bahan masukan untuk melakukan tindakan perbaikan dan perumusan strategi selanjutnya.
2.5. Hasil Penelitian Terdahulu
Konsep Balanced Scorecard semakin luas digunakan di berbagai belahan dunia seperti Eropa, Australia, dan Asia sejak lahirnya diawal era 90-an. Pada
abad 21 ini, Balanced Scorecard sering didiskusikan di Indonesia. Penelitian- penelitian mengenai Balanced Scorecard telah banyak dilakukan. Pembahasan
yang dilakukan berkisar pada praktek penggunaannya dalam pengukuran kinerja untuk perusahaan yang berorentasi laba maupun perusahaan nirlaba. Pada
dasarnya metode Balanced Scorecard merupakan alat untuk pengukuran kinerja perusahaan dan sebagai sistem manajemen strategis secara komprehensif. Metode
Balanced Scorecard melihat kinerja perusahaan dari berbagai aspek perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal
dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Dalam melakukan penelitian mengenai kinerja suatu perusahaan, ada
beberapa peneliti yang berhasil merumuskan kinerja perusahaan yang mereka teliti dan ada pula yang tidak berhasil karena perusahaan tersebut hanya berfokus
pada perspektif keuangan. Hasil-hasil penelitian berikut Tabel 5 akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai konsep Balanced Scorecard beserta
lembaga-lembaga yang menerapkannya.
Tabel 5. Beberapa Hasil Penelitian-Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian tentang manajemen strategi yang menggunakan kerangka Balanced Scorecard sebagai pengukuran kinerja adalah :
Pengukuran Kinerja Strategic Business Unit SBU Perberasan PT Pertani dengan Konsep Balanced Scorecard. oleh Anggoro 2007, menunjukan bahwa
secara keseluruhan, berdasarkan hasil uji coba pengukuran kinerja rancangan
No Nama
Tahun Komoditi
Judul Alat Analisis
1 Anggoro
2007 Beras
Pengukuran Kinerja
Strategic Business
Unit SBU Perberasan
PT Pertani dengan Konsep Balanced
Scorecard Balanced
Scorecard Pairwise
Comparison
5 Hardiyanto
2007 Ayam
Analisis Kinerja
Restoran Ayam
Goreng Fatmawati Hotel Salak Bogor
Kinerja Restoran Ayam
Goreng Fatmawati
adalah kurang memuaskan
2 Ratri
2004 Koperasi
Analisis Kinerja
Koperasi Melalui Penerapan
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard,
deskriftif., evaluatif, rasio
dan Pairwise Comparison
3 Rinaldi
2005 Taman
Penerapan Konsep Balanced
Scorecard dalam
Pengukuran Kinerja
Taman Akuarium
Air Tawar Taman Mini
Indonesia Indah
TAAT TMII Balanced
Scorecard, deskriftif.,
evaluatif, rasio dan Pairwise
Comparison
4 Sahputra
2006 Benih
Analisi Kinerja PT Sang Hyang Seri
Persero Jakarta
Pusat melalui
Pendekatan Balanced
Skorecard Pairwise
Comparison, Balanced
Scorecard
Balanced Scorecard, kinerja SBU perberasan cukup memuaskan dengan skor akhir pencapaian target sebesar 96,28 persen. Kontribusi pencapaian terbesar
diberikan berturut-turut oleh perspektif keuangan dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sebesar 113,25 persen dan 110,30 persen. Kinerja perspektif
pelanggan cukup baik walaupun pencapaian targetnya hanya sebesar 86,71 persen. Demikian juga halnya dengan kinerja perspektif proses bisnis internal yang
mencapai 85,19 persen dari target yang ditetapkan. Hardiyanto 2007 melakukan penelitian dengan judul Analisis Kinerja
Restoran Ayam Goreng Fatmawati Hotel Salak Bogor dengan Pendekatan Balanced Scorecard menyimpulkan bahwa alat ukur yang selama ini digunakan
Restoran Ayam Goreng Fatmawati adalah sudah mendekati konsep Balanced Scorecard karena melakukan peninjauan terhadap perspektif pelanggan serta
memperhatikan prestasi karyawannya. Hasil pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard dihasilkan bahwa kinerja Restoran Ayam Goreng
Fatmawati adalah kurang memuaskan. Hal ini terjadi karena hanya ada dua perspektif saja hampir mendekati target yang ditetapkan yaitu perspektif finansial
dengan pencapaian 100,2 persen dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dengan pencapaian 90 persen.
