Penguatan komitmen Solusi Untuk Mengatasi Kendala atau Hambatan Kebijakan Mutu di

163 upaya peningkatan mutu sekolah. Oleh karena itu, komitmen guru dan sekolah diperlukan dalam upaya meningkatkan mutu dan mengahasilkan output sesuai visi, misi dan tujuan sekolah. Semakin tinggi komitmen yang dijalankan, semakin tinggi upaya peningkatan mutu di sekolah dalam mempertahankan eksistensi. 164

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta merupakan sekolah unggulan dan mempunyai nilai historis. Proses pembelajaran berperan penting dalam membentuk mutu sekolah. Sekolah unggulan ini memiliki tujuan, visi, misi dan strategi dalam pencapaian target sekolah untuk menjadi Sekolah Dasar yang unggul dan terbaik. Kebijakan-kebijakan sekolah SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta mencakup tiga segi, diantaranya: 1 Input pendidikan yang meliputi siswa penerimaan siswa baru melalui pertimbangan seleksi dan kualifikasi oleh sekolah, yaitu mencakup: iqro’,doa harian, baca tulis hitung, psikologi, sarana- prasarana ketersediaan sarana prasarana dalam kelas untuk proses belajar mengajar Contoh: LCD, Laboratorium, serta sarana-prasarana belajar mengajar dan ekstrakurikuler siswa, professionalisme dan kompetensi guru kemampuan guru dalam belajar mengajar, pengalaman belajar mengajar guru, ketersediaan guru dan kualitas guru, dan bahan ajar kreativitas dalam pemanfaatan lingkungan sebagai obyek bahan ajar, penyediaan dan pemenuhan bahan ajar oleh sekolah sebagai objek proses belajar mengajar . Kedua, fokus kebijakan pendidikan untuk peningkatan mutu sekolah pada proses belajar mengajar ialah kebijakan yang terkait dengan gaya belajar anak Setiap anak istimewa, displin siswa untuk pengkondisian kelas, kreativitas guru untuk menarik perhatian siswa, metode belajar mengajar Metode lisanceramah, 165 diskusi, audio-visual, presentasi, studi tour, outbound, menyanyi, permainan, penguasaan materi guru penyampaian perkembangan peserta didik, penyampaian proses belajar siswa, pengembangan dan pelaksana kegiatan belajar mengajar Ketiga, fokus kebijakan pendidikan untuk peningkatan mutu sekolah pada aspek output ialah hasil proses belajar mengajar baik akademik atau non akademik nilai serta prestasi akademik dan non akademik siswa, pelayanan sekolah pelayanan sekolah terhadap pelanggan sekolah: wali siswa, siswa, dan masyarakat, iklim sekolah, dan kepuasan terhadap sekolah mencakup kepercayaan, kemitraan. Dalam pelaksanaan proses pendidikan dan proses pembelajaran sebagai lembaga pendidikan terdapat beberapa faktor yang menunjang keberlangsungan proses belajar mengajar dan proses pendidikan. Faktor tersebut terbagi menjadi dua faktor, yaitu faktor penghambat dan faktor pendukung. Dalam faktor penghambat terdapat dua fokus yang dinilai menjadi kendala pelaksanaan proses pendidikan dan proses pembelajaran secara optimal. Pertama, faktor penghambat kebijakan pendidikan Proses Belajar Mengajar yang mencakup kondisi siswa yang heterogen dan beragam, guru yang kurang menguasai media pembelajaran, kondisi fisik terutama lahan sekolah yang minim. Kedua, faktor penghambat peningkatan kebijakan mutu sekolah ialah adanya pihak yang kontra dengan kebijakan sekolah, menimbulkan sedikit kecemburuan dan perbedaan pandangan, minimnya peranan pimpinan yayasan. Faktor pendukung yang ada di SD muhammadiyah Suronatan Yogyakarta ialah kualitas guru dan tenaga kependidikan, kualitas dan ketersediaan sarana prasarana Proses Belajar 166 Mengajar, lingkungan Proses Belajar Mengajar SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta yang kondusif mencakup: ketenangan dan ketertiban kelas, keakraban, suasana belajar menarik dan menyenangkan, penggunaan media pembelajaran audio-visual, peran masyarakat dalam menjaga keamanan sekolah, tingkat kedisiplinann yang tinggi, dan faktor lain yang mendukung ialah : Usaha Kesehatan Sekolah, Koperasi Sekolah, Bimbingan Konseling, Komunikasi dan Interaksi yang baik, Partisipasi Orang tua dan wali siswa. Adapun beberapa solusi yang dilaksanakan oleh pihak sekolah SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta. Pertama, melalui sosialisasi kebijakan sekolah yaitu suatu kebijakan dikeluarkan karena sebagai suatu solusi untuk menangani masalah yang timbul. Melalui kebijakan sekolah peranan setiap warga sekolah diupayakan untuk mendukung sekolah menjadi lebih baik dan mampu menghadapi semua kendala yang terdapat di sekolah. Kedua, optimalisasi pemenuhan Standar Nasional Pendidikan, yaitu upaya peningkatan mutu sekolah dalam menghadapi kendala atau hambatan pelaksanaan pendidikan ataupun proses belajar mengajar diarahkan kepada pemenuhan pelayanan minimal delapan Standar Nasional Pendidikan yaitu Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Pendidik dan Kependidikan, Standar Sarana-Prasarana, Standar Pembiayaan, dan Standar Pengelolaan. Ketiga, Penguatan Komitmen Guru dan Sekolah sebagai lembaga pendidikan. Solusi melalui penguatan komitmen guru dan sekolah ini dimaksudkan agar seluruh komponen dalam sekolah menyadari loyalitas dalam bidang pendidikan, terutama guru harus berkomitmen terhadap profesinya sebagai pendidik, pembimbing dan 167 ujung tombak dari proses belajar mengajar dalam menciptakan hasil atau output. Sekolah sebagai lembaga pendidikan juga harus berkomitmen pada tujuan nasional pendidikan, tujuan sekolah, dan visi-misi sekolah.

