xxii Penawaran Umum Perdana Saham – PT Toba Bara Sejahtra Tbk
10. PERKARA MATERIAL YANG DIHADAPI PERSEROAN Saat ini terdapat lima gugatan yang saling berkaitan.
Pada dua gugatan pertama, ABN dan TMU masing-masing mengajukan gugatan kepada Kepala Kantor Pertanahan Nasional dan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan dalil
bahwa pejabat tersebut secara tidak sah menerbitkan sertipikat Hak Guna Usaha di atas wilayah pertambangan ABN dan TMU yang mengganggu kegiatan pertambangan. Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta memenangkan masing-masing ABN dan TMU dan memerintahkan pencabutan beberapa sertipikat Hak Guna Usaha yang diterbitkan untuk PKU. Dalam tahap banding, Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara Jakarta menegaskan putusan Pengadilan Negeri Tata Usaha Jakarta tersebut. Pada tanggal 17 Januari 2012, PKU kemudian mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung terhadap putusan
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta. Dari situs http:putusan.mahkamahagung.go.id, disebutkan bahwa Mahkamah Agung mengabulkan Kasasi PKU atas dua gugatan pertama tersebut,
namun demikian, hingga Prospektus ini diterbitkan Perseroan belum menerima salinan putusan resmi dari Mahkamah Agung.
Pada gugatan ketiga, PKU juga mengajukan gugatan untuk pembatalan dan pencabutan IUPOP, yang diterbitkan oleh Bupati Kutai Kartanegara sebagai Tergugat dalam kasus ini atas nama ABN dan TMU, di
Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda. PKU mempermasalahkan penerbitan IUPOP yang mencakup wilayah perkebunan yang digunakan olehnya. ABN dan TMU kemudian mengajukan permohonan untuk
diikutsertakan dalam perkara ini sebagai Tergugat II Intervensi. Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda memenangkan ABN dan TMU serta Bupati Kutai Kartanegara dan menolak gugatan PKU tersebut. Dalam
tahap banding, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta menguatkan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda tersebut.
Lebih lanjut, pada gugatan keempat dan kelima, PKU mengajukan dua gugatan perdata di hadapan Pengadilan Negeri Tenggarong terhadap masing-masing ABN dan TMU serta Bupati Kutai Kartanegara.
PKU menuntut ganti rugi dengan dasar perbuatan melawan hukum yang mengakibatkan kerugian bagi PKU dalam kaitannya dengan penerbitan IUPOP untuk TMU dan ABN di wilayah bersertipikat Hak Guna
Usaha yang diperuntukkan bagi perkebunan kelapa sawit PKU. Dalam gugatannya, PKU menuntut ganti rugi materiil sebesar Rp41,3 miliar kepada TMU dan Rp19,06 miliar kepada ABN serta ganti rugi immateriil
senilai Rp1 triliun untuk masing-masing TMU dan ABN. Di Samping itu, PKU juga menuntut agar majelis hakim menyatakan IUPOP ABN dan TMU tidak berkekuatan hukum.
Selain dari yang telah disebutkan di dalam Prospektus maupun dalam Pendapat Segi Hukum yang disampaikan Konsultan Hukum, berdasarkan Surat Keterangan Bebas Perkara dari masing-masing
Pengadilan Negeri, Pengadilan Niaga, Pengadilan Tata Usaha Negara, Pengadilan Hubungan Industrial dan BANI yang memiliki jurisdiksi terhadap Perseroan dan Entitas Anak. Perseroan dan Entitas Anak
beserta dengan Dewan Komisaris dan Direksi tidak sedang terlibat perkara baik perdata, pidana, tata usaha Negara, kepailitan, hubungan industrial maupun sengketa arbitrase pada masing-masing
Pengadilan Negeri, Pengadilan Niaga, Pengadilan Tata Usaha Negara, Pengadilan Hubungan Industrial dan BANI dalam periode sebagaimana disebutkan dalam masing-masing Surat Keterangan Bebas
Perkara tersebut. Tabel di bawah ini menyajikan keterangan mengenai luas lahan yang disengketakan beserta perkiraan
jumlah cadangan dalam lahan yang disengketakan tersebut:
ENTITAS ANAK
LUAS HEKTAR
1
LUAS LAHAN SENGKETA HEKTAR
1
CADANGAN BATUBARA JUTA TON
2 3
PERKIRAAN CADANGAN DALAM LAHAN SENGKETA
JUTA TON
2 3
ABN 2.990
800 117
-
4
Indomining 683
- 22
- TMU
3.414 2.767
8
5
8
1 Total hektar termasuk sekitar 800 hektar area konsesi ABN dan 2.767 hektar area konsesi TMU yang saat ini sedang terlibat perkara karena
memiliki hak yang bertumpang tindih dengan PKU. Total hektar termasuk tanah dimana ABN, Indomining dan TMU belum memberikan kompensasi kepada pemilik lahan.
