BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Temuan Penelitian
1. Pembelajaran Demokratis pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam
Adapun temuan pembelajaran demokratis dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di
SMAN 29 Jakarta antara lain melalui metode kerja kelompok, metode diskusi, dan metode tanya jawab.
a Metode Kerja Kelompok
Dalam metode kerja kelompok guru Pendidikan Agama Islam membagi siswa menjadi delapan atau empat kelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari 5 – 7 orang. Guru PAI dalam membagi kelompok tidak memilah-milah, yang pintar dengan yang pintar
ataupun yang kurang cakap di bedakan, tetapi guru PAI mengacak dengan menyuruh siswa untuk berhitung 1 – 8 atau 1 – 4 tergantung
dari jumlah kelompoknya, sehingga dalam satu kelompok bisa bercampur antara siswa yang pintar dengan siswa yang lainnya.
Dalam melakukan penelitian, penulis melakukan observasi dan wawancara kepada beberapa siswa dan guru Pendidikan Agama Islam
mengenai metode kerja kelompok. Tidak semua materi bahan ajar dilakukan dengan metode kerja kelompok, guru menerapkan metode
kerja kelompok pada materi-materi yang menarik untuk dikerjakan
68
69
secara kelompok, sehingga tidak mengabaikan asas individual di mana siswa dalam kelompoknya dapat dipandang sebagai pribadi yang
berbeda dari segi kemampuan dan minatnya masing-masing serta mempertimbngkan fasilitas atau waktu yang tersedia supaya siswa
dapat memperoleh dan memperbesar peran atau pertisipasi dalam kelompoknya.
Dalam hal ini guru PAI memberikan tugas atau pertanyaan kepada kelompok masing-masing dan memberikan petunjuk-petunjuk
pelaksanaannya serta menunjuk satu orang yang menjadi pemimpin kelompok.
Siswa mengerjakan tugas atau pertanyaan secara bersama- sama, guru PAI juga mengawasi setiap dinamika kelompok yang
terjadi sehingga ia dapat mengarahkan, membantunya serta memberikan saran-saran tentang penyelesaian tugas bila diperlukan.
Beberapa siswa yang diwawancarai menyatakan bahwa penerapan seperti ini metode kerja kelompok lebih senang, terasa keakraban
dengan teman yang lain akan sikap saling menghargai pendapat yang berbeda, dan lebih terbuka untuk bisa menanyakan kepada temannya
yang sekiranya materi belum di pahami kemudian bisa di ajukan pertanyaannya kepada guru.
b Metode Diskusi Dalam metode diskusi guru PAI menentukan materi yang
akan dipelajari oleh siswa kelas XI, materi yang didiskusikan tentunya yang menarik sehingga siswa akan lebih aktif serta terangsang untuk
mengeluarkan pendapat masing-masing untuk menciptakan susana diskusi yang hangat dan efektif.
Pada saat diskusi berlangsung, penulis diizinkan masuk kelas dan mengikuti pembalajaran agama selama 2 X 45 menit, materi
yang didiskusikan dalam kelompok yaitu dengan SK : Menghindari Perilaku Tercela dan KD : Menjelaskan dosa besar, menyebutkan
70
contoh perbuatan dosa besar, menghindari dosa besar dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam melaksanakan
diskusi kelompok guru ikut berperan
dengan menjadi moderatornya sehingga pembelajaran bisa terkendali dan berjalan dengan baik dan efektif. Pada saat diskusi dimulai
ternyata siswa dalam satu kelompok sangat respon dan aktif untuk memberikan pendapat terhadap pertanyaan atau masalah yang
diberikan kepada setiap kelompok, satu sama lain saling bertukar fikiran, walaupun dalam diskusi tersebut ada beberapa siswa yang
tidak aktif untuk memberikan masukan, namun mereka tetap mendengarkan tanggapan-tanggapan dari temannya, ada juga siswa
yang sama sekali tidak ikut diskusi kemudian guru mendekati kelompok tersebut untuk andil dalam memecahkan pertanyaan yang
sedang dibahasnya, serta memberikan saran-saran kepada anggota yang lainnya untuk menjawab setiap individu baik jawabannya benar
ataupun salah, yang terpenting memebrikan masukan jawaban untuk didiskusikan secara bersama-sama.
