KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN

150 Penawaran Umum Perdana Saham – PT Toba Bara Sejahtra Tbk ekspor Batubara Termal dalam jangka pendek hingga menengah kemungkinan akan lebih rendah dari pertumbuhan permintaan ekspor yang diakibatkan oleh hambatan pada infrastruktur dan akses pembiayaan untuk mendanai pertumbuhan persediaan di berbagai negara termasuk Australia, Afrika Selatan dan Rusia. Lebih jauh lagi, sejumlah negara termasuk Indonesia dan Vietnam diperkirakan akan mencatat pertumbuhan persediaan ekspor yang lebih lambat, dikarenakan pertumbuhan produksi Batubara di Indonesia yang melambat, dan kebutuhan tenaga listrik domestik yang wajib dipenuhi di Indonesia, yakni DMO. AME meyakini bahwa ketidakseimbangan antara permintaan dan persediaan ini akan mendorong kenaikan harga Batubara untuk jangka menengah. Sebagai produsen Batubara Termal, Perseroan berada dalam posisi yang tepat untuk memanfaatkan prospek yang baik pada sektor ini. Batubara sub-bituminous yang memuat kandungan abu dan sulfur yang rendah, seperti beberapa produk Perseroan, menarik lebih banyak minat dari operator pembangkit tenaga listrik yang berupaya untuk memenuhi peraturan emisi yang lebih ketat. AME berkeyakinan bahwa dengan adanya manfaat dari segi lingkungan hidup Batubara sub-bituminous, didukung oleh pencampuran yang bersinergi dengan Batubara bituminous yang memiliki kalori yang lebih tinggi, permintaan akan Batubara sub-bituminous dari pelanggan Indonesia dapat meningkat dalam jangka waktu panjang. Mengingat jumlah pasokan baru dalam jangka pendek dan menengah yang terbatas dan permintaan yang terus bertumbuh, maka Perseroan dapat menetapkan harga yang lebih menguntungkan atas Batubaranya pada periode tersebut. Selain itu, infrastruktur dan rantai logistik yang dimiliki ABN dan Indomining saat ini mampu mendukung rencana produksi Perseroan untuk tahun 2012-2014 tanpa memerlukan pembelanjaan modal yang signifikan, sehingga memungkinkan Perseroan untuk memanfaatkan prospek harga yang menguntungkan dan permintaan yang kuat untuk Batubara Termal. Sedangkan infrastruktur untuk TMU masih dalam tahap pengembangan. 2 Kinerja operasi yang solid dan pertumbuhan pendapatan yang realistis melalui perluasan produksi yang signifikan Dari tahun 2009 hingga tahun 2011, Perseroan mencatat CAGR penjualan sebesar 114,1 dari Rp952.552 juta pada tahun 2009 menjadi Rp4.365.141 juta pada tahun 2011, dan CAGR laba tahun berjalan sebesar 226,0 dari Rp97.571 juta di tahun 2009 menjadi Rp1.037.167 juta di tahun 2011. Perseroan berhasil meningkatkan penjualan dari 1,92 juta ton menjadi 5,31 juta ton pada kurun waktu yang sama. Di masa mendatang, Perseroan berencana untuk meningkatkan produksi Batubara tahunan secara substansial dari 3,76 juta ton pada tahun 2011 menjadi 9,1 juta ton di tahun 2014 di ABN dan dari 1,42 juta ton di tahun 2011 menjadi 1,8 juta ton pada tahun 2014 di Indomining. Dengan dimulainya produksi komersial pada TMU pada bulan Oktober 2011, Perseroan berupaya untuk mencapai produksi Batubara tahunan total sebesar 7,6 juta ton pada tahun 2012, 10,8 juta ton pada tahun 2013 dan 12,1 juta ton di tahun 2014, dengan perkiraan CAGR sebesar 32,4 dari 2011 hingga 2014. Perseroan memiliki hubungan yang kuat dengan sejumlah kontraktor Batubara terkemuka. Petrosea merupakan kontraktor Batubara terbesar bagi ABN berdasarkan volume Batubara yang ditambang di ABN pada tahun 2011. Sedangkan Indomining dan TMU