Perkembangan Pola Pemanfaatan Ruang di Wilayah Kalimantan Dalam Mendukung Perekonomian Daerah
75
Tabel 5.14: Hasil Analisis LQ Menurut 9 Sektor di Provinsi Kalimantan Tengah
KABUPATENKOTA
1 .
P e
rt a
n ia
n 2
. P
e rt
a m
b a
n g
a n
p e
n g
g a
li a
n 3
. In
d u
st ri
p e
n g
o la
h a
n 4
. Li
st ri
k ,
g a
s a
ir b
e rs
ih 5
. K
o n
st ru
k si
6 .
P e
rd a
g a
n g
a n
, h
o te
l re
st o
ra n
7 .
P e
n g
a n
g ku
ta n
ko m
u n
ik a
si 8
. K
e u
a n
g a
n ,
re a
l e
st a
t, js.
P rsh
. 9
. Ja
sa ‐j
a sa
K AW
A S
A N
AN D
AL AN
Kab. Kotawaringin Barat
1,16 0,40
1,58 0,62
0,53 0,89
0,91 0,96
0,72
v
Kab. Kotawaringin Timur 0,88
0,20 1,90
0,69 0,64
1,41 1,19
0,78 0,56
v
Kab. Kapuas 1,11
0,08 0,75
0,58 2,22
1,02 0,41
1,28 0,91
v
Kab. Barito Selatan 0,87
0,13 0,80
0,90 1,47
0,91 1,58
1,90 1,10
v
Kab. Barito Utara 0,72
4,34 0,65
1,18 1,30
0,98 0,98
1,11 0,94
v
Kab. Sukamara 1,78
0,11 0,33
0,24 0,26
0,90 0,15
0,53 0,42
Kab. Lamandau 1,66
0,44 0,09
0,13 0,04
0,89 0,41
0,84 0,71
Kab. Seruyan 1,28
0,31 0,95
0,42 0,41
1,10 0,82
0,59 0,71
v
Kab. Katingan 1,06
0,92 0,90
0,36 0,45
1,01 1,41
0,56 0,96
Kab. Pulang Pisau 1,45
0,07 0,61
0,69 1,34
0,86 0,29
0,59 0,79
v
Kab. Gunung Mas 1,31
2,46 0,29
0,27 1,12
0,76 0,29
0,40 0,99
Kab. Barito Timur 1,26
0,23 0,52
0,56 1,44
0,69 0,76
1,18 1,11
Kab. Murung Raya 0,82
7,45 0,39
0,72 0,81
0,55 0,74
0,75 0,90
Kota Palangka Raya 0,16
0,40 0,67
4,95 1,29
0,85 2,28
1,78 3,02
v
Perkembangan pergeseran
proporsi proportional shift, menunjukkan sektor yang mengalami perubahan
meningkat pada agregat provinsi terjadi pada sektor pertambangan, sektor listrik, gas,
dan air minum, sektor konstruksi, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor keuangan
. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 5.15.
Tabel 5.15: Hasil Analisis Shift Share Menurut 9 Sektor di Provinsi Kalimantan Tengah
KABUPATENKOTA SEKTOR
PDRB KAWASAN
ANDALAN
1 .
P e
rt a
n ia
n 2
. P
e rt
a m
b an
g an
p e
n g
g al
ian 3
. In
d u
st ri
p e
n g
o la
h an
4 .
Li str
ik , g
as ai
r b
e rs
ih 5
. K
o n
str u
ks i
6 .
P e
rd ag
an g
a n
, h
o te
l re
st o
ra n
7 .
P e
n g
an g
ku tan
ko m
u n
ik a
si 8
. K
e u
a n
g an
, re
al e
st a
t, js
. P
rs h
. 9
. Ja
sa ‐ja
sa
Share 0,07
Proportional Shift
‐0,07 1,67
‐0,11 0,08
0,07 ‐0,04
0,02 0,72
‐0,03
Defferential Shift
Kab. Kotawaringin Barat
0,08 0,41
0,30 ‐0,07
‐0,18 ‐0,24
0,02 0,02
‐0,17
v
Kab. Kotawaringin Timur 0,05
‐0,11 0,28
‐0,05 ‐0,12
0,15 0,07
‐0,02 ‐0,22
v
Kab. Kapuas ‐0,05
1,01 0,37
‐0,11 0,10
0,10 0,06
0,35 0,15
v
Kab. Barito Selatan ‐0,17
‐1,69 ‐0,43
0,21 0,80
0,19 ‐0,50
0,25 ‐0,39
v
Kab. Barito Utara ‐0,12
2,53 1,15
0,13 ‐0,42
‐0,26 ‐0,01
‐0,03 0,02
v
Kab. Sukamara 0,01
3,93 0,22
0,03 ‐0,25
‐0,33 ‐0,02
‐0,04 0,01
Kab. Lamandau 0,15
‐0,52 0,40
0,11 ‐0,05
‐0,20 0,20
‐0,05 0,04
Kab. Seruyan 0,07
‐0,58 0,21
0,05 ‐0,19
‐0,26 0,02
‐0,26 ‐0,07
v
Kab. Katingan ‐0,02
0,00 0,04
‐0,04 ‐0,19
‐0,27 0,65
‐0,09 0,13
Kab. Pulang Pisau ‐0,01
0,25 0,15
‐0,08 ‐0,10
0,17 ‐0,07
0,23 0,17
v
Kab. Gunung Mas 0,00
‐0,57 0,64
0,29 0,15
0,17 0,00
0,00 0,08
Kab. Barito Timur 0,62
0,03 0,01
0,02 0,19
‐0,02 ‐0,06
0,14 Kab. Murung Raya
0,05 ‐0,53
0,19 0,06
‐0,03 ‐0,19
0,05 ‐0,18
0,14 Kota Palangka Raya
0,08 0,41
0,30 ‐0,07
‐0,18 ‐0,24
0,02 0,02
‐0,17
v
Perkembangan Pola Pemanfaatan Ruang di Wilayah Kalimantan Dalam Mendukung Perekonomian Daerah
76
Sementara untuk pergeseran diferensial differential shift yang mengindikasikan seberapa
kompetitif sektor tertentu di kabupaten‐kabupaten yang termasuk Kawasan Andalan di
Provinsi kalimantan Tengah dapat diuraikan sebagai berikut:
1 Sektor
pertanian hanya menjadi sektor yang kompetitif di Kabupaten Kobar, Kotim, Seruyan dan
Kota Palangkaraya. 2
Sektor Pertambangan dan Penggalian merupakan sektor yang kompetitif di Kabupaten
Kobar, Kapuas, Barito Utara, dan kabupaten Pulang Pisau.
