Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan hal yang penting bagi siapa saja. Belajar selalu dikaitkan dengan teori. Terdapat banyak teori yang memberikan penjelasan mengenai pengertian belajar. Muhibbin Syah 2013: 87 menjelaskan bahwa belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaran setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal tersebut berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri. Dalam kehidupan manusia selalu melaksanakan kegiatan belajar baik di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan dimana ia berada. Hal ini terjadi karena dengan belajar, manusia dapat melakukan sebuah tindakan yang dapat memberikan sebuah dampak bagi kehidupan orang lain. Pengertian tentang belajar dalam pandangan Slameto 2010: 2 dipahami sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hal ini berarti bahwa dengan adanya belajar, dapat merubah perilaku atau tingkah laku seseorang dimana tingkah laku tersebut merupakan hasil dari kegiatan belajar seseorang. Munandar 2012: 68 menjelaskan bahwa belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Dalam penjelasan Munandar, memiliki makna yang hampir sama dengan yang diutarakan oleh Slameto, hanya saja dalam hal ini, Munandar menyatakan bahwa dalam proses belajar selalu disertai dengan proses kognitifpengetahuan. Sugihartono 2012: 74 mendefinisikan belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono 2013: 127 yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan- perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar. Belajar adalah suatu proses bukan suatu hasil. Oleh karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Hintzman dalam Munandar 2012: 65 juga mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Berdasarkan beberapa ahli di atas, pada penelitian ini mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, bahwa belajar merupakan suatu proses yang dialami suatu individu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku individu tersebut. Tingkah laku yang dialami oleh individu tersebut berbeda dengan individu lain, sehingga hasil belajar yang dihasilkan akan berbeda antara individu satu dengan individu lain.

b. Teori Belajar

Terdapat beberapa teori dalam belajar. Teori-teori tersebut berfungsi untuk menganalisis, membicarakan, dan meneliti pembelajaran. Teori belajar berupaya untuk meringkas sekumpulan besar pengetahuan mengenai hukum-hukum pembelajaran ke dalam ruang yang cukup kecil. Slemeto 2010: 65 menyatakan bahwa terdapat teori kognitivistik antara lain yaitu teori Trial and Eror bahwa belajar hanya proses coba-coba, kadang-kadang salah, tetapi akhirnya berhasil. Dalam proses ini banyak energi yang terbuang karena percobaan-percobaan itu tidak berdasarkan suatu insight. Hill 2012: 133 mengemukakan bahwa terdapat teori Gestalt. Teori ini mengemukakan bahwa pemahaman mengenai pembelajaran adalah pada studi tentang wawasan insight. Teori Gestalt berbanding terbalik dengan teori Trial and Eror yang menitikberatkan pembelajaran yang terjadi secara tiba-tiba yang kemungkinan sangat sulit untuk dilupakan dan sangat mudah untuk di transfer ke situasi- situasi baru atas hubungan logis atau persepsi atas hubungan antara sarana dan tujuan. Siregar 2011: 25 mengemukakan bahwa terdapat teori belajar yang lainnya yaitu teori Behavioristik atau aliran tingkah laku yang menyebutkan bahwa belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Belajar menurut psikologi behavioristik adalah suatu kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan. Jadi dalam teori ini belajar terjadi karena adanya interaksi dengan lingkungan dan bersifat positif. Terdapat juga teori Bruner atau disebut free discovery learning. Teori ini menjelaskan bahwa: “proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu aturan termasuk konsep, teori, definisi, dan sebagainya melalui contoh-contoh yang menggambarkan mewakili aturan yang menjadi sumbernya” Hergenhahn dan Olson 2009: 313 mengungkapkan bahwa terdapat teori belajar yang lain yaitu Teori Jean Piaget. Teori ini disebut juga genetic epistemology karena teori ini berusaha melacak perkembangan kemampuan intelektual. Persamaan antara teori Piaget dengan Gestalt adalah keduanya percaya bahwa pengetahuan yang lalu akan mempengaruhi pengalaman sekarang. Teori belajar yang lain adalah teori belajar R. Gagne bahwa belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh modifikasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, tingkah laku. Belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi dalam otak manusia Siregar, 2011: 31. Berdasarkan beberapa teori di atas, dalam penelitian ini mengacu pada teori Gestalt yang menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu proses perkembangan anak dan terjadi proses transfer meupun respon tepat pada penyesuaian pertama. Teori ini juga menjelaskan bahwa belajar akan lebih berhasil apabila berhubungan dengan minat, keinginan, dan tujuan anak.

c. Kesulitan dalam Proses Belajar

Terdapat beberapa rumusan yang memberikan penjelasan mengenai pengertian kesulitan belajar. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono 2013: 77, kesulitan belajar merupakan keadaan dimana siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Belajar dikatakan berhasil apabila apa yang diberikan oleh guru dapat tersampaikan dengan sempurna kepada murid. Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah kelainan mental, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor nonintelegensi. Sugihartono 2012: 149,

Dokumen yang terkait

FAKTOR FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SMP NEGERI 1 SECANG TAHUN AJARAN 2014 2015

2 28 107

KEMAMPUAN BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DITINJAU DARI MINAT BELAJAR Kemampuan Belajar Siswa Kelas Viii Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Dan Persepsi Siswa Tentang Keteram

0 3 15

KEMAMPUAN BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DITINJAU DARI MINAT BELAJAR Kemampuan Belajar Siswa Kelas Viii Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Dan Persepsi Siswa Tentang Ketera

0 3 18

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Siswa Kelas VIII di SMP N 1 Ungaran.

0 0 1

(ABSTRAK) FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR DALAM MENGIKUTI MATA PELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 UNGARAN.

0 0 2

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR DALAM MENGIKUTI MATA PELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 UNGARAN.

1 3 126

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22 Semarang Tahun Ajaran 2005/2006.

0 0 122

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22 Semarang Tahun Ajaran 2005/2006.

0 0 1

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Mata Pelajaran IPS Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 36 Semarang Tahun 2005/2006.

0 0 2

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA BIOLOGI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PONTIANAK SKRIPSI

0 0 23