Income dan EPS, namun sering melupakan apakah perusahaan dapat bertahan dalam kurung waktu yang panjang. Berbagai upaya dilakukan agar perusahaan
mampu bertahan dalam iklim dunia usaha yang kompetitif, diantaranya perusahaan dituntut agar mampu mewujudkan strategi-strategi perusahaan jangka
panjang. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka dirancanglah suatu sistem
pengukuran kinerja melalui Balanced Scorecard. Balanced Scorecard merupakan
Contemporary management tool yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dengan menterjemahkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategi
perusahaan kedalam empat perspektif yaitu perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif proses pembelajaran
dan pertumbuhan. Keempat perspektif ini akan memberi keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang serta hasil yang diinginkan dengan
faktor pendorong tercapainya hasil tersebut Kaplan dan Norton, 2000. Balanced
Scorecard memiliki kelebihan sebagai sistem pengukuran kerja yang komperhensif, koheran, terukur dan seimbang.
1.2. Perumusan Masalah
Merujuk pada latarbelakang yang telah diuraikan di atas bahwa pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai
aktifitas dalam mata rantai nilai yang ada pada perusahaan. Sistem pengukuran yang efektif akan dapat mendorong seluruh karyawan untuk mencapai target yang
telah ditetapkan. Tanpa pengukuran yang efektif, perusahaan tidak dapat mengevaluasi seberapa baik kinerja perusahaan dalam merekomendasikan
tindakan korektif yang bersifat visioner. PT Puspeta Agronusa merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang pembuatan pakan ternak untuk sapi potong berupa konsentrat. . Seiring dengan kondisi perekonomian yang membaik setelah krisis ekonomi pada tahun
1998 dan adanya proses globalisasi ekonomi, perusahaan ini memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif yaitu tingkat persaingan industri pakan ternak
semakin ketat dari semua aspek. Dalam menghadapi persaingan disektor industri pakan, organisasi perusahaan harus bisa mempersiapkan diri, salah satu cara yang
bisa digunakan adalah dengan pengembangan teknologi dan peningkatan pelayanan. Faktor-faktor ekternal juga harus turut diperhatikan seperti teknologi,
kebijakan pemerintah, sumberdaya, pesaing, selera pelanggan, dan pengelolaan perusahaan. Para pihak manajemen harus berusaha memanfaatkan kemajuan
teknologi dalam bisnis mereka agar dapat memudahkan dan mempercepat pelayanan demi memuaskan kebutuhan pelanggan. Tabel 3 produksi riil
perusahaan pakan ternak di Indonesia.
Tabel 3. Produksi Rill Perusahaan Pakan Ternak Indonesia Tahun 2006.
Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan, 2007. Selama ini, perusahaan PT Puspeta Agronusa melakukan pengukuran
kinerja mengacu pada Rencana Kerja Anggaran Pendapatan dan Biaya RKAPB, dengan hanya menekankan pada pengukuran keuangan dan proses produksi.
Sistem pengukuran kinerja yang dilakukan oleh PT Puspeta Agronusa pada tahun 2006-2007 menggunakan indikator-indikator keuangan dan proses produksi
seperti jumlah penjualan, nilai penjualan, gros profit as persen to net sales, laba operasi
dan periode
pembayaran. pengukuran
keuangan cenderung
mengemukakan kekayaan perusahaan yangberwujud nyata tangible, sedangkan kekayaan tangible hanya merupakan 30-40 persen dari keseluruhan aset
perusahaan. Persentase dari kekayaan tangible akan semakin menurun proporsinya karena ingtangible aktiva yang tak berwujud seperti kemampuan
karyawan, tingkat pengetahuan karyawan, sistem informasi manajemen, kekuatan merk produk, dan hubungan dengan pelanggan. Hal ini menunjukan bahwa
perusahaan tidak dapat menghitung aset atau kemampuan dalam menciptakan nilai jika hanya melihat ukuran inerja dari segi keuangan saja.
Sistem pengukuran kinerja keuangan tersebut tidak mengukur sejauhmana keberhasilan PT Puspeta Agronusa dalam melaksanakan strategi perusahaan.
Pengukuran kinerja yang hanya mengacu pada aspek keuangan saja tidak dapat
Perusahaan 2006 ton
Charoen Phokpand 1.254.900
Japfa Commfeed 765.340
Sierad Feedmill 564.000
Wonokoyo Rojokoyo 387.280
Cargil Indonesia 352.500
Cheil Samsung 282.000
Gold Coin Indonesia 146.189
Lain 1.249.791
Total 5.000.000
mengukur tercapainya keberhasilan strategi yang terkait dengan hubungan pelanggan, kompetensi bisnis utama dan kapabilitas perusahaan. Padahal
pengukuran dalam pencapaian strategi penting dilakukan untuk menjaga kesinambungan perusahaan dalam jangka panjang.
Balanced Scorecard merupakan alternatif sistem pengukuran kinerja yang tidak hanya menitikberatkan pada perspektif keuangan saja namun juga perspektif
pelanggan, bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Keempat perspektif ini akan memberikan keseimbangan antara tujuan jangka
pendek dan jangka panjang serta hasil yang diinginkan dengan tercapainya hasil tersebut. Balanced Scorecard memiliki kelebihan sebagai sistem pengukuran
kinerja yang komperhensif, koheran, terukur dan seimbang. Sampai sejauh ini PT Puspeta Agronusa belum menerapkan Balanced
Scorecard sebagai sistem pengukuran kinerja. Padahal kebutuhan akan suatu manajemen strategis yang memiliki metode penilaian yang komperhensif,
koheran, terukur, dan seimbang mutlak diperlukan perusahaan untuk mencapai kesuksesan dalam persaingan di masa mendatang. Dengan demikian, perusahaan
dapat terus berkembang dan mampu mencapai visi melalui misinya. Proses pengambilan keputusan manajemen dalam lingkungan usaha yang semakin
kompleks dan kompetitif, yang perlu didukung dengan sistem tolak ukur kinerja yang integrativ, secara internal konsisten dengan visi, misi, tujuan dan strategi
perusahaan disertai umpan balik yang cepat, serempak, dan simultan. Berdasarkan uraian di atas, maka diperoleh perumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana pengukuran kinerja yang dilakukan oleh PT Puspeta Agronusa
dalam menjalani usahanya selama ini? 2.
Bagaimana peta strategi yang sesuai dengan keadaan PT Puspeta Agronusa berdasarkan Balanced Scorecard?
3. Bagaimana metode pengukuran kinerja yang dapat diterapkan PT Puspeta
Agronusa berdasarkan konsep Balanced Scorecard?
1.3. Tujuan Penelitian