B. Saran

Hasil penelitian selain memberi kontribusi akademis, juga menjadi bahan masukan bagi organisasi atau lembaga tempat penelitian ini dilakukan. Dimana masukan tersebut dapat digunakan organisasi atau lembaga untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Adapun saran oleh peneliti sebagai berikut: 1. SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta Peneliti menyarankan SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta mengem-bangkan proses belajar mengajar lebih optimal dan dideskripsikan dalam setiap perubahan perkembangan pendidikan. Pengarsipan dokumen- dokumen historis sekolah sangat diperlukan untuk menarik minat masyarakat, organisasi atau lembaga lain dalam menjalin kemitraan dan kerjasama. Sebagai sekolah yang bernilai historis dan bermutu SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta dapat menggunakan sejarah sekolah untuk menilai perkembangan sekolah. Peneliti menyarankan kepala sekolah SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta lebih memperhatikan pelaksanaan kebijakan sekolah. Pengawasan perlu dilakukan pada peranan dan sikap setiap komponen sekolah. Kepala sekolah mampu melihat peluang-peluang kesempatan untuk dapat lebih maju dan meningkatkan mutu. Kepala sekolah mampu menemukan inovasi yang 168 berbeda dengan sekolah lain terutama dalam proses belajar mengajar dan pemanfaatan lingkungan fisik untuk mempertahankan eksistensi sekolah. Peneliti menyarankan guru sebagai tenaga pendidik lebih optimal dalam menjalankan profesionalisme dan kompetensinya untuk mendukung upaya peningkatam mutu sekolah, sesuai dengan tujuan, visi, misi dan kode etik guru. 2. Bagi Pimpinan dan Dinas Pendidikan Peneliti menyarankan untuk melakukan monitoring terhadap kebijakan mutu di sekolah guna memberikan saran atau masukan kepada sekolah dalam upaya peningkatan mutu sekolah. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya. Peneliti menyarankan untuk meneliti setiap detail kebijakan mutu di sekolah, terutama dengan metode kuantitatif.