III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2005 sampai April 2008 termasuk untuk persiapan, perijinan dan penyusunan proposal. Penelitian dilakukan di Kota
Cilegon Provinsi Banten. Wilayah kajian melingkupi kawasan industri, dan perumahan atau pemukiman Kota Cilegon dengan Kabupaten Serang, seperti
terlihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Wilayah studi Cilegon dikenal sebagai kota baja, karena di kota ini berdiri perusahaan
pengolah baja terbesar di Indonesia. Berdirinya perusahaan ini, diikuti oleh perusahaan lain sebagai penunjang, sehingga membutuhkan lahan yang cukup
luas. Lahan yang digunakan untuk industri menurut penggunaan tanah seluas 2.846,89 ha BPN Kota Cilegon, 2004. Industri tersebut menyebar di tiga
kecamatan yakni: kecamatan Ciwandan, Citangkil dan Pulomerak.
3.2 Prosedur Penelitian
Proses pendugaan dan analisis dispersi pada penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahap kegiatan. Tahapan tersebut mencakup kegiatan pengumpulan data,
pembuatan model prediksi serta aplikasi model pada studi kasus, hingga pemetaan penyebaran pencemar udara di Kota Cilegon. Tahapan pengolahan dan analisis
data penelitian, selengkapnya disajikan pada Gambar 10. 39
Gambar 10. Diagram alir prosedur penelitian Pada tahap satu kegiatan difokuskan di kawasan industri dan Badan
Meteorologi dan Geofisika BMG. Pengkajian di kawasan industri mencakup bahan bakar dan tingi cerobong, kemudian diinventarisasi yang didasarkan pada
jenis bahan bakar dan tinggi cerobong yang digunakan. Output pada tahap ini didapatkan karakteristik udara lokal Kota Cilegon.
Pada tahap dua pengkajian di fokuskan di kawasan industri, untuk menganalisis pencemar udara yang diemisikan dari pabrik didasarkan
karakteristik udara. Analisis penyebaran menggunakan screen3 model US-EPA Environmental Protection Agency, Amerika Serikat. Output pada tahap ini
didapatkan konsentrasi maksimum di permukaan tanah ground level concentration dan jarak sebaran polutan yang diemisikan dari pabrik. Polutan
yang dianalisis dalam penelitian ini adalah partikulat debu dan SO
2
. Untuk
mengevaluasi kehandalan model, dilakukan pengukuran emisi polutan di kawasan industri.
Pada tahap tiga yang merupakan tahap akhir kegiatan penelitian, menganalisis sebaran polutan di Kota Cilegon. Analisis penyebaran polutan
menggunakan persamaan umum transpor untuk aliran unsteady. Input untuk model ini adalah hasil running screen3 dan difusivitas pencemar udara. Output
pada tahap ini didapatkan sebaran polutan di Kota Cilegon. Agar model yang dikembangkan dapat digunakan, maka dilakukan validasi. Untuk memvalidasi
kehandalan model, dilakukan pengukuran sebaran polutan pada 24 titik sampel di Kota Cilegon. Studi kasus ini dilakukan untuk memahami lebih jauh aplikasi
model pada kondisi tertentu. Analisis model dibuat dalam periode tiga bulanan, hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran sebaran konsentrasi polutan pada
suatu wilayah di Kota Cilegon.
3.3 Data dan Peralatan