73 Penawaran Umum Perdana Saham – PT Toba Bara Sejahtra Tbk
Batubara dengan ketentuan yang menguntungkan, atau tidak mampu memperbaharui sama sekali, maka Perseroan harus mencari pelanggan lain untuk Batubaranya. Para pengguna akhir yang ada saat ini
dapat menghentikan pembelian Batubara dari Perseroan apabila Perseroan menggunakan perusahaan perdagangan lain yang tidak memiliki hubungan dengan pengguna akhir tersebut. Hal tersebut dapat
mengganggu penjualan Batubara Perseroan dan dapat berdampak negatif dan material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja usaha dan prospek usaha Perseroan.
ABN berencana memperbaharui kontrak jangka panjangnya dengan Flame dan Vitol yang akan habis masa berlakunya pada tahun 2012. ABN berencana untuk mulai mendiskusikan pembaharuan atau
perpanjangan kontrak dengan pelanggan-pelanggan ini kira-kira enam bulan sebelum masa berlaku kontrak-kontrak tersebut habis. Namun demikian, tidak ada kepastian bahwa kontrak-kontrak tersebut
akan dapat diperbaharui atau diperpanjang, atau bahwa ketentuan-ketentuan yang berlaku pada perjanjian yang telah diperbaharui ataupun diperpanjang tersebut akan ekuivalen dengan kontrak yang
ada saat ini. Jika hal tersebut terjadi dan ABN tidak dapat mengadakan kontrak jangka panjang dengan pelanggan baru untuk penjualan Batubaranya, atau apabila Perseroan tidak dapat memperbaharui atau
mengadakan kontrak jangka panjang tersebut secara tepat waktu, maka hal tersebut dapat berdampak negatif dan material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja usaha dan prospek usaha
Perseroan. Sebagai akibat dari ketergantungan Perseroan terhadap perusahaan perdagangan Batubara yang
menjadi pelanggannya, Perseroan belum melakukan penjualan langsung dengan pengguna akhir Batubara Perseroan. Di masa mendatang, Perseroan berencana untuk menjual sebagian dari produksi
Batubaranya secara langsung ke pengguna akhir melalui kontrak pasokan Batubara jangka panjang atau kontrak spot. Namun demikian, tidak ada kepastian bahwa Perseroan akan dapat mengadakan kontrak
pasokan Batubara tersebut dengan ketentuan-ketentuan yang menguntungkan, atau bahkan tidak mengadakan kontrak sama sekali, atau bahwa negosiasi untuk memperpanjang kontrak-kontrak tersebut
atau untuk menandatangani kontrak baru akan berhasil. 6. Kegiatan usaha Perseroan dalam jangka panjang dapat dipengaruhi secara negatif apabila
sumber daya Batubara tambahan tidak dapat diperoleh, atau jika sumber daya yang ada tidak dapat diubah menjadi cadangan Batubara yang dapat ditambang secara ekonomis
Jumlah cadangan Batubara terbukti dan terkira yang ada di area-area konsesi Perseroan akan terus menurun seiring dengan berjalannya kegiatan pertambangan. Berdasarkan rencana pertambangan yang
saat ini dimiliki Perseroan serta cadangan Batubara terbukti dan terkira Perseroan, Perseroan memperkirakan cadangan Batubara terbukti dan terkira yang saat ini dimiliki ABN akan habis ditambang
pada tahun 2029, dan seluruh cadangan Batubara terbukti dan terkira Indomining akan habis ditambang pada tahun 2022. Sampai dengan TMU menyelesaikan eksplorasi pada sebagian besar konsesinya,
cadangan Batubara terbukti dan terkira yang saat ini dimiliki TMU belum mencerminkan jumlah Batubara dalam konsesi tersebut. Rencana pertambangan yang dimiliki Perseroan dapat berubah serta estimasi
cadangan Batubara bergantung pada beberapa risiko. Selain itu, walaupun sebagian sumber daya Batubara Perseroan dapat dikonversi menjadi cadangan Batubara yang dapat ditambang secara
ekonomis, tidak ada kepastian bahwa konversi tersebut akan mengimbangi penurunan jumlah cadangan terbukti dan terkira yang diakibatkan oleh aktivitas penambangan.
