Angka Kematian 1. Angka Kelangsungan Hidup Bayi AKHB,

RKPD Kabupaten Aceh Tamiang 2017 II - 30 SD. Lebih rinci jumlah penduduk menurut pendidikan akhir yang ditamatkan pada tahun 2014 disajikan pada tabel berikut. Tabel 2.14 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Tahun 2012 – 2014 NO Pendidikan Akhir 2012 2013 2014 Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk 1 Belum Sekolah Tidak Tamat SD 98.126 34,28 92.045 34,81 113.742 21,68 2 Tamat SD 80.687 28,19 65.814 24,89 78.266 30,28 3 SLTP 45.374 15,85 49.473 18,71 44.282 17,96 4 SLTA 51.283 17,92 49.023 18,54 51.489 24,97 5 D-IID-III 5.066 1,77 3.225 1,22 5.117 1,99 6 D-IVS-1 5.549 1,94 4.840 1,83 6.262 3,07 7 S-2S-3 141 0,05 157 0,05 JUMLAH 286.226 100,00 264.420 100,00 299.315 100,00 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Aceh Tamiang, 2015.

II. Kesehatan

Status kesehatan masyarakat Kabupaten Aceh Tamiang dapat digambarkan melalui beberapa indikator yaitu Angka Kematian, Angka Harapan Hidup, Status Gizi dan Angka Kesakitan.

A. Angka Kematian 1. Angka Kelangsungan Hidup Bayi AKHB,

Angka Kematian Bayi AKB dan Angka Kematian Balita AKABA Indikasi peningkatan kesejahteraan sosial dalam bidang kesehatan diantaranya ditunjukkan dengan Angka Kelangsungan Hidup Bayi AKHB, Angka Kematian Bayi AKB dan Angka Kematian Balita AKABA. AKHB adalah angka yang dihitung berdasarkan jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari satu tahun pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah kelahiran hidup pada tahun tertentu untuk setiap seribu kelahiran. Dan AKB adalah jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 RKPD Kabupaten Aceh Tamiang 2017 II - 31 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Sedangkan AKABA adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup KH. AKABA mempresentasikan peluang terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. AKB di Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2010 adalah 13 jiwa1000 KH dan angka ini cenderung meningkat, menjadi 15 jiwa1000 KH pada tahun 2014, namun sudah dibawah AKB Nasional yaitu 24 jiwa1000 KH sebagaimana target Pencapaian MDGs Millennium Development Goals Bidang Kesehatan pada RPJMN Tahun 2014 – 2019. Dengan demikian maka AKHB cenderung menurun yaitu dari 987 jiwa1000 KH menjadi 985 jiwa1000 KH. Sedangkan AKABA, dari 6 jiwa1000 KH pada tahun 2010, meningkat menjadi 16 jiwa1000 KH pada tahun 2014. Hal ini berarti bahwa dari 1.000 balita yang lahir hidup pada tahun 2014 terdapat 16 balita yang meninggal. Dari seluruh kematian balita pada tahun 2014, proporsi kematian bayi mencapai 91,11, sebagian besar kematian bayi dikontribusi pada periode neonatal, sehingga dapat dilihat proporsi kematian neonatal 0 – 29 hari mencapai 57,77 dari seluruh Angka Kematian, sehingga upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir menjadi sangat strategis dalam percepatan pencapaian target MDG’s. Perkembangan AKB, AKHB dan AKABA periode tahun 2010 – 2014 disajikan pada tabel berikut. RKPD Kabupaten Aceh Tamiang 2017 II - 32 Tabel 2.15 Angka Kematian Bayi dan Balita Tahun 2010 – 2015 NO Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 1 Jumlah Bayi Meninggal jiwa 18 72 90 73 82 2 Jumlah Balita Meninggal jiwa 32 94 98 80 90 3 Jumlah Bayi Lahir Hidup jiwa 5.231 5.757 5.699 5.599 5.630 4 Angka Kematian Bayi jiwa1000 KH

13 13

16 13

15 5 Angka Kelangsungan Hidup Bayi jiwa1000 KH 987 987 984 987 985 6 Angka Kematian Balita jiwa1000 KH 6 16 17 14 16 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2015. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada periode tahun 2010 – 2014 puncak kematian bayi terjadi pada tahun 2012, hal ini disebabkan kualitas pelayanan ANC yang masih kurang, termasuk dalam mendeteksi resiko tinggi pada ibu hamil, dan ini berdampak pada penanganan bayi baru lahir. Menindaklanjuti hal tersebut maka dilakukan kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas SDM bidan terutama bidan desa dan kegiatan kelas ibu, sehingga pada tahun 2015 angka kematian bayi AKB dapat diupayakan turun menjadi 121000 KH. Kasus kematian balita paling tinggi juga terjadi pada tahun 2012 yaitu 171000 KH, hal ini disebabkan karena adanya penyakit-penyakit penyerta serta kelainan congenital penyakit bawaan lahir. Namun demikian Angka Kematian Bayi dan Balita sampai dengan tahun 2014 sudah dibawah target nasional yaitu 301000 KH.

2. Angka Kematian Ibu AKI

Angka Kematian Ibu AKI di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2010 sampai dengan 2014 sangat fluktuatif, dan telah mencapai target sasaran pokok dan arah kebijakan nasional yaitu Angka Kematian Ibu menurun menjadi RKPD Kabupaten Aceh Tamiang 2017 II - 33 306100.000 KH pada tahun 2019. Adapun penyebab langsung kematian ibu di Kabupaten Aceh Tamiang dari tahun 2010 – 2014 masih berkisar antara pendarahan, penyakit hipertensi dalam kehamilaneklamsi, dan infeksi. Angka Kematian Ibu periode tahun 2010 – 2014 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.16 Angka Kematian Ibu Tahun 2010 – 2014 NO Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 1 Jumlah Ibu Meninggal 17 13 12 18 9 2 Jumlah Kelahiran Hidup jiwa 5.231 5.757 5.699 5.599 5.630 3 Angka Kematian Ibu jiwa100.000 KH 325 226 208 321 160 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, 2015. Data pada tabel diatas menggambarkan bahwa angka kematian ibu tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu 325100.000 KH, hal ini disebabkan masih tingginya faktor resiko komplikasi maternal. Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan angka ini adalah peningkatan kapasitas SDM Bidan terutama bidan desa, penguatan asesor bidan puskesmas, penguatan AMP, serta adanya jampersal, sehingga angka kematian ibu dapat diturunkan menjadi 160 jiwa100.000 KH pada tahun 2014.

B. Angka Harapan Hidup