Peran pihak ketiga disini hanya menyarankan kepada kedua belah pihak untuk merundingkan dan mencari penyelesaian sengketa. Bila para pihak yang
sedang bersengketa telah berhasil berunding, maka selesailah peran pihak ketiga. Pihak ketiga disini dapat perseorangan individu, negara ataupun organisasi
internasional. Sebagai contoh, Swiss sebagai negara netral sering bertindak sebagai negara pelindung protecting power di wilayah yang sedang berkecamuk
sengketa bersenjata. Demikian juga ketika perang Vietnam, atas jasa baik Perancis pihak Vietnam dan Amerika Serikat berunding untuk menyelesaikan perang
Vietnam tahun 1973.
62
Dibandingkan dengan jasa-jasa baik, peran pihak ketiga dalam mediasi lebih aktif, karena pihak ketiga dapat mengambil bagian dalam perundingan antara pihak
yang bersengketa. Para pihak yang bersengketa dapat mempergunakan usul-usul yang berasal dari pihak mediator dan bahkan pihak mediator dapat menjadi
pemimpin dari perundingan yang diadakan para pihak yang bersengketa. Usul- usul pihak mediator ini dapat mempergunakan asas-asas hukum ataupun asas-asas
di luar hukum yang tujuannya agar para pihak dapat berkompromi untuk menyelesaikan sengketanya, tanpa ada paksaan untuk menerima usulan yang
diajukan oleh mediator. Mediator harus menjaga kerahasiaan pihak-pihak yang bersengketa. Sebagaimana jasa-jasa baik maka mediator ini juga dapat dilakukan
oleh individu, negara ataupun organisasi internasional. Sebagai contoh sengketa antara Argentina dan Chili dalam rangka pelaksanaan the Beagle Channel Award
3. Mediasi
62
Sri Setianingsih Suwardi, Op.cit.Hal.16.
kedua belah pihak telah menerima Kardinal Antonio Samore sebagai mediator atas usul dari Paus.
63
Mediator dalam melakukan suatu mediasi harus mempunyai “itikad baik” dan tidak memihak. Hal ini disebabkan bahwa para pihak dengan itikad baik
meyerahkan sengketa kepada mediator dengan harapan bahwa mediator dapat menyelesaikan sengketanya dengan baik. Jadi kepercayaan antara para pihak pada
mediator tidak boleh disia-siakan oleh mediator untuk mendekatkan para pihak. Mediasi dapat juga dilaksanakan lebih dari satu negara, sebagai contoh
komisi tiga negara Australia, Belgia, dan Amerika Serikat komisi dibentuk oleh PBB dalam rangka menyelesaikan masalah sengketa Republik Indonesia dan
Belanda tahun 1947, komisi ini bahkan membantu perumusan Perjanjian Renville. Mediator juga sering dilakukan oleh tokoh-tokoh terkenal. Sebagai contoh
sengketa perbatasan antara Bahrain dan Qatar tahun 1988, Raja Fahd dari Saudi Arabia bertindak sebagai mediator.
Mediasi dapat dilaksanakan dengan sokongan keuangan dan bantuan lain yang bernilai untuk menyelesaikan sengketa. Sebagai contoh pada saat sengketa
anatara Pakistan dan India tentang wilayah perairan Indus antara tahun 1951 dan 1961, Bank Dunia menawarkan bantuan keuangan .
Bagi organisasi internasional seperti PBB atau organisasi regional, penyelesaian sengketa secara damai antar anggotanya merupakan tujuan dari
organisasi. Dalam rangka PBB, peran Sekretaris Jenderal PBB dalam hal mediasi sering dilakukan.
63
Ibid
Mediator dapat mengusulkan suatu proposal sehingga kedua belah pihak akan menerima. Mediator juga dapat mengatur di mana kedua belah pihak akan
bertemu di tempat yang netral. Mediasi tidak dapat dipaksakan pada para pihak yang sedang bersengketa. Mediasi hanya dapat dilakukan bila para pihak
menghendakinya. Dalam hal para pihak tidak dapat menerima usulan yang disampaikan oleh mediator hal ini disebabkan bahwa para pihak tidak terikat
oleh proposal mediator, atau karena para pihak tidak dapat menerima tindakan mediator maka mediasi tidak dapat dilakukan.
Dalam hal para pihak menerima cara penyelesaian sengketanya dengan mediasi ini berarti para pihak telah mengakui bahwa sengketanya telah merupakan
sengketa yang bersifat internasional. Cara penyelesaian dengan mediasi berarti mencoba mengadakan
kompromi antara para pihak. Jika para pihak yakin bahwa sengketanya tidak akan diselesaikan dengan mediasi atau kompromi sukar dicapai dapat menolak
menerima mediasi sebagai cara penyelesaian sengketanya. Sebagai contoh, ketika Nigeria mengadakan perang di Biafra, Nigeria menolak mediasi karena
mengatakan bahwa masalah tersebut adalah masalah dalam negeri domestic jurisdiction. Hal yang penting dalam penyelesaian sengketa dengan mediasi
adalah: a Para pihak harus mempunyai itikad baik untuk berusaha menyelesaikan sengketa dan tidak hanya sekedar menerima ide yang baik. b
Para pihak harus menerima peran mediator.
4. Komisi AngketPemeriksa Enquiry