Cadangan Batubara yang dimiliki oleh Perseroan dapat habis sebelum berakhirnya periode konsesi. Pertumbuhan Perseroan di masa mendatang dan keberhasilan jangka menengah hingga jangka panjang
akan bergantung pada kemampuan Perseroan untuk menemukan sumber daya Batubara tambahan di area eksplorasi, dan untuk mengkonversikan sumber daya Batubara yang saat ini dimiliki menjadi
cadangan Batubara yang dapat ditambang secara ekonomis sebelum berakhirnya IUPOP Perseroan. Namun, tidak dapat dipastikan bahwa sumber daya Batubara baru akan ditemukan, dibuktikan atau
diperoleh dengan jumlah dan grade yang sesuai dengan permintaan pelanggan Perseroan, atau sumber daya yang ditemukan tersebut dapat dikonversikan menjadi cadangan Batubara yang dapat ditambang
secara ekonomis, dalam jumlah yang diharapkan ataupun tidak sama sekali, atau bahwa Perseroan akan dapat melakukan eksploitasi terhadap cadangan tersebut. Apabila Perseroan tidak dapat meningkatkan
tingkat cadangan Batubara sebagaimana dipertimbangkan dalam rencana ekspansi, maka hal tersebut dapat berdampak negatif dan material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja usaha dan
prospek usaha Perseroan.
74 Penawaran Umum Perdana Saham – PT Toba Bara Sejahtra Tbk
Keberhasilan Perseroan untuk mengkonversikan sumber daya Batubara menjadi cadangan Batubara akan sebagian bergantung pada biaya penambangan dan harga Batubara. Harga Batubara dapat
berfluktuasi sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Biaya penambangan Batubara dipengaruhi berbagai variabel termasuk perubahan dalam teknologi dan hukum dan peraturan yang berlaku yang dapat
menjadikan cadangan Perseroan tidak ekonomis untuk ditambang dan berakibat pada reklasifikasi cadangan Perseroan. Tidak ada kepastian bahwa setiap nilai sumber daya yang diestimasi tidak akan
berkurang di masa mendatang atau bahwa setiap nilai sumber daya yang diestimasi pada akhirnya akan direklasifikasikan sebagai cadangan terbukti atau terkira.
7. Perseroan dipengaruhi secara negatif oleh risiko operasional dan infrastruktur, kondisi cuaca
yang merugikan dan bencana alam lainnya
Perseroan menghadapi berbagai macam risiko operasional dan infrastruktur yang berpotensi besar untuk merugikan Perseroan, termasuk risiko kebakaran, pembakaran spontan spontaneous combustion,
embargo, bencana alam, kecelakaan, perselisihan ketenagakerjaan, permasalahan dengan masyarakat, kondisi geologis yang tidak dapat diperkirakan, keruntuhan tambang, bahaya lingkungan, cuaca buruk
termasuk hujan deras, banjir, terbatasnya kapasitas tongkang akibat tingkat air yang rendah, dan fenomena alam lainnya. Terjadinya salah satu risiko operasional tersebut dapat mengakibatkan kerugian
yang besar bagi Perseroan. Kerugian tersebut dapat melibatkan atau timbul dari cedera yang serius atau korban jiwa, pemberitaan negatif, kerusakan parah atau kehancuran terhadap properti dan peralatan,
polusi, musnahnya sumber daya alam atau kerusakan lingkungan hidup lainnya, munculnya tanggung jawab Perseroan untuk melakukan pembersihan, penyelidikan oleh badan pengawas yang berwenang
serta sanksi danatau penangguhan kegiatan usaha. Seluruh area konsesi Perseroan terletak di Kalimantan Timur, Indonesia, yang merupakan daerah yang
sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca musiman. Pada umumnya, bulan-bulan yang paling kering dalam satu tahun adalah pada kuartal kedua dan ketiga, sedangkan tingkat curah hujan yang memberikan
dampak terhadap produksi adalah antara bulan November dan Maret. Perseroan pada umumnya menghentikan sementara proses produksi di area konsesi pada saat hujan, karena kondisi tersebut
menyebabkan kondisi kerja menjadi tidak aman, seperti kondisi jalan yang buruk. Oleh karenanya, musim hujan yang berkepanjangan dapat menghambat produksi dan transportasi Batubara. Dalam
kondisi tertentu, kontraktor berhak menerima pembayaran walaupun produksi terhambat. Hal ini telah dan akan berdampak signifikan terhadap jumlah Batubara yang diproduksi oleh Perseroan dari waktu ke