3 Sektor
Industri Pengolahan menjadi sektor yang kompetitif di hampir seluruh kabupaten yang
termasuk kawasan andalan kecuali di Kabupaten Barito Selatan. 4
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih menjadi sektor yang kompetitif di Kota Palangkaraya,
Barito Selatan, Seruyan dan Kabupaten Barito Utara.
5 Sektor
Konstruksi menjadi sektor yang kompetitif di seluruh Kabupaten Kapuas dan Barito Selatan.
6 Sektor
Perdagangan, Hotel dan restoral menjadi sektor yang kompetitif di Kabupaten Kotim, Kapuas,
Barito Selatan, Seruyan, dan Pulang Pisau. 7
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi menjadi sektor yang kompetitif di Kobar, Kotim,
Kapuas, Seruyan, dan Kota Palangkaraya
8 Sektor
Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan menjadi sektor basis di Kabupaten Kobar,
Kapuas, Barito Selatan, Pulang Pisau dan Kota Palangkaraya. 9
Sektor Jasa‐Jasa menjadi sektor yang kompetitif di Kabupaten Kapuas, Barito Utara, dan
Pulang Pisau.
Berdasarkan analisis Klassen yang menggambarkan pola dan struktur ekonomi, analisis LQ dan
Shift Share untuk mengidentifikasi sektor unggulan basis, dan sektor yang kompetitif
diferensial shift, maka dapat diperkirakan perkembangan dari setiap kawasan andalan di
Provinsi Kalimantan Tengah dengan gambaran sebagai berikut:
•
Kawasan Sampit ‐ Pangkalan Bun dan sekitarnya yang diindikasikan oleh Kabupaten Kobar
dan Kotim dengan perkembangan kabupaten Kobar merupakan daerah cepat maju dan
cepat berkembang, dan Kabupaten Kotim merupakan daerah Maju tapi tertekan PDRB
perkapita di atas rata‐rata provinsi, laju pertumbuhan PDRB di bawah rata‐rata provinsi.
Sektor unggulan yang dimiliki hampir pada seluruh sektor kecuali sektor pertambangan,
sedangkan sektor unggulan yang kompetitif terdapat pada hampir seluruh sektor kecuali
sektor konstruksi di Kobar, serta sektor industri dan keuangan di Kotim.
Kawasan Sampit memiliki sistem sungai besar dan angkutan sungai yang baik hingga 150 km
dari pantai. Produksi pertanian dan minyak kelapa sawit stabil, tetapi produksi kayu bulat,
kayu lapis, dan kayu olahan menurun. Ada beberapa perkebunan kelapa sawit yang besar‐
besar, tetapi umummya membutuhkan perbaikan manajemen dan peralatan untuk
meningkatkan produktivitas. Pengalaman transmigrasi dan eksploitasi oleh ‘konco‐konco’
para pejabat pemerintah membawa dampak sangat buruk, sedemikian rupa sehingga lahan
masih tetap dalam sengketa, dan prospek bagi peningkatan lapangan kerja tidak terlalu
cerah. Ada alasan‐alasan yang kuat untuk pengembangan kehutanan berbasis komunitas
Perkembangan Pola Pemanfaatan Ruang di Wilayah Kalimantan Dalam Mendukung Perekonomian Daerah
77
dan perkebunan di Sampit dan Palangkabun, tetapi ini membutuhkan perbaikan peraturan,
penegakan hukum, kepastian hak milik tanah, dan kepastian persediaan dana kredit. Saat
ini, permintaan akan angkutan jalan rendah. Akan ada pergeseran orientasi setelah koridor
jalan selatan ke Palangkaraya dan Banjarmasin diperbaiki, terutama untuk pelayanan
penumpang dan barangkali untuk impor barang konsumen.
Kawasan Pangkalan Bun memiliki penduduk yang jarang ini mencakup tiga sistem sungai
yang besar, masing‐masing dengan beratus‐ratus pemukiman di sepanjang sungai. Hutan
sudah banyak yang rusak, dan hasil kayu dilaporkan telah menurun menjadi sekitar
sepersepuluh akibat penebangan liar pada tahun 1980‐90‐an. Produksi kayu lapis telah
menurun, tetapi masih cukup besar, sekitar 200.000 – 300.000 ton per tahun. Ada
perkebunan ‐perkebunan kelapa sawit yang besar‐besar sekitar 200.000 hektar, dan dua
kilang minyak sawit, yang menggunakan pelabuhan Kumai. Sedikit sekali dari produksi sub‐
wilayah ini yang mengandalkan angkutan jalan raya.
•
Kawasan Kuala Kapuas dan sekitarnya yang diindikasikan oleh kondisi Kabupaten Kapuas
dan Pulang Pisau yang termasuk daerah relatif tertinggal. Sektor unggulan yang dimiliki
kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau hampir meliputi seluruh sektor ekonomi kecuali sektor
pertambangan dan pengangkutan, dan sektor unggulan yang kompetitif meliputi hanya
pada sektor pertanian, dan sektor perdagangan di kabupaten Kapuas.
Kawasan kuala kapuas sebagai sentra penghasil beras, ikan dan sayur mayur yang terletak
antara Banjarmarsin dan Palangkaraya, dan mencakup daerah rawa dan tanah gambut yang
sangat luas. Masa depannya tergantung pada kemampuannya bersaing di pasar daerah,
melalui peningkatan produktivitas lahan, air, dan tenaga kerja. Peningkatan sektor
pembangunan dimasa mendatang perlu didukung oleh pemberantasan kebakaran hutan,
investasi dalam manajemen air, investasi dalam teknologi dan pengetahuan, dan
pemberantasan hama dan penyakit.
•
Kawasan Buntok dan sekitarnya yang diindikasikan oleh Kabupaten Barito Selatan, dan
Barito Timur termasuk daerah maju tapi tertekan dengan sektor unggulan pada hampir
seluruh sektor ekonomi. Sektor unggulan yang kompetitif meliputi sektor industri,
perdagangan, keuangan dan jasa‐jasa. Pada kawasan ini, khususnya di Kabupaten Barito
Timur memiliki cadangan batubara yang sangat besar dan pertambangan skala menengah
batubara sekitar 1 satu juta ton per tahun. Industri‐industri berbasis hutan telah
mengalami kemunduran karena hutan yang mudah dikelola di situ sudah banyak
dieksploitasi, tanpa ada penghijauan atau investasi baru dalam peralatan. Ruas timur‐barat
dari Kalimantan Selatan ke Palangkaraya akan berdampak pada sub‐wilayah ini, tetapi tidak
besar karena tidak adanya perdagangan barang yang saling melengkapi. Kawasan ini ini
sebagai calon kuat untuk pelayanan kereta api, yang dapat dibangun dalam sepuluh tahun
yang akan datang ini. Proyek seperti ini menuntut perubahan‐perubahan besar dalam tata
pemerintahan, pengarahan dan koordinasi pemerintah, kerjasama dengan investor, pekerja
tambang, operator pertambangan, dan tokoh masyarakat, dan kerjasama pembeli dan
pemakai batubara.
