4.8 Laju Penyebaran SO
2
di Kota Cilegon
Berdasarkan skenario ada sumber, dari empat periode dalam waktu tiga bulanan, di Kecamatan Pulomerak di Desa Suralaya terjadi penurunan konsentrasi. Dari empat
periode analisis konsentrasi SO
2
di Desa Suralaya dari kisaran 6,065 μgm
3
menurun menjadi 5,411
μgm
3
. Sementara itu di Desa Tamansari terjadi kenaikkan dari kisaran 19,586
μgm
3
meningkat menjadi 51,058 μgm
3
. Di Kecamatan Grogol di Desa Gerem, Desa Rawaarum, Desa Grogol, dan Kotasari menunjukkan bahwa: konsentrasi SO
2
di Desa Gerem menurun dari kisaran 13,216
μgm
3
sampai 11,289 μgm
3
; di Rawaarum menurun dari kisaran 12,702
μgm
3
sampai 10,844 μgm
3
; di Desa Grogol menurun dari kisaran 9,925
μgm
3
sampai 8,478 μgm
3
dan di Kotasari menurun dari kisaran 13,825 μgm
3
sampai 11,812 μgm
3
. Di Kecamatan Purwakarta konsentrasi SO
2
di Desa Ramanuju menurun dari kisaran 24,760
μgm
3
sampai 21,139 μgm
3
dan di Kotabumi menurun dari kisaran 9,374
μgm
3
sampai 8,005 μgm
3
. Konsentrasi SO
2
di Kecamatan Citangkil di Desa Warnasari, Desa Citangkil terjadi penurunan. Di Desa Warnasari
menurun dari kisaran 7,002 μgm
3
sampai 5,979 μgm
3
di Desa Citangkil menurun dari kisaran 3,491
μgm
3
sampai 2,983 μgm
3
. Di Kecamatan Ciwandan di Desa Kepuh, Desa Randakari, Desa Tegalratu, dan Desa Gunungsugih konsentrasi SO
2
terjadi fluktuatif dari kisaran 8,395
μgm
3
sampai 3,387 μgm
3
. Di Desa Kepuh konsentrasi SO
2
meningkat dari kisaran 3,274 μgm
3
sampai 4,575 μgm
3
. Di Desa Randakari konsentrasi SO
2
menurun dari kisaran 8,395 μgm
3
sampai 3,907 μgm
3
. Di Desa Tegalratu konsentrasi SO
2
menurun dari kisaran 7,828 μgm
3
sampai 3,387 μgm
3
. Di Desa Gunungsugih konsentrasi SO
2
menurun dari kisaran 7,229 μgm
3
sampai 6,170 μgm
3
. Di Kecamatan Cibeber di Desa Sukmajaya dan Desa Kedaleman konsentrasi SO
2
terjadi penurunan konsentrasi. Di Desa Sukmajaya konsentrasi SO
2
menurun dari kisaran 9,601
μgm
3
sampai 7,168 μgm
3
. Di Desa Kedaleman konsentrasi SO
2
menurun dari kisaran 8,567
μgm
3
sampai 8,051 μgm
3
. Untuk mengestimasi konsentrasi sebaran SO
2
yang menyebar di Kota Cilegon yang diemisikan dari kawasan industri, dilakukan analisis dengan periode tiga bulanan
dengan kecepatan angin rata-rata 2,5 ms dengan arah angin dari Barat ke Timur, selengkapnya ditampilkan pada Gambar 29.
