dan layak. Prinsip persamaan juga akan meimbulkan sifat saling tolong menolong dan sifat kepedulian sosial dalam raung lingkup yang luas.
d. Pembagian kekuasaan
Dengan prinsip ini dalam kekuasaan pihak minoritas akan tetap diberi kesempatan sesuai dengan proporsinya sehingga hak-haknya
akan tetap terjaga.
6. Keunggulan dan Hambatan Sekolah Demokratis
Berbagai keunggulan model sekolah demokratis ini, sebagaimana dikemukakan oleh Dwight W. Allen yang dikutip oleh Prof.
Dr. Dede Rosyada dalam bukunya menjelaskan sekolah untuk abad mendatang, dalam kerangka penguatan model sekolah demokratis,
21
antara lain :
1. Akuntabilitas ; yakni bahwa kabijakan-kabijkan sekolah dalam semua
aspeknya dapat dipertanggungjawabkan pada publik. 2.
Pelaksanaan tugas guru senantiasa berorientasi pada siswa, guru akan memberikan pelayanan pada siswa secara individual.
3. Keterlibatan masyarakat dalam sekolah ; yakni dalam sekolah
demokratis, sistem pendidikan merupakan refleksi dari keinginan masyarakat.
Selain itu juga, Sugihartono, dkk menyatakan bahwa adanya kelebihan dan kekurangan dari teori pembelajaran demokratis
22
, antara lain :
Kelebihannya : a.
Memanusiakan manusia b.
Teori yang paling cocok diterapkan untuk pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap dan analisis terhadap fenomena sosial
c. Siswa merasa senang bergairah berinisiatif dalam belajar dan terjadi
perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri Adapun kekurangannya :
21
Dede Rasyada, Paradigma Pendidikan Demokratis…, h. 20
22
http:dalilskripsi.comcontentview4226 Thursday, May 14, 2009 Makna dan Arti Pendidikan dalam Teori Pembelajaran Humanistik Oleh: Mohamad Ikbal Bahua
a. Jika tidak terkontrol, murid akan mempunyai sikap egois yang tingi
b. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai
Dari pihak guru, kendala lebih bersifat psikologis. Bagaimanapun, selama ini guru telah tercitrakan sebagai orang yang serba
tahu dan serba mampu. Bahkan, ada ungkapan guru itu digugu dan ditiru. Ini menempatkan guru pada superior siswa.
Guru memang harus berwibawa baik secara akademik maupun moral, tapi bukan berarti harus berlaku diktator dan otoriter. Harus ada
perubahan paradigma,guru sekarang tidak harus serba tahu dan serba mampu karena hal itu memang mustahil. Yang penting, guru harus bisa
menjadi fasilitator dan motivator sehingga siswa dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Untuk bisa mengubah paradigma ini, guru
harus menyadari bahwa wibawa tidak akan lenyap dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kreativitas. Bukankah
justru wibawa guru akan terangkat bila ia mampu menampilkan performa sebagai guru yang egaliter, bisa diajak diskusi, terbuka, dan demokratis.
Sementara dari pihak siswa, kendalanya adalah belum adanya keberanian untuk berpendapat. Selama ini mereka telah terkondisi untuk
pasif, menerima apa pun informasi dari guru tanpa kritik. Kondisi ini harus diubah dengan cara mendorong mereka menyampaikan gagasan dan
menghargainya. Apa pun pendapat siswa, guru harus bisa memberikan apresiasi secara positif. Melalui penghargaan dan apresiasi secara positif
terhadap siswa, diharapkan berangsur-angsur siswa terbiasa berpikir aktif dan berani mengemukakan pendapatnya di kelas.
23
7. Pelaksanaan Pembelajaran Demokratis