2 Dibulatkan 3 Laporan Runge untuk ABN per tanggal 31 Desember 2011, Laporan SMGC untuk Indomining per tanggal 1 Januari 2012, Laporan Marston untuk
TMU per tanggal 30 Oktober 2011. 4 Lahan ABN yang disengketakan merupakan lahan pembuangan, dimana tidak terdapat cadangan Batubara pada lahan tersebut
5 Laporan Marston untuk TMU mencakup sekitar 680 hektar dari 3.414 hektar dalam area konsesi TMU.
xxiii Penawaran Umum Perdana Saham – PT Toba Bara Sejahtra Tbk
Apabila perkara-perkara yang dihadapi tersebut diputus dengan mengalahkan TMU, dimana hal tersebut mengakibatkan hilangnya hak TMU untuk beroperasi pada lahan tersebut serta hilangnya hak Perseroan
untuk mengakses cadangan Batubara dalam lahan tersebut, maka dapat menyebabkan gangguan, hambatan atau bahkan penangguhan tak terbatas terhadap kegiatan pertambangan Perseroan di area
konsesi milik TMU yang terkena imbas, yang pada akhirnya dapat berakibat pada penurunan kinerja operasi dan kerugian finansial.
Meskipun terdapat adanya potensi gangguan dan hambatan tersebut di atas, namun manajemen Perseroan berkeyakinan bahwa kelangsungan usaha going concern Perseroan secara keseluruhan tidak
akan terganggu dan kegiatan usaha dapat tetap dilaksanakan secara normal dan memadai. Kelangsungan usaha Perseroan tetap dapat berlangsung mengingat saat ini perkiraan cadangan dalam lahan sengketa
yang dihadapi TMU hanya mewakili 5,4 dari total seluruh cadangan yang dimiliki Perseroan saat ini. Dengan jumlah cadangan sebesar 94,6 dari total 147 juta ton Batubara di luar wilayah tersebut,
Perseroan masih dapat melanjutkan kelangsungan usahanya. Perseroan juga berencana untuk melakukan akuisisi dalam rangka meningkatkan produksi Perseroan sebagaimana yang telah
diungkapkan dalam rencana penggunaan dana yang termuat dalam Bab II Prospektus ini. Pendapat Perseroan tersebut di atas telah dianalisa oleh KJPP Jennywati, Kusnanto Rekan
sebagaimana diuraikan dalam laporan KJPP Jennywati, Kusnanto Rekan No. JKLA1206033 pada tanggal 1 Juni 2012 tentang Laporan Analisa Atas Kemampuan Perseroan Mengenai Kelangsungan Hidup
Going Concern. Dalam laporan tersebut disimpulkan bahwa Perseroan tetap dapat melangsungkan kegiatan usaha secara normal dan memadai walaupun TMU tidak dapat mengoperasikan tambang di area
konsesi TMU, sepanjang proyek-proyek yang direncanakan bisa diperoleh dan dilaksanakan serta tidak akan ada perubahan yang material pada struktur dan aktivitas utama Perseroan atau pada sumber utama
penghasilan Perseroan. 11. IKHTISAR DATA KEUANGAN KONSOLIDASIAN PENTING
Tabel berikut ini menyajikan ikhtisar data keuangan konsolidasian penting Perseroan untuk masing- masing periode di bawah ini. Ikhtisar data keuangan konsolidasian penting Perseroan pada tanggal
31 Desember 2011, 2010, 2009, 2008, dan 2007 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, diambil dari laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode-periode tersebut.
