Sumber Pencemar Udara TINJAUAN PUSTAKA

bermotor menurut Bapedal 2001 pada Tahun 1999, 2000 dan 2001 secara berurutan adalah 46.562,7 tontahun; 48.482 tontahun; 53.401,9 tontahun. Tasic et.al. 2007 mengimplementasikan sistem monitoring kualitas udara, untuk mengestimasi konsentrasi SO 2 dengan menggunakan TScreen. Hasil model untuk waktu rata-rata 1 jam pada 8 titik sampel menunjukkan adanya hubungan antara tingkat emisi dengan konsentrasi SO 2 . Berkaitan dengan sebaran SO 2 di Kota Cilegon, DLHPE Tahun 2005 melakukan pemantauan udara ambien pada 24 titik sampel. Hasil pemantauan dengan baku mutu 365 μgm 3 , menunjukkan bahwa SO 2 tertinggi terjadi di lokasi depan PENI Desa Gerem Kecamatan Grogol dengan konsentrasi sebesar 15,12 μgm 3 . Selengkapnya disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Konsentrasi SO2 di 24 titik sampel 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 SO2 Lokasi pemnantauan K o n se n tr asi Kelapa Tujuh Kant or Bea Cukai ASDP M erak Pasar M erak Depan PENI Cikuasa Baru Cikuasa Lama Kruwuk Sumur Wuluh Jalan Tol Pabuaran Lor Komp, Arga Baja Pura Polres Palem Hills Perum KS Telkom Warnasari Semangraya Nirmala Optik Pelindo Ramayana PCI Randakari KBSSebrang rel Pengabuan Cilodan

2.3 Sumber Pencemar Udara

Pencemaran udara terjadi akibat dilepaskannya zat pencemar dari berbagai sumber ke udara. Sumber-sumber pencemar udara dapat bersifat alami maupun antropogenik aktivitas manusia. Peraturan Pemeritah PP mengenai pengelolaan udara yang saat ini berlaku di Indonesia yaitu PP No. 411999 mendefinisikan sumber pencemar sebagai setiap usaha danatau kegiatan yang mengeluarkan bahan pencemar ke udara yang menyebabkan udara tidak berfungsi sebagaimana mestinya. PP ini kemudian menggolongkan sumber pencemar atas lima kelompok, yaitu: 1 sumber bergerak, sumber emisi yang bergerak atau tidak tetap pada suatu tempat yang berasal dari kendaraan bermotor; 2 sumber bergerak spesifik, serupa dengan sumber bergerak namun berasal dari kereta api, pesawat terbang, kapal laut dan kendaraan berat lainnya; 3 sumber tidak bergerak, sumber emisi yang tetap pada suatu tempat; 4 sumber tidak bergerak spesifik, serupa dengan sumber tidak bergerak namun berasal dari kebakaran hutan dan pembakaran sampah; dan 5 sumber gangguan, sumber pencemar yang menggunakan media udara atau padat untuk penyebarannya. Sumber ini terdiri dari kebisingan, getaran, dan kebauan. Organisasi Kesehatan Dunia WHO menggolongkan sumber pencemar atas sumber tidak bergerak, sumber bergerak dan sumber dalam ruangan. Di kota- kota Besar di Indonesia, sumber bergerak telah mendominasi emisi pencemar udara. Di Jakarta misalnya, kendaraan bermotor telah menyumbangkan 70 dari pencemar PM 10 dan NOx Tahun 1998. Faktor yang mempengaruhi tingginya pencemaran udara dari kendaraan bermotor adalah pesatnya pertambahan jumlah kendaraan bermotor, rendahnya kualitas bahan bakar minyak dan masih digunakannya jenis bahan bakar minyak mengandung Pb, penggunaan teknologi lama sistem pembakaran pada sebagian besar kendaraan bermotor di Indonesia dan minimnya budaya perawatan kendaraan secara teratur. Sumber pencemar udara dari sumber tidak bergerak terdiri dari industri, rumah tangga, dan kebakaran hutan. Sektor industri merupakan penyumbang pencemaran udara setelah kendaraan bermotor, melalui penggunaan bahan bakar fosil untuk pembangkit tenaga. Penggunaan bahan bakar fosil dan kayu di rumah tangga ikut menyumbang pencemaran udara dari sumber tidak bergerak meskipun tidak sebesar kontribusi pencemaran industri. Kemudian asap pekat dari kebakaran hutan menjadi bahan pencemar udara. Hasil dari proses pembakaran, di dalam asap terkandung campuran gas-gas dan partikel-partikel yang mengancam kesehatan manusia dan menambah jumlah gas rumah kaca di atmosfer. Produksi energi, pengangkutan, konversi serta rumah tangga, industri dan penggunaan kendaraan bermotor, merupakan penyumbang antropogenik utama kepada polusi udara. Bahan-bahan pencemar utama yang penting adalah timbal, partikel halus, karbon monoksida CO, nitrogen oksida NOx, hidrokarbon, sulfur dioksida SO 2 , dan karbon diokida CO 2 . Menurut Novontny dan Chlesters 1981 sumber polusi udara global adalah: a. Emisi dari kota dan industri: pembangkit energi, industri dan domestik; b. Emisi dari pertanian dan hutan: erosi tanah oleh angin, slash burning dari kebakaran hutan, komponen pupuk dan pestisida yang terbawa erosi angin, dekomposisi limbah pertanian dan peternakan; c. Emisi yang terjadi secara alami dalam skala global: tiupan debu dari daerah kering dan gurun, kebakaran hutan, semak dan rumput, letusan gunung berapi, emisi hidrokarbon dari hutan dan aktivitas budidaya hutan, percikan air laut, serta evaporasi dari tubuh air.

2.4 Pencemaran Udara