masing-masing memiliiki satu kontraktor Batubara, yaitu SIS dan STA. Ketiga kontraktor tersebut menyumbang sebesar 73,9 dari total produksi Perseroan pada tahun 2011. Pada Agustus 2011, ABN menandatangani kontrak lima tahun dengan Petrosea untuk memperpanjang jasa Petrosea hingga tahun 2018. Berdasarkan perjanjian tersebut, Petrosea setuju untuk menambang 4,0 juta ton Batubara pada tahun 2012 dan 5,0 juta ton Batubara pada tahun 2013 dan 2014. Petrosea juga bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan-peralatan untuk mencapai target produksi. Perseroan meyakini bahwa kontraktor-kontraktor pertambangan utama yang dimilikinya untuk masing- masing tambang memiliki permodalan yang kuat, yang memungkinkan kontraktor tersebut melakukan perawatan, pemeliharaan dan penggantian peralatan secara berkala, sehingga menghasilkan produktivitas yang lebih baik oleh karena tingkat utilisasi peralatan yang lebih tinggi dan penghentian downtime peralatan yang lebih rendah. Disamping itu, Perseroan meyakini bahwa hubungan baik yang dijalin oleh para kontraktor dengan para pemasok peralatan memungkinkannya untuk mendapatkan peralatan dengan harga kompetitif secara tepat waktu, sehingga memungkinkan Perseroan untuk melakukan ekspansi produksi pada tingkat biaya yang lebih efisien. 151 Penawaran Umum Perdana Saham – PT Toba Bara Sejahtra Tbk 3 Salah satu produsen Batubara dengan biaya kompetitif di Indonesia Perseroan meyakini bahwa lokasi pertambangan ABN dan Indomining dapat menghasilkan Batubara dengan tingkat yang kompetitif. Tambang-tambang Batubara milik Perseroan terletak bersebelahan satu dengan lainnya, yang memungkinkan Perseroan untuk melakukan integrasi terhadap rencana pertambangan di area konsesinya di masa mendatang, misalnya memungkinkan Indomining untuk menggunakan area konsesi ABN untuk pemindahan Overburden, sehingga mengurangi jarak pemindahan Overburden, meningkatkan produksi Batubara dan tingkat efisiensi, serta mengurangi biaya per ton produksi Batubara di Indomining. Perseroan dapat membandingkan kontraktor-kontraktor pertambangan, kegiatan pertambangan, prosedur pengendalian kualitas, perencanaan pemeliharaan, hubungan eksternal dan sumber daya manusia di sepanjang area konsesinya. Melalui sinergi-sinergi tersebut, Perseroan secara progresif dapat meningkatkan serta mengoptimalkan sistemnya, sehingga meyakini dapat menikmati skala ekonomi dan biaya yang lebih rendah. Tambang Batubara ABN dan Indomining juga terletak dalam jarak 5 km dari dermaga milik ABN dan Indomining di Sungai Muara Jawa, anak Sungai Mahakam, sementara tambang Batubara TMU terletak dalam jarak 20 km dari dermaga NDM KE dan 30 km dari dermaga Indomining. Kedekatan lokasi ABN dan Indomining dengan pelabuhan tersebut memungkinkan ABN dan Indomining untuk mengangkut Batubara ke pelabuhan dengan menggunakan conveyor belt. Kedua area konsesi tersebut juga dapat menggunakan tongkang yang berkapasitas sampai dengan 8.000 ton, sehingga memungkinkan biaya pengangkutan yang lebih rendah dibandingkan dengan biaya pengangkutan dengan tongkang yang lebih kecil. Kepemilikan ABN dan Indomining terhadap fasilitas crusher, conveyor dan tongkangnya masing-masing menghasilkan efisiensi produksi. Berdasarkan hal tersebut, biaya tunai produksi Perseroan dengan basis FOB kapal termasuk penambangan dan pengolahan, royalti, biaya pengiriman dan bongkar muat di pelabuhan masing-masing sebesar US56,49 dan US47,68 per ton pada tahun 2011 menempatkan ABN di peringkat bawah di kuartal ketiga dan menempatkan Indomining di peringkat tinggi di kuartal kedua dari segi biaya tunai FOB kapal berdasarkan AME berdasarkan sampel global yang dimiliki AME terhadap produksi agregat Batubara. 