Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar

d Peragaan Guru dalam memberikan suatu materi pembelajaran sebaiknya menggunakan alat-alat peraga, atau benda asli yang berhubungan dengan materi yang diberikan. e Repetisi Dalam menjelaskan sesuatu materi pelajaran sebaiknya dilakukan pengulangan agar siswa senantiasa ingat dengan materi yang telah diberikan. f Korelasi Dalam mengajar, guru perlu menghubungkan antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lainnya, sehingga pengetahuan yang dimiliki siswa semakin luas. g Konsentrasi Guru harus senantiasa mengarahkan siswa untuk selalu berkonsentrasi, agar siswa memperoleh pengalaman langsung melalui meneliti dan mengamati sendiri pada pelajaran yang diikuti. h Sosialisasi Pembelajaran yang baik dari guru, harus mengajarkan siswa untuk bisa saling bekerja sama, tolong menolong dalam memecahkan suatu masalah, akan tetapi tidak saat ujian. i Individualisasi Dalam mengajarkan siswa perlu memperhatikan karakter dari masing-masing individu, agar dapat memberikan pembelajaran sesuai dengan porsi dari siswa tersebut. j Evaluasi Evaluasi perlu dilakukan dalam mengajar yang baik. Hal ini dilakukan agar siswa dapat lebih termotivasi untuk lebih baik lagi dalam pembelajaran selanjutnya. Dalam membentuk metode mengajar yang baik, maka harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam mengajar agar metode mengajar yang digunakan tepat sasaran dan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik. Dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Slameto bahwa prinsip metode mengajar meliputi perhatian, aktivitas, apersepsi, peragaan, repetisi, korelasi, konsentrasi, sosialisasi, individualisasi, evaluasi.

b Interaksi Guru dengan Siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh interaksi yang ada dalam proses itu sendiri. Cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh interaksinya dengan gurunya. Di dalam interaksi guru dengan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya, siswa segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju. Menurut Slameto 2010: 100, hubungan siswa dengan guru akan terjalin dengan baik apabila guru memiliki ciri-ciri berikut: 1 dicari oleh siswa untuk memperoleh nasihat dan bantuan; 2 mencari kontak dengan siswa di luar kelas; 3 memimpin kegiatan kelompok; 4 memiliki minat dalam pelayanan sosial; 5 membuat kontak dengan orang tua siswa. Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa seorang guru yang baik harus mempunyai hal-hal yang telah dijelaskan tersebut. Selain itu, materi yang diajarkan oleh guru akan cepat ditanggapi dan dipahami oleh siswa apabila interaksi guru dengan siswa baik. Hal ini dikarenakan apabila interaksi guru dengan siswa baik, maka akan timbul keakraban antara guru dengan siswa sehingga siswa lebih merasa nyaman dan dapat mengikuti mata pelajaran tersebut dengan baik. Sebaliknya, apabila sikap guru tidak baik atau menunjukkan interaksi yang buruk, maka guru akan tidak disenangi murid sehingga menghambat perkembangan anak dan mengakibatkan siswa akan lambat dalam menerima mata pelajaran tersebut.

c Media Pembelajaran

Dalam sebuah pembelajaran tentu banyak yang menggunakan media atau alat bantu pembelajaran. Menurut Sanaky 2013: 3, media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Rusman 2012: 160 mengatakan bahwa media pembelajaran merupakan suatu teknologi pembawa pesan yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran. Sekolah yang menggunakan media pembelajaran dengan tepat akan memudahkan siswa untuk belajar. Siswa akan nyaman dalam belajar ketika media atau fasilitas belajar tersedia. Akan tetapi apabila sekolah tidak melengkapi atau salah media tentu saja akan menghambat proses belajar siswa. Misalnya siswa akan mempelajari penggunaan globe, namun sekolah tidak menyediakan perlatan tersebut. Hal ini akan membuat ilmu yang akan diserap siswa kurang maksimal. Akan lebih baik apabila sekolah menyediakan peralatan yang cukup sehingga siswa akan menerima pembelajaran dengan jauh lebih baik. Encyclopedia of Educational Reseach dalam Azhar Arsyad, 2002: 25-26, merinci manfaat media pendidikan sebagai berikut: 1 meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme; 2 memperbesar perhatian siswa; 3 meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap; 4 memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa; 5 menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, terutama melalui gambar hidup; 6 membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa; 7 memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi keragaman yang lebih banyak dalam belajar. Media pembelajaran diharuskan memiliki manfaat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Nana Sudjana 2013: 2 yang menyebutkan bahwa manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik, metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata- kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar setiap jam pelajaran, siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.

d Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat Slameto, 2010: 69. Apabila siswa bertempat tinggal di lingkungan dengan keadaan baik dan tidak berpengaruh negatif, maka siswa akan lebih nyaman dalam mengikuti proses belajar. Sebaliknya, apabila siswa beradada di tempat tinggal yang lingkungannya membawa pengaruh yang buruk, seperti banyak terdapat masyarakat yang memiliki kebiasaan mabuk, judi, atau mencuri dan lain sebagainya, maka tentu saja akan berpengaruh buruk bagi siswa tersebut, sehingga siswa kehilangan semangat untuk belajar di sekolah. Akibatnya, prestasi belajar siswa tersebut juga buruk dan tidak ada peningkatan. Faktor masyarakat yang mempengaruhi belajar siswa dapat dilihat dari berbagai hal. Nini Subini 2012: 100-101 menyebutkan faktor lingkungan masyarakat yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: 1 Kegiatan anak dalam masyarakat Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Namun, jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya. 2 Teman Bergaul Teman bergaul pengaruhnya sangat besar dan lebih cepat masuk dalam jiwa anak. Apabila anak suka bergaul dengan mereka yang tidak sekolah, maka ia akan malas belajar, sebab cara hidup anak yang bersekolah berlainan dengan anak yang tidak bersekolah. Kewajiban orang tua adalah mengawasi mereka serta mencegahnya agar mengurang pergaulan dengan mereka. 3 Bentuk kehidupan dalam masyarakat Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, maka akan berdampak buruk juga terhadap belajar siswa. Sebaliknya, apabila siswa berada di lingkungan dengan orang-orang terpelajar, maka ia akan mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar di sekolah maupun di rumah. Apabila ketiga hal tersebut dalam keadaan baik, akan membantu proses belajar siswa dengan baik juga, dan pada akhirnya prestasi siswa akan memuaskan. Oleh karena itu, ketiga hal tersebut sangat penting untuk diketahui. Berdasarkan beberapa uraian di atas, dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Nini Subini, yang menyatakan bahwa faktor lingkungan masyarakat yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain kegiatan anak dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat.

