Untuk menjawab berbagai kesulitan siswa terhadap pelajaran matematika adalah mengubah sikap kita sebagai guru terhadap pembelajaran matematika yang
dilaksanakan di sekolah. Yang semula hanya menerapkan pendekatan konvensional, dimana hanya menekankan pemahaman siswa tanpa melibatkan
kemampuan berpikir kreatifnya serta siswa tidak diberi kesempatan menemukan jawaban ataupun cara yang berbeda dari yang sudah diajarkan guru, kini siswa
diajak untuk berpikir tingkat tinggi agar siswa dapat mengembangkan kreatifitasnya dalam berpikir serta mengembangkan ide-ide barunya dalam
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Melihat kurangnya perhatian terhadap aspek berpikir dalam pembelajaran
matematika, maka perlu dilakukan suatu proses pembelajaran yang dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Salah
satunya adalah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang dapat memberikan ruang bagi siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir
kreatifnya. Pendekatan pembelajaran matematika realistik merupakan pendekatan
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tingginya. Melalui proses pembelajaran “learning by
doing ”, siswa dapat mengkonstruksi daya berpikirnya untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Realistic Mathematics Education mencerminkan suatu pandangan tentang matematika sebagai sebuah
subject matter, bagaimana anak belajar matematika, dan bagaimana matematika seharusnya diajarkan
6
. Pandangan ini terurai dalam enam prinsip RME yang meliputi: Prinsip Aktivitas, Prinsip Realitas, Prinsip Tahap Pemahaman, Prinsip
Intertwinement, Prinsip Interaksi, serta Prinsip Bimbingan. Penggunaan konteks pada pendekatan Realistic Mathematics Education
memiliki pengaruh pada pengembangan berpikir kreatif siswa, karena strategi yang dikembangkan siswa dipengaruhi oleh dua komponen utama, yaitu
6
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bandung: PT IMTIMA, 2009, cet.3, h. 177.
4
pemahaman atau interpretasi terhadap konteks situasi yang dihadapi serta pengetahuan awal yang sudah dimiliki siswa.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa ada kesenjangan antara tujuan pembelajaran matematika yang ingin dicapai menurut Undang-Undang nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu memiliki kemampuan berpikir kreatif dan kenyataan yang ada dalam proses pembelajaran di kelas yang
masih menerapkan soal-soal yang belum mengembangkan kemampuan berpikir siswa yang lebih tinggi. Agar kemampuan berpikir kreatif siswa dapat
dikembangkan dengan baik, maka proses pembelajaran yang dilaksanakan harus melibatkan siswa secara aktif membangun pengetahuannya sendiri. Salah satu
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif ialah pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education. Pendekatan RME sangat
memerhatikan penggunaan soal yang bersifat terbuka. Penggunaan soal yang bersifat terbuka dan dalam bentuk uraian tidak hanya bermanfaat untuk
memberikan ruang gerak siswa untuk mengembangkan strategi, tetapi juga bermanfaat bagi guru untuk mengetahui dengan jelas kesulitan yang mungkin
dialami siswa atau potensi siswa yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Dari uraian di atas, maka penulis ingin meneliti mengenai
“Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas terdapat beberapa pokok masalah yang dapat dikemukakan antara lain:
1. Pembelajaran yang biasa dilakukan di kelas adalah pembelajaran tradisional
yang menekankan penguasaan dan manipulasi isi, dimana siswa dituntut untuk menghafalkan fakta, angka, nama, dan berlatih soal.
2. Pembelajaran matematika yang biasa diterapkan di kelas kurang memberi
peluang bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tingginya, yang salah satunya adalah kemampuan berpikir kreatif.
3. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa.
5
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah yang ada dalam penelitian ini dibatasi pada:
1. Karena rendahnya kemampuan berpikir matematis siswa sangat kompleks,
maka penulis membatasi penelitian ini pada peningkatan proses berpikir
kreatif matematis siswa dengan indikator: Lancar, Luwes, Orisinil dan
Elaboratif rinci. 2.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif siswa. 3.
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII degan materi yang disampaikan adalah Persamaan dan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel,
karena banyak siswa yang merasa kesulitan untuk menyelesaikan soal-soal PLSV dan PtLSV tersebut.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, penulis mencoba merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, adapun rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education?
2. Apakah terdapat pengaruh pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
Realistic Mathematics Education terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa?
E. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah: 1.
Untuk mengetahui bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education dan
dengan pendekatan konvensional.
6
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.
F. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, diharapkan dapat diambil beberapa manfaat, diantaranya:
1. Bagi peneliti
a.
Memberikan informasi mengenai bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics
Education dan dengan pendekatan konvensional.
b.
Sebagai pembanding bagi peneliti-peneliti lain yang ingin meneliti terkait hasil penelitian yang diperoleh.
2. Bagi guru
Pendekatan Realistic Mathematics Education dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam memilih variasi pendekatan pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran matematika khususnya dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa serta menjadikan proses belajar
mengajar lebih efektif dan efisien.
7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoretik
Berikut akan dibahas terlebih dahulu beberapa kajian literatur terkait penelitian, yakni: kemampuan berpikir kreatif dan pendekatan Realistic
Mathematics Education. Untuk memahami lebih lanjut mengenai teori-teori tersebut maka dijelaskan pada bahasan berikut ini.
1. Kajian Teoretik tentang Kemampuan Berpikir Kreatif
Perkembangan teknologi dan informasi pada saat ini tidak dapat dipungkiri merupakan buah dari kemampuan berpikir kreatif manusia. Manusia
yang dibekali akal, budi, dan karsa menciptakan perubahan-perubahan terhadap pengetahuan yang ada dan mengimplementasikannya untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi. Upaya mendorong kemampuan berpikir kreatif sebagai bekal hidup menghadapi tuntutan, perubahan, dan perkembangan zaman
lazimnya melalui pendidikan yang berkualitas. Semua bidang pendidikan tanpa terkecuali pendidikan matematika harus memulai dan mengarahkan pada tujuan
itu. Pendidikan tersebut mengantarkan dan mengarahkan anak didik menjadi pembelajar yang berkualitas dan kreatif. Keluaran akhir dari harapan itu akan
terwujud bila proses di kelas melalui pembelajaran memberi kesempatan bagi siswa atau peserta didik mengembangkan potensi-potensinya untuk berpikir
kreatif.
7
a. Pengertian Kemampuan Berpikir Kreatif
Berbicara tentang kemampuan berpikir kreatif, terlebih dahulu akan dijelaskan tentang definisi dari berpikir. Pengertian berpikir, menurut etimologi
yang dikemukakan, memberikan gambaran adanya sesuatu yang berada dalam diri seseorang dan mengenai apa yang
menjadi “nya”. Sesuatu yang merupakan tenaga
7
Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, Surabaya: Unesa
University, 2008, h.1.
8