Perkembangan Pola Pemanfaatan Ruang di Wilayah Kalimantan Dalam Mendukung Perekonomian Daerah
78
•
Kawasan Muarateweh dan sekitarnya yang diindikasikan oleh kabupaten Barito Utara,
termasuk daerah relatif tertinggal. Sektor unggulan yang dimiliki meliputi seluruh sektor
ekonomi khususnya sektor pertambangan, dan sektor unggulan yang kompetitif terdapat
pada sektor pertambangan, industri pengolahan, listrik, dan konstruksi.
Kawasan ini terletak di hulu sungai dan lembah bukit yang sudah banyak mengalami
kemunduran. Penduduknya sangat jarang, produksi per orang rendah, dan kelompok‐
kelompok masyarakat hidup sangat terpencil. Surplus yang tidak seberapa besar dapat
diangkut dengan angkutan sungai atau kadang‐kadang dengan kendaraan umum atau
kendaraan pedagang. Prospek jangka panjang untuk pembangunan sosial dan ekonomi
tidak terlalu cerah; tetapi kabupaten itu mungkin mendapat manfaat yang cukup besar dari
pertambangan besar batubara di Kabupaten Barito Utara. Ada berbagai rencana untuk
membangun koridor selatan Trans‐Kalimantan sepanjang sekitar 500 km. di kaki bukit.
Tetapi kalaupun ini dapat dirawat, dampaknya pada sub‐wilayah ini tidak besar, karena
tidak adanya perdagangan barang yang saling melengkapi. Ruas timur‐barat yang lebih
menjanjikan sedang dibangun agak lebih jauh ke selatan, yang menghubungkan Ampah dan
Buntok dengan Palangkaraya.
•
Kawasan Andalan Laut Kuala Pembuang yang diindikasikan oleh perkembangan Kabupaten
Seruyan, termasuk daerah cepat maju dan cepat berkembang. Sektor unggulan yang
dimiliki meliputi pertanian, industri pengolahan, perdagangan, pengangkutan, keuangan
dan jasa‐jasa. Sementara sektor unggulan yang kompetitif meliputi sektor industri,
perdagangan, pengangkutan dan jasa‐jasa.
3. Provinsi
Kalimantan Selatan
Hasil analisis LQ seluruh kabupaten kota di Provinsi Kalimantan Selatan baik yang berada
dalam kawasan andalan maupun pada kawasan bukan andalan, memiliki nilai LQ yang lebih
besar dari satu pada beberapa sub sektor lapangan usaha. Berdasarkan hasil analisis LQ Tabel…,
sektor basisunggulan 1 di kabupatenkota yang termasuk kawasan andalan adalah sebagai
berikut: 1
Sektor pertanian hanya menjadi sektor basis di Kabupaten Tanah
Laut, Kota Baru, Banjar. Barito
Kuala dan Hulu Sungai Selatan. 2
Sektor Pertambangan dan Penggalian merupakan sektor basis di Kabupaten Kota Baru dan
Tanah Bumbu.
3 Sektor
Industri Pengolahan menjadi sektor basis di Kabupaten Tanah laut, Barito Kuala, dan Kota
Banjarmasin. 4
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih menjadi sektor basis di Kabupaten Banjar, dan Kota
Banjarmasin. 5
Sektor Konstruksi menjadi sektor basis di seluruh Kabupaten Barito Kuala dan Kota
Banjarmasin.
Perkembangan Pola Pemanfaatan Ruang di Wilayah Kalimantan Dalam Mendukung Perekonomian Daerah
79
6 Sektor
Perdagangan, Hotel dan restoral menjadi sektor basis di Tanah Laut, Kota Baru,
Banjar, Hulu Sungai Selatan dan Kota Banjarmasin.
7 Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi menjadi sektor basis di Kotabaru dan Kota banjarmasin.
8 Sektor
Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan menjadi sektor basis di Kabupaten Banjar
dan Kota Banjarmasin. 9
Sektor Jasa‐Jasa menjadi sektor basis di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kota
Banjarmasin.
Tabel 5.16: Hasil Analisis LQ Menurut 9 Sektor di Provinsi Kalimantan Selatan
KABUPATENKOTA SEKTOR
PDRB KAWASAN
ANDALAN
1 .
P e
rt an
ia n
2 .
P e
rt a
m b
a n
g an
p e
n g
g al
ian 3
. In
d u
str i
p e
n g
o la
h an
4 .
Li str
ik ,
g a
s ai
r b
e rs
ih 5
. K
o n
str u
ks i
6 .
P e
rd ag
an g
a n
,
h o
te l
r e
st o
ran 7
. P
e n
g an
g ku
tan k
o m
u n
ik a
si 8
. K
e u
an g
an ,
re a
l
e st
a t,
js .
P rs
h .
9 .
Ja sa
‐ja sa
Kab. Tanah Laut
1,41 0,45
1,89 0,29
0,36 1,34
0,22 0,79
0,92 v
Kab. Kota Baru 1,56
1,06 0,62
0,36 0,76
1,02 1,09
0,30 0,43
v Kab. Banjar
1,07 0,95
0,53 1,20
0,96 1,42
0,54 1,20
0,99 v
Kab. Barito Kuala 1,50
‐ 2,31
0,30 1,80
0,90 0,26
0,88 0,97
v Kab. Tapin
1,74 1,06
0,42 0,84
0,74 0,53
0,25 0,82
1,45 Kab. Hulu Sungai Selatan
1,48 0,13
0,82 0,67
0,88 1,27
0,71 0,95
1,90 v
Kab. Hulu Sungai Tengah 1,78
0,03 0,76
0,49 0,53
0,87 0,76
1,32 2,20
Kab. Hulu Sungai Utara 1,35
0,00 0,97
1,03 1,03
1,07 1,03
0,91 2,30
Kab. Tabalong 0,68
3,05 0,09
0,20 0,38
0,28 0,20
0,64 0,76
Kab. Tanah Bumbu 0,73
2,13 0,81
0,52 0,94
0,62 0,99
0,37 0,41
v Kab. Balangan
0,94 3,03
0,03 0,19
0,29 0,26
0,24 0,22
0,52 Kota Banjarmasin
0,04 ‐
1,83 2,50
1,53 1,39
2,73 2,50
1,27 v
Kota Banjar Baru 0,20
0,46 1,33
4,34 3,13
1,17 0,95
0,71 1,96
Perkembangan pergeseran
proporsi proportional shift, menunjukkan sektor yang mengalami perubahan
meningkat pada agregat provinsi terjadi pada sektor pertambangan, sektor konstruksi,
sektor perdagangan hotel dan restoran. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 5.17.
