perancangan Balanced Scorecard PT Puspeta Agronusa, disetiap perspektif diuraikan sebagai berikut
:
7.1.1. Perspektif Keuangan
Menurut Kaplan and Norton 2000, pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus bisnis, yaitu: bertumbuh growth,
bertahan sustain dan menuai harvest. Kategori ini selanjutnya akan memandu perusahaan dalam menentukan sasaran strategis dan indikator hasil yang dapat
digunakan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. Dalam rancangan jangka panjang PT Puspeta Agronusa tahun 2002-2010,
kondisi bisnis perusahaan ini dapat dikatagorikan bertahan sustain. Hal ini disebabkan industri pakan ternak merupakan industri hulu dalam keseluruhan
industri peternakan, dan produk pakan ternak yang dihasilkan bukanlah suatu jenis yang memerlukan inovasi secara drastis maupun secara teknologi tinggi
guna mendorong angka penjualannya. Oleh karena, kualitas produk pakan dan harga pakan merupakan faktor kunci penentu angka penjualan.
Dengan demikian, perusahaan disarankan untuk menentukan sasaran- sasaran strategis yang berorientasi pada peningkatan rasio keuangan konvensional
yang ada, terutama rasio-rasio yang memiliki kaitan dengan pertumbuhan keuntungan, pendapatan operasional, dan investas Gaspersz, 2003. Kondisi ini
juga berpengaruh besar terhadap penentuan inikator-indikator hasil yang menjadi alat bantu evaluasi kinerja perusahaan.
Dengan diterapkannya strategi pertumbuhan oleh perusahaan dan dipilihnya pertumbuhan profitabilitas melalui pertumbuhan penjualan menjadi
sasaran strategis perusahaan berkaitan dengan perspektif keuangan, maka tolak
ukur untuk menilai keberhasilan PT Puspeta Agronusa dalam mencapai sasaran strategisnya yaitu :
1. Peningkatan Posisi Keuangan
Mengingat produk pakan konsentrat merupakan sebuah bisnis yang menguntungkan, dimana dalam mengembangkan usahanya tergantung dari posisi
keuangan. Oleh sebab itu, yang menjadi prioritas sasaran strateginya yaitu peningkatan posisi keuangan. indikator hasil lag indicator yang dipergunakan
untuk mengukur tingkat keberhasilan PT Puspeta Agronusa dalam mencapai sasaran strategi adalah laba sebelum pajak dan laba kotor
Hasil perhitungan rasio laba kotor PT Puspeta Agronusa pada tahun 2006 sebesar 7,16 persen dan pada tahun 2007 turun sebesar 6,97 persen. Kisaran turun
dari tahun 2006 ke 2007 sebesar 1,83 persen. Hal ini menunjukan setiap rupiah penjualan pakan ternak PT Puspeta Agronusa dapat menghasilkan laba sebesar
7,16 rupiah pada tahun 2006, sedangkan tahun 2007 sebesar 6,97 rupiah 2.
Pertumbuhan profitabilitas Pertumbuhan profitabilitas dianggap penting untuk memenuhi kepentingan
pemilik perusahaan semaksimal mungkin. Keuntungan dapat digunakan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi manajemen perusahaaan yang ada. Dalam
pertumbuhan profitabilitas yang menjadi indikator hasil diantaranya adalah : a.
Return On Invesment ROI ROI adalah laba bersih dibagi dengan total aktiva. ROI dipilih
karena rasio ini dipengaruhi oleh kegiatan operasional maupun kegiatan pendanaan, sehingga dapat lebih memantau semua aktivitas perusahaan.
ROI merupakan tolak ukur yang bisa menjelaskan hubungan antara
pendapatan, biaya, dan Investasi. ROI dapat digunakan untuk membandingkan kinerja dari berbagai sektor bisnis, baik pesaing, divisi,
maupun dalam industri. ROI digunakan secara luas sehiggga semua manager mengetahui apa yang diwakili oleh ROI da apa pengaruhnya bagi
perusahaan. Perhitungan ROI PT Puspeta Agronusa dari tahun 2006 sampai dengan 2007 dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Perhitungan ROI Pada Tahun 2006-2007
Net Profit Margin 2006
2007
Aktiva Total
Bersih Laba
500 .
912 .
836 .
2 5
, 139
. 265
. 312
Rp Rp
= 0,110x 100 = 11 500
. 912
. 836
. 2
279 .
873 .
386 Rp
Rp
= 0,1364x 100 = 13,64
Dari hasil perhitungan dengan memanfaatkan data dari laporan keuangan tahunan perusahaan mulai tahun 2006 dan 2007, Return On
Invesment ROI yang dicapai perusahaan pada tahun 2007 adalah 13,64 persen artinya perusahaan mampu menghasilkan pendapatab bersih Rp
0,1364 untuk setiap Rp1 aktiva yang dimiliknya atau untuk setiap Rp 1 Investasi maka tingkat pengembaliannya sebesar Rp 0,1364 ROI.
Sedangakan pada tahun 2006 hanya mencapai 11 persen. b. Net Profit Margin
Net profit margin menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilakan laba dari penjualan yang dilakukan, mulai dari
memproduksi pakan ternak hingga menjual pakan ternak. Selain itu juga, Net profit margin menggambarkan kesuksesan dari suatu operasi
perusahaan dan rasio ini biasa digunakan untuk memperkirakan atau
memproyeksikan profitabilitas dalam suatu rencana bisnis. Kemampuan perusahaan dalam mempreoleh laba dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Perhitungan Net Profit Margin Pada Tahun 2006-2007
Net Profit Margin 2006
2007
Bersih Penjualan
Bersih Laba
000 .
600 .
589 .
22 5
, 139
. 265
. 312
Rp Rp
= 1,38 000
. 550
. 987
. 27
279 .
873 .
385 Rp
Rp
= 1,37
c. Retrun On Assets ROA Merupakan rasio keuntungan bersih sebelum pajak terhadap aset
aktivaharta, dinyatakan dengan persentase. Mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumberdaya semakin tinggi nilai
persentase ROA menunjukan bahwa PT Puspeta Agronusa semakin baik. Nilai persentase ROA PT Puspeta Agronusa tahun 2007 Tabel 16
Tabel 16. Perhitungan ROA Pada Tahun 2006-2007
ROA 2006
2007
Aktiva Pajak
Sebelum Laba
500 .
912 .
836 .
2 325
. 500
. 651
Rp Rp
= 22,96 500
. 912
. 836
. 2
060 .
575 .
758 Rp
Rp
= 26,73
3. Pertumbuhan Penjualan
a. Tingkat pertumbuhan penjualan Sales Growth Percentage
Tingkat pertumbuhan
penjualan adalah
persentase pertumbuhan hasil penjualan yang diperoleh perusahaan setiap tahun.
Hasil penjualan adalah jumlah produk yang dijual dalam satu tahun dikalikan harga jual per produk. Kenaikan dan penurunan hasil
penjualan dari periode ke periode dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan penjualan perusahaan. juka hasil penjualan dirata-ratakan
untuk beberapa periode akan menghasilkan tingkat pertumbuhan penjualan rat-rata.
Hasil penjualan PT Puspeta Agronusa pada tahun 2007 sebesar Rp Rp 27.987.550.000,00 dan hasil penjualan perusahaan pada tahun
2006 sebesar Rp 22.589.600.000,00 Tingkat pertumbuhan penjualan PT Puspeta Agronusa pada tahun 2007 meningkat sebesar 23,89 persen
dari tahun 2006.
7.1.2. Perspektif Pelanggan