Prediksi Sebaran Polutan pada suatu Wilayah

3.4.3 Prediksi Sebaran Polutan pada suatu Wilayah

Dalam memprediksi distribusi laju penyebaran pencemar udara di Kota Cilegon, dilakukan dengan beberapa batasan sebagai berikut: 1 Perlakuan Penyebaran polutan di Kota Cilegon, akan dikaji melalui dua perlakuan; pertama penyebaran pencemar dengan ada sumber pencemar, kedua penyebaran pencemar dengan tidak ada sumber pencemar. Kedua skenario tersebut, dibuat secara periodik dalam periode tiga bulanan. Output nya didapatkan perbedaan konsentrasi sebaran pencemar udara pada setiap stabilitas atmosfer pada suatu wilayah yang diemisikan dari industri pada waktu tertentu. 2 Persamaan yang digunakan Penyebaran pencemar udara selain berlangsung melalui proses difusi, juga dipengaruhi oleh aliran atau gesekan udara yang disebut proses konveksi. Untuk mengkaji aliran penyebaran pencemar udara menggunakan model Euler, yakni suatu kajian model aliran pencemar dalam bentuk paket atau kotak. Persamaan model yang dibangun merupakan gabungan persamaan kontinuitas dan persamaan gerak. Model yang digunakan untuk memprediksi sebaran polutan dikembangkan dari persamaan 2.15 dengan memperhitungkan sumber emisi. Untuk itu, model yang digunakan diturunkan dari hukum konservasi persamaan umum transpor untuk aliran unsteady Versteeg, 1995, sebagai berikut: d div u div grad S dt φ ρφ ρφ φ + = Γ + ……. 3.3 keterangan: ρ = Kerapatan udara [kgm 3 ] Г = Difusivitas pencemar [kgm.s] u = Kecepatan angin [ms] S = Sumber source φ = Properti pencemar udara [μgm 3 ] Difusivitas antar pencemar udara Г, menurut Bird 1960 dihitung dengan menggunakan persamaan: 1 2 1 3 5 12 1 1 b AB cA cB cA cB cA cB A B p T a T T p p T T M M ⎛ ⎞ Γ = ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎛ ⎞ ⎝ ⎠ + ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ ……. 3.4 dengan : AB Γ = difusivitas antar pencemar [kgm.s] p = tekanan di suatu tempat [atm] p c = tekanan kritis pencemar [atm] T c = temperatur kritis [ o K] T = temperatur di suatu tempat [ o K] M A dan M B = massa masing-masing pencemar a dan b adalah konstanta, dengan 4 2.745 10 a x − = dan b = 1,823 3 Tahapan pemecahan model Aplikasi matematik untuk memecahkan persamaan model, menggunakan solusi persamaan difernsial parsial. Cara umum untuk menyelesaikan persamaan difernsial parsial dilakukan dengan membagi daerah domain ke dalam kisi-kisi dengan jarak berhingga dalam arah koordinat Rice, 1983. Pada studi ini, model matematik yang dibangun dipecahkan dengan metode finite volum. Menurut Burden dan Douglas 1989 metode finite volum digunakan untuk menyelesaikan masalah nilai-batas untuk setiap turunan pada persamaan difernsial. Metode finite volum digunakan untuk menyelesaikan suatu persamaan umum secara numerik dengan teknik integral Rice, 1983. Metode numerik tersebut dipilih karena cukup baik dan sederhana dalam pemecahan persoalan aliran atau transpor. Penyelesaiannya menggunakan teorema Green, solusinya berbentuk node dan titik sekitarnya Hoffmann dan Steve, 1993. Tahapan pemecahan model tersebut adalah sebagai berikut: a pembentukan grid, membagi domain menjadi volume kontrol b diskretisasi Untuk pemecahan model, dilakukan analisis terhadap model penyebaran pencemar udara sebagai fungsi waktu. Persamaan 3.3 didiskretisasi dengan mengintegrasi pada volume kontrol dengan interval waktu dari t ke t + Δt. Aliran ini harus memenuhi aturan kontinuitas berikut: d u dx ρφ = ……. 3.5 maka persamaannya menjadi: o p p e E P w P W PE WP x t x x φ φ φ φ φ φ ρ θ δ δ ⎛ ⎞ − Γ − Γ − ⎡ ⎤ Δ = − ⎜ ⎟ ⎢ ⎥ ⎜ ⎟ Δ ⎣ ⎦ ⎝ ⎠ 1 o o o o e E P w P W PE WP S x x x φ φ φ φ θ δ δ ⎡ ⎤ Γ − Γ − ⎢ ⎥ + − − + Δ ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ …. 3.6 dengan θ adalah parameter yang digunakan untuk mengevaluasi integral P φ , E φ , dan W φ . Diskretisasi adalah: 1 1 o o P P W W W E E E a a a φ θφ θ φ θφ θ φ ⎡ ⎤ ⎡ ⎤ = + − + + − ⎣ ⎦ ⎣ ⎦ 1 1 o o P W E P a a a b θ θ φ ⎡ ⎤ + + − − − + ⎣ ⎦ …. 3.7 dengan : o P W E P a a a a θ = + + dan o P x a t ρ Δ = Δ Scheme yang digunakan untuk penelitian ini adalah scheme implisit dengan parameter θ = 1 pada kasus dua dimensi, maka diskretisasi aliran penyebaran pencemar: o o P P W W E E S S N N P P u a a a a a a S φ φ φ φ φ φ = + + + + + ……. 3.8 dengan : P W E S N P P a a a a a a F S = + + + + + Δ − dan o p o p x y a t ρ Δ Δ = Δ Setelah terbentuk persamaan-persamaan pada volume kontrol, hasil analisis persamaan 3.8 disusun ke dalam suatu matriks. Selanjutnya dilakukan eleminasi, sehingga distribusi penyebaran konsentrasi pencemar dapat diperoleh. 4 Langkah pembuatan model a Pemantauan konsentrasi polutan di Kota Cilegon, data ini digunakan sebagai nilai kondisi awal initial conditions di suatu tempat b Pemantauan udara di perbatasan Kota Cilegon, digunakan sebagai nilai pada kondisi batas boundary conditions c Untuk memprediksi distribusi laju penyebaran pencemar udara di Kota Cilegon, menggunakan persamaan 3.8 d Sebaran konsentasi pencemar udara pada setiap titik di Kota Cilegon, menggunakan software Matlab e Analisis distribusi laju penyebaran pencemar udara di Kota Cilegon, menggunakan tri-diagonal matrix algorithm TDMA. Persamaannya didapat berdasarkan ukuran grid dari peta Kota Cilegon yang sudah di digitasi f Validasi model 5 Pemetaaan Sebaran konsentrasi zat pencemar yang dihasilkan oleh program model meliputi seluruh titik pada rentang grid daerah penerima di Kota Cilegon. Langkah pemetaan distribusi pencemar dilakukan sebagai berikut: a penyediaan peta dasar yaitu peta Kota Cilegon diperoleh dari Badan Perencanaan Kota Cilegon; b digitasi peta dasar yang diperoleh dari Badan Perencanaan Kota Cilegon; c selanjunya peta penyebaran pencemar udara, ditumpangtindihkan dengan peta Kota Cilegon, sehingga dapat diketahui wilayah yang menjadi arah atau terkena penyebaran pencemar udara. Penumpangtindihan overlaping dilakukan dengan program ArcView 3.3.

3.5 Pemantauan Kualitas Udara