hal ini perlu juga disadari bahwa dalam penerapannya harus diperhatikan adanya kondisi yang khusus special circumtances” Putusan ICJ yang digunakan sebagai rujukan oleh PCA bukan hanya mengenai sengketa Qatar dan Bahrain, putusan ICJ terhadap senngketa “Fisheries case” antara Inggris dan Norwegia tanggal 18 Desember 1951 juga digunakan sebagai rujukan. Dimana pada putusan ini PCA mengambil suatu kesimpulan bahwa setiap titik terdekat dari garis batas adalah relevan dalam hubungan untuk melakukan delimitasi antar negara yang posisi pantainya baik yang berdampingan atau berhadapan. 154 Mengenai putusan akhir PCA terkait laut teritorial Bangladsh ini, maka PCA memutuskan batas laut teritorial Bangladesh adalah seluas 12 mil laut. Dan titik kordinat batas laut teritorial Bangladesh adalah 21° 26 ′ 43.6″N; 89° 10′ 59.2 ″E , garis ini dapat menghindarkan perlintasan yang tidak diinginkan pada area ini untuk menuju Sungai Haribhanga dan melakukan transisi bertahap menuju garis median. 155 Bab 6 putusan PCA membahas mengenai wilayah pantai relevan dan area relav untuk delimitasi diluar wilayah laut teritorial. PCA melihat adanya perbedaan yang signifikan antara garis pantai Bangladesh dan garis pantai India. 154 The Arbitral Tribunal in the matter of The Bay of Bengal Maritime Boundary Arbitration between The People’s Republic of Bangladesh and Republic of India.Op.Cit.Hal 72. 155 Ibid. Dalam hal ini PCA juga merujuk pada putusan ICJ mengenai kasus Laut Hitam yang mana menyatakan; 156 Mengenai hal ini PCA menentukan luas wilayah pantai yang relevan bagi kedua negara. Untuk Bangladesh, PCA memutuskan; segmen pertama garis pantai Bangladesh diperpanjang dari perbatasan dengan India sampai dengan mercusuar di pulau Kutubdia yang mana telah diidentifikasi oleh ITLOS. Segmen kedua dari garis pantai Bangladesh akan diperpanjang dari titik pulau Kutubdia sampai dengan perbatasan Bangladesh dengan Myanmar di sungai Naaf. Sebagai hasilnya, luas relevan pantai Bangladesh adalah 418,6 km 2 . Untuk India, PCA memutuskan luas wilayah pantai yang relevan dari daratan “ Peran dari pantai yang relevan dapat memiliki dua perbedaan yang mendekati dan terkait dengan aspek hukum dalam hubungannya dengan delimitasi dari landasan kontinen dan juga zona ekonomi eksklusif. Pertama, adalah penting untuk mengidentifikasi pantai yang relevan pada wilayah tersebut dimana hal ini guna menghindari adanya kalim yang tumpang tindih mengenai kepemilikan pantai tersebut. Kedua, pantai yang relevan harus ditetapkan agar dapat digunakan sebagai penentuan proses delimitasi batas maritim, dan juga jika ada disproporsionalitas rasio dari luas pantai tiap negara dan juga delimitasi batas zona maritim.” 156 Black Sea,Judgement,I.C.J. Reports.2009. Hal 61 ,101, 105 utama India sampai dengan wilayah berpasir pantai India adalah 706,4 km 2 . Luas ini kemudian digabungkan dengan daerah pantai yang relevan di pulau Andaman seluas 97,3 km 2 , dan total luas wilayah pantai yang relevan untuk India adalah 803,7km 2 . 157 Hal lain yang diputuskan oleh PCA pada bab ini selain area pantai adalah area yang relevan untuk delimitasi diluar laut teritorial. Setelah mengidentifikasi apa yang diperlukan mengenai pantai-pantai yang relevan bagi kedua pihak, PCA mengidentifikasi area tersebut dari proyeksi hasil penetapan pantai yang relevan. Pembagian wilayah yang relevan ini, pada batas barat, utara dan timur laut area yang relevan meliputi pantai India dan Bangladesh yang berada pada 6 segmen yakini mulai dari wilayah pantai berpasir di sepanjang pantai India, melalui batasan dari batas darat antara India dan Bangladesh , dan sepanjang pantai Bangladesh sampai dengan batasan darat antara Bangladesh dan Myanmar di mulut sungai Naaf. Untuk wilayah timur, area yang relevan adalah dibatasi oleh 200 mil laut batas dari pantai Myanmar mencapai batas wilayah Bangladesh sebagai