Hasil Matriks Keterkaitan Spasial Antar KabupatenKota di Wilayah Kalimantan Barat

122 Tabel

6.25. Matriks Keterkaitan Spasial Antar KabupatenKota di Wilayah Kalimantan Barat

Ro w L ab e ls B E N G K A Y A N G K A P U A S HU LU K E T A P A N G K O T A P O N T IA N A K K O T A SIN G K A W A N G LA N D A K ME LA W I P O N T IA N A K SA MBA S SA N G G A U SE K A D A U SIN T A N G V i BENGKAYANG 0,882 0,963 1,159 1,173 1,099 0,855 1,201 1,193 1,042 0,917 0,961 0,0863 KAPUAS HULU 0,883 0,923 0,969 0,876 0,913 0,900 0,958 0,932 0,971 0,886 0,996 0,0770 KETAPANG 0,908 0,870 1,045 0,905 0,944 0,866 1,013 0,944 0,990 0,893 0,950 0,0779 KOTA PONTIANAK 1,048 0,877 1,004 1,034 1,083 0,861 1,243 1,044 1,050 0,924 0,962 0,0840 KOTA SINGKAWANG 1,168 0,871 0,956 1,137 1,032 0,841 1,234 1,191 1,008 0,893 0,942 0,0850 LANDAK 1,081 0,897 0,986 1,178 1,019 0,887 1,130 1,067 1,148 0,982 1,002 0,0858 MELAWI 0,913 0,960 0,981 1,016 0,902 0,962 0,993 0,954 1,056 0,991 1,188 0,0824 PONTIANAK 1,092 0,870 0,977 1,249 1,127 1,044 0,846 1,082 1,017 0,900 0,945 0,0841 SAMBAS 1,124 0,878 0,944 1,087 1,128 1,022 0,843 1,122 1,008 0,893 0,946 0,0829 SANGGAU 0,986 0,918 0,995 1,099 0,959 1,105 0,937 1,060 1,012 1,182 1,078 0,0855 SEKADAU 0,962 0,929 0,994 1,072 0,941 1,047 0,974 1,038 0,994 1,310 1,140 0,0860 SINTANG 0,930 0,964 0,975 1,029 0,915 0,986 1,077 1,006 0,971 1,102 1,052 0,0830 V j 0,08370 0,07480 0,08071 0,09083 0,08281 0,08477 0,07459 0,09052 0,08587 0,08828 0,07931 0,08382 1,0000 Keterangan: j i d m D V m j b ij j i ≠ = ∑ = , 1 1 β D d m i j b ij j = ∑ ∑ β Vi = potensi wilayah asal ke-i untuk mengakses wilayah-wilayah lain sebagai wilayah tujuan ke-j j i d m D V n i b ij i j ≠ = ∑ = , 1 1 α D d m i j b ij j = ∑ ∑ β V j menunjukkan bahwa kapasitas pelayanan di wilayah tersebut mampu bersaing dengan wilayah pusat pelayanan j yang lain sehingga mampu menarik konsumen dari wilayah asal i Sumber: Hasil Analisis ,2010 Berdasarkan kemampuan dari setiap wilayah untuk mengakses wilayah‐wilayah lain sebagai wilayah tujuan berdasarkan nilai Vi, Kota Singkawang, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Landak dan Melawi merupakan daerah yang memiliki nilai Vi tinggi pembangkit daya dorong tinggi dan mengindikasikan tingginya peluang untuk mengakses wilayah‐wilayah lain menuju daerah tujuan. Dalam konteks aliran barang, menunjukkan besarnya jumlah produk dari daerah ini yang membanjiri wilayah‐wilayah tujuan. Sementara untuk melihat wilayah tujuan yang dominan diakses oleh wilayah asal, dan memiliki keunggulan fungsi sebagai pasar dibanding daerah lain, atau wilayah yang memiliki daya tarik tinggi dibanding daerah lain meliputi Kota Pontianak, Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Sanggau.