Hasil analisis yang ditampilkan oleh gambar tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara sebaran SO
2
ada sumber skenario 1 dan tidak ada sumber skenario 2. Pada skenario 1 pada tiga bulan pertama degan kecepatan angin
2,5 ms SO
2
menyebar dari Desa Tamansari ke arah Desa Suralaya Kecamatan Pulomerak. Kemudian dari Desa Kotasari Kecamatan Grogol SO
2
menyebar ke arah Desa Kotabumi Kecamatan Purwakarta. Konsentrasi SO
2
berkisar dari 21,843 μgm
3
sampai 24,573 μgm
3
. Pada tiga bulan kedua, ketiga dan ke empat konsentrasi SO
2
terjadi di Kecamatan Pulomerak SO
2
menyebar dari Desa Tamansari ke arah Desa Suralaya. Pada tiga bulan keempat konsentrasi SO
2
berkisar dari 40,228 μgm
3
sampai 45,256
μgm
3
. Pada skenario 2 pada tiga bulan pertama Desa Kotasari Kecamatan Grogol SO
2
menyebar ke arah Desa Kotabumi Kecamatan Purwakarta. Konsentrasi SO
2
berkisar dari 21,842 μgm
3
sampai 24,572 μgm
3
. Kemudian pada tiga bulan kedua, ketiga dan keempat SO
2
menyebar ke arah timur. konsentrasi SO
2
pada setiap periode tiga bulanan terjadi penurunan. Pada tiga bulan keempat konsentrasi SO
2
berkisar dari 20,721
μgm
3
sampai 23,311 μgm
3
. Berdasarkan arah sebaran SO
2
di Kota Cilegon, lokasi yang menunjukkan konsentrasi SO
2
tinggi terjadi di ASDP Merak sebesar 55,75 μgm
3
sedangkan hasil model berada pada kisaran 41,116 – 51,058
μgm
3
. Lokasi ini berada di Desa Tamansari Kecamatan Pulomerak, sedangkan jarak dari kawasan industri UBP Suralaya berkisar 3
km. Kemudian di depan PENI Desar Gerem Kecematan Grogol hasil pengukuran di lokasi tersebut sebesar 41,42
μgm
3
sedangkan hasil model berada pada kisaran 11,289 – 13,216
μgm
3
. Lokasi ini berada di sekitar kawasan KS dan UBP Suralaya. SO
2
menyebar dari Barat ke Timur sesuai arah angin, konsentrasi tertinggi terjadi di Kecamatan Pulomerak di Desa Tamansari. Hasil analisis model dengan
menggunakan software Matlab pola sebaran SO
2
di Kota Cilegon ditampilkan pada Gambar 30. Berdasarkan gambar tersebut, pada tiga bulan pertama tampak bahwa
konsentrasi SO
2
sebarannya masih fluktuatif, hal ini diakibatkan dari nilai konsentrasi pada kondisi awal. Pada tiga bulan kedua konsentrasi SO
2
mulai menyebar, secara grafik pada titik-titik tertentu sudah menurun. Pada tiga bulan ketiga dan keempat pola
sebaran sangat tampak, konsentrasi SO
2
menyebar dari barat ke timur.
103
Sebaran SO
2
pada tiga bulan kesatu Sebaran SO
2
pada tiga bulan kedua
Sebaran SO
2
pada tiga bulan ketiga Sebaran SO
2
pada tiga bulan keempat
Gambar 29.a. Sebaran SO
2
di Kota Cilegon pada tiga bulan pertama sampai keempat dengan kecepatan angin 2,5 ms pada skenario ada sumber
104
Sebaran SO
2
pada tiga bulan pertama Sebaran SO
2
pada tiga bulan kedua
Sebaran SO
2
pada tiga bulan ketiga Sebaran SO
2
pada tiga bulan keempat
Gambar 29.b. Sebaran SO
2
di Kota Cilegon pada tiga bulan pertama sampai keempat dengan kecepatan angin 2,5 ms pada skenario tidak ada sumber
105
2 4
6 8
10 12
14 16
18 5
10 15
20 25
30 5
10 15
20 25
sumbu-x, km Sebaran Konsentrasi SO2 di Kota Cilegon
sumbu-y, km K
o ns
ent ra
s i S
O 2,
ug m
3
Tiga bulan pertama
2 4
6 8
10 12
14 16
18 5
10 15
20 25
30 5
10 15
20 25
30 35
sumbu-x, km Sebaran Konsentrasi SO2 di Kota Cilegon
sumbu-y, km K
o ns
ent ra
s i S
O 2,
ug m
3
Tiga bulan kedua
2 4
6 8
10 12
14 16
18 5
10 15
20 25
30 5
10 15
20 25
30 35
40 45
sumbu-x, km Sebaran Konsentrasi SO2 di Kota Cilegon
sumbu-y, km K
o ns
ent ra
s i S
O 2,