mana yang telah ditetapkan oleh ITLOS pada tahun 2012. Untuk wilayah batas selatan, area yang relevan adalah dibatasi oleh batas Bangladesh sesuai dengan ketetapan ITLOS pada tahun 2012 yakni dari titik dimana berpotongan dengan batas 200 mil laut dari pantai Myanmar ke titik dimana ini bertemu dengan 200 mil laut dari pantai India. Pada batas wilayah barat daya, area yang relevan adalah dibatasi oleh garis yang diarik dari titik batas Bangladesh sesuai 157 The Arbitral Tribunal in the matter of The Bay of Bengal Maritime Boundary Arbitration between The People’s Republic of Bangladesh and Republic of India.Op.Cit.Hal 74. dengan yang ditetapkan oleh ITLOS pada tahun 2012 dengan 200 mil laut batas dari pantai India sampai mencapai wilayah pantai yang relevan di titik wilayah pantai berpasir di India. Dengan batasan-batasan tersebut, jumlah luas wilayah yang relevan adalah 406,833 km 2 . 158 Pada bab 7, dibahas mengenai demilitasi wilayah ZEE dan landas kontinen dalam 200 mil laut. Bangladesh dan India sama-sama meletakkan dasar permohonan sesuai dengan Pasal 74 ayat 1 dan Pasal 83 ayat 1. Di dalam bab 7 ini, terdapat beberapa keputusan PCA; Pertama, mengenai metode untuk penggambaran garis batas antara India dan Bangladesh. PCA dalam keputusannya tidak menerima permintaan Bangladesh untuk mengaplikasikan metode “angle bisector” dan juga tidak menerima sepenuhnya saran India untuk mengaplikasikan garis equiditas. PCA pada keputusannya mengenai metode yang akan digunakan menggabungkan metode angle bisector dengan garis equiditas, dimana PCA mempertimbangkan pula “special circumtances”pihak Bangladesh mengenai letak pantainya yang menjorok jauh kedalam. Dan metode angle bisector ini membagi 7 titik dalam delimitasi batas maritim Bangladesh dan India: 159 • Base point-1 : 21 32 ′ 21′ ′ N dan 88 53 ′ 53,13′ ′ E • Base point-2 : 20 20 ′ 29′ ′ N dan 86 47 ′ 07′ ′ E • Prov-3 : 21 07 ′ 44,8′ ′ N dan 89 14 ′ 56,7′ ′ E • Prov-4 : 21 05 ′ 11,3′ ′ N dan 89 14 ′ 56,7′ ′ E • Prov-5 : 19 12 ′ 29,5′ ′ N dan 89 54 ′ 43,2′ ′ E • Prov-6 : 18 50 ′ 16,7′ ′ N dan 90 00 ′ 49,6′ ′ E 158 Ibid. 159 Ibid. • Prov-7 : 17 52 ′ 42,7′ ′ N dan 89 46 ′ 00,3′ ′ E Kedua, PCA memutuskan bahwa delimitasi batas maritim diluar laut teritorial yakni untuk ZEE dan landas kontinen kedua negara adalah 200 mil laut dan apabila diperlukan adanya perpanjangan wilayah maka akan dibahas lebih lanjut namun penentuan perpanjangan batas wilayah tersebut tidak boleh melewati batas yang telah ditentukan dalam UNCLOS 1982 dan tidak boleh melewati koordinat 180 . 160 Pada Bab 8, putusan membahas mengenai delimitasi batas landas kontinen melebihi 200 mil laut. Kedua negara meminta kepada PCA untuk memberikan batas wilayah landas kontinennya melebihi 200 mil laut dengan berbagai pertimbangan. Bangladesh menggunakan alasan “special circumtances” mengenai letak pantainya, dan mengatakan apabila India juga meminta perpanjangan melebihi 200 mil laut maka akan memotong zona landas kontinen Bangladesh serta permintaan Bangladesh tersebut merupakan upaya keberlanjutan dari hasil keputusan ITLOS mengenai sengketa Bangladesh dan Myanmar. Bangladesh dan India menitik beratkan permintaan pada PCA untuk memberikan batas landas kontinen melebihi 200 mil laut pada prinsip dari delimitasi, yaitu;”terlepas dari sifat zona maritim yang akan dibatasi atau metode yang diterapkan untuk penetapan batas tersebut.” . Meskipun India sendiri menggunakan prinsip ini untuk menentang permintaan Bangladesh, dan menginginkan delimitasi landas kontinen seharusnya berdasarkan “relevant circumtances” dan tidak perlu adanya pencapaian maksimum untuk batas maritim 160 Ibid. Bangladesh. India juga menambahkan apabila Bangladesh melalukan perpanjangan batas maritim pada landas kontinen sesuai dengan UNCLOS 1983 yang maksimumnya adalah 350 mil laut maka Bangladesh akan pula mendapatkan pulau Andaman