Penerapan Pembelajaran Demokratis pada Mata Pelajaran

75 Peneliti melaksanakan wawancara kepada beberapa siswa perwakilan setiap kelas XI di ruang guru Agama atau masjid untuk menanyakan tentang sikap siswa yang menunjukan adanya jiwa demokratis di sekolah tersebut. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, siswa mengungkapkan hal-hal yang memang harus mereka lakukan yaitu ketika bertemu dengan guru harus mengucapkan salam dan mencium tangan kepala sekolah dan guru saat bertemu di lingkungan sekolah, juga selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dengan saling menghargai dan menghormati satu sama lain, meskipun dengan karyawan sekolah, mereka tidak menganggap rendah pekerjaannya, tetapi malah bercanda ria, tukar fikiran dan saling sapa. Contoh lain juga tidak terdapat genk-genk atau membeda- bedakan satu sama lain dalam bergaul, meskipun berbeda keyakinan mereka tetap saling menghormati serta mempererat rasa persaudaraan dan persahabatan di antara mereka. Hal tersebut mereka lakukan sebagai wujud pengamalan materi pelajaran yang sudah diberikan oleh guru agama pada materi menghargai orang lain serta menanam jiwa demokratis dalam berbagai aspek.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Penerapan Pembelajaran Demokratis pada Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMA N 29 Jakarta Kegiatan belajar mengajar di kelas XI baik pada jurusan IPA maupun pada jurusan IPS dilaksanakan dua jam pelajaran per-minggu atau 45 menit x 2, tetapi dalam melaksanakan waktu pelajaran tidak semuanya dua jam pelajaran, ada beberapa kelas yang melaksanakan satu jam pelajaran kemudian hari lain satu jam pelajaran dalam seminggu. Pada saat pelajaran dimulai peneliti diperbolehkan masuk ke dalam kelas untuk mengikuti guru agama mengajar. Pada saat guru agama memberikan 76 materi pelajaran, para siswa cukup aktif dan respon mereka cukup baik terhadap kegiatan pembelajaran tersebut. Namun sebelum kegiatan pembelajaran di kelas dilaksanakan terlebih guru agama sudah merancang dan menyiapkan sesuatu yang akan dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran dikelas berlangsung. Hal ini diakui oleh guru agama : ”Saya sebelum datang ke sekolah terutama masuk kelas untuk mengajar, saya selalu menyiapkan dan merencanakan apa yang akan saya lakukan dan berikan kepada anak-anak, karena sekarang guru dituntut untuk mengatur dan menyiapkan rancangan pembelajaran sendiri sebelum memberikan materi kepada siswanya, tentunya saya sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung saya sudah membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran RPP, program semester, program tahunan, silabus, dan lain-lain supaya semuanya berjalan dengan tujuan pendidikan”. 1 Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa guru agama sebelum melaksanakan pembelajaran selalu membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran RPP karena guru mulai dari tahun 2006 dituntut untuk mengatur sendiri dengan pelaksanaan pembelajaran dikelas, sehingga guru agama sesuai dengan kurikulum pendidikan yaitu KTSP. Sebelum kegiatan pembelajaran di kelas dimulai guru agama menyiapkan segala sesuatu tentunya sesuai dengan rancangan pembalajaran yang telah dibuat, mulai dari keadaan siswa, ruang kelas sampai pada metode yang akan diterapkan untuk belajar, dengan tujuan supaya pembelajaran dikelas dapat berjalan dengan baik dan efektif. Hal ini diakui oleh guru agama : ”Dalam setiap memberikan materi bahan ajar tentunya semua kondisi harus dipersiapkan dengan matang, maka dari itu, saya sebelum mengajar selalu menyiapkan dengan baik semua yang dibutuhkan dalam pembelajaran, mulai dari persiapan saya sendiri, keadaan siswa, kelas sampai metode yang akan diterapkan, sebelum pembelajaran dimulai saya selalu memberikan standar kompetensi dan kompetensi dasar kepada anak-anak, kemudian saya mengapersepsi materi kepada anak-anak supaya anak-anak lebih siap belajarnya”. 2 1 Bapak Rahmat, Wawancara, SMA N 29 Jakarta, 18 Februari 2010 2 Bapak Rahmat, Wawancara, SMA N 29 Jakarta, 18 Februari 2010 77 Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa guru agama selalu menyiapakan segala yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran, terutama mengkondisikan siswa serta menyiapkan metode bahan ajar yang akan disampaikan, karena dengan kondisi yang kondusif serta persiapan yang matang maka kegiatan pembelajaran di kelas akan berjalan dengan baik dan efektif. Dalam proses kegiatan belajar mengajar guru agama sudah menerapkan pembelajaran demokratis yakni dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dan giat dalam mendalami pelajaran agama, melalui sikap keterbukaan dan keinginan siswa supaya tidak jenuh. Hal ini diakui oleh guru agama : ”Saya mengajar sudah cukup lama, sehingga saya dapat memahami karakter siswa sekarang dengan perkembangan yang sudah maju, sehingga saya sering memancing rasa keingintahuan siswa. Karena tidak semua metode yang diterapkan pada materi bahan ajar akan berjalan dengan baik. Maka dengan menggunakan pembelajaran demokratis siswa dapat mengembangkan rasa keingintahuan mereka terhadap materi, menambah rasa percaya diri siswa pada saat belajar, Selain itu dapat mengembangkan pola pikir mereka terhadap materi yang diberikan dengan saling menghormati dan mengharigai pendapat yang berbeda tidak saling menjatuhkan atau menyalahkan.” 3 Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa guru agama sudah menerapkan pembelajaran demokratis walau tidak semuanya menggunakan metode yang menunjang dalam pembelajaran demokratis karena dikondisikan dengan waktu dan keadaan siswa dalam menerima materi. Sehingga mereka termotivasi dalam pembelajaran agama karena merasakan ada bagian di antara teman-teman yang lain, tidak merasa terasingkan ketika pembelajaran berlangsung dengan adanya sikap rasa saling menghormati dan mengahargai satu sama lain di dalam kelas. Peneliti juga mewawancarai beberapa siswa perwakilan dari tiap kelas XI mengenai penerapan pembelajaran demokratis yang digunakan oleh guru agama di SMAN 29 Jakarta pada saat kegiatan belajar berlangsung. Hal tersebut diperkuat dengan penuturan siswa. 3 Bapak Rahmat, Wawancara, SMA N 29 Jakarta, 18 Februari 2010 78 ”Menurut saya sangat bagus guru agama menerapakan pembelajaran demokraits, bahkan kalau bisa setiap mata pelajaran menerapkan pembelajaran demokratis jadi tidak hanya mata pelajaran agama saja yang menerapakan pembelajaran seperti itu pembelajaran demokratis. Karena dengan pembelajaran demokratis siswa lebih terbuka untuk mengeluarkan pendapatnya, mempunyai pandangan yang berbeda tetapi tetap satu tujuan, anak-anak lebih aktif dan kreatif untuk mencari jawaban yang sebenarnya juga dapat menambah wawasan semakin luas karena pengetahuan tidak hanya dari guru agama saja melainkan dari teman-teman yang mengungkapkan pendapatnya.” 4 Dapat dilihat bahwa dengan pembelajaran demokratis siswa dapat terpacu untuk turut andil dalam pembelajaran agama, tidak hanya guru agama saja yang memberikan pengetahuan melainkan siswa juga dapat memberikan pandangan yang lain akan pengetahuannya namun tetap masih dalam lingkup materi yang diberikan.

2. Sikap BapakIbu Guru dalam Proses Pembelajaran Demokratis di