Ketahanan Pangan dan Peningkatan Nilai Tambah Komoditi Pertanian

RKPD Kabupaten Aceh Tamiang 2017 II - 261 efek samping dan komplikasi dari pemakaian alat dan obat kontrasepsi; 4 Masih terbatasnya kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia petugas lini lapangan keluarga berencana. Dalam rangka pengedalian penyakit, angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular HIV dan AIDS, malaria, diare, dan DBD masih terjadi. Hal ini disebabkan oleh masih buruknya kondisi kesehatan lingkungan, prilaku masyarakat yang belum mengikuti pola prilaku hidup bersih dan sehat PHBS, dan belum optimalnya upaya penangulangan penyakit. Air Bersih dan Sanitasi Guna memenuhi kebutuhan air bersih yang terjamin bagi masyarakat PDAM Tirta Tamiang terus berusaha meningkatan pelayanan sebagai diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2005 tentang pengembangan Penyediaan Sistim Air Bersih. Akses masyarakat terkait sumber air bersih yang dimiliki sebesar 75,89 , baru 12,3 masyarakat Aceh Tamiang memperoleh sumber air bersih yang berasal dari perpipaan PDAM. Kondisi sumur gali masyarakat di Kabupaten Aceh Tamiang dibeberapa wilayah mempunyai tingkat resiko tinggi untuk terkontaminasi resiko pencemaran dari air kotor hasil mandi-cuci-kakus MCK, karena kondisinya seadanya dengan desain kontruksi yang kurang baik.

2.3.1.4 Ketahanan Pangan dan Peningkatan Nilai Tambah Komoditi Pertanian

Beberapa kendala Ketahanan pangan terutama terkait lahan, infrastruktur, penelitian dan pengembangan, investasi dan pembiayaan, pangan dan gizi, serta adanya perubahan iklim. Tingginya tekanan terhadap lahan pertanian pangan menjadi salah satu permasalahan utama dalam pembangunan ketahanan pangan. Alih fungsi dan kompetisi penggunaan lahan pertanian pangan sangat membatasi pencapaian produksi bahan pangan. Pemanfaatan lahan pertanian dan lahan terlantar juga RKPD Kabupaten Aceh Tamiang 2017 II - 262 masih menghadapi beberapa kendala, diantaranya yaitu ketersediaan air irigasi. Sarana dan prasarana pertanian dan pedesaan belum sepenuhnya mampu melayani seluruh wilayah produsen pangan. Jaringan irigasi yang ada masih belum berfungsi secara optimal sehingga memerlukan upaya peningkatan dan rehabilitasi terutama didaerah sentra produksi pangan dan wilayah-wilayah irigasi. Sementara itu, produksi perikanan budidaya mengalami kendala berupa adanya keterbatasan akses ke input produksi benih, bibit, dan modal dan belum memadainya sarana dan prasarana budidaya tambak dan irigasi sehingga produksi perikanan budidaya belum meningkat secara optimal. Kondisi Infrastruktur jalan yang masih terbatas meningkatkan biaya transaksi dan menurunkan mutu produksi hasil pertanian dan perikanan. Selain itu cakupan infrastruktur dan kualitas penyuluhan pertanian dan perikanan masih rendah. Permasalahan dalam pengembangan diversifikasi pangan diantaranya karena belum optimalnya percepatan penganekaragaman konsumsi masyarakat untuk mengantisipasi peningkatan pertumbuhan dan kualitas permintaan masyarakat terhadap bahan pangan. Penelitian dan pengembangan dalam bidang pertanian dan perikanan masih harus dikembangkan. Selain itu masih lemahnya desiminasi teknologi dan pemanfaatan teknologi tersebut kepada masyarakat secara luas menjadi kendala bagi adopsi penerapan teknologi untuk meningkatkan produksi. Perubahan iklim mempengaruhi musim, cuaca, curah hujan, dan bencana. Perubahan tersebut berdampak terhadap produksi bahan pangan. Dampak perubahan iklim tersebut tidak hanya dirasakan pada kegiatan on-farm namun juga dihadapi dalam kegiatan off-farm, seperti pengolahan pasca panen dan pemasaran hasil pertanian dan perikanan. RKPD Kabupaten Aceh Tamiang 2017 II - 263 Rendahnya tingkat penguasaan lahan merupakan kendala utama. Selain itu peningkatan produktivitas dan kualitas hasil juga akan menentukan pendapatan petani dan nelayan. Lebih lanjut, peran penyuluhan untuk mendesiminasikan teknologi dalam mengangkat nilai tambah produk juga masih belum berjalan optimal, disebabkan oleh kuantitas dan kualitas penyuluh pertanian lapangan PPL yang terbatas, serta sarana dan prasarana penyuluhan yang belum memadai. Berbagai kedala tersebut selama ini mejadi permasalah dalam pencapaian target kesejahteraan masyarakat pertanian, perikanan dan kehutanan.

2.3.1.5 Penanggulangan Kemiskinan