Evaluasi Model Pengukuran Outer Model

Nurmayanti H, Bambang W Pemodelan Structural Equation M-236 Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa : Untuk uji validitas : Tabel 3.1 Uji validitas Variabel Loadingλ Rata-rata Standart T- Statistik keterangan Sub Sampel error Lingk X2 0.574 0.569 0.127 4.492 Valid dan signifikan X3 0.986 0.968 0.139 7.076 Valid dan signifikan Perilaku X4 0.906 0.876 0.133 6.822 Valid dan signifikan X6 0.684 0.641 0.239 2.854 Valid dan signifikan Pelayanan Kesehatan X7 0.922 0.912 0.058 15.994 Valid dan signifikan X8 0.549 0.5337 0.149 3.667 Valid dan signifikan Derajat Kesehatan Y1 1.000 1.000 0.000 0.000 Valid Sumber : Data Olahan SmartPLS Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai loading dari hubungan variabel indikator X2 dan X3 dengan konstruk lingkungan, hubungan variabel indikator X4 dan X6 dengan konstruk perilaku, hubungan variabel indikator X7 dan X8 dengan konstruk pelayanan kesehatan, hubungan variabel indikator Y1 dengan konstruk derajat kesehatan, masing-masing memiliki nilai loading ≥ 0.5, dan memiliki nilai T-statistik 1.64 pada taraf signifikansi = 0,1. Dengan demikian variabel indikator rumah sehat dan keluarga yang memiliki pengelolaan limbah dapat dikatakan valid untuk mengukur konstruk lingkungan, sedangkan variabel indikator peran aktif masyarakat dalam posyandu dan keluarga miskin GAKIN yang berobat pada tenaga kesehatan dapat dikatakan valid untuk mengukur konstruk perilaku, variabel indikator pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan dan deteksi tumbuh kembang anak balita dapat dikatakan valid untuk mengukur konstruk pelayanan kesehatan, dan variabel indikator Angka Kematian Bayi dapat dikatakan valid untuk mengukur konstruk laten derajat kesehatan. Model yang dapat ditulis adalah sebagai berikut : X2 = 0. 574 Lingkungan + 0.127 X3 = 0.986 Lingkungan + 0.139 X4 = 0.906 Perilaku + 6.822 X6 = 0.684 Perilaku + 2.854 X7 = 0.922 pelayanan kesehatan + 15.994 X8 = 0.549 pelayanan kesehatan + 3.667 Y1 = 1.000 Derkes + 0.000 Gambar 3.3 Diagram jalur persamaan struktural PLS dengan software Smart PLS Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 M-237 Untuk Uji Reliabilitas : Dalam penelitian ini suatu variabel dikatakan cukup reliabilitas bila variabel tersebut mempunyai nilai construc reliality lebih besar dari 0,6. Berikut adalah hasil pengujian reabilitas pada masing-masing variabel laten dengan bantuan software SmartPLS. Tabel 3.2 Pengujian Reliabilitas Berdasarkan hasil tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk variabel laten eksogen Lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan memiliki nilai AVE 0.5 dan ≥ 0.7 begitu juga dengan variabel laten endogen derajat kesehatan memiliki nilai AVE 0.5 dan ≥ 0.7 maka dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator yang digunakan yaitu pada variabel X2, X3, X4, X6, X7, X8, dan Y1 mempunyai reabilitas yang cukup baik atau mampu untuk mengukur konstruknya.