waktu dan dapat berdampak negatif pada kemampuan Perseroan dalam memenuhi ketentuan yang tercantum dalam kontrak pasokan dengan pelanggan. Disamping itu, curah hujan dapat menyebabkan
meningkatnya penghentian kerja dan waktu transportasi secara signifikan apabila suatu area konsesi tertentu tidak memiliki jalan tahan cuaca. Sebagai contoh, karena TMU masih dalam proses
pembangunan jalan tahan cuaca, kegiatan pengangkutan akan terganggu dalam kondisi hujan. Curah hujan dan lamanya hujan yang turun dapat berubah-ubah secara signifikan di daerah tersebut, dan dapat
mengakibatkan volume produksi untuk suatu periode atau tahun menjadi lebih rendah secara signifikan dibandingkan volume produksi yang diantisipasi dan ditargetkan, bahkan setelah Perseroan
mempertimbangkan curah hujan rata-rata dan lamanya hujan yang biasa terjadi sebagai akibat kondisi cuaca musiman. Sebagai contoh, di tahun 2010, lamanya hujan, yang dihitung dalam jam, di Kalimantan
Timur meningkat sebesar 23 dibanding tahun 2009 dan lebih tinggi 28 dibandingkan lamanya hujan dalam jam untuk tahun 2011. Oleh karena itu, kondisi cuaca dapat menghalangi Perseroan untuk
memenuhi target produksinya danatau kewajiban kontraktualnya dengan pelanggan-pelanggannya. Perseroan juga menghadapi risiko banjir selama musim hujan. Musim hujan yang berkepanjangan dan
banjir yang terjadi secara terus-menerus juga dapat berdampak negatif terhadap produksi Batubara Perseroan, dan dapat berdampak negatif dan material terhadap kegiatan usaha, reputasi, hubungan
dengan para pelanggan, kondisi keuangan dan kinerja usaha Perseroan. Kegiatan pertambangan Perseroan juga menghadapi risiko tanah longsor. Beberapa bagian dari daerah
pertambangan Perseroan merupakan daerah berpasir dan dapat mengalami longsor. Apabila kontraktor pertambangan melakukan kelalaian dalam penggalian area konsesi, maka dapat mengakibatkan tanah
longsor yang dapat berakibat pada cedera serius, korban jiwa, kerusakan properti, gangguan kegiatan operasional dan penangguhan kegiatan pertambangan di daerah yang terkena dampak tanah longsor
75 Penawaran Umum Perdana Saham – PT Toba Bara Sejahtra Tbk
tersebut. Secara umum, adanya kecelakaan yang signifikan dapat mengakibatkan penangguhan proyek pada pertambangan tersebut dan mengakibatkan pembayaran kompensasi dalam jumlah yang besar.
Kecelakaan seperti itu tidak hanya dapat berdampak negatif terhadap reputasi Perseroan, namun juga dapat berdampak negatif dan material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, dan kinerja usaha
Perseroan. Selain itu, pengangkutan Batubara oleh Perseroan ke transshipment point dilaksanakan oleh kontraktor
dan dihadapkan pada risiko gangguan operasi maritim, seperti pembajakan, kapal karam, tabrakan, rendahnya level air dan kondisi cuaca danatau laut yang buruk. Sebagai
con toh, pada bulan November
2011, sebuah jembatan runtuh di Sungai Mahakam, di mana area konsesi Perseroan terletak di sepanjang sungai tersebut. Runtuhnya jembatan tersebut mengakibatkan Sungai Mahakam ditutup untuk
segala aktivitas perkapalan dan mengakibatkan terhambatnya aktivitas pengiriman Batubara untuk beberapa perusahaan produsen Batubara yang area konsesi-nya terletak di sepanjang sungai tersebut,
dimana produsen-produsen tersebut bergantung pada kapal untuk transportasi Batubara dari tambang menuju area transshipment. Kegiatan operasi Perseroan tidak terganggu oleh kejadian tersebut,
dikarenakan area konsesi terletak lebih dekat ke hilir dari lokasi jembatan yang runtuh tersebut. Selain itu, dermaga KE berlokasi di suatu wilayah dengan tingkat ketinggian air yang rendah, yang dapat
menyebabkan tertundanya pemuatan tongkang TMU setelah menggunakan dermaga KE. Adanya penundaan dapat menimbulkan beban demurrage. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011, Perseroan menjual 88 Batubaranya dengan basis FOB kapal, yang berarti Perseroan menanggung risiko dari setiap kerugian atau kerusakan Batubara yang terjadi sampai dengan
Batubara tersebut dimuat ke kapal pelanggan. Terjadinya salah satu risiko operasi tersebut di atas, akan dapat menimbulkan kerugian yang substansial bagi Perseroan.