Tabel 5.17: Hasil Analisis Shift Share Menurut 9 Sektor di Provinsi Kalimantan Selatan
KABUPATENKOTA SEKTOR
PDRB KAWASAN
ANDALAN 1
. P
e rt
a n
ia n
2 .
P e
rt a
m b
a n
g a
n p
e n
g g
a li
a n
3 .
In d
u st
ri p
e n
g o
la h
a n
4 .
Li st
ri k
, g
a s
a ir
b e
rs ih
5 .
K o
n st
ru k
si 6
. P
e rd
a g
a n
g a
n ,
h o
te l
r e
st o
ra n
7 .
P e
n g
a n
g k
u ta
n ko
m u
n ik
a si
8 .
K e
u a
n g
a n
, re
a l
e st
a t,
js .
P rs
h .
9 .
Ja sa
‐ja sa
Share 0,09
Proportional Shift
‐0,13 0,43
‐0,32 ‐0,12
0,10 0,13
‐0,14 ‐0,04
‐0,01
Defferential Shift
Kab.
Tanah Laut
0,08 0,41
0,30 ‐0,07
‐0,18 ‐0,24
0,02 0,02
‐0,17 v
Kab. Kota Baru
0,05 ‐0,11
0,28 ‐0,05
‐0,12 0,15
0,07 ‐0,02
‐0,22 v
Perkembangan Pola Pemanfaatan Ruang di Wilayah Kalimantan Dalam Mendukung Perekonomian Daerah
80
KABUPATENKOTA SEKTOR
PDRB KAWASAN
ANDALAN 1
. P
e rt
a n
ia n
2 .
P e
rt a
m b
a n
g a
n p
e n
g g
a li
a n
3 .
In d
u st
ri p
e n
g o
la h
a n
4 .
Li st
ri k
, g
a s
a ir
b e
rsi h
5 .
K o
n st
ru k
si 6
. P
e rd
a g
a n
g a
n ,
h o
te l
r e
st o
ra n
7 .
P e
n g
a n
g k
u ta
n ko
m u
n ik
a si
8 .
K e
u a
n g
a n
, re
a l
e st
a t,
js .
P rs
h .
9 .
Ja sa
‐ja sa
Kab. Banjar ‐0,05
1,01 0,37
‐0,11 0,10
0,10 0,06
0,35 0,15
v
Kab. Barito Kuala ‐0,17
‐1,69 ‐0,43
0,21 0,80
0,19 ‐0,50
0,25 ‐0,39
v
Kab. Tapin ‐0,12
2,53 1,15
0,13 ‐0,42
‐0,26 ‐0,01
‐0,03 0,02
Kab. Hulu Sungai Selatan
0,01 3,93
0,22 0,03
‐0,25 ‐0,33
‐0,02 ‐0,04
0,01 v
Kab. Hulu Sungai Tengah
0,15 ‐0,52
0,40 0,11
‐0,05 ‐0,20
0,20 ‐0,05
0,04
Kab. Hulu Sungai Utara
0,07 ‐0,58
0,21 0,05
‐0,19 ‐0,26
0,02 ‐0,26
‐0,07
Kab. Tabalong ‐0,02
0,00 0,04
‐0,04 ‐0,19
‐0,27 0,65
‐0,09 0,13
Kab. Tanah Bumbu ‐0,01
0,25 0,15
‐0,08 ‐0,10
0,17 ‐0,07
0,23 0,17
v
Kab. Balangan
0,00 ‐0,57
0,64 0,29
0,15 0,17
0,00 0,00
0,08
Kota Banjarmasin
0,62 0,03
0,01 0,02
0,19 ‐0,02
‐0,06 0,14
v
Kota Banjar Baru
0,05 ‐0,53
0,19 0,06
‐0,03 ‐0,19
0,05 ‐0,18
0,14
Sementara untuk pergeseran diferensial differential shift yang mengindikasikan seberapa
kompetitif sektor tertentu di kabupaten‐kabupaten yang termasuk Kawasan Andalan di
Provinsi kalimantan Selatan dapat diuraikan sebagai berikut:
1 Sektor
pertanian hanya menjadi sektor yang kompetitif di Kabupaten Tanah Laut, Kotabaru, Hulu
Suungai Selatan dan Kota Banjarmasin. 2
Sektor Pertambangan dan Penggalian merupakan sektor yang kompetitif di Kabupaten
Tanah Laut, Banjar, Hulu Sungai Selatan, dan Tanah Bumbu.
3 Sektor
Industri Pengolahan menjadi sektor yang kompetitif di Kabupaten Tanah Laut, Banjar,
Hulu Sungai Selatan, Tanah Bumbu, dan Kota Banjarmasin. 4
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih menjadi sektor yang kompetitif di Kabupaten Barito Kuala,
Hulu Sungai Selatan, dan Kota Banjarmasin.
5 Sektor
Konstruksi menjadi sektor yang kompetitif di Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Tanah Bumbu,
dan Kota Banjarmasin. 6
Sektor Perdagangan, Hotel dan restoral menjadi sektor yang kompetitif di Kabupaten
Kotabaru, Banjar, Hulu Sungai Selatan, dan Tanah Bumbu.
7 Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi menjadi sektor yang kompetitif di Kabupaten Tanah Laut,
Kotabaru, dan Banjar. 8
Sektor Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan menjadi sektor yang kompetitif di
Kabupaten Tanah Laut, Banjar, Barito Kuala, dan Tanah Bumbu.
9 Sektor
Jasa‐Jasa menjadi sektor basis di Kabupaten Kabupaten Banjar, Hulu Sungai Selatan, Tanah
Bumbu, dan Kota Banjarmasin. Berdasarkan
analisis Klassen yang menggambarkan pola dan struktur ekonomi, analisis LQ dan Shift
Share untuk mengidentifikasi sektor unggulan basis, dan sektor yang kompetitif diferensial
shift, maka dapat diperkirakan perkembangan dari setiap kawasan andalan di Provinsi
Kalimantan Selatan dengan gambaran sebagai berikut: •
Kawasan Andalan Laut Pulau Laut yang diindikasikan oleh Kabupaten Tanah laut, termasuk
daerah maju tapi tertekan dengan sektor unggulan meliputi sektor pertanian, industri
Perkembangan Pola Pemanfaatan Ruang di Wilayah Kalimantan Dalam Mendukung Perekonomian Daerah
81
pengolahan, dan sektor keuangan. Sementara sektor unggulan yang termasuk kompetitif
meliputi sektor pertanian, industri pengolahan, dan keuangan.
