90
dalam membentuk watak dengan budi pekerti yang luhur, sehingga guru agama selalu menasehati dengan akhlak-akhlak yang baik tidak hanya
mengajar saja dalam pemberian materi agama. Peneliti juga menanyakan tentang upaya yang dilakukan siswa
untuk menjaga keharmonisan dalam lingkungan sekolah, dan penuturan siswa mengenai hal tersebut adalah:
”Untuk menjaga keakraban dan kebersamaan dengan teman- teman saya terus menjunjung tinggi sikap saling menghormati dan
menghargai satu sama lain, dengan tidak mencari-cari keburukan, tidak membeda-bedakan cara bergaul, bercanda ria, kemudian kalau saling
ledek-ledekan seandainya ada yang tidak pas dengan hati jangan dianggap serius, guru juga memberikan keakraban terendiri, dengan
pesuruh juga saling tegur sapa, namun yang paling menarik ketika sekolahan mengadakan makrab malam keakraban yang di adakan
setahun sekali dan kumpul dalm satu angkatan, selain itu juga mengikuti kegiatan-kegiatan non akademik jadi bisa saling mengenal dan akrab
dengan teman yang lain.”
22
Dari penuturan tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa juga selalu menjaga keakaraban di antara mereka melalui kegiatan-kegiatan
non akademik yang ada pada sekolah tersebut, dari kegiatan tersebut maka terciptalah rasa persamaan satu sama lain karena bekerja bersama-sama
dalam oraganisasi, sehingga pengalaman dalam bersosialisasinya akan semakin dewasa.
4. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Demokratis pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam terhadap Sikap Siswa
Pengaruh penerapan pembelajaran demokratis terhadap sikap siswa adalah ternyata pembelajaran demokratis memberi dampak yang
baik terhadap sikap siswa terutama dalam tanya jawab karena dengan tanya jawab siswa dapat mengembangkan sikap kritisnya dalam suatu
kelompok, sehingga bisa berkembang dalam kelompok yang lain. Kemudian dengan tanya jawab, siswa dibiasakan untuk saling
menghargai dan menghormati pendapat orang lain apabila tidak sesuai
22
Siswa kelas XI jurusan IPA IPS, Wawancara, SMA N 29 Jakarta, 16 – 22 Februari 2010.
91
dengan kehendaknya ketika sedang mengungkapkan pendapat dengan jiwa sosialnya hal tersebut dapat mempengaruhi mereka dalam bersikap
terutama ketika berada di lingkungan sekolah. Selain itu ternyata pembelajaran demokratis dapat
mengembangkan sikap untuk bersikap toleransi baik terhadap teman yang berbeda agama, terhadap guru, terhadap teman dalam kegiatan diskusi.
Selain itu dalam kerja kelompok ternyata memberi dampak yang baik terhadap siswa. Misalnya pada saat kelompok diberi pertanyaan untuk
dijawab bersama-sama tentang menghindari perbuatan tercela dan contoh- contohnya, siswa yang awalnya tidak aktif menjadi aktif mau bertanya
dengan teman lainnya, serta memberikan masukan untuk menjawab bersama, mereka menjadi tidak malu lagi dan berani untuk
mengungkapkan pendapatnya Dalam metode tersebut guru dapat mengetahui siswa mana yang
benar-benar memperhatikan dan mana yang tidak pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dengan demikian diharapkan siswa dapat
menerapkan hasil belajar agama mereka dengan metode kerja kelompok, diskusi dan tanya jawab ketika mereka terjun di lingkungan masyarakat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka pada bagian akhir skripsi ini penulis mencoba menarik
kesimpulan sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Penerapan pembelajaran demokratis memudahkan guru Agama dalam
menyampaikan materi bahan ajar, karena selain guru yang berperan dalam pembelajaran siswa juga berperan dengan aktif.
2. Pembelajaran demokratis pada mata pelajaran PAI di SMA N 29 Jakarta
menunjukan adanya kesesuaian dengan teori-teori yang telah dikemukakan. Hal ini dibuktikan dengan metode-metode yang digunakan
seperti metode kerja kelompok, diskusi serta tanya jawab. 3.
Pembelajaran demokratis yang diterapkan oleh guru Agama belum memberi pengaruh secara memuaskan, meskipun demikian pembelajaran
demokratis pada mata pelajaran PAI berjalan dengan efektif, anak-anak bisa aktif dan kreatif. Hal ini tercermin dari indikator-indikator pada
pembelajaran demokratis, yaitu: a.
Keterbukaan saluran ide dan gagasan
92