4 Cadangan substansial dan sumber daya untuk mendukung ekspansi produksi signifikan Perseroan memiliki beberapa tambang yang berada pada tingkat pengembangan yang bervariasi sehingga memberikan potensi pertumbuhan yang signifikan. Area-area konsesi ABN dan Indomining memiliki infrastruktur yang kuat dan masing-masing telah berproduksi sejak bulan September 2008 dan Agustus 2007. TMU mulai berproduksi pada bulan Oktober 2011. Area-area konsesi Perseroan memiliki estimasi cadangan terbukti proven reserve dan cadangan terkira probable reserve berdasarkan JORC masing-masing sebesar 86 juta ton dan 61 juta ton, sedangkan sumber daya terukur, terindikasi dan tereka berdasarkan JORC masing-masing sebesar 105 juta ton, 88 juta ton dan 43 juta ton. Perseroan memiliki program pengeboran yang sedang berjalan untuk memperluas cadangan dan sumber dayanya. Sejak dimulainya program tersebut pada tanggal 31 Desember 2011, Perseroan telah melakukan eksplorasi seluas 3.704 hektar atau 52,3 dari agregat 7.087 hektar, melakukan pengeboran agregat sedalam 292.069 meter, dan menyelesaikan 3.512 lubang pengeboran di beberapa area konsesi. Berdasarkan studi kelayakan dan program pengeboran yang sedang berjalan, Perseroan berkeyakinan bahwa melalui pengeboran bertahap incremental, Perseroan akan dapat mengkonversikan sebagian sumber dayanya menjadi cadangan yang dapat ditambang, dimana hal ini akan menjadi faktor penting dalam pemeliharaan umur tambang di area konsesinya dengan mengantisipasi peningkatan rencana produksi. Selain itu, mengingat hanya 680 hektar dari 3.414 hektar area konsesi di TMU yang telah dieksplorasi dengan standar JORC, maka Perseroan meyakini bahwa terdapat kemungkinan akan ditemukannya sumber daya Batubara tambahan yang sesuai dengan standar JORC dan penemuan cadangan Batubara lain yang sesuai dengan standar JORC melalui eksplorasi lebih lanjut. 152 Penawaran Umum Perdana Saham – PT Toba Bara Sejahtra Tbk 5 Berbagai tingkat kualitas Batubara untuk memenuhi kebutuhan pelanggan Batubara yang dihasilkan Perseroan telah diakui oleh para pelanggannya di pasar internasional atas tingkat kualitas yang tinggi dan kemampuan pengiriman yang dapat diandalkan. Perseroan memiliki total cadangan Batubara sebesar 147 juta ton yang tersebar di tiga area konsesinya, yang memungkinkan Perseroan untuk menghasilkan berbagai tingkat kualitas Batubara dalam memenuhi spesifikasi yang ditetapkan pelanggan. Hal ini memberikan keunggulan kepada Perseroan dalam efisiensi biaya pencampuran dari berbagai jenis Batubara dari tambang-tambangnya guna meningkatkan nilai per ton dan memenuhi kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda, serta pada saat yang bersamaan, dapat mengoptimalkan penggunaan cadangan dan karakteristik inheren Batubara. Perseroan memasarkan Batubara Termal yang dihasilkannya dengan menggunakan empat merek ABN 58, ABN 52, Indomining dan Trisensa-47 dengan nilai kalori yang berkisar dari 5.400 hingga 6.250 adb dan memiliki kandungan abu dan kadar sulfur yang rendah. Pembangkit tenaga listrik di berbagai negara, yang merupakan target utama sebagai pengguna akhir Perseroan, membutuhkan Batubara dengan tingkat kualitas yang berbeda-beda. Sebagai