maka: Pertama, ranah kognitif yaitu berkenaan dengan intelektual pengetahuan, pemahaman, ingatan, analisis, aplikasi sintesis dan
evaluasi siswa terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam. Kedua, ranah afektif yaitu berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima
aspek penerimaan, jawaban, atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi siswa terhadap pendidikan agama Islam. Ketiga, ranah
psikomororik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak siswa terhadap pendidikan agama Islam.
2. Pendidikan Agama Islam di SMA
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam di SMA
Menurut pendapat Al-Ghazali yang dikutip oleh Abuddin Nata, mengemukakan bahwa pendidikan Islam itu secara umum
mempunyai corak yang spesifik, yaitu adanya cap stempel agama dan etika yang kelihatan nyata pada sasaran-sasaran dan sarananya,
dengan tidak mengabaikan masalah-masalah keduniaan.
11
Di dalam kurikulum PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa
dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan
memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk
mewujudkan persatuan nasional.
12
Menurut pendapat Ahmad D. Marimba yang dikutip oleh Al- Rasyidin dan Samsul Nizar, mengemukakan bahwa Pendidikan
Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani peserta didik dan rohani peserta
11
Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada, 2001, Cet. 1, h. 86.
12
Muhaimin, Pradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. 3, h. 75.
didik menuju terbentuknya kepribadiannya yang utama insan kamil.
13
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang peserta
didik dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam.
14
b. Tugas dan Fungsi Pendidikan Agama Islam
Secara umum tugas pendidikan agama Islam adalah membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dari
tahap ke tahap hidupnya sampai mencapai titik kemampuan optimal. Sementara fungsinya adalah menyediakan fasilitas yang dapat
memungkinkan tugas pendidikan berjalan dengan lancar. Maka dapat dipahami bahwa, tugas pendidikan agama Islam setidaknya dapat
dilihat dari tiga pendekatan. Ketiga pendekatan tersebut adalah; pendidikan Islam sebagai pengembangan potensi, proses pewariasan
budaya, serta interaksi antara potensi dan budaya. Sebagai pengembangan potensi, tugas pendidikan agama Islam adalah
menemukan dan mengembangkan kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik, sehingga dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Sementara sebagai pewarisan budaya, tugas pendidikan agama
Islam adalah alat transmisi unsur-unsur pokok budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya, sehingga identitas umat tetap terpelihara dan
terjamin dalam tantangan zaman. Adapun sebagai interaksi antara potensi dan budaya, tugas pendidikan agama Islam adalah sebagai
proses transaksi memberi dan mengadopsi antara manusia dan lingkungannya.
15
13
Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Ciputat Press, 2005, Cet. 2, h. 32.
14
Ibid.
15
Muhaimin, op. cit., h. 78.