Penyebaran Pencemar Udara TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Penyebaran Pencemar Udara

Penyebaran pencemar udara berhubungan dengan keadaan atmosfer, sedangkan keadaan atmosfer tergantung pada perubahan sistem cuaca, sirkulasi angin regional dan turbulensi, dan efek mikrometeorologi. Parameter-parameter penting yang diperlukan dalam menetapkan potensi penyebaran pencemar udara ialah: ketinggian bercampur, tinggi pembalikan, kecepatan angin tahunan, potensi tinggi pencemar udara yang dapat mempengaruhi suatu area, dan kejadian harian. Adapun efek mikrometeorologi tergantung pada insolasi solar, topografi, kekasapan permukaan, albedo permukaan, lahan yang digunakan dan radiasi panjang gelombang Mikkelsen, 2003. Penyebaran pencemar udara, terutama dari industri ditentukan oleh tinggi cerobong stack. Semakin tinggi stack yang digunakan, semakin jauh jarak sebaran polutan yang diemisikan. Good Engineering Practice GEP mengusulkan secara ekstrim, bahwa tinggi stack harus 305 meter Leonard, 1997. Sebaran polutan dari kegiatan industri dengan ketinggian cerobong di atas lima puluh meter diduga dapat memberikan dampak sebaran polutan sampai dengan jarak yang cukup jauh dari lokasi sumber. Untuk industri dengan daya yang besar, tinggi cerobong asap harus di atas 200 meter Forsdyke, 1970. Sehubungan dengan hal itu, Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU Suralaya menggunakan cerobong setinggi 200 meter sehingga abu dan gas SO 2 yang terbang ke udara dapat terdispersi secara baik, dan tidak mencemari udara di pemukiman sekitarnya Bapedalda Banten, 2004. Setiap pabrik di kawasan industri, memiliki ukuran stack yang berbeda. Hal ini dimungkinkan karena kapasitas dan jenis bahan bakar yang digunakan berbeda. Vawda et.al. 2005 mengukur konsentrasi SO 2 yang diemisikan dari suatu kawasan. Estimasi emisi SO 2 dari masing-masing tinggi stack menggunakan ADMS-Screen. Dari lima metode yang digunakan, menunjukkan bahwa metode ADMS-screen paling sesuai untuk menganalisis emisi pada berbagai tinggi stack. Hasil identifikasi cerobong pabrik pengolahan besi dan peleburan baja di kawasan PT Krakatau Steel KS disajikan pada Tabel 5. Pada tabel tersebut, tampak bahwa tinggi cerobong di kawasan PT KS berada pada kisaran 10 – 80 meter. Hal ini akan berdampak pada pola sebaran polutan yang diemisikan dari kawasan tersebut pada lingkungan di sekitarnya. Keragaman penyebaran polutan yang diemisikan, akan berimplikasi pada perbedaan konsentrasi pada suatu area. Tabel 5. Ukuran cerobong pabrik pengolahan besi dan peleburan baja di PT Krakatau Steel NO LOKASI CEROBONG TINGGI NO LOKASI CEROBONG TINGGI 1 DR1 Gas Ref 1 33,5 4 SSP 1 Ladle Furnace 1 32 Gas Ref 2 33,5 Ladle Furnace 2 32 Gas Preh 5 33,2 Dedusting 35 Gas Preh 6 33,2 5 SSP 2 Ladle Furnace 32 Gas Preh 7 33,2 Dedusting 35 Gas Preh 8 33,2 6 BILLET Ladle Furnace 32 Air Preh 2 27,2 Timur Dedusting 1 35 Scrubber 1 10,8 Barat Dedusting 2 35 Scrubber 2 10,8 7 SSP 1 Ladle Furnace 1 32 B Down Stack 30,2 Ladle Furnace 2 32 2 DR2 Gas Ref 1 33,5 Dedusting 35 Gas Ref 2 33,5 8 SSP 2 Ladle Furnace 32 Scrubber 1 10,8 Dedusting 35 Scrubber 2 10,8 9 BILLET Ladle Furnace 32 B Down Stack 30,2 Timur Dedusting 1 35 3 HYL III Gas Heater 1 80 Barat Dedusting 2 35 Gas Heater 2 80 Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Pertambangan dan Energi Kota Cilegon 2006

2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyebaran Polutan