•
Kawasan Batulicin yang diindikasikan oleh Kabupaten Kota baru, termasuk daerah yang
cepat maju dan cepat berkembang. Sektor unggulan yang dimiliki meliputi hampir seluruh
sektor kecuali sektor listrik, sektor keuangan dan jasa‐jasa, sementara sektor unggulan yang
kompetitif meliputi sektor pertanian, industri, perdagangan, dan pengangkutan.
Kawasan ini adalah sub‐wilayah yang sangat dinamis, dengan pertambangan batubara,
kelapa sawit, kehutanan dan pertanian yang intensif, dan dengan prospek bagi investasi
besar dalam pelabuhan batubara dan pabrik baja, peningkatan produksi semen, pabrik
pengolahan batubara coklat UBC, proyek bubur kayu dan kertas di Pulau Laut, ekspor
minyak dan gas, dan berbagai industri kecil, dan pengolahan untuk pasar daerah.
Infrastruktur jalan dan pelabuhan cukup baik, dan beberapa sungai memungkinkan
pengapalan batubara. Pertambangan gelap umum terjadi, dengan lalulintas truk yang cukup
padat pada jalan umum. Ada peluang besar bagi investasi dalam produksi kayu dan kelapa
sawit seiring dengan perbaikan jalan arah ke timur dan ke utara. Jalan Kandangan‐
Batulincin berangsur‐angsur akan meningkatkan pelayanan impor‐ekspor ke wilayah utara‐
tengah Kalimantan Selatan. Ada kemungkinan wilayah selatan timur ini akan menjadi
wilayah yang paling dinamis di provinsi itu, dengan berbagai laju tumbuh di atas laju
tumbuh rata‐rata Kalimantan dan nasional.
•
Kawasan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya yang dindikasikan oleh Kabupaten Banjar dan
Kabupaten Barito Kuala, dengan perkembangan Kabupaten Banjar termasuk daerah maju
tapi tertekan, dan Kabupaten Barito Kuala termasuk daerah relatif tertinggal. Sektor
unggulan di Kabupaten Banjar meliputi seluruh sektor dengan sektor yang kompetitif
hampir pada seluruh sektor kecuali sektor pertanian dan sektor listrik. Sementara di
kabupaten Barito Kuala memiliki sektor unggulan hampir pada seluruh sektor kecuali
pertambangan, listrik, dan pengangkutan, dan sektor unggulan yang kompetitif meliputi
sektor konstruksi, perdagangan dan sektor keuangan.
Kawasan ini merupakan pusat kota utama, dengan sejarah panjang kegiatan‐kegiatan dan
kaitan ‐kaitan beraneka ragam yang membentuk perannya di selatan dan di tengah pulau
Kalimantan ‐pelayanan pelabuhan, perdagangan, keuangan, pengolahan, penggergajian
kayu, kayu lapis, perabot rumah tangga, pertanian, kelapa sawit dan minyak kelapa sawit,
batubara, batu permata, bahan bangunan, minyak dan gas. Kota itu sendiri terus
berkembang lebih cepat daripada sub‐sub wilayah yang lain, didukung oleh pertumbuhan di
tiga koridor utama ‐ barat ke Kapuas dan Kalimantan Tengah; utara ke Kandangan dan
Tanjung; dan timur ke Tanah Laut, Batulincin dan Kota Baru. Ruas‐ruas jalan koridor‐
koridor ini dengan kota itu adalah calon yang cocok untuk jalan tol. Salah satu faktor yang
penting untuk pertumbuhan dan pengembangan sub‐wilayah ini adalah investasi untuk
memperbaiki dan mengembangkan fasilitas pertumbuhan, termasuk peningkatan
penggunaan peti kemas dan peningkatan kapasitas terminal batubara, dan pergeseran
lalulintas dari angkutan jalan ke angkutan sungai, dan, dalam jangka panjang, antara
angkutan sungai dan angkutan kereta api.
Perkembangan Pola Pemanfaatan Ruang di Wilayah Kalimantan Dalam Mendukung Perekonomian Daerah
82
•
Kawasan Kandangan dan Sekitarnya yang diindikasikan oleh Kabupaten Hulu Sungai
Selatan termasuk daerah relatif tertinggal. Sektor unggulan yang dimiliki meliputi hampir
seluruh sektor kecuali sektor pertambangan. Sektor unggulan yang kompetitif meliputi
sektor pertanian, industri pengolahan, listrik, dan jasa‐jasa.
4. Provinsi
Kalimantan Timur
Hasil analisis LQ seluruh kabupaten kota di Provinsi Kalimantan Timur baik yang berada dalam
kawasan andalan maupun pada kawasan bukan andalan, memiliki nilai LQ yang lebih besar
dari satu pada beberapa sub sektor lapangan usaha. Berdasarkan hasil analisis LQ Tabel…,
sektor basisunggulan 1 di kabupatenkota yang termasuk kawasan andalan adalah sebagai
berikut: 1
Sektor pertanian hanya menjadi sektor basis di Kabupaten Kutai
Kertanegara, Kab. Kutai Timur,
Kab. Berau, Kab. Malinau, Kab. Bulongan, Kab. Nunukan, Kab. Penajam Paser Utara
dan Kota Tarakan. 2
Sektor Pertambangan dan Penggalian merupakan sektor basis di Kabupaten Kabupaten
Kutai Kertanegara, Kab. Kutai Timur, dan Kab. Nunukan.
3 Sektor
Industri Pengolahan menjadi sektor basis di Kota Balikpapan, dan Kota Bontang.
4 Sektor
Listrik, Gas dan Air Bersih menjadi sektor basis di Kabupaten Bulongan, Kab.
Nunukan, Kota Balikpapan, Kota Samarinda, dan Kota Tarakan.
5 Sektor
Konstruksi menjadi sektor basis di seluruh Kabupaten Kutai Timur, Kab. Malinau,
Kab. Nunukan, Kota Balikpapan, Kota Samarinda, dan Kota Tarakan.
6 Sektor
Perdagangan, Hotel dan restoral menjadi sektor basis di Kabupaten Berau, Kab.
Malinau, Kab. Bulongan, Kab. Nunukan, Kab. Penajam Paser Utara, Kota Balikpapan,
Kota Samarinda, dan Kota Tarakan.
7 Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi menjadi sektor basis di Kabupaten Berau, Kab.
Malinau, Kab. Bulongan, Kota Balikpapan, Kota Samarinda, dan Kota Tarakan.
8 Sektor
Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan menjadi sektor basis di Kabupaten Penajam
Paser Utara, Kota Balikpapan, Kota Samarinda, dan Kota Tarakan. 9
Sektor Jasa‐Jasa menjadi sektor basis di Kabupaten Berau,
Kab. Malinau, Kab. Bulongan, Kab.
Nunukan, Kab. Penajam Paser Utara, Kota Balikpapan, Kota Samarinda, dan Kota Tarakan.
