Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Eksperimen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Kontrol

dengan pendekatan Realistic Mathematics Education lebih tinggi daripada kelas kontrol yang melakukan pembelajaran secara konvensional. Karena varians populasi tidak diketahui, untuk analisis data dipakai uji kesamaan dua rata-rata dan uji statistik yang digunakan adalah uji-t. Namun sebelum menggunakan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat dapat dilakukan analisis data. Hasil uji normalitas dan homogenitas data dapat diamati pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4. Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Kelas N  Keterangan Eksperimen 36 0,05 9,36 11,07 Normal Kontrol 36 0,05 10,01 11,07 Normal Pada Tabel 4.3 di atas terlihat bahwa data pada kedua kelas memiliki , berarti data berdistribusi normal. Uji normalitas secara rinci dapat dilihat pada lampiran. Setelah uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji homogenitas data. Hasil uji homogenitas kedua sampel terdapat pada Tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Kelas  F hitung F tabel Keterangan Eksperimen 0,05 1,07 1,72 Varians berdistribusi Homogen Kontrol Dari tabel terlihat bahwa kedua kelas sampel memiliki F hitung F tabel, berarti data yang diperoleh memiliki varians yang homogen. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, sehingga memenuhi persyaratan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.5. 42 Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Kelas t hitung t tabel α=0.05 Kesimpulan Eksperimen 4,71 2,00 Hipotesis diterima Kontrol Dari hasil uji t didapatkan t hitung = 4,71 dan harga t tabel = 2,00 sedemikian sehingga t hitung t tabel , maka dtolak dan diterima, artinya terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang pembelajarannya diterapkan pendekatan Realistic Mathematics Education dan siswa yang proses pembelajarannya dilakukan secara konvensional. Dari uji hipotesis yang dilakukan dapat disimpulkan pembelajaran matematika dengan pendekatan Realistic Mathematics Education berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

C. Pembahasan

Setelah dilakukan uji hipotesis kemampuan berpikir kreatif secara keseluruhan, dapat ditarik kesimpulan bahwa ditolak, sedangkan diterima. menyatakan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan RME lebih tinggi dari pada siswa yang pembelajaran matematikanya secara konvensional dengan taraf kekeliruan 5. Dapat dilihat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata postes kelas eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata postes kelas kontrol. Setelah dilakukan analisis hasil penelitian, terdapat beberapa hal yang menyebabkan perbedaan nilai rata-rata antara kelas kontol dan kelas eksperimen, penyebab-penyebab tersebut di antaranya:

