Tabel 6. Jenis Data dan Sumber Data
No Jenis Data
Sumber Data Responden
1 Primer
-Kuisioner survei kepuasan karyawan
-Kuisioner survei kepuasan pelanggan
Wawancara langsung dan pengamatan langsung di
PT Puspeta Agronusa Manager perusahaan,
karyawan dan
pelanggan 2
Sekunder -Profil perusahaan
-Laporan tahunan
dan bulanan keuangan
-Data kinerja perusahaan Perusahaan
---
3 Sekunder
-Jumlah Pakan Nasional -Teori
tentang metode
Balanced Scorecard BPS, Direktorat Jenderal
Peternakan dan ---
4.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga metode yaitu wawancara, kuisioner, dan studi kepustakaan. Metode wawancara
dilakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada narasumber dengan pertanyaan yang diajukan disesuaikan dengan data yang dibutuhkan. Nara sumber
yang dipilih dalam penelitian ini adalah orang yang mampu memberikan informasi data yang dibutuhkan untuk penelitian seperti orang-orang yang berada
pada tingkat manajemen menengah dengan pertimbangan bahwa orang-orang tersebut memiliki pengetahuan yang luas tentang visi, misi, tujuan dan strategi
perusahaan, serta
pengukuran kinerja
yang dilakukan
perusahaan. Metode penarikan responden atau narasumber menggunakan teknik pengambilan
bertujuan purposive sample berdasarkan pertimbangan bahwa kemampuan narasumber dalam memberikan informasi data yang dibutuhkan dalam penelitian
ini.
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian tersebut terdiri dari dua bagian yakni wawancara yang dilakukan dengan para nara sumber yaitu orang-
orang yang berada pada manajemen tengah di PT Puspeta Agronusa guna mendapatkan informasi dan penjelasan tentang visi, misi, tujuan, serta strategi
perusahaan sebagai komponen penting dalam pengukuran kinerja perusahaan. Wawancara juga dilakukan dengan para pelanggan PT Puspeta Agronusa untuk
mengetahui tingkat kepuasan akan pelayanan dan kinerja perusahaan. Untuk mendapatkan gambaran umum perusahaan dalam dokumentasi
tercatat maka dilakukan analisis dokumen atau studi literatur. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dari kumpulan data
sekunder yang diperoleh dari bahan pustaka, hasil penelitian terdahulu, maupun dokumen-dokumen dari instansi terkait.
4.4 Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif menggunakan metode deskriftif evaluatif
meliputi analisis terhadap: aktivitas pengukuran kinerja yang dilakukan oleh perusahaan selama ini dan hasilnya, identifikasi faktor-faktor dan pertimbangan
perusahaan yang menjadi dasar kegiatan pengukuran kinerja itu sendiri, eksplorasi terhadap strategi bisnis perusahaan, pendeskripsian visi dan misi perusahaan
berdasarkan empat perspektif pengukuran kinerja dalam Balanced Scorecard, penentuan sasaran strategis perusahaan dan indikator hasil, serta menyusunnya ke
dalam sebuah peta strategi perusahaan. sedangkan, pendekatan kuantitatif meliputi proses pembobotan terhadap perspektif pengukuran, sasaran strategis, dan
indikator hasil yang telah ditetapkan dengan menggunakan metode paired
comparison. Hasil pengolahan ini kemudian akan dianalisis dan disajikan dalam bentuk uraian, gambar dan tabel. Dengan demikian, dapat diketahui tingkat
prestasi perusahaan dan menentukan upaya-upaya yang diperlukan guna perbaikan strategi bisnis perusahaan selanjutnya.
4.4.1. Analisis Proses Pengukuran Kinerja Perusahaan Selama Ini
Analisis proses pengukuran kinerja perusahaan selama ini merupakan analisis deskriftif evaluatif yang bersifat kualitatif. Analisis ini difokuskan kepada
identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengukuran kinerja perusahaan selama ini seperti; landasan dalam pengukuran kinerja perusahaan,
indikator pengukuran kinerja, pengkategorisasian hasil pengukuran, manfaat yang didapat oleh perusahaan, dan penggunaan hasil pengukuran. Selain itu, analisis ini
juga bertujuan untuk mengetahui cara perusahaan melakukan evaluasi kinerja terkait dengan pelaksanaan strategi bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan analisis tersebut, peneliti bisa mendapatkan gambaran umum metode pengukuran kinerja yang dilakukan oleh perusahaan selama ini dan hasilnya,
sekaligus membandingkan hasil pengukuran tersebut dengan hasil pengukuran konsep Balanced Scorecard.