Perkembangan Pola Pemanfaatan Ruang di Wilayah Kalimantan Dalam Mendukung Perekonomian Daerah
83
Tabel 5.18: Hasil Analisis LQ Menurut 9 Sektor di Provinsi Kalimantan Timur
KABUPATENKOTA SEKTOR
PDRB KAWASAN
ANDALAN 1
. P
e rt
a n
ia n
2 .
P e
rt a
m b
a n
g a
n p
e n
g g
a li
a n
3 .
In d
u st
ri p
e n
g o
la h
a n
4 .
Li st
ri k
, g
a s
a ir
b e
rs ih
5 .
K o
n st
ru k
si 6
. P
e rd
a g
a n
g a
n ,
h o
te l
r e
st o
ra n
7 .
P e
n g
a n
g k
u ta
n ko
m u
n ika
si 8
. K
e u
a n
g a
n ,
re a
l
e st
a t,
js .
P rs
h .
9 .
Ja sa
‐ja sa
Kab. Pasir
4,10 1,61
0,03 0,70
0,78 0,71
0,40 0,74
1,23 Kab. Kutai Barat
3,58 1,24
0,05 0,67
4,71 0,94
0,70 1,04
1,29 Kab. Kutai Kertanegara
1,09 2,08
0,03 0,14
0,69 0,31
0,16 0,19
0,35 v
Kab. Kutai Timur 1,00
2,03 0,01
0,42 0,53
0,55 0,88
0,59 0,30
v Kab. Berau
4,28 0,90
0,38 0,85
0,36 2,14
3,99 0,39
2,11 v
Kab. Malinau 8,08
0,22 0,00
0,82 4,12
2,48 1,20
0,25 9,60
v Kab. Bulongan
5,92 0,56
0,37 3,67
0,06 1,72
1,87 0,14
9,41 v
Kab. Nunukan 5,19
1,29 0,01
1,53 1,14
1,69 0,85
0,07 2,31
v Kab. Penajam Paser Utara
4,02 0,99
0,43 0,93
0,89 2,09
0,59 1,50
1,87 v
Kab. Tana Tidung
Kota Balikpapan 0,37
0,00 1,71
2,50 2,61
2,10 2,50
1,81 1,38
v Kota Samarinda
0,50 0,15
0,58 4,85
1,48 4,47
4,81 7,49
5,46 v
Kota Tarakan 2,58
0,22 0,41
6,56 1,00
5,99 4,03
3,76 2,50
v Kota Bontang
0,01 0,00
2,64 0,14
0,37 0,11
0,08 0,12
0,07 v
Perkembangan pergeseran
proporsi proportional shift, menunjukkan sektor yang mengalami perubahan
meningkat pada agregat provinsi terjadi hanya pada sektor pertambangan. Hasil analisis
dapat dilihat pada Tabel 5.19.
Tabel 5.19: Hasil Analisis Shift Share Menurut 9 Sektor di Provinsi Kalimantan Timur
KABUPATENKOTA SEKTOR
PDRB KAWASAN
ANDALAN
1 .
P e
rt a
n ia
n 2
. P
e rt
a m
b a
n g
an p
e n
g g
a lian
3 .
In d
u st
ri p
e n
g o
lah an
4 .
Li str
ik ,
g a
s ai
r b
e rs
ih 5
. K
o n
str u
ks i
6 .
P e
rd ag
a n
g a
n ,
h o
te l
r e
st o
ra n
7 .
P e
n g
a n
g ku
ta n
ko m
u n
ik a
si 8
. K
e u
a n
g an
, re
a l
e st
a t,
js .
P rs
h .
9 .
Ja sa
‐ja sa
Share 0,34
Proportional Shift
‐0,44 0,82
‐0,30 ‐0,51
‐0,18 ‐0,52
‐0,45 ‐0,49
‐0,37
Defferential Shift :
Kab. Pasir
0,08 0,55
0,25 0,34
0,63 0,35
‐0,11 0,12
0,27 Kab. Kutai Barat
‐0,12 0,01
0,41 0,00
‐0,04 ‐0,02
‐0,02 ‐0,01
0,08 Kab. Kutai Kertanegara
‐0,08 ‐0,10
0,16 0,15
‐0,07 0,17
‐0,12 ‐0,11
0,27 v
Kab. Kutai Timur 0,06
0,11 0,07
‐0,07 ‐0,14
0,14 ‐0,11
0,01 ‐0,03
v Kab. Berau
0,01 0,01
0,12 ‐0,03
‐0,19 0,00
‐0,17 0,02
‐0,03 v
Kab. Malinau ‐0,10
‐0,25 0,62
0,47 0,37
0,08 0,05
3,18 0,23
v Kab. Bulongan
0,15 1,60
‐0,47 0,12
0,48 ‐0,27
‐0,10 0,26
‐0,08 v
Kab. Nunukan ‐0,11
‐0,29 5,60
‐0,02 0,05
0,64 0,02
0,31 0,44
v Kab. Penajam Paser Utara
0,25 ‐0,29
19,34 0,42
‐0,19 ‐0,68
‐0,18 0,07
0,32 v
Kab. Tana Tidung
Kota Balikpapan 0,34
‐0,07 0,09
‐0,02 0,24
‐0,02 0,27
0,00 ‐0,03
v Kota Samarinda
0,02 ‐0,10
0,05 ‐0,05
‐0,17 0,06
‐0,21 0,01
‐0,04 v
Kota Tarakan 0,02
0,05 0,23
0,24 ‐0,17
0,01 0,14
0,06 ‐0,39
v Kota
Bontang ‐0,17
‐0,13 ‐0,04
‐0,45 ‐0,20
‐0,09 ‐0,19
‐0,17 ‐0,08
v
Perkembangan Pola Pemanfaatan Ruang di Wilayah Kalimantan Dalam Mendukung Perekonomian Daerah
84
Sementara untuk pergeseran diferensial differential shift yang mengindikasikan seberapa
kompetitif sektor tertentu di kabupaten‐kabupaten yang termasuk Kawasan Andalan di
Provinsi kalimantan Selatan dapat diuraikan sebagai berikut:
1 Sektor
pertanian hanya menjadi sektor yang kompetitif di Kabupaten Kabupaten Kutai Timur,
Kab. Berau, Kab. Bulongan, Kab. Penajam Paser Utara, Kota Balikpapan, Kota Samarinda,
dan Kota Tarakan. 2
Sektor Pertambangan dan Penggalian merupakan sektor yang kompetitif di Kabupaten
Kabupaten Kutai Timur, Kab. Berau, Kab. Bulongan, Kab. Penajam Paser Utara, dan
Kota Tarakan.
