Perkembangan Pola Pemanfaatan Ruang di Wilayah Kalimantan Dalam Mendukung Perekonomian Daerah
93
fungsional Tahun 2009. Penyelesaian pembangunan jembatan Kalahien 620 m dapat
direaliasi dan akan diresmikan pada tanggal 25 November 2010.
•
Revitalisasi dan rehabilitasi kawasan eks PLG Inpres No. 2 Tahun 2007 belum optimal.
Mengembangkan kawasan produksi padi, realisasinya sudah terjadi surplus padi namun
masih dapat ditingkatkan. Agropolitan pengemukan sapi potong di Basarang dapat
direalisasi tetapi belum optimal.
•
Tahap awal pengerjaan pembangunan Jaringan rel Kereta Api ruas Palaci–Puruk Cahu –
Bangkuang Barito Belatan sepanjang 185 Km. Sedang dalam tahap persiapan lelang.
Empat perusahaan yang lulus evaluasi administrasi dan mengikuti proses RFP Request
for Proposal adalah PT. ITOCHU‐TOLL Consortium, Drydocks World LLC‐PT. MAP
Resources Indonesian Consortium, PT. Bakrie‐SNCLavalin‐Thyssencrupp Consortium dan
China Railway Group Limited‐PT. Mega Guna Ganda Semesta‐PT. Royal Energi
Consortium. Direncanakan pemenang lelang jaringan rel KA pada 12 Agustus 2011.
•
Pembangunan Pelabuhan Laut di Batanjung, Kabupaten Kapuas.
•
Pembangunan Power Plan PLTU di Pulang Pisau, sedang dalam tahap konstruksi.
Revitalisasi dan rehabilitasi kawasan eks PLG Inpres No. 2 Tahun 2007 belum optimal.
Dukungan anggaran dari Kementerian terkait masih rendah sekitar 10 dari rencana
anggaran. Dukungan infrastruktur di dalam dan sekitar kawasan yang masih kurang. Kondisi ini
berdampak pada rendahnya kontribusi pertumbuhan ekonomi kawasan, rendahnya minat
investor dan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Infrastruktur untuk mendukung investasi :
•
Tahap awal pengerjaan pembangunan Jaringan rel Kereta Api ruas Palaci – Puruk Cahu –
Bangkuang Barito Belatan sepanjang 185 Km, yang pendanaan berasal dari investor
dengan sistem Public Private Partnership PPP.
•
Membangun jalan dari Basarang menuju pelabuhan laut Batanjung, Kecamatan Kapuas
Kuala.
•
Meningkatan status jalan menuju pelabuhan laut Batanjung 64 km dari jalan Kabupaten
menjadi jalan Strategis Nasional.
•
Pembangunan lumbung energi di Batanjung.
•
Studi Kawasan Industri Batanjung Sumber : http:www.kapetdaskakab.org
5.4.3. Perkembangan Kinerja dan Produk Unggulan KAPET Batulicin Kalsel
KAPET Batulicin Kalsel : termasuk dalam lingkup kerja sama regional negara‐negara ASEAN
yang tergabung dalam : Brunei Darussalam‐Indonesia‐Malaysia‐The Philippines East ASEAN
Growth Area BIMP‐EAGA. Berada dalam jalur ALKI II. KAPET Batulicin meliputi Kotabaru dan
Kabupaten Tanah Bumbu berada di bagian timur wilayah Kalimantan Selatan. Total luas wilayah
KAPET Batulicin 14.489,69 Km2 atau 1.448.969 ha dimana sebagian besar wilayah berada di
Perkembangan Pola Pemanfaatan Ruang di Wilayah Kalimantan Dalam Mendukung Perekonomian Daerah
94
daratan Pulau Kalimantan sedangkan lainnya di Pulau Laut dan pulau‐pulau kecil diselat
Makassar dan Laut Jawa. Jumlah Kecamatan di Kabupaten Kotabaru sebanyak 20 Kecamatan,
sedangkan jumlah Kecamatan di kabupaten Tanah Bumbu sebanyak 10 kecamatan, sehingga
total Kecamatan dalam wilayah KAPET Batulicin sebanyak 30 kecamatan. Sementara jumlah
desa yang ada di Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu sebanyak
322DesaKelurahan. Komoditas unggulan KAPET Batulicin yang dapat memacu pertumbuhan
ekonomi yang signifikan, adalah : Industri Tepung Ikan, Budidaya Minyak Kelapa Sawit, Industri
Pulp, Industri Semen Portland, Industri Batubara Terpadu, Kawasan Industri Sarigadung.