4.4.2. Analisis Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi Perusahaan ke dalam Empat
Perspektif Pengukuran Kinerja Balanced Scorecard
Dalam analisis ini visi, misi, tujuan, dan strategi perusahaan dijabarkan ke dalam masing-masing perspektif pengukuran dalam konsep Balanced Scorecard
dengan menggunakan analisis kualitatif. Penjabaran dari visi, misi, tujuan, dan strategi perusahaan akan menghasilkan banyak sasaran strategis untuk masing-
masing perspektif pengukuran. Namun perlu ditekankan bahwa sasaran strategis
yang akan digunakan dalam proses pengukuran kinerja merupakan sasaran strategis yang memiliki tingkat prioritas tinggi diantara sasaran strategis lainnya.
Hal ini bertujuan untuk memfokuskan proses pengukuran kinerja kepada sasaran- sasaran strategis utama perusahaan yang memiliki pengaruh kuat terhadap kinerja
perusahaan itu sendiri. Sasaran-sasaran strategis yang telah ditentukan kemudian ditampilkan dalam sebuah peta strategis perusahaan yang menggambarkan
hubungan masing-masing sasaran strategis antara satu perspektif dengan perspektif lainnya.
Nara sumber mempunyai peran yang signifikan dalam proses ini. Untuk itu, dalam penelitian ini diperlukan nara sumber yang memiliki pengetahuan yang
lengkap terkait strategi yang dijalankan oleh perusahaan dan proses pengukuran yang biasa dilakukan oleh perusahaan. Hal ini bertujuan agar hasil analisis
kualitatif dengan konsep Balanced Scorecard yang dilakukan terhadap visi, misi, tujuan, dan strategi perusahaan sesuai dengan kondisi perusahaan, sekaligus dapat
meminimalisir kesalahan dalam proses pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan konsep Balanced Scorecard.
4.4.3. Menentukan Indikator Hasil
Terdapat dua bentuk ukuran strategis yang dapat digunakan sebagai indikator pengukuran berdasarkan konsep Balanced Scorecard yakni indikator
kinerja lagging indicator dan indikator pemicu kinerja leading indicator. Dalam penelitian ini, pengukuran kinerja diarahkan kepada evaluasi kinerja
perusahaan dalam mencapai target yang telah ditetapkan berdasarkan pengukuran kinerja lagging indicator atau secara sederhana dapat juga disebut sebagai
indikator hasil. Indikator hasil untuk masing-masing sasaran strategis ditentukan secara kualitatif.
Terdapat indikator hasil yang mungkin ada untuk setiap sasaran strategis, tetapi tidak semuanya digunakan. Indikator hasil yang digunakan dalam proses
pengukuran kinerja di antara indikator hasil yang ada adalah indikator yang memiliki prioritas tinggi dalam hal hubungannya dengan sasaran strategis yang
telah ditetapkan sebelumnya. Indikator hasil yang digunakan berupa indikator hasil berdasarkan bentuk-
bentuk yang umum digunakan oleh perusahaan yang berorentasi laba ataupun bentuk-bentuk yang biasa digunakan oleh perusahaan yang dijadikan objek
pengukuran kinerja itu sendiri. berikut ini adalah ukuran strategis berdasarkan konsep Balanced Scorecard yang berasal dari berbagai sumber, yakni :
1. Perspektif Keuangan
Penentuan strategi
perspektif keuangan
didahului dengan
mempertimbangkan posisi suatu prodak di dalam siklus bisnis. Secara umum siklus hidup bisnis dikelompokan menjadi empat tahapan, Kaplan dan Norton
2000 menyederhanakan menjadi tiga tahap, yaitu : a.
Bertumbuh growth b.
Bertahan sustain c.
Menuai harvest Dalam setiap tahapan tersebut, terdapat tiga tema keuangan yang dapat
mendorong penetapan sasaran strategi :
a. Bauran dan pertumbuhan pendapatan
Bauran dan pertumbuhan pendapatan yang umum digunakan adalah tingkat pertumbuhan penjualan dan besarnya pangsa pasar untuk
wilayah, pasar dan pelanggan sasaran. b.
Penghematan biaya atau peningkatan produktivitas Usaha penghematan biaya dan peningkatan produktivitas dapat diukur
dengan peningkatan pendapatan misalnya pendapatan per pekerja, rasio profitabilitas dan tingkat pengembalian investasi yang lebih
tinggi, penurunan biaya transaksi, persentase penjualan, umum dan administrasi terhadap biaya total atau pendapatan, dan lain sebagainya.
