Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
Kelompok n
F
h
F
t
α = 0,05 Kesimpulan
Eksperimen 40 1,027
1,704 Sampel berasal dari varians
populasi yang homogen atau sama Kontrol 40
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
1. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini, uji hipotesis penelitian menggunakan uji-t. Dari hasil pengujian diperoleh untuk sampel kelas eksperimen sebesar
40 dan sampel kelas kontrol sebesar 40 dengan rata-rata kelas eksperimen sebesar 46,375 dan rata-rata kelas kontrol sebesar 34,375
serta varians kelas eksperimen sebesar 38,702 dan varians kelas kontrol sebesar 39,728. Sehingga, diperoleh derajat kebebasan sebesar db = 78
lihat lampiran 11. Dari tabel distribusi t pada taraf signifikan yang digunakan
sebesar α = 0,05 dengan derajat kebebasan sebesar db = 78 diperoleh
t
tabel
= 1,99. Dengan kriteria pengujian adalah terima H
o
jika harga t
hitung
sama dengan harga t
tabel
dan tolak H
o
jika harga t
hitung
mempunyai harga lebih besar dari harga t
tabel
. Karena hasil perhitungan data penelitian menunjukkan harga t
hitung
= 8,57 yaitu berada di luar penerimaan H
o
, maka H
o
ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa motivasi belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan media pembelajaran
movie maker secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan motivasi belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan
media konvensional yaitu powerpoint. Lebih jelasnya, hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6. Hasil Perhitungan Uji Hipotesis
t
hitung
t
tabel
Kesimpulan 8,57 1,99
H
o
ditolak
2. Pembahasan
Hasil pengujian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar pada siswa kelas III semester 2 SDN
Kutajaya I antara siswa yang pembelajarannya menggunakan media pembelajaran video dengan windows movie maker lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan media konvensional yaitu powerpoint. Hal ini menunjukkan bahwa media
pembelajaran video dengan windows movie maker dapat mempengaruhi motivasi belajar matematika siswa.
Media pembelajaran video ini dibuat sendiri oleh penulis. Media pembelajaran video yang saya buat menggunakan software windows
movie maker. Software windows movie maker merupakan software yang dapat digunakan oleh siapa pun dan tidak memerlukan keterampilan atau
pengetahuan yang luas tentang komputer karena dapat digunakan dengan mudah. Ada beberapa langkah dalam pembuatan media pembelajaran
video dengan windows movie maker. Langkah pertama dalam pembuatan video yaitu menyusun atau
membuat skenario yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan atau tujuan pembelajaran. Dalam skenario ini, terdapat adegan yang akan
dilakukan dalam bentuk naskahteks, alokasi tempat, penyesuaian suaramusik, dan penyesuaian gambar yang tepat. Skenario yang dibuat
bisa berubah saat pembuatan video dengan windows movie maker. Langkah kedua dalam pembuatan video yaitu melakukan
pengambilan adegan. Adegan-adegan yang diambil sesuai dengan naskahteks yang telah dibuat dalam skenario. Adegan-adegan yang
dibuat masih dalam potongan-potongan video yang nantinya akan dikumpulkan menjadi satu kesatuan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Langkah ketiga dalam pembuatan video yaitu mengumpulkan hasil adegan. Adegan-adegan video dikumpulkan dan digabung dengan
gambar, suara, musik dan teks menjadi satu kesatuan yang sesuai dengan skenario. Dalam proses ini dilakukan proses editing yang cukup lama.
Bila ada adegan yang masih kurang memenuhi tujuan pembelajaran dan tidak terdapat dalam skenario, maka dilakukan proses pengambilan
adegan tambahan yang sesuai dengan skenario baru. Siswa kelompok eksperimen terlibat langsung dalam pembuatan
media pembelajaran video dengan windows movie maker. Pembuatan video berlangsung sebelum pertemuan materi pecahan sederhana atau
pada saat semester I bulan Desember 2009 sampai dengan Januari 2010. Dalam pembuatan video tersebut, siswa melakukan adegan-adegan yang
berkaitan dengan pembelajaran matematika khususnya menerangkan pecahan sederhana. Tujuan mengikut sertakan siswa diharapkan dapat
menarik perhatian siswa dalam belajar dan agar siswa lebih memahami pecahan sederhana karena siswa telah melakukan pembuktian secara
langsung. Sedangkan pembuatan media pembelajaran powerpoint sudah tersedia sesuai dengan standar yang dibuat sendiri oleh SDN Kutajaya I,
Tangerang. Proses pengambilan adegan ini, tidak memerlukan banyak
siswa. Sehingga, hanya beberapa siswa kelompok eksperimen saja yang dapat mengikuti proses pengambilan adegan dalam pembuatan video.
Dalam kelompok eksperimen dapat ditemukan bahwa hasil belajar siswa yang mengikuti proses pengambilan adeganshutting lebih besar dari
pada siswa yang tidak mengikuti proses pengambilan adeganshutting. Baik siswa yang mengikuti proses pengambilan adeganshutting atau
pun siswa yang tidak mengikuti proses adeganshutting keduanya sangat antusias dan bersemangat memperhatikan pemutaran video tersebut.
Proses pembelajaran matematika baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol dilaksanakan di ruang komputer. Namun, sempat
dilakukan di ruangan kelas. Pada saat di ruangan komputer siswa dapat menerima materi pelajaran matematika dengan baik. Berbeda dengan
pada saat di ruangan kelas, siswa tidak dapat menerima materi pelajaran matematika dengan baik. Perbedaan ini disebabkan karena suasana ruang
komputer lebih redupsedikit cahaya dibandingkan ruangan kelas yang banyak cahaya.
Media pembelajaran video dengan windows movie maker yang diterapkan pada kelompok eksperimen, membuat siswa lebih antusias
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran matematika. Selain itu, adapula hal-hal menarik yang ditemukan berdasarkan pengalaman selama
penelitian dilakukan, antara lain sebagai berikut: a.
Siswa lebih antusias memperhatikan pembelajaran yang dijelaskan karena video menampilkan materi pembelajaran dengan visualisasi
yang lebih kongkrit dan sesuai dengan konteksnya pada kehidupan nyata.
b. Didapat fakta dengan adanya media pembelajaran video dengan
windows movie maker, sebagian besar siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru sehingga suasana kelas terasa
lebih aktif. c.
Sebagian besar siswa merasa senang dapat mengerjakan latihan matematika sendiri tanpa bantuan dari orang lain.
d. Pada saat ulangan seluruh siswa dapat mengerjakan secara mandiri
dan tidak hanya itu sebagian besar siswa mendapat hasil yang bagus.
Pada kelompok kontrol, hanya beberapa siswa yang memperhatikan penjelasan dari guru. Tidak hanya itu, dalam
pembelajaran matematika siswa tidak dapat merespon pertanyaan yang diberikan guru secara langsung dan tidak langsung dengan baik.
Sehingga, membuat pembelajaran menjadi tidak aktif.
Berdasarkan hal di atas, maka telah dibuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran video dengan
windows movie maker dapat membangkitkan motivasi belajar matematika siswa serta dapat membuat pelajaran matematika menjadi
lebih menarik dan menyenangkan.
D. Keterbatasan Penelitian