ug m
3
Tiga bulan ketiga
2 4
6 8
10 12
14 16
18 5
10 15
20 25
30 10
20 30
40 50
60
sumbu-x, km Sebaran Konsentrasi SO2 di Kota Cilegon
sumbu-y, km K
o ns
ent ra
s i S
O 2,
ug m
3
Tiga bulan keempat Gambar 30. Pola sebaran SO
2
di Kota Cilegon sesuai arah angin
Sesuai dengan arah penyebaran SO
2
tersebut, maka penduduk di sekitar lokasi ASDP Merak dan depan PENI paling berpeluang untuk mengalami gangguan kesehatan
tersebut. Seperti telah diuraikan pada Bab II Tabel 4, SO
2
menggangu kesehatan manusia dapat menimbulkan penyakit saluran pernafasan, melemahkan pernafasan dan
iritasi mata. Hasil pengukuran SO
2
untuk pengukuran 24 jam di semua lokasi secara kualitatif masih jauh berada di bawah baku mutu yang ditetapkan dalam PP 411999
sebesar 365 μgm
3
. Pola sebaran SO
2
dari kawasan industri dengan menggunakan model prediksi untuk aliran unsteady didukung oleh hasil penelitian Lee et. al. 1998 yang
membangun simulasi komputer untuk memprediksi polutan beracun beracun di sungai Nakdong Korea. Chenevez, Baklanov dan Sorensen 2004 yang membuat model untuk
memprediksi pergerakan polutan. Kemudian Osrodka, Wojtylak dan Krajny 2001 yang mengkaji sebaran polusi udara dari industri dengan prakiraan cuaca secara
numerik.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dalam mengkaji karakteristik udara lokal Kota Cilegon didapat bahwa: suhu udara rata-rata bulanan berkisar dari yang terendah 21
o
C yang terjadi pada bulan Agustus sampai yang tertinggi 34,4
o
C pada bulan April. Suhu tertinggi terjadi pada pukul 13.00 dan yang terendah pada pukul 07.00 waktu setempat.
Arah angin pada bulan Nopember sampai Maret umumnya angin bergerak dari Barat ke Timur. Pada bulan April sampai Oktober umumnya angin bergerak dari
Utara ke Selatan. Kecepatan angin rata-rata tahunan sebesar 2,3 ms. Secara umum musim hujan terjadi dalam bulan Nopember sampai Maret, dan musim
kemarau dari bulan April sampai Oktober. Kemantapan stabilitas atmosfer diperoleh bahwa stabilitas pada pagi, siang, sore dan malam hari mempunyai
variasi antara A sangat tidak stabil sampai E agak stabil, hal ini menunjukkan bahwa kondisi udara di Kota Cilegon berada antara labil mantap sampai agak
stabil, sesuai dengan kriteria kemantapan udara Pasquill. Besarnya kapasitas emisi yang dipancarkan dari setiap kegiatan industri
sangat tergantung pada jenis dan jumlah bahan bakar yang digunakan dalam setiap proses produksi. Umumnya bahan bakar batubara akan memberikan kontribusi
emisi SO
2
dan debu yang lebih besar dibandingkan dengan bahan bakar minyak dan gas bumi. Berdasarkan penerapan model didapat jarak dan besarnya kadar
SO
2
dan debu yang jatuh pada permukaan tanah selain dipengaruhi oleh stabilitas juga akan sangat dipengaruhi oleh besarnya sumber emisi dan ketinggian
cerobong. Tinggi cerobong yang digunakan, berimplikasi pada jarak sebaran polutan yang diemisikan. Emisi SO
2
dan debu di kawasan industri pada berbagai stabilitas atmosfer dianalisis menggunakan model screen3.
Aplikasi model screen3 untuk kawasan industri memiliki kelemahan dan kelebihan dalam menganalisis sebaran polutan. Kelebihan model screen3 dalam
menganalisis sebaran, lebih cepat serta membutuhkan input yang sederhana. Bentuk dan tinggi bangunan, dan posisi cerobong dengan menggunakan model
ini, tidak diperhitungkan. Sementara itu kelemaham aplikasi model screen3 dalam menganalisis sebaran, harus di running pada setiap tinggi cerobong. Jika dalam
107