Hal yang perlu diperhatikan adalah tujuan untuk mengurangi pengeluaran yang harus selaras dengan ukuran lainnya seperti daya
tanggap pelanggan, mutu dan kinerja, sehingga pemotongan biaya tidak bertentangan dengan usaha mencapai tujuan pelanggan dan
proses internal yang penting c.
Pemanfaatan aktiva atau strategi investasi Untuk tema pemanfaatan aktiva, para manajer berusaha untuk
mengurangi tingkat modal kerja yang dibutuhkan untuk mendukung volume dan bauran bisnis tertentu. Disamping itu juga berusaha untuk
memanfaatkan basis aktiva tetap, dengan mendayagunakan sumber daya perusahaan yang saat ini belum dimanfaatkan dengan kapasitas
penuh. Semua tindakan ini memungkinkan perusahaan memperbesar tingkat pengembalian keuangan dan fisik. Mengukur tema keuangan
strategis dapat dilihat pada Gambar 9.
TEMA STRATEGIS
Pertumbuhan Pendapatan
Penghematan BiayaPeningkatan
Produktivitas Pemanfaatan aktiva
S T
R AT
E GI
S IKL
US HI
DU P
B IS
NI S
T u
m b
u h
-Tingkata Pertumbuhan penjualan
-Segmen persentase -Pendapatan produkjasa
-Pelanggan baru -Pendapatan pekerja
-Investasi persentase penjualan
-Riset dan pengembangan persentase penjualan
B er
tah an
-Pangsa pelanggan dan sasaran
-Penjualan silang cross selling
-Persentase pendapatan dari aplikasi baru
-Profitabilitas lini pelanggan dan produk
- Biaya perusahaan sendiri vs kompetitor
- Tingkat penghematan biaya
- Beban tak langsung persentase
penjualan -Rasio modal kerja
-ROCE berdasarkan kategoriaktiva kunci
-tingkat pemanfaatan aktiva
Ha sil
-Profitabilitas lini -Pelanggan dan Produk
-Persentase pelanggan yang tidak menguntungkan
-Biaya unit per unit, output, per transaksi
Pengembalian payback Throughput time
Gambar 9 Mengukur Tema Keuangan Strategis
Sumber : Kaplan dan Norton 2000
Setelah melalui tahapan produk dan penetapan strategi keuangan perusahaan, maka, akan didapatkan ukuran kinerja keuangan yang tepat.
Kemudian ukuran tersebut dinilai menggunakan analsis rasio sebagai alat bantu. Tolak ukur yang sering digunakan dalam Balanced Scorecard untuk perusahaan
adalah laba bersih dan ROI return on Invesment , yaitu untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang didapat dengan
membandingkan laba bersih dengan total investasi. Penilaian kinerja keuangan PT Puspeta Agronusa yang sesuai dengan
kondisi perusahaan yaitu menghitung pertumbuhan penerimaan perusahaan yang terdiri dari :
a. Volume penjualan
b. Nilai penjualan bersih
c. Cost of Goods Sold atau harga pokok penjualan
d. Gross profit as persen to Net Sales
e. Laba operasional
2. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan berfokus pada bagaiman perusahaan memperhatikan kebutuhan pelanggannya agar tercapai. Dalam lingkungan yang kompetitif,
produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan hanya akan dipilih oleh pelanggan, jika produk dan jasa tersebut memiliki nilai tambah. Dalam penelitian
ini yang di maksud dengan pelanggan adalah pembeli konsumen konsentrat sapi potong.
Untuk mendapatkan ukuran hasil yang tepat bagi pelanggan, sebelumnya segmen pasar dan pelanggan harus sudah ditentukan. Dengan segmen yang jelas,
nilai pelanggan yang terdiri dari atribut-atribut yang dianggap penting bagi pelanggan dapat diidentifikasikan. Pengetahuam perusahaan terhadap nilai dan
atribut pelanggan akan menentukan loyalitas pelanggan dan merumuskan alat ukuran tingkat keberhasilan perusahaan dalam menciptakan nilai bagi perusahaan.
Apabila nilai pelanggan telah diketahui, selanjutnya dapat ditentukan pengukuran strategis yang mengukur tingkat keberhasilan perusahaan dalam
menciptakan nilai pelanggan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Pengukuran strategis ini ditunjukkan untuk perusahaan. Untuk menentukan
pengukuran utama bagi pelanggan maka pengukuran ini dapat dilakukan kepada pelanggan secara langsung melalui survey atau pangsa pasar.
Kelompok ukuran utama dalam perspektif pelanggan terdiri dari :
a. Kepuasan pelanggan
Menilai tingkat kepuasan atas kinerja tertentu di dalam proporsi nilai. b.