dan melakukan klaim atasnya. PCA menyadari pada kasus permintaan perpanjangan batas landas kontinen kedua negara ini merupakan hal yang tumpang tindih tidak hanya pada kepentingan mereka namun juga wilayahnya. Hal pertama yang diputuskan oleh PCA adalah titik dasar bagi kedua negara, yakini untuk Bangladesh adalah titik Shahpuri di pantai Bangladesh 20 43 ′ 39′ ′ N dan 92 20 ′ 33′ ′ E dan titik dasar umtuk India adalah di pantai India 20 20 ′ 29 ′ ′ N d an 86 47 ′ 0 7 ′ ′ E, titik-titik ini akan mempengaruhi dalam penerapan batas melebihi 200 mil laut. 161 Dan mengenai hal ini PCA mengutip putusan ITLOS mengenai Bangladesh dan Myanmar yaitu : 162 PCA telah menandai batas landas kontinen dan ZEE sejauh 200 mil laut untuk Bangladesh , berdasarkan konfigurasi geografis pada bagian Teluk Benggala ,dalam lingkup yang terbatas didasarkan pada area yang menjadi hak “ Menganggap bahwa cekungan pada pantai Bangladesh merupakan pula suatu kondisi yang relevan relevant circumtances untuk tujuan delimitasi batas maritim pada ZEE dan landas kontinen seluas 200mil laut, Mahkamah menemukan pula bahwa kondisi ini juga relevan terhadap adanya efek untuk memperpanjang wilayah melebihi 200 mil laut” 161 Ibid. 162 Dispute Concerning Delimitation of the Maritime Boundary between Bangladesh and Myanmar in the Bay of Bengal BangladeshMyanmar, Judgement of 14 march 2012. Paragraf 203. Bangladesh dan India yang tumpang tindih. Dalam hal ini maka Bangladesh yang berhak mendapatkan perpanjangan wilayah landas kontinen melebihi 200 mil laut namun dalam batas wilayah yang menjadi hak kedua pihak serta tidak melewati atau bersinggungan dengan batas yang menjadi wilayah maritim India pulau Andaman. 163 Bab 9 berisi tentang penyesuaian garis equiditas sementara di dalam dan diluar 200 mil laut. Dalam pemutusan mengenai penyesuaian garis equiditas yang sementara, PCA harus mencari cara untuk memperbaiki konsekuensi negatif yang berlebihan dari garis equiditas yang sementara untuk Bangladesh pada area 200 mil laut dan melampaui batas 200 mil laut, tetapi hal tersebut tidak boleh dilakukan dengan cara yang tidak wajar sehingga menggangu hak-hak India. PCA kemudian memutuskan dari titik Prov-3 yang akan membatasi ZEE dan landas kontinen dalam jarak 200 mil laut atau melampaui 200 mil laut antara Bangladesh dan India, dimana titik kordinat batas ini adalah 177 30´ 00˝ sampai dengan garis ini bertemu dengan batas maritim yang telah ditentukam oleh ITLOS untuk membatasi batas maritim ZEE dan landas kontinen antara Bangladesh dan Myanmar. 164 Bab 10 mengenai tes disproporsionalitas. Para pihak baik Bangladesh maupun India setuju bahwa proses akhir dari delimitasi batas maritim adalah tes disproporsionalitas. Tes disproporsionalitas ini membandingkan rasio jarak maritim yang relevan untuk masing-masing pihak. Pihak Bangladesh dalam penentuan delimitasi batas maritim ini meminta bahwa Bangladesh dan India 163 The Arbitral Tribunal in the matter of The Bay of Bengal Maritime Boundary Arbitration between The People’s Republic of Bangladesh and Republic of India.Op.Cit.Hal 131. 164 Ibid. mendapatkan luas wilayah maritim dengan perbandingan 1: 1,52 dan India mengajukan perbandingan antara India dengan Bangladesh adalah 1 : 0,942, dalam menentukan rasio ini India bertolak dari referensi keputusan ITLOS untuk Bangladesh dan Myanmar , dengan perbandingan rasio Bangladesh dan Myanmar yang relevan seharusnya adalah 1: 2,1. Namun, hal ini berbeda menurut pandangan PCA yang menolak dilakukannya tes disproportionalitas, hal ini dikarenakan secara matematis rasio tersebut merugikan salah satu pihak atau tidak terkandung adanya keadilan. 165 PCA juga menggunakan rujukan dari hasil keputusan sengketa delimitasi batas maritim di Laut Hitam antara Romania dan Ukraina yang menyebutkan bahwa : 166

B. Perbandingan Sengketa Bangladesh-India Maritime Boundary dengan