contoh, pembangkit tenaga listrik di Jepang umumnya membutuhkan Batubara dengan nilai kalori yang lebih tinggi, sedangkan pembangkit tenaga listrik di China, Korea dan Taiwan umumnya memerlukan Batubara dengan nilai kalori sedang. Namun demikian, pembangkit tenaga listrik di India, Indonesia dan Malaysia semakin banyak menggunakan Batubara dengan nilai kalori yang lebih rendah. Kemampuan untuk melayani berbagai macam kebutuhan pengguna akhir memudahkan Perseroan dalam mengelola siklus permintaan di negara tertentu. Hal tersebut juga memungkinkan Perseroan memperoleh eksposur baik terhadap pasar premium seperti Asia Utara, yang pada umumnya membayar harga lebih tinggi atas harga Batubara Termal yang disesuaikan berdasarkan nilai kalori, maupun pasar dengan pertumbuhan tinggi seperti China dan India. 6 Hubungan erat dengan para pelanggan multinasional ABN secara historis menjual sekitar 50 hingga 100 dari produksi Batubara tahunannya melalui kontrak jangka panjang lebih dari satu tahun yang mengacu pada indeks index-linked dengan para perusahaan perdagangan Batubara dan telah membangun kerjasama yang erat dengan Vitol dan Flame, yang merupakan pelanggan ABN sejak dimulainya produksi di tahun 2008. Indomining secara historis telah menjual antara 25 dan 100 dari produksi Batubara tahunan melalui kontrak jangka pendek satu tahun atau kurang dengan perusahaan-perusahaan perdagangan Batubara internasional sejak memulai produksi di tahun 2007 dan telah menjalin hubungan yang erat dengan Glencore, Peabody dan Dragon, sementara sisanya dijual dengan basis spot. Vitol, Flame, Glencore, Peabody dan Dragon membantu mempromosikan merek Batubara milik Perseroan, yang saat ini telah diakui dan telah memenuhi kualifikasi dari sejumlah pembangkit tenaga listrik di Asia. Hampir seluruh Batubara ABN dan Indomining dijual oleh perusahaan-perusahaan perdagangan Batubara ke sejumlah pembangkit tenaga listrik di Jepang, Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, China, India, Malaysia dan Thailand. Perseroan meyakini bahwa stabilitas basis pelanggannya, peningkatan permintaan Batubara tahunan dari pelanggan serta peningkatan harga jual rata-rata produk Batubara yang dihasilkannya merupakan indikator kehandalan pengiriman, konsistensi spesifikasi, kualitas, tingkat pelayanan yang telah berhasil dicapai oleh Perseroan dari tahun ke tahun. 7 Dukungan yang kuat dari pemegang saham TS, sebagai pemegang saham utama Perseroan, telah menunjukkan track record yang sukses dalam mengakuisisi dan mengembangkan aset Batubara berkualitas tinggi, memperluas kegiatan usaha dan meningkatkan pendapatan. Pada awalnya ABN merupakan area konsesi greenfield yang dibeli oleh TS pada tahun 2006 dan hanya dalam kurun waktu dua tahun, area konsesi tersebut telah berkembang dan mulai berproduksi pada tahun 2008. Indomining diakuisisi oleh Perseroan pada tahun 2010 dan Perseroan berhasil meningkatkan produksi Indomining sebesar 56,5 dari 0,91 juta ton pada tahun 2010 menjadi 1,42 juta ton pada tahun 2011. TMU merupakan area konsesi greenfield pada saat diakusisi oleh Perseroan pada tahun 2010 dan manajemen TMU berhasil memulai produksi pada bulan Oktober 2011. Untuk memperoleh konsesi Batubara dan mengembangkannya dari tahap eksplorasi ke tahap produksi, Perseroan memperoleh keunggulan dari TS atas pengalamannya dalam beroperasi berdasarkan peraturan dan perundang-undangan di Indonesia, keterampilannya dalam perencanaan pertambangan,