Retensi pelanggan Mengukur
kemampuan organisasi
dalam mempertahankan
dan memelihara hubungan yang telah tercipta dengan pelanggannya.
c. Akuisis pelanggan
Mengukur tingkat dimana organisasi mampu menarik dan memenangkan pelanggan atau bisnis baru.
d. Pangsa pasar
Pengukuran ini mencerminkan bagian yang telah dikuasai organisasi atas keseluruhan pasar yang ada.
e. Profitabilitas pelanggan
Mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pelanggan atau segmen tertentu setelah menghitung berbagai pengeluaran yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan. Pengukuran terhadap kinerja perspektif pelanggan pada PT Puspeta
Agronusa yang dilakukan adalah : a.
Tingkat perbandingan harga produk sejenis dibandingkan kompetitor b.
Pangsa pasar market share c.
Tingkat kepercayaan masyarakat peternak akan mutu dan layanan produk d.
Survey kepuasan pelanggan
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Untuk mendapatkan ukuran yang tepat dalam perspektif proses bisnis internal, harus diketahui terlebih dahulu proses mana yang paling kritikal bagi
pencapaian misi perusahaan atau proses yang sangat mendukung strategi perusahaan. Dengan mengetahui setiap tahapan dalam menciptakan produk dan
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka dapat ditentukan tema strategis yang dituju perusahaan dalam setiap prosesnya. Misalnya untuk proses
inovasi tema strateginya adalah ”Membuat produk yang dapat meningkatkan laba perusahaan”, untuk proses operasi adalah ”Pengiriman tepat waktu”, dan untuk
layanan purna jual adalah ”Pelayanan yang Maksimal kepada pelanggan”. Rantai nilai proses bisnis internal terdiri dari tiga proses bisnis utama
yaitu : a.
Inovasi b.
Operasi c.
Layanan purna jual Pada penelitian ini tolak ukur untuk perspektif proses bisnis internal yang
digunakan dalam menilai perusahaan adalah : a.
Rate of fulfilled orders b.
Capacity Utilisation c.
Machine downtime rate d.
Varian anggaran budget vs aktual
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memungkinkan perusahaan untuk menjamin adanya pembaruan kapasitas dalam jangka panjang, suatu
prasyarat bagi kelangsungan perusahaan di masa datang. Perspektif ini memfokuskan pengukuran terhadap ketiga katagori utama yaitu :
1. Kapabilitas pekerja
2. Kapabilitas sistem informasi
3. Motivasi, pemberdayaan dan keselarasan
Katagori kapabilitas pekerja secara umum mempunyai tiga ukuran utama yaitu kepuasan pekerja, retensi dan produktivitas. Ketiga ukuran ini saling terkait
satu sama lain dan pada akhirnya akan mempengaruhi hasil. Kompetensi staf, insfrastruktur teknologi dan iklim untuk bertindak merupakan faktor pendorong
timbulnya kepuasan pekerja. Kepuasan pekerja akan sangat menentukan loyalitas retensi terhadap perusahaan dan produktivitas. Selanjutnya loyalitas dan tingkat
produktivitas akan mempengaruhi hasilperformance kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Pada penelitian ini tolak ukur dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang digunakan untuk menilai perusahaan adalah :
1. Produktivitas karyawan
2. Tingkat kepuasan personel karyawan
3. Tingkat kehadiran karyawan
Hasil dari proses perencanaan sasaran strategis diatas dapat disajikan dalam bentuk peta strategi strategy map dan matriks Balanced Scorecard seperti
pada Tabel 7.
Tabel 7. Model Matriks Balanced Scorecrad
4.6 Metode Perbandingan Berpasangan
Metode Paired Comparison dapat digunakan untuk menentukan bobot setiap indikator keempat perspektif Balanced Scorecard berdasarkan tingkat
kepentingan organisasi terhadap masing-masing perspektif, sasaran-sasaran strategis, dan ukuran strategisnya. Caranya adalah dengan membandingkan
sasaran strategis dengan sasaran lainnya dan membandingkan antara ukuran hasilnya.