2. Karakteristik Pembelajaran IPS di SMPMTs

IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial sosiologi, sejarah, georgrafi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu sosial Trianto, 2010: 171. Sapriya 2011: 20 menjelaskan bahwa IPS adalah bahan kajian yang terpadu sebagai penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari konsep-konsep dan keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi dan ekonomi. Pendapat lain disampaikan oleh Supardi 2011: 21 bahwa IPS merupakan ilmu yang mempelajari perilaku dan aktivitas manusia dalam kehidupan bersama. IPS mempelajari hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungannya. Dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Trianto yang menyatakan IPS merupakan perpaduan dari berbagai cabang ilmu sosial seperti sejarah, ekonomi, sosiologi, geografi, politik, hukum dan budaya yang dikembangkan untuk pendidikan tingkat lanjut. IPS dirumuskan dari realitas dan fenomena sosial yang ada kemudian dikaji melalui integrasi dari ilmu-ilmu sosial. IPS akan memberikan wawasan bagi setiap individu dalam memahami setiap fenomena yang ada melalui berbagai disiplin ilmu. IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain, rumusan IPS berdasarkan realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan interdisipliner. Secara rinci Trianto 2010: 174-175 merumuskan beberapa karakteristik mata pelajaran IPS di SMPMTs sebagai berikut: a IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan, dan agama. b Standar Kompetensi dan Komptensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik tema tertentu. c Standar Kompetensi dan Komptensi Dasar IPS menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. d Standar Kompetensi dan Komptensi Dasar IPS dapat menyangkut peristiwa dan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya- upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan, dan jaminan keamanan. Mengacu pada pendapat Trianto bahwa IPS merupakan kajian ilmu yang dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang dikaji secara terintegrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperi sejarah, ekonomi, sosiologi, geografi, politik, hukum dan budaya. Pembelajaran IPS merupakan suatu proses interaksi antara guru, peserta didik dan sumber belajar untuk mengkaji berbagai hal yang berkaitan dengan IPS.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rian Prasetyo 2010 dengan judul “Analisis Hambatan Belajar Pada Mata Pelajaran Teknologi Mekanik Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 3 Yogyakarta. Dari hasil penelitian di atas, dapat diketahui bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara faktor hambatan belajar dari segi internal dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Teknologi Mekanik pada kelas X jurusan teknik pemesinan di SMK N 3 Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dengan r hitung sebesar 0,207 lebih besar darpada harga r tabel dengan taraf signifikan 5 dengan N= 104 adalah sebesar 0,192, sedangkan hubungan positif dengan faktor hambatan belajar dari segi eksternal dibuktikan dengan r hitung sebesar 0,236 lebih besar daripada r tabel dengan taraf signifikan 55 dan N=104 adalah sebesar 0,192. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Rian Prasetyo dengan penelitian ini adalah pada jenis penelitian, metode yang digunakan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Rian Prasetyo terdapat pada variabel yang diukur. Penelitian Rian Prasetyo mendukung penelitian ini dalam mengetahui tingkat kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS. 2. Penelitian juga pernah dilakukan oleh Sofiana Fuada 2014 dengan judul “Faktor Kesulitan Belajar IPS di Kelas V Sekolah Dasar Se- Gugus V Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Tahun Pelajaran 20132014.” Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa masih ditemukan adanya kesulitan belajar IPS pada siswa kelas V Sekolah Dasar Se-Gugus V Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Tahun Pelajaran 20132014. Penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif ini adalah penelitian populasi seluruh siswa Sekolah Dasar se-gugus V Kecamatan Depok dan sampel berjumlah 89 siswa dengan menggunakan teknik sample populasi. Metode pengumpulan data menggunakan metode angketkuesioner dengan instrumen penelitian berupa skala Likert, yaitu skala sangat sulit, sulit, sedikit sulit, tidak sulit. Instrumen diuji validitas dan uji reliabilitas menggunakan rumus Cronbach Alpha. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis kuantitatif dihitung menggunakan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas V mengalami kesulitan belajar pada faktor internal yaitu: faktor perhatian mengalami sedikit kesulitan 43,26, faktor minat 52,62, kepribadian 49,16 sedangkan bakat mengalami kesulitan 58,01. Faktor eksternal yaitu: faktor metode mengajar 51,78 dan guru 52,43 mengalami sedikit kesulitan, sedangkan bahan pelajaran 57,77 dan cara belajar 61,80 mengalami kesulitan. Persamaan dari penelitian ini adalah pada metode yang digunakan sehingga mendukung peneliti dalam memahami metode kuantitatif. Perbedaannya adalah pada indikator yang diukur dan teknik analisis data yang digunakan.

C. Kerangka Berpikir

Belajar merupakan kegiatan yang sangat penting pada seseorang untuk mendapatkan perubahan tingkah laku yang baru dengan proses tertentu, pada setiap jenis dan jenjang pendidikan, yang berguna dalam hal memperoleh sesuatu yang belum diketahui maupun yang telah diketahui untuk pengembangan dirinya. Dalam proses belajar terdapat kesulitan atau hambatan yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Apabila faktor-faktor tersebut tidak diperhatikan dengan seksama oleh guru, maka dalam proses belajar siswa akan mengalami kesulitan. Siswa yang mengalami kesulitan dalam belajarnya, dapat dipastikan akan mendapatkan hasil belajar yang tidak memuaskan. Proses belajar pada mata pelajaran IPS akan berjalan dengan baik apabila faktor-faktor yang menghambat dalam belajar dapat diperhatikan dan ditanggulangi dengan baik, agar siswa dapat belajar dengan baik dibuktikan dengan prestasi belajar siswa yang memuaskan. Terdapat Faktor Internal: - Minat - Motivasi - Kesiapan Faktor Eksternal: - Metode Mengajar - Interaksi Guru dengan Siswa - Media Pembelajaran - Faktor Masyarakat Pembelajaran IPS Kesulitan Belajar Siswa PenyebabKesulitan Belajar Siswa beberapa faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi minat, motivasi, dan kesiapan. Sedangkan faktor eksternal berupa metode mengajar, interaksi guru dengan siswa, media pembelajaran, dan faktor masyarakat. Berdasarkan dari beberapa faktor yang menyebabkan kesulitan belajar pada anak, maka kerangka pikir penelti dapat terbentuk, yakni untuk mengidentifikasi tentang faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS Siswa kelas VIII di SMP N 3 Sleman, baik yang secara internal maupun secara ekstenal. Gambar 1. Kerangka Berpikir