6.2.4. Hasil

Analisis Model Gravitasi di Provinsi Kalimantan Tengah Menurut nilai interaksi spasial Tij antarkabupatenkota menurut daerah asal, Kabupatenkota yang memiliki interaksi spasial paling banyak dengan daerah lain adalah Kabupaten Barito Selatan, yakni memiliki nilai interaksi relatif tinggi dengan 9 kabupatenkota dari total 13 kabupatenkota. Kabupaten yang memiliki keterkaitan rendah tersebut meliputi Kabupaten Lamandau, Seruyan dan Sukamara. Urutan berikutnya adalah Kota Palangkaraya dan Kabupaten Barito Timur, dengan nilai interaksi relatif tinggi dengan 7 kabupatenkota, dan 6 kabupaten lainnya memiliki keterkaitan spasial yang rendah. Sementara daerah asal yang memiliki nilai interaksi relatif rendah dengan kabupatenkota lainnya adalah Kabupaten Sukamara dan Lamandau yang hanya memiliki keterkaitan spasial relatif tinggi hanya dengan 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Sukamara dengan Kabupaten Kobar, Kotim, dn Lamandau, sementara Kabupaten Lamandau hanya dengan Kabupaten Kobar, Kotim dan Sukamara. 123 Menurut daerah tujuan, kabupatenkota yang memiliki nilai interaksi relatif tinggi dengan daerah lain paling banyak adalah Kabupaten Kotawaringin Timur, yakni memiliki nilai interaksi spasial relatif tinggi dengan 11 dari 13 kabupatenkota di Kalmantan Tengah, kecuali dengan Kabupaten Barito Utara dan Murung Raya. Urutan berikutnya adalah Kota Palangkaraya yang memiliki nilai interaksi relatif tinggi dengan 10 kabupaten daerah asal, kecuali dengan Kabupaten Kobar, Lamandau dan Sukamara. Daerah tujuan yang memiliki nilai interaksi relatif tinggi dengan sedikit daerah lain daerah asal adalah Kabupaten Lamandau, Seruyan dan Sukamara. Rincian dari ketiga kabupaten tersebut dalam keterkaitan yang relatif tinggi dengan daerah asal, masing‐masing adalah: Kabupaten Lamandau dengan daerah asal Kobar dan Sukamara; Kabupaten Seruyan dengan daerah asal Kobar dan Kotim; serta Kabupaten Sukamaran dengan daerah asal Kobar dan Lamandau. Gambaran secara rinci untuk nilai indeks keterkaitan spasial dari setiap kabupatenkota dapat dilihat pada Tabel 6.26. Tabel 6.26. Matriks Keterkaitan Spasial Antar KabupatenKota di Wilayah Kalimantan Tengah KabupatenKota Ba rito Se la ta n Ba rito T imu r Ba rito Uta ra Gunung Mas Kapuas Kat ingan Kota Palangkaraya Kot awaringin Barat Kot awaringin Timur Lamandau Murung Raya Pulang Pisau Seruyan Sukamara Vj Barito Selatan 1,753 1,645 1,528 1,603 1,512 1,612 1,393 1,511 1,295 1,532 1,547 1,374 1,250 0,072 Barito Timur 1,789 1,540 1,464 1,657 1,486 1,597 1,388 1,506 1,288 1,460 1,589 1,377 1,246 0,072 Barito Utara 1,650 1,515 1,545 1,512 1,469 1,517 1,376 1,472 1,284 1,753 1,449 1,344 1,238 0,071 Gunung Mas 1,556 1,461 1,568 1,528 1,610 1,597 1,426 1,549 1,335 1,597 1,474 1,385 1,278 0,072 Kapuas 1,519 1,540 1,428 1,421 1,511 1,645 1,425 1,577 1,314 1,387 1,958 1,448 1,274 0,072 Katingan 1,505 1,450 1,458 1,574 1,588 1,749 1,491 1,738 1,387 1,443 1,545 1,465 1,323 0,073 Kota Palangkaraya 1,579 1,533 1,481 1,536 1,700 1,720 1,454 1,663 1,347 1,447 1,706 1,453 