Analisis Kinerja Koperasi melalui Penerapan Balanced Scorecard Studi Kasus : KPBS Pengalengan, Jawa Barat oleh Ratri 2004. menunjukkan
pengukuran kinerja dengan menggunakan analisis deskriptif evaluatif dan rasio, penelitian ini mampu menggambarkan mengenai sasaran strategis dan peta
strategis KPBS Pengalengan Jawa Barat, pengukuran kinerja KPBS Pengalengan dalam koridor keempat perspektif Balanced Scorecard dengan hasil kinerja cukup
baik walupun belum optimal. Pengukuran kinerja KPBS Pengalengan dengan konsep Balanced Scorecard menggunakan perspektif yang hampir sama dengan
penerapan Balanced Scorecard pada perusahaan bisnis. Rinaldi 2005 dalam penelitiannya, bertujuan memfokuskan untuk
menerapkan Balanced Scorecard sebagai alat ukur kinerja perusahaan dan berusaha membandingkan dengan hasil pengukuran kinerja perusahaan yang
dilakukan sebelumnya oleh perusahaan. Dari hasil penelitian tersebut disebutkan bahwa performa kinerja TAAT TMII secara keseluruhan sangat baik dengan total
skor sebesar 4,57 dari total skor 5,00. Terdapat perbedaan hasil dari perbandingan pengukuran kinerja yang dilakukan oleh perusahaan dengan pengukuran Balanced
Scorecard yang dilaksanakan dalam penelitian ini. Pada metode pengukuran kinerja yang digunakan oleh TAAT TMII diperoleh hasil bahwa kinerja TAAT
TMII tahun 2003 bisa dikatakan kurang baik karena adanya dua indikator pengukuran yang tidak mencapai target yaitu jumlah pengunjung dengan
pencapaian target sebesar 82,75 persen dan laba bersih TAAT dengan pencapaian targer sebesar 73,83 persen. Sedangkan dengan pendekatan Balanced
Scorecard diperoleh hasil bahwa kinerja TAAT TMII secara keseluruhan pada Tahun 2003 adalah sangat baik.
Sahputra 2006 dalam penelitiannya ” Analisis Kinerja PT Shang Hyang Seri PERSERO Pusat Jakarta Melalui Pendekatan Balanced Scorecard ”.
menggambarkan bahwa perusahaan ini dalam melakukan evaluasinya terhadap kinerja menggunakan alat pengukuran kinerja kesehatan yang distandarisasikan
untuk setiap perusahaan BUMN. Pengukuran kinerja kesehatan ini meskipun telah memperluas pengukuran pada aspek non keuangan namun hanya memberikan
informasi penilaian kinerja perusahaan tanpa memberikan informasi mengenai sebab akibat dari pencapaian nilai tersebut. Kinerja keseluruhan masing-masing
perspektif diatas 80 persen bahkan beberapa perspektif dengan pencapaian diatas 90 persen dari optimal kinerja 100 persen. Penilaian kinerja perusahaan secara
keseluruhan dari hasil deskripsi total skor Balanced Scorecard sebesar 93,37 persen menyatakan bahwa kinerja perusahaan ini dinilai sudah cukup baik
meskipun belum berada pada tingkat optimal. Kondisis ini mampu mencerminkan kondisi kinerja kesehatan yang dilakukan sebelumnya.
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu di atas bahwa metode Balanced Scorecard mampu memberikan penilaian perusahaan secara lebih
lengkap, komperhensif dan terintegrasi dari keseluruhan aspek perusahaan. Balanced Scorecard ternyata dapat digunakan untuk berbagai macam perusahaan
seperti perusahaan waralaba, perusahaan yang berkaitan dengan industri, tempat wisata dan bahkan perusahaan nirlaba nonprofit seperti koperasi instansi
pemerintah, hingga institusi pendidikan. Penelitian yang dilaksanakan di PT Puspeta Agronusa yaitu rancangan
Balanced Scorecard sebagai instrumen strategi manajemen. Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya di PT Puspeta Agronusa. Dalam penelitian ini
penerapan konsep Balanced Scorecard digunakan sebagai acuan untuk merancang kinerja perusahaan dan diharapkan bisa memberikan masukan yang bermanfaat
bagi pengembangan sektor pertanian dan agroindustri pada khususnya. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu tersebut terlihat bahwa metode
Balanced Scorecard mampu memberikan penilaian kinerja perusahaan secara lebih lengkap, komprehensif dan terintegrasi dari keseluruhan aspek perusahaan
Balanced Scorecard ternyata dapat digunakan untuk berbagai jenis macam perusahaan, baik perusahaan waralaba, tempat wisata, bahkan juga perusahaan
nonprofit seperti koperasi, instansi pemerintah, hingga institusi pendidikan.
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Pengukuran kinerja untuk melihat realisasi pelaksanaan proses kerja yang dilakukan oleh perusahaan selama ini, merupakan sebagian dari proses sistem
manajemen strategi perusahaan. Manajemen strategis terdiri dari empat langkah utama dalam menciptakan masa depan perusahaan yaitu: 1 Perencanaan laba