3 Sektor
Industri Pengolahan menjadi sektor yang kompetitif di Kabupaten Kabupaten Kutai
Kertanegara, Kab. Kutai Timur, Kab. Berau, Kab. Malinau, Kab. Nunukan, Kab. Penajam
Paser Utara, Kota Balikpapan, Kota Samarinda, dan Kota Tarakan. 4
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih menjadi sektor yang kompetitif di Kabupaten
Kabupaten Kutai Kertanegara, Kab. Malinau, Kab. Bulongan, Kab. Penajam Paser Utara,
dan Kota Tarakan.
5 Sektor
Konstruksi menjadi sektor yang kompetitif di Kabupaten Kabupaten Malinau, Kab.
Bulongan, Kab. Nunukan, dan Kota Balikpapan. 6
Sektor Perdagangan, Hotel dan restoral menjadi sektor yang kompetitif di Kabupaten
Kutai Timur, Kab. Berau, Kab. Malinau, Kab. Nunukan, Kota Samarinda, dan Kota
Tarakan. 7
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi menjadi sektor yang kompetitif di Kabupaten
Malinau, Kab. Nunukan, Kota Balikpapan, dan Kota Tarakan.
8 Sektor
Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan menjadi sektor yang kompetitif di KabupatenKutai
Timur, Kab. Berau, Kab. Malinau, Kab. Bulongan, Kab. Nunukan, Kab. Penajam
Paser Utara, Kota Balikpapan, Kota Samarinda, dan Kota Tarakan. 9
Sektor Jasa‐Jasa menjadi sektor basis di Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kutai
Kertanegara, Kab. Malinau, Kab. Nunukan, dan Kab. Penajam Paser Utara.
Berdasarkan analisis Klassen yang menggambarkan pola dan struktur ekonomi, analisis LQ dan
Shift Share untuk mengidentifikasi sektor unggulan basis, dan sektor yang kompetitif
diferensial shift, maka dapat diperkirakan perkembangan dari setiap kawasan andalan di
Provinsi Kalimantan Timur dengan gambaran sebagai berikut:
•
Kawasan Bontang‐Samarinda ‐ Tenggarong, Balikpapan Penajam dan Sekitarnya
Bonsamtebajam
yang dindikasikan oleh perkembangan Kabupaten Kutai Kertanegara, Kota
Balikpapan yang termasuk kategori daerah cepat maju dan cepat berkembang, Kota samarinda
dan Kota Bontang yang termasuk daerah cepat berkembang, serta Kabupaten Penajam
Paser Utara yang termasuk daerah relatif tertinggal. Sektor pertanian merupakan unggulan
di Kabupaten Kutai Kertanegara, Kota samarinda, dan Kabupaten Penajam Paser Utara;
sektor pertambangan merupakan unggulan di Kabupaten Kutai Kertanegara dan Penajam
Paser Utara; sektor industri merupakan unggulan di Kota Balikpapan, samarinda
Perkembangan Pola Pemanfaatan Ruang di Wilayah Kalimantan Dalam Mendukung Perekonomian Daerah
85
dan Kota Bontang; sektor listrik, perdagangan, pengangkutan, keuangan dan jasa‐jasa
merupakan sektor unggulan di Kota balikpapan, Samarinda dan Kabupaten Penajam Paser
Utara. Sedangkan untuk Sektor unggulan yang kompetitif terdapat di Kota Samarinda dan
Kabupaten Penajam Paser Utara; sektor industri di Kota Balikpapan dan samarinda; sektor
listrik di Kabupaten penajam Paser Utara; sektor konstruksi di Kota Balikpapan; sektor
pengangkutan di Kota Balikpapan; sektor keuangan di Kota balikpapan, Samarinda, dan
Kabupaten Penajam Paser Utara; serta sektor jasa‐jasa di Kabupaten Penajam Paser Utara
Kota Balikpapan. Pusat kota utama ini bertumpu pada industri pengolahan dan ekspor hasil
minyak dan gas, tetapi dengan kaitan‐kaitan yang berbeda dengan wilayah penunjang: jasa
pelabuhan, perdagangan, keuangan, pengolahan, kayu, pabrik kayu, kayu lapis, perabot
rumah tangga, pertanian, kelapa sawit dan karet, kimia, dan perdagangan besar minyak dan
gas dan batubara dari Kabupaten Pasir ke Tanah Grogot. Sub‐wilayah ini sekarang tumbuh
lebih cepat daripada sub‐sub wilayah lainnya, didukung oleh pertumbuhan di koridor ke
Samarinda, dan selatan melalui Penajam dan Pasir. Ada investasi penting untuk pelabuhan
baru dan industri pengolahan di Kariangau di Teluk Balikpapan, dan penambangan
batubara yang semakin meningkat. Sebuah jalan arteri sedang diperbaiki, yang
menghubungkan kota itu dan wilayah selatan untuk mengurangi waktu tempuh dengan feri
melintasi muara di situ; dan pemerintah memiliki rencana untuk membangun sebuah
jembatan utama total 3,4 km dekat Kariangau yang melintasi muara berhutan bakau di
situ. Ada kemungkinan sub‐wilayah ini akan terus melakukan diversifikasi dan tumbuh lebih
cepat dibandingkan dengan pertumbuhan rata‐rata provinsi dan nasional.
Kota Samarinda. Sub‐wilayah ini mencakup pusat jasa Samarinda, Kabupaten Kutai
Kertanegara yang luas itu dan pengolahan sumberdaya dan pusat industri Bontang.
Samarinda terus berkembang bersama pengeluaran pemerintah yang terus meningkat, dan
permintaan dari luar dan harga‐harga yang bagus untuk hasil‐hasil utamanya, yakni minyak
dan gas, kimia, pertanian, kayu bulat, kayu gergajian, kayu lapis, perabot rumah tangga,
kelapa sawit, dan perdagangan batubara yang sangat besar. Sub‐wilayah ini tumbuh lebih
cepat daripada sub‐sub wilayah lainnya, didukung oleh pertumbuhan di koridor Bontang ‐
Samarinda ‐ Balikpapan. Kemungkinan besar produksi industri dan lapangan kerja akan
tumbuh cepat di sekitar Balikpapan, dan peningkatan perdagangan melalui pelabuhan yang
baru. Dikaitkan dengan permintaan dunia akan energi, barang kimia, kayu dan serat,
kemungkinan besar sub‐wilayah ini akan terus melakukan diversifikasi dan tumbuh lebih
cepat daripada pertumbuhan rata‐rata provinsi dan nasional.
•
Kawasan Sangkuriang, Sangata, dan Muara Wahau Sasamawa, yang diindikasikan oleh
perkembangan Kabupaten Kutai Timur yang termasuk daerah cepat maju dan cepat
berkembang. Sektor unggulan yang dimiliki meliputi sektor pertanian, pertambangan,
konstruksi, perdaganga, pengangkutan, dan keuangan. Sementara sektor unggulan yang
kompetitif meliputi sektor pertanian, pertambangan, perdagangan, dan jasa keuangan.