D. Pertanyaan Penelitian

1. Apa saja faktor kesulitan belajar dari segi internal yang dihadapi siswa dalam mengikuti pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS kelas VIII di SMP N 3 Sleman? 2. Apa saja faktor kesulitan belajar dari segi eksternal yang dihadapi siswa dalam mengikuti pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS kelas VIII di SMP N 3 Sleman? 37

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu “penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam laporan penelitian.” Suharsimi Arikunto, 2013: 3. Dalam penelitian ini tidak mengubah, menambah dan manipulasi apapun, melainkan hanya mengungkap memotret dari objek yang diteliti. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kuantitatif karena penyajian data yang diberikan berupa angka-angka.

B. Variabel Penelitian

Sugiyono 2010: 60 mengemukakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat, atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu kesulitan belajar siswa dari segi internal yang meliputi minat, motivasi, dan kesiapan, serta kesulitan belajar siswa dari segi eksternal yang meliputi metode mengajar, interaksi guru dengan siswa, media pembelajaran, serta faktor masyarakat.

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS. Kesulitan belajar merupakan suatu gelaja yang nampak pada siswa yang ditandai dengan prestasi belajar yang rendah atau di bawah norma yang ditetapkan. Kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS meliputi:

1. Faktor Kesulitan Belajar Internal

a. Minat

Minat adalah kegiatan seseorang dalam memperhatikan atau menginginkan sesuatu dengan diikuti rasa senang, dalam hal ini ada kecenderungan dari seseorang tersebut untuk ikut melakukan sesuatu yang diperhatikan. Adapun batasan dari variabel ini meliputi: 1 kekonsistenan perhatian siswa terhadap pelajaran; 2 rasa suka terhadap pelajaran; 3 keterikatan pada suatu aktivitas-aktivitas yang diminati.

b. Motivasi

Motivasi adalah suatu dorongan baik yang berasal dari dalam maupun dari luar yang memberikan arah dan semangat dalam kegiatan belajar sehingga mencapai tujuan yang dikehendaki. Adapun batasan dari variabel ini meliputi: 1 tekun menghadapi tugas dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai; 2 ulet menghadapi kesulitan; 3 menunjukkan minat

Dokumen yang terkait

FAKTOR FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SMP NEGERI 1 SECANG TAHUN AJARAN 2014 2015

2 28 107

KEMAMPUAN BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DITINJAU DARI MINAT BELAJAR Kemampuan Belajar Siswa Kelas Viii Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Dan Persepsi Siswa Tentang Keteram

0 3 15

KEMAMPUAN BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DITINJAU DARI MINAT BELAJAR Kemampuan Belajar Siswa Kelas Viii Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Dan Persepsi Siswa Tentang Ketera

0 3 18

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Siswa Kelas VIII di SMP N 1 Ungaran.

0 0 1

(ABSTRAK) FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR DALAM MENGIKUTI MATA PELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 UNGARAN.

0 0 2

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR DALAM MENGIKUTI MATA PELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 UNGARAN.

1 3 126

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22 Semarang Tahun Ajaran 2005/2006.

0 0 122

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22 Semarang Tahun Ajaran 2005/2006.

0 0 1

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Mata Pelajaran IPS Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 36 Semarang Tahun 2005/2006.

0 0 2

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA BIOLOGI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PONTIANAK SKRIPSI

0 0 23