Fasilitas Sarana-prasarana di SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta

102 Sumber belajar berdasarkan bahan pustaka tergolong cukup lengkap. Ketersediaan buku bahan pustaka baik dan cukup digunakan sebagai sumber belajar siswa. Bahan pustaka terbanyak ialah jenis buku PKN sebanyak 495 eksemplar, IPA sebanayak 483 eksemplar, dan Bahasa Indonesia sebanyak 480 eksemplar. Tabel 12. Media Pembelajaran No Jenis Alat Bantu Pembelajaran Jumlah Kondisi Pemanfaatan Baik Rusak Ringan Rusak Berat Di pakai Tidak Jarang 1. Tape Deck 1 √ √ 2. Tape Compo 3. Globe 1 √ √ 4. Peta 1 √ √ 5. Mikroskop 1 √ √ 6. VCD Player + TV 13 √ √ 7. KIT IPA 1 √ √ 8. Komputer untuk KBM 20 √ √ 9. KIT Matematika 1 √ √ 10. KIT Bahasa Indonesia 1 √ √ 11. KIT Bahasa Inggris 1 √ √ 12. Notebook 13. LCD Proyektor 14 √ √ 14. Kamera 1 √ √ 15. Handycam 1 √ √ 16. Mini deck compo Sumber : Data Sekunder SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, media pembelajaran memegang peranan penting dalam mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar optimal. Dari tabel diatas ketersediaan alat bantu pembelajaran cukup lengkap dan seluruhnya dalam kondisi baik dan dipakai untuk proses 103 belajar mengajar. Alat bantu proses belajar mengajar terbanyak yang dipakai ialah VCD player + TV sebanyak 13 buah, Komputer untuk KBM sebanyak 20 buah, dan LCD Proyektor sebanyak 14 buah.

B. Hasil Penelitian 1. Kebijakan Mutu di Sekolah SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta

a. Kebijakan Mutu dari segi Input

Kebijakan mutu di sekolah pada tataran input ialah siswa, sarana- prasarana, profesionalisme dan kompetensi guru, bahan ajar. Pada penerimaan siswa baru, sekolah menggunakan metode penerimaan dengan membuka pendaftaran lebih awal dari sekolah lain. Usia calon siswa baru kelas 1 minimal 6 tahun. Pada tahap seleksi dan pendaftaran terdapat tiga pertimbangan pihak sekolah untuk menerima atau menolak siswa, seperti dijelaskan oleh Koordiantor bidang kegiatan dan prestasi Bapak HT yaitu bahwa: Beberapa pertimbangan tersebut ialah iqro’,doa harian, baca tulis hitung, dan psikologi misal dilihat dari cara berjalan atau pola perilaku calon siswa baru. Sebagai bahan pertimbangan lainnya ialah melalui hasil tes dan seleksi terhadap siswa baru tersebut. Sebagai persyaratan lain untuk menjadi calon siswa baru ialah dengan menyertakan akte kelahiran serta orang tua atau wali siswa harus datang ke sekolah. Pemberitahuan seleksi tersebut kemudian bisa di beritahukan sehari setelah tes dilakukan, dan biasanya pemberitahuan tersebut melalui telepon. Dalam penerimaan siswa baru tersebut ada satu kebijakan sekolah yaitu apabila ada calon siswa baru yang merupakan warga asli suronatan, diprioritaskan diterima. Walaupun apabila dilihat dari kualifikasi penerimaan siswa baru kurang, namun apabila ia warga asli suronatan maka akan tetap diterima. 104 Sarana-prasarana di sekolah merupakan bagian dari input proses pendidikan. Ketersediaan sarana-prasarana atau fasilitas ditujukan untuk siswa, sesuai dengan minat dan bakat. Sarana-prasarana untuk mendukung proses belajar mengajar contohnya ialah LCD, laboratorium, perpustakaan, dan sebagainya. Sarana-prasarana untuk mendukung bidang non akademik ekstrakurikuler contohnya ialah ruang musik, alat-alat musik, ruang keterampilan, alat-alat keterampilan, dan sebagainya. Profesionalisme dan kompetensi guru merupakan input kebijakan mutu di sekolah. Profesionalisme guru dalam mengajar sangat mempengaruhi peningkatan mutu baik di dalam kelas maupun di sekolah. Seperti diungkapkan oleh guru kelas 1 Ibu FT bahwa: Pada saat di dalam kelas guru harus dapat menyampaikan materi dengan baik, meliputi metode guru, penyampaian lisan, penggunaan alat peraga atau media pembelajaran, hubungan interaksi dan komunikasi dengan siswa di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah. Di lingkungan sekolah guru harus membiasakan berbaur dengan anak-anak dan mengedepankan asas kebersamaan, senyum, dan sapa. Dalam kompetensi guru, sekolah melakukan pengawasan terhadap kinerja guru. Dasar dari kompetensi guru diambil dari lulusan keguruan. Mata pelajaran tertentu menggunakan spesialis jurusan atau jurusan sesuai bidang, contohnya untuk guru lukis musik, SBK Seni Budaya Keterampilan, komputer dan olahraga. Guru-guru kelas minimal dari pendidikan dengan gelar S1, dan beberapa diantaranya sedang melanjutkan S2. Upaya peningkatan mutu guru, sekolah memberikan subsidi dan motivasi, subsidi diberikan ketika guru di tahap thesis.