Kawasan andalan ini didominasi batubara terutama Kaltim Prima dan eksploitasi hutan,
dan penggunaan sungai‐sungai besar untuk pengangkutan melalui Kabupaten Kutai Timur.
Ada sebuah jalan ke selatan, tetapi pada jalan ini tidak memainkan peran dalam kegiatan
ekonomi umumnya, dan karena penduduknya jarang, perbaikan jalan tidak akan banyak
Perkembangan Pola Pemanfaatan Ruang di Wilayah Kalimantan Dalam Mendukung Perekonomian Daerah
86
dapat meningkatkan lalulintas. Pembangunan jangka panjang tergantung sebagian besar
pada kehutanan dan kebun kelapa sawit rakyat, didukung dengan peraturan dan tata
pengelolaan yang baik.
•
Kawasan Tarakan, Tanjung Palas, Nunukan, Pulau Bunyu, Malinau Tatapanbuma dan
Sekitarnya, yang diindikasikan oleh perkembangan Kabupaten Malinau, Bulongan dan
Nunukan yang termasuk daerah relatif tertinggal dan Kabupaten Nunukan yang termasuk
daerah maju tapi tertekan. Sektor unggulan yang dimiliki Kabupaten Bulongan, Malinau dan
Nunukan meliputi sektor pertanian, listrik, perdagangan, pengangkutan, jasa‐jasa, dan
sektor pertambangan hanya di Kabupaten Bulongan dan Nunukan, dan sektor konstruksi di
Kabupaten Malinau, dan Nunukan. Sektor unggulan di Kota Tarakan meliputi hampir seluruh
sektor kecuali sektor pertambangan dan industri. Sektor unggulan yang kompetitif di
Kabupaten Malinau meliputi sektor listrik, konstruksi, perdagangan, pengangkutan, dan
jasa ‐jasa; sektor unggulan yang kompetitif di Kabupaten Bulongan meliputi sektor
pertanian, pertambangan, dan listrik, sektor unggulan yang kompetitif di Kabupaten
Nunukan meliputi sektor konstruksi, perdagangan, pengangkutan dan jasa‐jasa; dan sektor
unggulan yang kompetitif di Kota Tarakan meliputi sektor pertanian, listrik, perdagangan,
pengangkutan, dan keuangan.
Sendawar.
Ini adalah sub‐wilayah yang luas di tengah dan hulu sungai Mahakam; eksploitasi hutan
secara liar di situ sudah berjalan selama tiga puluh tahun. Produksi kayu bulat terus menurun,
dan biaya pemulihan terus meningkat—namun harga kayu tingkat dunia yang tetap
tinggi tetap mendorong penebangan liar untuk mengejar keuntungan sebesar‐ besarnya,
dan pengelolaan sektor kehutanan yang kacau balau dan tanpa penyediaan anggaran
yang cukup memungkinkan kegiatan melanggar hukum dan tidak efisien terus berjalan.
Meski memiliki ribuan anak sungai dan rawa, sungai Mahakam tetap dapat digunakan
sebagai alat pengangkutan yag cukup baik, terutama karena rancangan jalan kurang
baik dan jalan sering tidak dapat dilalui. Ruas jalan dari Samarinda dekat Sendawar adalah
bagian dari koridor selatan Trans‐Kalimantan. Ruas jalan ini mungkin dapat mendorong
minat untuk menanam kelapa sawit, tetapi ada banyak kendala hukum, kelembagaan
dan keuangan yang menghadang. Kemungkinan sub‐wilayah ini akan mengalami
kemunduran perlahan‐lahan, tergantung terutama pada permintaan akan kayu bulat
biaya rendah dan persediaannya, untuk ekspor, dan minat untuk mendirikan pabrik‐ pabrik
kayu lapis.
Tarakan.
Sub‐wilayah ini mencakup empat kabupaten, termasuk dua kabupaten di daerah perbatasan
dengan Sabah. Garis pantainya dipenuhi ratusan anak sungai dan teluk, dan banyak
dari ini digunakan untuk pelayaran dan tongkang pengangkut kayu bulat. Hasil utamanya
kayu bulat, kayu gergajian, kertas, batubara, semen dan ikan. Ada kegiatan perdagangan
illegal kayu bulat dengan Sabah, karena harga di sini selalu lebih tinggi sejak 2002
ketika pemerintah Sabah membatasi produksi kayu dan menegakkannya dengan sangat
ketat. Ada potensi untuk pariwisata, tergantung sebagian besar pada adanya jasa penerbangan
yang baik dan koordinasi promosi dalam jangka panjang. Sudah ada rencana dan
masih terus disusun banyak rencana untuk meningkatkan produksi dan penduduk di sepanjang
daerah perbatasan. Ini akan tergantung sebagian besar pada investasi dalam
Perkembangan Pola Pemanfaatan Ruang di Wilayah Kalimantan Dalam Mendukung Perekonomian Daerah
87
kelapa sawit, tanaman pohon, dan tata pengelolaan jangka panjang hutan dan lahan bekas
hutan. Bukti‐bukti dan berbagai indikasi tidak positif, investasi tergesa‐gesar di wilayah‐
wilayah ini hampir pasti akan gagal setelah beberapa tahun karena hilangnya minat. Laju
tumbuh di daerah‐daerah pantai sub‐wilayah ini kemungkinan besar tidak tinggi, sedangkan
pertumbuhan daerah pedalaman mungkin semakin kecil seiring dengan semakin tipisnya
produksi kayu.
•
Kawasan Tanjung Redeb dan Sekitarnya, yang diindikasikan oleh perkembangan Kabupaten
Berau yang termasuk daerah cepat berkembang. Sektor unggulan yang dimiliki meliputi
sektor pertanian, pertambangan, listrik, perdagangan, pengangkutan dan jasa‐jasa.
Sementara sektor unggulan yang kompetitif meliputi sektor pertanian dan pertambangan.
Kawasan ini didominasi batubara dari cadangan yang sangat besar di Kabupaten Berau dan
eksploitasi hutan, sebagian besar kegiatan liar. Ada sebuah jalan ke selatan, tetapi perannya
tidak berarti dalam kegiatan ekonomi umumnya, dan karena penduduknya jarang,
perbaikan jalan tidak akan berdampak besar pada lalulintas. Pembangunan jangka panjang
tergantung sebagian besar pada kehutanan dan kelapa sawit, ditunjang peraturan dan tata
pengelolaan yang baik.
•
Kawasan Andalan Laut Bontang‐Tarakan dan Sekitarnya diindikasikan oleh Kota Bontang
dan Tarakan.
5.3. Identifikasi Sektor Unggulan dan Kompetitif di Daerah Tertinggal dan Perbatasan.