Dikarenakan terkonsentrasinya kegiatan Perseroan di Kalimantan Timur, segala gangguan yang terjadi pada kegiatan Perseroan yang disebabkan oleh cuaca dapat secara potensial berdampak negatif lebih
besar dibandingkan apabila kegiatan Perseroan berada di area konsesi yang tersebar di seluruh Indonesia. Khususnya, setiap gangguan yang mempengaruhi daerah tersebut akan berdampak secara
tidak proporsional terhadap kegiatan usaha Perseroan. Perseroan tidak memiliki perlindungan asuransi terhadap semua risiko yang disebutkan di atas, dan polis asuransi yang dimiliki Perseroan saat ini dapat
saja tidak cukup untuk melindungi Perseroan terhadap segala kemungkinan kerugian atau tanggung jawab yang dapat timbul, atau jangka waktu asuransi dapat lebih pendek daripada jangka waktu risiko
tersebut. Selain itu, asuransi mungkin tidak dapat terus tersedia dengan tingkat premi saat ini, ataupun tidak tersedia sama sekali. Tidak terdapat kepastian bahwa asuransi yang dimiliki Perseroan dapat
mencakup seluruh kerugian dan kerusakan yang muncul dari risiko-risiko di atas dan tidak ada kepastian bahwa setiap gangguan operasi tidak akan berdampak material dan negatif terhadap kegiatan usaha,
kondisi keuangan, kinerja usaha dan prospek usaha Perseroan.
8. Perseroan menghadapi kemungkinan tidak dapat memperoleh manfaat skala ekonomis dari
kerja sama antara para Entitas Anak, yang dapat berdampak pada kinerja keuangan Perseroan di masa mendatang
Hampir seluruh fungsi bisnis Perseroan sejauh ini terdesentralisasi karena setiap fungsi bisnis Perseroan beroperasi secara independen melalui masing-masing Entitas Anak. Namun, Perseroan mendorong
kolaborasi antara tim manajemen ABN, Indomining dan TMU untuk memperoleh manfaat dari skala operasi Perseroan. Sebagai contoh, setiap Entitas Anak melakukan penjualan dan kegiatan pemasaran
sendiri-sendiri tetapi dapat mengecek informasi harga dengan Entitas Anak lain sebelum memasuki perjanjian penjualan Batubara. Perseroan juga mendorong kerja sama dalam hal perekrutan, pembelian
dan kegiatan usaha lainnya. Terdapat kemungkinan bahwa Perseroan dapat mengurangi biaya melalui sentralisasi beberapa atau semua kegiatan usahanya. Tidak ada kepastian bahwa kerja sama bisnis dan
operasional Perseroan akan menghasilkan harga atau kondisi komersial lainnya yang menguntungkan, atau bahwa nilai dari manfaat tersebut akan sepenuhnya mengimbangi biaya desentralisasi, dan
kemungkinan duplikasi, fungsi bisnis. Sejauh biaya yang timbul akibat desentralisasi tidak diimbangi dengan manfaat dari kerja sama, Perseroan akan tidak mencapai potensi skala ekonomis, yang mungkin
secara material dan negatif dapat mempengaruhi kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja usaha dan prospek usaha Perseroan.
76 Penawaran Umum Perdana Saham – PT Toba Bara Sejahtra Tbk
9. Berdasarkan riwayat kegiatan operasional Perseroan saat ini, kemampuan investor untuk mengevaluasi kegiatan usaha dan pertumbuhan Perseroan mungkin terbatas
ABN mulai berproduksi pada September 2008, Indomining mulai berproduksi pada Agustus 2007, dan TMU mulai berproduksi pada Oktober 2011. Dengan riwayat kegiatan operasional Perseroan yang relatif
singkat tersebut, mungkin tidak terdapat dasar yang cukup memadai untuk mengevaluasi kinerja operasional dan prospek usaha Perseroan di masa depan. Kinerja operasional Perseroan di masa
lampau mungkin tidak dapat menjadi indikator atas kinerja Perseroan di masa mendatang, dan para investor mungkin akan menghadapi kesulitan dalam mengevaluasi kegiatan usaha dan prospek usaha
Perseroan. Selain itu, Perseroan mungkin tidak memiliki pengalaman yang cukup memadai untuk mengatasi risiko
yang sering dihadapi oleh perusahaan pertambangan Batubara yang memiliki riwayat kegiatan operasional yang relatif singkat, termasuk risiko ketidakmampuan Perseroan untuk:
meningkatkan kapasitas pertambangan secara signifikan di atas level yang ada saat ini; memelihara tingkat profitabilitas;
mendapatkan pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lama; menarik, melatih, memotivasi dan mempertahankan karyawan yang memiliki kualifikasi yang
dibutuhkan; mengikuti standar industri dan kondisi pasar yang selalu berkembang;
mengelola ekspansi kegiatan operasional, termasuk melakukan integrasi atas akuisisi di masa depan;
mengantisipasi dan beradaptasi terhadap perubahan pada peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah, merger dan akuisisi, serta kondisi pasar yang kompetitif;
mengelola logistik, utilitas dan kebutuhan pasokan untuk kegiatan ekspansi; melakukan pengendalian yang memadai atas biaya dan pengeluaran.