Langkah-langkah dalam pemberian bobot bagi masing-masing perspektif, sasaran dan ukuran hasil utamanya adalah :
1. Melakukan perbandingan antara suatu elemen perspektif, sasaran strategis,
dan ukuran hasil dengan elemen lainnya yang disajikan dalam bentuk tabulasi Tabel 8. Perbandingan dilakukan dengan memberikan nilai pada skala 1
sampai 5. nilai 1 berarti suatu elemen dianggap tidak penting dibandingkan dengan elemen yang menjadi pembandingnya. Nilai 2 berarti suatu elemen
dianggap kurang penting jika dibandingkan dengan elemen pembandingnya. Nilai 3 berarti kedua elemen memiliki tingkat kepentingan yang sama. Nilai 4
Sasaran Strategis Ukuran Hasil
Lead Indicator Inisiatif Strategis
Perspektif Keuangan -
- Perspektif Pelanggan
- -
Perspektif Proses Bisnis Internal -
- Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajran
- -
berarti suatu elemen dianggap lebih penting dibandingkan elemen pembandingnya. Sedangkan nilai 5 berarti suatu elemen sangat penting
dibandingkan dengan
elemen pembandingnya.
Nilai yang
telah dipertimbangkan, kemudian diisikan pada sel Aij. Perbandingan antara dua
unsur elemen yang sama tidak diberi nilai. Untuk sasaran yang hanya memiliki satu ukuran, maka bobot dari ukuran tersebut disamakan dengan
bobot dari sasarannya. 2.
Memberikan nilai kebalikan dari perbandingan pada langkah satu untuk mengisi sel Aji, misalnya nilai 2 untuk kebalikan dari nilai 4.
3. menjumlahkan masing-masing nilai unsur elemen tiap baris dan tiap kolom,
kemudian menjumlahkan hasilnya. 4.
melakukan perhitungan bobot untuk masing-masing elemen dengan jumlah total nilai lalu dikalikan dengan 100 persen
Tabel 8. Matrik Perbandingan Berpasangan
PerspektifSasaran StrategisUkuran
Hasil A
1
A
2
A
3
.... A
j
∑ Bobot
A
1
A
12
A
13
A
1j
A
2
A
21
A
23
A
2J
A
3
A
31
A
32
A
3J
.... A
i
A
i1
A
i2
A
i3
A
iJ
TOTAL
Perhitungan nilai bobot dalam elemen Balanced Scorecard:
100 x
Aij Ai
Ai Bobot
å å
=
Setelah memperoleh hasil pembobotan untuk masing-masing elemen, barulah dapat dilakukan kinerja dengan Balanced Scorecard. Pengukuran
dilakukan dengan mengitung tingkat pencapaian ukuran hasil manajemen perusahaan selam periode yang dikaji dalam penelitian dengan target yang telah
ditetapkan oleh pihak manajemen perusahaan sebelumnya. Perhitungan nilai pencapain ukuran hasil dalam Balanced Scorecard.
100 arg
x et
T t
periode pada
diperoleh yang
Hasil Pencapaian =
Setelah menghitung tingkat pencapaian, langkah selanjutnya adalah menghitung skor kinerja yang dihasilkan dari masing-masing ukuran hasil. Skor
kinerja diperoleh dengan mengkalikan tingkat pencapaian dengan bobot yang telah ditetapkan. Total skor kinerja PT Puspeta Agronusa diperoleh dengan
menjumlahkan skor seluruh ukuran hasil yang digunakan.
V. GAMBARAN UMUM PT PUSPETA AGRONUSA
5.1 Sejarah Perusahaan
PT Puspeta Agronusa adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang agroindustri yaitu pembuatan pakan ternak sapi potong berupa
konsentrat. PT Puspeta Agronusa didirikan pada bulan April 2002 oleh dewan direksi PT Puspetasari yang berada di Klaten dengan investor dari PT Widodo
Makmur dan PT Prisma Mahesa Unggul. Dengan demikian PT Puspeta Agronusa Merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Puspetasari. Perusahaan ini
berlokasi di Kampung Citampela, Desa Menteng Sari, Kecamatan Cikalong Kulon, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Luas area pabrik dan kantor yang dimiliki
oleh PT Puspeta Agronusa sekitar dua hektar.
5.2 Visi dan Misi Perusahaan
Perusahaan harus memiliki arahan yang jelas dalam menjalankan usahanya untuk dapat bersaing dalam industri yang sama dan tersus mengalami perubahan.
Arah organisasi tercermin dari visi, misi, dan tujuan yang dimiliki perusahaan. Secara umum, visi merupakan cerminan filosofi mengenai bagaimana seharusnya
masa depan suatu usaha. Misi mencerminkan bisnis apa yang diusahakan oleh perusahaan. Sedangkan tujuan merupakan hasil akhir yang dicari suatu organisasi
melalui eksistensi dan operasinya dalam jangka waktu tertentu. Visi dan misi PT Puspeta Agronusa adalah sebagai berikut :
Visi : “Menjadi perusahaan pabrik pakan ternak yang berkualitas dengan selalu
memuaskan para pelanggan, pemegang saham, serta karyawan dan lingkungan sekitar.”