1,295 0,074 Kotawaringin Barat 1,356 1,325 1,335 1,363 1,464 1,457 1,445 1,598 1,688 1,321 1,393 1,541 1,685 0,070 Kotawaringin Timur 1,440 1,406 1,398 1,448 1,586 1,662 1,617 1,564 1,430 1,379 1,526 1,591 1,369 0,072 Lamandau 1,353 1,319 1,336 1,369 1,448 1,455 1,436 1,811 1,568 1,325 1,379 1,473 1,610 0,070 Murung Raya 1,560 1,458 1,779 1,597 1,491 1,476 1,504 1,382 1,474 1,292 1,429 1,343 1,243 0,070 Pulang Pisau 1,551 1,561 1,447 1,450 2,071 1,555 1,745 1,434 1,605 1,324 1,406 1,452 1,281 0,074 Seruyan 1,383 1,360 1,349 1,370 1,539 1,482 1,494 1,595 1,682 1,421 1,328 1,459 1,398 0,070 Sukamara 1,336 1,306 1,319 1,341 1,438 1,420 1,414 1,850 1,536 1,649 1,305 1,366 1,484 0,069 Vi 0,0724 0,0702 0,0706 0,0703 0,0763 0,0733 0,0754 0,0725 0,0758 0,0668 0,0691 0,0733 0,0693 0,0647 Keterangan: Tij rata‐rata= 1,485 Sumber: Hasil Analisis ,2010 Berdasarkan kemampuan dari setiap wilayah untuk mengakses wilayah‐wilayah lain sebagai wilayah tujuan yang didekati dari nilai V i , Kota Palangkaraya, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kabupaten Katingan merupakan daerah yang memiliki nilai Vi tinggi pembangkit daya dorong tinggi dan mengindikasikan tingginya peluang untuk mengakses wilayah‐wilayah lain menuju daerah tujuan. Dalam konteks aliran barang, menunjukkan besarnya jumlah produk dari daerah ini yang membanjiri wilayah‐wilayah tujuan. Sementara untuk melihat wilayah tujuan yang dominan diakses oleh wilayah asal, dan memiliki keunggulan fungsi sebagai pasar dibanding daerah lain, atau wilayah yang memiliki daya tarik tinggi dibanding daerah lain meliputi Kabupaten Kapuas, Kabupaten Kotawaringin Barat, dan Kota Palangkaraya. 124 6.2.5. Hasil Analisis Model Gravitasi di Provinsi Kalimantan Selatan Menurut nilai interaksi spasial Tij antarkabupatenkota menurut daerah asal, Kabupatenkota yang memiliki interaksi spasial dengan daerah lain paling banyak adalah Kabupaten Tapin, yakni memiliki nilai interaksi relatif kuat dengan 7 kabupatenkota dari total 12 kabupatenkota. Berikutnya adalah Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang memiliki keterkaitan relatif tinggi dengan 6 kabupatenkota. Sementara Kota Banjarbaru dan Kota banjarmasing hanya memiliki keterkaitan spasial relatif tinggi dengan 4 kabupaten, yaitu Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Tanah Laut, dan Kota Banjarbaru untuk Kota Banjarmasin dan sebaliknya. Untuk daerah asal yang tidak memiliki nilai interaksi relatif tinggi dengan kabupatenkota lainnya adalah Kabupaten Kotabaru, sementara Kabupaten Tanah Bumbu hanya memiliki keterkaitan spasial relatif tinggi dengan Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut. Menurut daerah tujuan, kabupaten Banjar memiliki nilai interaksi relatif tinggi dengan daerah lain paling banyak, yakni sebanyak 7 dari 12 kabupatenkota di Provinsi Kalimantan Selatan. Daerah tujuan lainnya yang memiliki nilai keterkaitan spasial terbanyak yakni 5 dari 12 kabupaten adalah Kabupaten Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Kota Banjar Baru, Kota Banjarmasin, dan