c Metode Tanya Jawab
Dalam metode tanya jawab guru Agama memberikan sebuah pertanyaan kepada setiap siswa untuk didiskusikan dalam
kelompoknya masing-masing. Dari hasil diskusi dalam setiap kelompok, kemudian kelompok yang satu digabungkan dengan
kelompok yang lain, misalkan kelompoknya ada delapan kemudian digabung menjadi empat, dalam empat kelompok ini didiskusikan
kembali hasilnya karena perbedaan orang pastinya ada pendapat yang berbeda pula, setelah mencapai jawaban yang bisa
dipertanggungjawabkan kemudian kelompok tersebut digabung lagi menjadi dua kelompok yang besar, sebelum tanya jawab dibuka guru
yang ikut andil mengatur keadaan siswa untuk didiskusikan terlebih dahulu dengan kelompok yang lainnya.
71
Dalam hal ini guru melihat keadaan siswa dalam dua kelompok tersebut, ketika terlihat sudah mencapai kesepekatan
bersama dan waktu yang ditentukan juga sudah mencukupi, kemudian guru Agama meminta kepada dua kelompok tersebut ada juru
bicaranya sebagai perwakilan dari kelompoknya masing-masing, namun ketika tanya jawab berlangsung, tidak hanya juru bicaranya saja
yang berkomentar, tetapi anggota yang lain juga bisa mengeluarkan pendapat untuk membantu menguatkan yang disampaikan oleh juru
bicaranya atau ada pernyataan lain yang tidak sesuai dengan pendapat dirinya, sehingga bisa menyanggah atau mempertanyakan lagi
komentar yang kurang difahami. Guru agama juga berperan serta ketika terjadi tanya jawab
atau dialog antara dua kelompok tersebut, apabila ada komentar- komentar yang keluar dari pembahasan atau tidak masuk akal, serta
ketika terjadi perdebatan yang sama-sama kuat, kemudia guru Agama menengahi, mengarahkan dan menjelaskan dari pembahasan yang
diperdebatkan supaya waktu yang tersedia bisa dimanfaatkan dengan baik dengan pembahasan-pembahasan yang belum terpecahkan.
Tanya jawab juga tidak hanya terjadi antara siswa dengan siswa atau kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, namun
tanya jawab juga dilakukan oleh guru Agama dengan siswa, atau dari siswa kepada guru Agama.
Hal ini terlihat ketika penulis ikut dalam pembelajaran PAI dikelas, ketika metode kerja kelompok, diskusi dan tanya jawab antar
kelompok sudah selesai namun waktu masih ada, kemudian guru Agama menyimpulkan dari semua pembahasan tersebut dan
menjelaskan lebih luas lagi materi yang sedang dibahasnya. Kemudian guru Agama membuka tanya jawab dengan siswa, sekiranya ada
pembahasan yang kurang dimengerti atau guru Agama memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui siswanya sudah benar-
benar faham atau belum dengan materi yang dibahas.
72
Beberapa siswa yang penulis wawancara menyatakan dengan adanya metode tanya jawab anak-anak semakin terbuka dan
giat untuk mencari jawaban dari berbagai sumber, serta memberanikan diri untuk berbicara di dapan orang lain, walau terkadang hasil dari
tanya jawab sedikit kurang memuaskan karena dari jawaban-jawaban yang dikemukakan tidak sesuai dengan fikirannya, namun demikian
siswa tidak menyerah begitu saja mereka akan terus menggali dan mencari tahu jawaban yang sebenarnya.
Guru Agama juga mengupayakan sedikit demi sedikit penggunaan metode ceramah dihindarkan supaya anak-anak tidak
malas dan mengantuk ketika pembelajaran agama berlangsung di kelas. Kemudian guru Agama melihat stuasi dan kondisi siswa untuk
bisa menerapkan pembelajaran yang membuat anak lebih bersemangat dan aktif yaitu dengan menerapkan metode pembelajran demokratis
melalui metode kerja kelompok, diskusi, tanya jawab. Beberapa siswa yang diwawancari juga menyatakan kalau bisa tidak hanya pelajaran
PAI saja yang menerapkan pembelajaran demokratis namun semua mata pelajaran bisa menarapkannya.
2. Sikap Siswa di Dalam atau di Luar Kelas dengan sikap Demokratis