Apabila Perseroan tidak dapat menangani salah satu risiko di atas, maka hal tersebut dapat berdampak negatif dan material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja usaha dan prospek usaha
Perseroan. 10. IUPOP yang mendasari kegiatan pertambangan dan eksplorasi Perseroan dapat diakhiri,
dibatasi atau tidak diperpanjang oleh Pemerintah berdasarkan kondisi-kondisi tertentu
Masing-masing Entitas Anak memegang hak untuk menambang Batubara dan melakukan kegiatan eksplorasi dalam area konsesinya berdasarkan IUPOP yang dimiliki oleh masing-masing Entitas Anak.
IUPOP ABN, Indomining dan TMU tersebut akan berakhir masing-masing pada tanggal 1 Desember 2029, 22 Juni 2013 dan 14 Desember 2023. IUPOP tersebut dapat dihentikan sementara atau dicabut
oleh Pemerintah sebelum berakhirnya masa berlaku apabila Entitas Anak sebagai pemegang IUPOP tersebut tidak berhasil memenuhi kewajiban-kewajibannya sebagaimana dicantumkan dalam IUPOP,
atau berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, melakukan pelanggaran terhadap Undang-undang Pertambangan No. 4 seperti kelalaian untuk membayar biaya-biaya tertentu kepada
Pemerintah atau dinyatakan pailit. Berdasarkan Undang-Undang Pertambangan No. 4, apabila IUPOP Entitas Anak dicabut, maka Entitas Anak tersebut tetap wajib memenuhi segala kewajiban yang belum
terpenuhi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kewajiban Entitas Anak akan dianggap terpenuhi setelah mendapatkan persetujuan dari Pemerintah. Berdasarkan IUPOP,
jika salah satu Entitas Anak Perseroan tidak dapat atau lalai dalam memenuhi kewajibannya sebagai pemegang IUPOP, Pemerintah dapat mengeluarkan pemberitahuan tertulis sehubungan dengan
kelalaian tersebut yang menyatakan bahwa kelalaian tersebut harus diperbaiki dalam jangka waktu tertentu. Kecuali kegagalan tersebut diperbaiki dalam jangka waktu yang ditetapkan, Pemerintah berhak
untuk menghentikan sementara atau mencabut IUPOP tersebut.
