1. Bagaimana pengukuran kinerja yang dilakukan oleh PT Puspeta Agronusa
dalam menjalani usahanya selama ini? 2.
Bagaimana peta strategi yang sesuai dengan keadaan PT Puspeta Agronusa berdasarkan Balanced Scorecard?
3. Bagaimana metode pengukuran kinerja yang dapat diterapkan PT Puspeta
Agronusa berdasarkan konsep Balanced Scorecard?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi dan meninjau pengukuran kinerja yang diterapkan
PT Puspeta Agronusa selama ini. 2.
Merumuskan dan menggambarkan peta strategi yang relevan berdasarkan Metode Balanced Scorecard di PT Puspeta Agronusa
3. Merancang metode pengukuran kinerja PT Puspeta Agronusa berdasarkan
konsep Balanced Scorecard
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi yang berharga bagi pihak manajemen PT Puspeta Agronusa dalam pencapaian kinerja
yang telah dilakukan oleh perusahaan, ukuran keberhasilan dan kegagalan, serta menemukan penyebab utama dari pencapaian tersebut, sehingga dapat dijadikan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan perusahaan di masa yang akan datang.
Bagi penulis dan pembaca, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah, menganalisis, dan menemukan
solusi yang tepat bagi permasalahan tersebut, serta berguna untuk menambah wawasan tentang seluk-beluk dunia perusahaan khususnya yang bergerang di
bidang agroindustri.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
1. Data yang digunakan adalah data perusahaan yang didapatkan pada waktu
penelitian dilakukan. 2.
Penelitian hanya sampai merancang Balanced Scorecard sesuai dengan yang dijabarkan di visi dan misi yang telah dibuat oleh PT Puspeta
Agronusa dan perancangan hanya sampai pada penentuan inisiatif 3.
Perumusan tolak ukur kinerja mengacu pada visi dan misi perusahaan
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Penggemukan Sapi Potong
Menurut Sugeng 2005, pemeliharaan sapi potong di Indonesia dilakukan secara ekstensif, semi intensif dan intensif. Pemeliharaan sapi secara intensif,
maksudnya adalah hampir sepanjang hari sapi berada di dalam kandang dan diberikan pakan sebanyak dan sebaik mungkin sehingga pertambahan bobot
badan semakin cepat. Sedangkan pemeliharaan sapi secara ekstensif yaitu sapi- sapi tersebut dilepas dipadang penggembalaan dan digembalakan sepanjang hari
dari pagi sampai sore. Tujuan pengemukan sapi pedaging adalah untuk memperbaiki kualitas
karkas Parakkasi dalam Febrilliyani, 2007. Tanpa proses penggemukan, grade karkas memiliki ukuran yang standar, sedangkan dengan proses penggemukan
menyebabkan grade karkas memiliki kualitas lebih baik. Menurut Sugeng 2005, dalam melakukan usaha ternak sapi potong hal yang perlu diperhatikan untuk
menghasilkan kualitas karkas yang baik diantaranya : a.
Langkah awal penggemukan Syarat yang diperhatikan dan merupakan langkah awal dalam usaha
penggemukan sapi potong adalah keseragaman sapi yaitu keseragaman umur dan berat badan, penyediaan pakan yang berkualitas artinya menghasilkan
pertambahan yang optimal untuk sapi, dan bangsa sapi yang dipelihara harus mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
b. Sistem penggemukan
Sistem penggemukan sapi potong dikelompokan menjadi empat yaitu sistem keraman, sistem penggemukan dry lot fattening, sistem penggemukan
pasture fattening, dan campuran antara penggemukan dry lot fattening dan pasture fattening. Penggemukan sapi dengan sistem keraman yaitu sapi dipelihara
dan dikeram di dalam kandang terus-menerus selam 3-4 bulan dengan kenaikan 0,33 kg hari. Sapi-sapi tersebut diberi pakan konsentrat dan hijauan dan air
minum di dalam kandang. Menurut Sugeng 2005, sistem penggemukan dry lot fattening merupakan
salah satu cara penggemukan yang mengutamakan pemberian pakan berupa konsentrat secara penuh dan pakan hijauan dengan jumlah yang sudah ditentukan
oleh peternak. Umumnya penggemukan berlangsung selam 3-6 bulan. Sedangkan pasture fattening yaitu sapi-sapi digembalakan di padang yang luas dengan pakan
utama berupa hijauan. Lama pemeliharaan berkisaran antara 6-8 bulan dengan umur sapi yang dipelihara 2,5 tahun. Pertambahan bobot badan sapi melalui
pasture fattening ini mencapai 0,6-0,75 kghari. c.
Lama penggemukan Waktu yang dibutuhkan untuk penggemukan setiap satu ekor sapi tidak
selalu sama. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : umur sapi, jenis kelamin, kondisi sapi, berat badan sapi, kualitas bibit, dan mutu pakan.
2.2. Pakan Menurut Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan 2003, pakan