RKPD Kabupaten Aceh Tamiang 2017
II - 259
2.3.1.2 Infrastruktur
Belum optimalnya
pelaksanaan pembangunan
infrastruktur jalan,
jembatan, dan
pengairan yang
terintegrasi dan sinergis antar sektor, serta masih adanya jaringan akses wilayah yang belum memadai standar
teknis. Akurasi data, pelaporan dan program belum tepat sasaran sehingga tantangan kedepan adalah bagaimana
mengelola pembangunan fisik sesuai dengan arahan tata ruang dan masterplan perencanaan daerah.
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pencapaian program pembangunan sektor infrastruktur
transportasi antara lain : 1 Masih rendahnya tingkat keselamatan pelayanan jasa transportasi; 2 Menurunnya
kualitas dan kapasitas sarana dan parasarana transpostasi; 3 Belum optimalnya dukungan infrastruktur dalam
peningkatan daya saing sektor riil; 4 Masih terbatasnya aksesibilitas pelayanan transportasi diwilayah hulu; serta
5 Terdapat permasalahan sosial dalam pembebasan lahan, sehingga pekerjaan fisik menjadi tertunda.
Permasalahan terhadap penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat adalah : 1 Terbatasnya akses
masyarakat berpenghasilan rendah terhadap penguasaan dan legalitas lahan; 2 Terbatasnya akses masyarakat
terhadap pembiayaan perumahan; serta 3 Belum optimalnya sarana dan prasarana pendukung pemukiman
sarana ibadah, jalan, drainase, tempat pembuangan sampah dan sebagainya.
2.3.1.3 Kualitas Pendidikan, Kesehatan dan Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih serta Sanitasi
Peningkatan akses,
kualitas, dan
relevansi pendidikan yang belum tercapai secara optimal masih
menjadi tantangan dalam beberapa tahun kedepan, yang diantaranya disebabkan : 1 Belum meratanya akses
terhadap pendidikan disemua jenjang; 2 Kemampuan kognitif, karakter, dan sotf-skill lulusan harus ditingkatkan;
3 Belum optimalnya kualitas dan relevansi pendidikan menengah; 4 Perlunya peningkatan kualitas, relevansi
dan daya saing lulusan pendidikan tinggi vokasi daerah;
RKPD Kabupaten Aceh Tamiang 2017
II - 260
dan 5 Belum optimalnya kualitas pendidikan non formal. Tantangan yang dihadapi dalam hal sumber daya
manusiaketenagaan, serta
sarana dan
prasarana diantaranya : 1 Belum meratanya distribusi guru; 2
Kualifikasi akademik dan profesionalisme guru yang perlu peningkatan; 3 Belum tuntasnya rehabilitasi gedung
sekolah dan ruang kelas yang rusak; 4 Belum optimalnya penyediaan buku-buku mata pelajaran, laboratorium, dan
perpustakaan berkualitas; 5 Belum maksimalnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pendidikan. Untuk permasalahan di bidang perpustakaan dan
arsip, yang dominan adalah masih rendahnya minat baca masyarakat.
Bidang Kesehatan
Permasalahan yang harus dipecahkan dan diatasi dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat antara
lain adalah : 1 Masih tingginya angka kematian ibu dan anak, yang ditandai dengan masih rendahnya persalinan
yang ditolong oleh tenaga kesehatan, masih rendahnya cakupan pelayanan antenatal, masih rendahnya cakupan
imunisasi lengkap pada bayi, masih rendahnya cakupan neonatal, dan belum optimal upaya perbaikan status gizi
masyarakat; 2 Masih rendahnya kualitas kesehatan lingkungan, yang ditandai dengan rendahnya akses
penduduk terhadap sanitasi air minum dan sanitasi layak; 3 Masih rendahnya akses masyarakat terhadap fasilitas
pelayanan kesehatan yang berkualitas; dan 4 Masih terbatasnya sumber daya manusia kesehatan, yang
ditandai dengan masih rendahnya jumlah, distribusi dan kualitas tenaga kesehatan.
Permasalahan yang
dihadapi dalam
rangka revitalisasi program keluarga berncana KB, antara lain 1
Rendahnya aksesibilitas dan kualitas pelayanan KB bagi keluarga pasangan usia subur PUS, terutama PUS miskin;
2 Masih rendahnya pengetahuan PUS mengenai KB dan kesehatan reproduksi; 3 Adanya kekuatiran terhadap
RKPD Kabupaten Aceh Tamiang 2017
II - 261
efek samping dan komplikasi dari pemakaian alat dan obat kontrasepsi; 4 Masih terbatasnya kapasitas kelembagaan
dan sumber daya manusia petugas lini lapangan keluarga berencana.
Dalam rangka
pengedalian penyakit,
angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular HIV dan
AIDS, malaria, diare, dan DBD masih terjadi. Hal ini disebabkan oleh masih buruknya kondisi kesehatan
lingkungan, prilaku masyarakat yang belum mengikuti pola prilaku hidup bersih dan sehat PHBS, dan belum
optimalnya upaya penangulangan penyakit.
Air Bersih dan Sanitasi
Guna memenuhi kebutuhan air bersih yang terjamin bagi masyarakat PDAM Tirta Tamiang terus berusaha
meningkatan pelayanan
sebagai diatur
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2005 tentang
pengembangan Penyediaan Sistim Air Bersih. Akses masyarakat terkait sumber air bersih yang dimiliki sebesar
75,89 , baru 12,3 masyarakat Aceh Tamiang memperoleh sumber air bersih yang berasal dari perpipaan
PDAM. Kondisi sumur gali masyarakat di Kabupaten Aceh Tamiang dibeberapa wilayah mempunyai tingkat resiko
tinggi untuk terkontaminasi resiko pencemaran dari air kotor hasil mandi-cuci-kakus MCK, karena kondisinya
seadanya dengan desain kontruksi yang kurang baik.
2.3.1.4 Ketahanan Pangan dan Peningkatan Nilai Tambah Komoditi Pertanian