1. Proses Pembelajaran di Kelas

Diawal pertemuan, sebagian besar siswa dikelas eksperimen merasa tidak nyaman, karena proses pembelajaran yang dilakukan berbeda dengan proses pembelajaran yang biasa mereka lakukan. Ilustrasi realistik yang diberikan pada 43 lembar kerja siswa membuat mereka harus mengkonstruk pengetahuan mereka terlebih dahulu untuk memahami maksud dari materi yang disampaikan, namun setelah melewati beberapa pertemuan mereka semakin terbiasa dengan sistem pembelajaran yang dilakukan. Adanya perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara siswa kelas eksperimen dan kontrol disebabkan karena di setiap tahap pembelajaran dengan pendekatan RME siswa dituntut mengembangkan proses berpikirnya agar dapat mengkontruksi pengetahuannya sendiri. Tahapan yang dilewati dalam pembelajaran diantaranya: 1. Guru memberikan siswa masalah kontekstual, karakteristik RME yang terdapat pada tahapan ini adalah prinsip realitas dimana siswa dibentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan masalah yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa LKS yang diberikan oleh guru dengan strategi-strategi informal, tahapan ini menjadi wadah memicu rasa ingin tahu siswa, karena pembelajaran diilustrasikan dengan masalah yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Munandar mengungkapan, Siswa yang rasa ingin tahunya tinggi dapat menghasilkan gagasan-gagasan atau cara-cara pemecahan masalah secara lancar. Berikut merupakan gambar aktivitas siswa eksperimen dalam kegiatan diskusi terhadap masalah kontekstual yang terdapat pada LKS: Gambar 4.1 Siswa Mendiskusikan Permasalahan yang Terdapat pada LKS 44 Seperti yang terlihat pada Gambar 4.1 diatas, pada tahapan ini siswa melakukan diskusi kelompok untuk memahami, menganalisis, serta menyelesaikan tahapan ilustrasi yang terdapat pada LKS yang telah diberikan. 2. Guru merespon secara positif jawaban siswa, siswa diberikan kesempatan untuk memikirkan strategi yang paling efektif untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. 3. Guru mengarahkan siswa pada beberapa masalah kontekstual dan selanjutnya meminta siswa mengerjakan masalah dengan menggunakan pengalaman mereka. Karakteristik RME yang terdapat pada tahapan ini adalah Prinsip tahap pemahaman, pada tahapan ini siswa secara individu diberi kebebasan mengungkapkan ide-idenya sesuai dengan pemahaman sendiri. Kebebasan yang dimaksudkan adalah siswa diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban yang menurut mereka benar dan kesimpulan yang diberikan setelah dikemukakannya jawaban tersebut merupakan implikasi dari pertanggungjawaban siswa. Selain prinsip tahapan pemahaman, pada tahapan ini juga memuat prinsip intertwinement yaitu siswa memiliki kesempatan untuk menerapkan berbagai konsep, rumus, prinsip, serta pemahaman secara terpadu dan saling berkaitan untuk menyelesaikan soal pemahaman yang diberikan. Berikut merupakan gambar aktifitas siswa kelas eksperimen dalam menyelesaikan soal pemahaman secara individu. Setelah melakukan diskusi kelompok, siswa menguji pemahaman mereka masing-masing dengan mengerjakan soal pemahaman yang terdapat pada LKS. Pemahaman yang dimiliki siswa bergantung pada seberapa besar partisipasi siswa dalam belajar. Semakin aktif siswa dalam pembelajaran akan semakin mudah siswa memahami konsep yang sedang dipelajari. Dari hasil kesimpulan pembelajaran yang dibuat, terlihat perbedaan tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari. Hal ini memberikan informasi kepada guru mengenai pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari sehingga dapat diperbaiki pada tahap bimbingan di akhir pertemuan. Berikut merupakan 45 salah satu gambar aktivitas siswa eksperimen saat mengerjakan soal pemahaman: Gambar 4.2 Siswa Mengerjakan Soal Pemahaman yang Terdapat pada LKS 4. Guru mengelilingi siswa sambil memberikan bantuan seperlunya, serta menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka ke depan kelas. Pada tahapan ini, terdapat karakteristik RME Prinsip interaksi, pada forum interaktif mendorong siswa untuk mengembangkan sikap menghargai, baik menghargai ide-idenya sendiri, maupun menghargai ide siswa-siswa lain. Banyaknya ide yang muncul akan memberikan makna pembelajaran tersebut bagi siswa. Kesempatan bertanya selalu diberikan selama proses belajar mengajar belangsung. Berikut merupakan gambar siswa eksperimen saat mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas. Pada Gambar 4.3 terlihat salah satu kelompok sedang mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas. Hal yang dipresentasikan adalah hasil pemahaman serta analisis jawaban yang mereka berikan pada tahapan ilustrasi yang terdapat dalam LKS. Kelompok lain yang berbeda pendapat boleh melakukan tanya jawab serta memberikan ide setelah kelompok tersebut selesai mempresentasikan hasil diskusinya. 46

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa : penelitian quasi eksperimen terhadap siswa Kelas VIII SMPI Ruhama.

2 21 217

Pengaruh Pendekatan Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen di MTs Annajah Jakarta)

1 14 197

Pendekatan realistic mathematics education untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa kelas VIII SMPIT Ruhama Depok

0 8 199

PENGARUH REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI Eksperimen Pembelajaran Matematika Berbasis Realistic Mathematics Education Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kela

0 2 18

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SEKOLAH DASAR.

1 8 51

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN DIFFERENTIATED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS PADA SISWA SMP (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa SMP di Kabupaten Bandung).

0 1 36

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION.

0 0 48

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN HABITS OF STRIVING FOR ACCURACY AND PRECISION (HSAP) MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) BERBASIS GAYA KOGNITIF SISWAKELAS VII : Kuasi Eksperimen pada Siswa SMPN 5 Bandung.

0 3 29

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SEKOLAH DASAR - repository UPI T PD 1302985 Title

0 0 3

PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATIon rme

1 0 12