Tapin. Sementara daerah tujuan yang memiliki nilai interaksi relatif rendah dengan daerah lain daerah asal adalah Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu. Gambaran secara rinci untuk nilai indeks keterkaitan spasial dari setiap kabupatenkota dapat dilihat pada Tabel 6.27. Tabel 6.27. Matriks Keterkaitan Spasial Antar KabupatenKota di Wilayah Kalimantan Selatan A sal \T u ju an Bal an g an Ban jar Bar it o K u a la Hu lu S u n g ai S e lata n Hu lu S u n g ai T e n g ah Hu lu S u n g ai U tar a K o ta Ban jar Bar u K o ta Ban jar m a si n K o ta Bar u T ab al o n g T an ah Bu m b u T an ah L au t T ap in Vj Balangan 1,106 1,127 1,236 1,396 1,419 1,059 1,107 1,090 1,480 1,053 1,044 1,158 0,077 Banjar 1,044 1,277 1,155 1,115 1,100 2,405 1,422 1,064 1,055 1,181 1,292 1,197 0,083 Barito Kuala 1,086 1,304 1,226 1,167 1,165 1,240 1,345 1,057 1,097 1,108 1,150 1,288 0,077 Hulu Sungai Selatan 1,202 1,191 1,238 1,428 1,319 1,136 1,177 1,104 1,178 1,109 1,096 1,468 0,079 Hulu Sungai Tengah 1,350 1,143 1,172 1,420 1,462 1,092 1,137 1,106 1,259 1,082 1,068 1,252 0,079 Hulu Sungai Utara 1,378 1,133 1,175 1,317 1,469 1,083 1,136 1,079 1,329 1,064 1,060 1,215 0,078 Kota Banjar Baru 1,039 2,503 1,263 1,146 1,109 1,094 1,432 1,061 1,051 1,180 1,314 1,183 0,083 Kota Banjarmasin 1,035 1,409 1,306 1,132 1,100 1,093 1,365 1,041 1,050 1,119 1,235 1,161 0,076 Kota Baru 1,049 1,086 1,056 1,093 1,101 1,070 1,041 1,072 1,055 1,106 1,045 1,072 0,069 Tabalong 1,444 1,091 1,112 1,182 1,270 1,335 1,045 1,096 1,069 1,037 1,032 1,125 0,075 Tanah Bumbu 1,022 1,215 1,116 1,106 1,086 1,062 1,166 1,161 1,114 1,031 1,194 1,115 0,072 Tanah Laut 1,006 1,320 1,150 1,086 1,064 1,051 1,290 1,273 1,046 1,020 1,186 1,101 0,073 Tapin 1,140 1,249 1,316 1,486 1,274 1,231 1,187 1,222 1,096 1,134 1,131 1,125 0,079 Vi 0,075 0,085 0,077 0,079 0,079 0,078 0,082 0,079 0,070 0,074 0,072 0,074 0,077 Keterangan: Tij rata‐rata= 1,187 Sumber: Hasil Analisis, 2010 Berdasarkan kemampuan dari setiap wilayah untuk mengakses wilayah‐wilayah lain sebagai wilayah tujuan yang didekati dari nilai V i , Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru merupakan daerah yang memiliki nilai Vi tinggi pembangkit daya dorong tinggi terhadap daerah tujuan. Kedua daerah ini memiliki peluang untuk mengakses wilayah‐wilayah lain, dan menunjukkan besarnya jumlah produk dari daerah ini yang membanjiri wilayah‐wilayah tujuan. 125 Kondisi yang sama untuk wilayah tujuan yang dominan diakses oleh wilayah asal, dan memiliki keunggulan fungsi sebagai pasar dibanding daerah lain, atau wilayah yang memiliki daya tarik tinggi dibanding daerah lain adalah Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru. Berdasarkan kedudukan sebagai pembangkit memiliki daya dorong, dan memiliki daya tarik yang tinggi dibanding kabupatenkota lannya, hal ini mengindikasikan tingginya fungsi Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru dalam interaksi spasial, walaupun tidak memiliki keterkaitan yang luas dengan kabupatenkota secara menyeluruh di Kalimantan Selatan.

6.2.6. Hasil