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan 2009, dan 1 Januari 200931 Desember 2008, serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010,
dan 2009, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik “KAP” Purwantono, Suherman Surja, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia “IAPI”, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini dan berisi paragraf penjelasan mengenai: a penyajian
kembali: i laporan keuangan konsolidasian Perseroan tanggal 31 Desember 2009 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan ii laporan posisi keuangan konsolidasian Perseroan tanggal 1
Januari 200931 Desember 2008, sehubungan dengan penerapan secara retrospektif atas transaksi restrukturisasi entitas sepengendali yang dilakukan oleh Perseroan pada kuartal keempat tahun 2010, b
penyajian kembali: i laporan keuangan konsolidasian Perseroan tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, dan ii laporan posisi keuangan
konsolidasian Perseroan tanggal 1 Januari 200931 Desember 2008, sehubungan dengan penerapan secara retrospektif Pernyataan-Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tertentu yang telah direvisi, yang
berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 Penerapan PSAK 2011, dan c penerbitan kembali: i laporan keuangan konsolidasian Perseroan tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan 2009, dan untuk tahun
yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, dan ii laporan posisi keuangan konsolidasian Perseroan tanggal 1 Januari 200931 Desember 2008, dengan beberapa tambahan pengungkapan dalam catatan
atas laporan keuangan konsolidasian dan reklasifikasi akun sehubungan dengan rencana Perseroan untuk melakukan penawaran umum saham perdana.
xxiv Penawaran Umum Perdana Saham – PT Toba Bara Sejahtra Tbk
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan tanggal 31 Desember 2007 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, yang telah disajikan kembali sehubungan dengan
transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dan Penerapan PSAK 2011 tersebut di atas, yang seluruhnya tidak tercantum dalam Prospektus ini, tidak diaudit dan tidak direviu. Laporan keuangan
konsolidasian Perseroan tanggal 31 Desember 2007 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, sebelum disajikan kembali sehubungan dengan transaksi restrukturisasi
dan Penerapan PSAK 2011 tersebut di atas telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman Surja, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian. Ikhtisar Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
dalam jutaan Rupiah
Uraian Pada tanggal 31 Desember
2011 2010
1
2009
1
2008
1
2007 tidak
diaudit
1 2
Total Aset Lancar 1.004.042
642.819 286.144
82.570 40.533
Total Aset Tidak Lancar 1.047.051
661.624 401.475
262.145 86.517
Total Aset 2.051.093
1.304.443 687.619
344.715 127.050
Total Liabilitas Jangka Pendek 1.113.531
560.617 291.602
184.327 67.844
Total Liabilitas Jangka Panjang 393.013
321.040 228.623
90.566 10.121
Total Liabilitas 1.506.544
881.656 520.225
274.893 77.965
Total Ekuitas 544.548
422.786 167.393
69.822 49.084
Total Liabilitas Dan Ekuitas 2.051.093
1.304.443 687.619
344.715 127.050
1 Disajikan kembali 2 Sebelum disajikan kembali telah diaudit
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
dalam jutaan Rupiah
Uraian Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011
2010
1
2009
1
2008 tidak
diaudit
1 2
2007 tidak
diaudit
1 2
Penjualan 4.365.141
2.463.212 952.552
493.923 50.914
Beban Pokok Penjualan 2.683.403
1.575.733 754.573
405.777 62.331
Laba Rugi Bruto 1.681.738
887.478 197.980
88.146 11.417
Laba Rugi Operasi 1.409.388
693.908 137.127
32.542 24.924
Laba Rugi Sebelum Beban Manfaat Pajak
1.405.469 695.114
135.041 31.175
25.664 Laba Rugi Tahun Berjalan
1.037.167 518.757
97.571 18.627
18.684
Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan 1.037.167
518.757 97.571
18.627 18.684
1 Disajikan kembali 2 Sebelum disajikan kembali telah diaudit
Keterangan selengkapnya mengenai ikhtisar data keuangan penting dapat dilihat pada Bab IV pada Prospektus ini.