12
bentuk, susunan besaran, konsep-konsep yang berhubungan dan terbagi ke dalam 3 bagian, yaitu: aljabar, analisis dan geometri.
Pada hakekatnya pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana
lingkungan memungkinkan seseorang pelajar melaksanakan kegiatan belajar matematika dan proses tersebut berpusat pada guru yang
mengajar matematika. Pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang
matematika.
b. Karakteristik Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika di sekolah tidak bisa terlepas dari sifat- sifat matematika yang abstrak dan sifat perkembangan intelektual siswa
yang kita ajar. Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan beberapa sifat atau karakteristik pembelajaran matematika di sekolah sebagai berikut:
1 Pembelajaran matematika adalah berjenjang bertahap
Bahan kajian matematika diajarkan secara berjenjang atau bertahap, yaitu dimulai dari hal yang kongkrit dilanjutkan ke hal
yang abstrak, dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks. Atau bisa dikatakan dari konsep yang mudah menuju konsep
yang lebih sukar.
2 Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral
Setiap memperkenalkan konsep atau bahan yang baru perlu memperhatikan konsep atau bahan yang telah dipelajari siswa
sebelumnya. Bahan yang baru selalu dikaitkan dengan bahan yang telah dipelajari dan sekaligus untuk meningkatkannya
kembali pengulangan konsep dalam bahan ajar dengan cara memperluas dan memperdalam adalah perlu dalam
pembelajaran matematika.
3 Pembelajaran matematika menekankan pola berpikir deduktif
Matematika adalah ilmu deduktif. Matematika tersusun secara aksiomatif. Namun demikian kita harus dapat memilih
pendekatan yang cocok dengan kondisi anak didik yang kita ajar.
4 Pembelajran matematika menganut kebenaran konsisten
Kebenaran dalam matematika sesuai dengan struktur deduktif aksiomatiknya. Kebenaran-kebenaran dalam
matematika pada dasarnya merupakan kebenaran konsistensi, tidak ada pertentangan antara kebenaran suatu konsep satu
dengan yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap bila didasarkan
13
atas pernyataan-pernyataan terdahulu yang telah diterima kebenarannya.
14
Berdasarkan hal tersebut di atas dalam pembelajaran matematika perlu disesuaikan dengan perkembangan kognitif siswa, dimulai dari
yang konkrit menuju abstrak. Namun demikian meskipun obyek pembelajaran matematika adalah abstark, tetapi mengingat kemampuan
berpikir siswa Sekolah Dasar yang masih dalam tahap operasional konkrit, maka untuk memahami konsep dan prinsip masih diperlukan
pengalaman melalui obyek konkrit.
c. Pembelajaran Matematika di SD