77 Penawaran Umum Perdana Saham – PT Toba Bara Sejahtra Tbk
Selain itu, IUPOP Indomining akan habis masa berlakunya pada Juni 2013. Indomining sedang dalam
proses pembaharuan IUPOP-nya dan telah mengajukan permohonan perpanjangan pada bulan Desember 2011. Akan tetapi, sesuai dengan ketentuan IUPOP, Indomining disyaratkan untuk
mengajukan permohonan perpanjangan 2 dua tahun sebelum masa berlaku IUPOP berakhir. Meskipun permohonan perpanjangan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan, Indomining
memperkirakan akan menerima konfirmasi atas perpanjangan IUPOP-nya selama 10 tahun, pada akhir tahun 2012. Namun, tidak terdapat kepastian bahwa IUPOP tersebut dapat diperbaharui dalam periode
ini, ataupun dapat diperbaharui sama sekali. Apabila ada IUPOP yang dicabut atau tidak dapat diperpanjang, atau apabila hak-hak yang tercantum
dalam IUPOP dibatasi untuk alasan apapun, maka Perseroan tidak dapat atau akan dibatasi dalam melakukan pertambangan Batubara di area konsesinya, sehingga hal ini berdampak negatif dan material
terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja usaha dan prospek usaha Perseroan. 11. Peraturan perundang-undangan baru, termasuk DMO, dapat berdampak negatif terhadap
kinerja usaha Perseroan
Kegiatan pertambangan Batubara diatur oleh Pemerintah melalui Kementerian ESDM yang dikoordinasikan dengan Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Koordinasi
Penanaman Modal. Disamping itu, pemerintah daerah dimana area konsesi Entitas Anak berada juga dapat memberlakukan peraturan yang berdampak pada kegiatan pertambangan Batubara. Selama 20
tahun terakhir, Pemerintah telah memberlakukan sejumlah peraturan perundang-undangan baru yang mempengaruhi industri pertambangan di Indonesia. Dalam banyak kasus, Undang-undang dan peraturan
baru tersebut tidak konsisten dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat pada PKP2B yang dipegang oleh produsen-produsen Batubara, sehingga mengakibatkan terjadinya ketidakpastian yang cukup besar
dalam penerapan Undang-undang dan peraturan baru tersebut, bagi para produsen Batubara. Walaupun saat ini tidak ada izin pertambangan Entitas Anak yang berbentuk PKP2B, tidak terdapat kepastian
bahwa ketidakpastian serupa tidak akan terjadi sehubungan dengan IUPOP yang dimiliki Perseroan sebagai akibat dari Undang-undang dan peraturan baru yang diterbitkan oleh Pemerintah.
Pada tanggal 30 September 2009, Kementerian ESDM menerbitkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Pertambangan Mineral
dan Batubara “Permen 28 Tahun 2009” yang merupakan implementasi dari ketentuan Pasal 127 Undang-Undang Pertambangan No. 4. Permen 28 Tahun 2009 menyatakan bahwa para pemegang
IUPOP diwajibkan untuk melakukan sendiri kegiatan penambangan dan pengolahan Batubara. Permen 28 Tahun 2009 lebih lanjut menyatakan bahwa semua kesepakatan kontrak antara pemegang konsesi
yang terdiri dari pemegang IUP, PKP2B dan kontrak karya untuk pertambangan bahan mineral dan para kontraktor pertambangan yang sudah ada pada tanggal berlakunya Permen 28 Tahun 2009 akan
tetap berlaku hingga semaksimalnya 3 tahun ke depan. Dengan demikian, selambat-lambatnya pada tanggal 30 September 2012, ABN diwajibkan untuk menyesuaikan kontraknya dengan Petrosea,
Arkananta dan BKPL, dan TMU harus melakukan penyesuaian terhadap kontraknya dengan STA. Kontrak Indomining dengan SIS sudah sesuai dengan Permen 28 Tahun 2009. Disamping itu,
Pemerintah mungkin dapat menerbitkan peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya. Meskipun Perseroan berniat untuk mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk memenuhi peraturan-peraturan tersebut,
termasuk melakukan amandemen pada perjanjian-perjanjian operasional dengan para kontraktor pertambangannya, tidak terdapat kepastian bahwa Perseroan akan dapat memenuhi peraturan-
peraturan tersebut dalam jangka waktu yang ditentukan.
Pada tanggal 15 Januari 2010, Kementerian ESDM menerbitkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 34 tahun 2009 tentang Pengutamaan Pemasokan Kebutuhan Mineral dan Batubara
untuk Kepentingan Dalam Negeri “Permen No. 34 tahun 2009”, yang berlaku efektif sejak tanggal 30 Desember 2009, peraturan ini mewajibkan para produsen Batubara dan mineral lainnya di Indonesia
untuk mengutamakan persediaan Batubara domestik melalui penjualan sebagian dari hasil produksinya untuk pasar domestik Indonesia. Permen No. 34 tahun 2009 juga menyatakan bahwa produsen Batubara
dapat mengekspor Batubara hasil produksinya; dengan ketentuan perusahaan tersebut telah memenuhi persentase penjualan domestik minimum sebagaimana ditetapkan oleh Menteri ESDM, sesuai dengan
perencanaan yang wajib diserahkan oleh produsen Batubara tersebut kepada Menteri ESDM. Berdasarkan Permen No. 34 tahun 2009, Entitas Anak Perseroan diwajibkan untuk memenuhi kewajiban
minimum penjualan domestik. Pada tanggal 31 Agustus 2010, Kementerian ESDM menerbitkan Kepmen