Gambar 5.7: Lokasi KAPET Batulicin Kalsel kiri dan
Kabupaten Tanah Bumbu kanan
Kabupaten Tanah Bumbu yang beribukota di Batulicin ini memiliki 10 sepuluh Kecamatan
yaitu Kecamatan Kusan Hilir, Sungai Loban, Satui, Kusan Hulu, Batulicin, Karang Bintang,
Simpang Empat, Mantewe, Kuranji dan Angsana. Lima Kecamatan yang terakhir disebutkan
adalah kecamatan hasil pemekaran pada pertengahan 2005 lalu, luas wilayah Kabupaten Tanah
Bumbu 5.066,96 km2 506.696 Ha 13,50 total luas Kalimantan Selatan. Salah satu aktBP
Kapet Batulicin telah mengupatakan adanya kontribusi sektor pertambangan untuk aktifitas
ekonomi yang terbesar di KAPET Batulicin ini adalah pertambangan batu bara. Sejumlah
perusahaan yang bergerak di tambang batubara antara lain : PT Aria Permata Top Indonesia, PT
Tapin Sarana Jaya, PT Aspar Jaya, CV Maju Sejahtera, CV Bintang Mulia Berkat, PT Autum
Beringin, PT Batara Sinar Sakti dan lain‐lain.
Perkembangan tentang aktifitas pertambangan yang menjadi isu cukup besar sehingga menarik
untuk dikaji dalam penelitian ini adalah operasional penambangan batubara di Satui dan
Batulicin yang dilakukan oleh beberapa perusahaan tambang swasta yang memperoleh izin dari
pemerintah pusat ketika wilayah Tanah Bumbu masih di bawah kabupaten induk. Salah satu
perusahaan besar adalah PT Arutmin. Tanah Tumbuh semula adalah bagian dari Kabupaten
Kota Baru. Tetapi pada 2003, Tanah Tumbuh otonom dengan mengambil sepertiga wilayah
induknya. Sejak memisahkan diri, kabupaten percaya diri mampu berdikari dengan bertumpu
pada lapangan usaha pertambangan dan potensi pertanian. Saat masih menjadi satu bagian,
Tanah Bumbu merupakan wilayah pembantu bupati yang memberi kontribusi pembangunan di
sektor pertambangan. Perut bumi Tanah Bumbu ditaksir mengandung deposit batu bara 3
Perkembangan Pola Pemanfaatan Ruang di Wilayah Kalimantan Dalam Mendukung Perekonomian Daerah
95
triliun metrik ton. Areal penambangan terdapat di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Satui,
Batulicin, dan Kusan Hulu.
Adapun tambang di Kusan Hulu lebih banyak digali oleh para pengusaha lokal yang
memperoleh izin penambangan dari pemerintah kabupaten. Ada 11 wilayah kuasa
penambangan yang beroperasi. Produksi batu bara rata‐rata 500.000‐700.000 ton per bulan.
Jumlah ini hanya sekitar setengah dari yang bisa dihasilkan kuasa penambangan perusahaan
besar seperti PT Arutmin, per bulannya. Produksi ini memenuhi kebutuhan beberapa
perusahaan pembangkit listrik tenaga uap PLTU di
wilayah Jawa, seperti PLTU Suralaya di Banten dan
PLTU di Jawa Timur, Kalimantan, serta Sulawesi,
termasuk juga pabrik semen atau industri‐industri
yang masih menggunakan batu bara sumber :
diolah dari Moh. Fatkul Maskur, BisnisIndonesia,
http:www.mediacenterkopukm.com, 18
nov 2008.
Jalur tata niaga batu bara di Batulicin sangat bergantung
pada pelabuhan untuk pemasaran antarpulau.
Kondisi pelabuhan di Batulicin, sudah ada
pelabuhan yang berfungsi sebagai pelabuhan peti
kemas, pelabuhan samudra, dan pelabuhan umum
di Kecamatan Batulicin serta Satui. Perusahaan
‐perusahaan tambang swasta umumnya memiliki
pelabuhan sendiri untuk mengapalkan batu
baranya. Bila tidak punya, biasanya mereka menjalin kerja sama dengan perusahaan yang memiliki
pelabuhan. Di Batulicin terdapat tiga pelabuhan swasta khusus batu bara, sedangkan di
Satui ada 16 pelabuhan. Pelabuhan di Satui yang menjadi pintu gerbang pertama arus barang dan
manusia dari Kabupaten Tanah Laut bahkan menjadi sarana vital pelayaran batu bara yang dihasilkan
kabupaten ini. Sadar dengan posisi yang dimiliki Satui, pemerintah daerah ingin menjadikan
daerah ini sebagai sentra industri dan pertambangan. Prospek penambangan di Tanah
Bumbu tidak hanya mengandalkan batu bara, tetapi juga terdapat bijih besi di Kecamatan
Batulicin dan Sungai Loban, penemuan gas alam di Selat dalam Kecamatan Batulicin, sawit
dan karet.
5.4.4. Perkembangan Kinerja dan Produk Unggulan KAPET SASAMBAKaltim