b. Evaluasi Model Struktural Inner Model

Model struktural dapat dievaluasi dengan melihat nilai R 2 pada variabel endogen dan koefisien parameter jalur path coeficient parameter. Berikut hipotesis yang diangkat dalam penelitian ini adalah : H 1 : Lingkungan berpengaruh terhadap derajat kesehatan H 2 : Perilaku berpengaruh terhadap derajat kesehatan H 3 :Pelayanan kesehatan berpengaruh terhadap derajat kesehatan Hasil dari model struktural dapat ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 3.3 Model Struktural Pengaruh hubungan variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogen derajat kesehatan pada tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Koefisien parameter jalur yang diperoleh dari hubungan antara variabel lingkungan dengan derajat kesehaan sebesar -0.213 dengan nilai T-statistik 1.953 1,64 pada taraf signifikansi = 0,1 10 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kondisi lingkungan dengan derajat kesehatan. Nilai negatif pada koefisien parameter artinya adalah semakin baik kondisi lingkungan maka pengukur derajat kesehatan yaitu pada angka kematian bayi AKB akan menurun. 2. Koefisien parameter jalur yang diperoleh dari hubungan antara variabel perilaku dengan derajat kesehaan sebesar -0.098 dengan nilai T-statistik 1.989 1,64 pada taraf signifikansi = 0,1 10 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kondisi perilaku dengan derajat kesehatan. Nilai negatif pada koefisien parameter artinya adalah semakin baik kondisi perilaku maka pengukur derajat kesehatan yaitu pada angka kematian bayi AKB akan menurun. 3. Koefisien parameter jalur yang diperoleh dari hubungan antara variabel pelayanan kesehatan dengan derajat kesehaan sebesar -0.362 dengan nilai T-statistik 3.853 1,64 pada taraf signifikansi = 0,1 10 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Nurmayanti H, Bambang W Pemodelan Structural Equation M-238 pelayanan kesehatan dengan derajat kesehatan. Nilai negatif pada koefisien parameter artinya adalah semakin baik pelayanan kesehatan maka pengukur derajat kesehatan yaitu pada angka kematian bayi AKB akan menurun. Berdasarkan koefisien-koefisien parameter jalur yang diperoleh pada tabel 3.3 maka model persamaan struktural yang terbentuk adalah sebagai berikut : Derajat Kesehatan = - 0.213 Lingkungan - 0.098 Perilaku - 0.362 Pelayanan Kesehatan Tabel 3.4 Nilai R-Square R 2 Variabel Nilai R-Square R 2 Derajat Kesehatan 0.269 Sumber : Data Olahan SmartPLS Dari hasil model persamaan diatas diperoleh nilai R 2 untuk variabel derajat kesehatan sebesar 0.269, yang artinya nilai tersebut mengindikasikan bahwa variasi derajat kesehatan dapat dijelaskan oleh variabel konstruk lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan hanya sebesar 26.9 sedangkan sisanya yaitu sebesar 73.1 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model penelitian. Seperti yang diketahui dalam indikator sehat 2010 faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan tidak hanya variabel konstruk lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Akan tetapi terdapat faktor lain yaitu seperti akses dan mutu pelayanan kesehatan, sumberdaya kesehatan, manajemen kesehatan, dan kontribusi sektor yang terkait. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel konstruk lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan hanya mampu menjelaskan 26.9 sebagai faktor terhadap derajat kesehatan, sedangkan 73.1 nya dijelaskan oleh variabel akses dan mutu pelayanan kesehatan, sumberdaya kesehatan, manajemen kesehatan, dan kontribusi sektor yang terkait. SIMPULAN, SARAN, DAN REKOMENDASI Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Estimasi parameter dari Structural Equation Modeling SEM berbasis varians dengan pendekatan Partial Least Squre PLS  Estimasi bobot yang diperoleh melalui mode A dan mode B Bobot pada mode A diperoleh melalui turunan pertama dari koefisien regresi sederhana dari Z j yaitu = , , sedangkan mode B diperoleh melalui turunan pertama dari vektor koefisien regresi berganda X jh yaitu =  Estimasi jalur yang diperoleh melalui estimasi inner model dan estimasi outer model yaitu diperoleh melalui skema centroid yaitu : = [ ] , skema faktor yaitu : = , dan skema jalur yang merupakan koefisien regresi berganda Y i dari Y j dan .  Estimasi rata-rata yang diperoleh yaitu = ∑ dan estimasi lokasi parameternya adalah konstanta untuk variabel laten endogen dan rata-rata untuk variabel laten eksogen. 2. Sedangkan Model fit dari Structural Equation Modeling SEM berbasis varians dengan pendekatan Partial Least Squre PLS terhadap derajat kesehatan didapatkan sebagai berikut : Model persamaan yang terbentuk yaitu : Derajat Kesehatan = - 0.213 Lingkungan - 0.098 Perilaku - 0.362 Pelayanan Kesehatan  Terdapat pengaruh antara kondisi lingkungan dengan indikator yang berpengaruh yaitu persentase keluarga yang memilki akses air bersih dan persentase keluarga yang memiliki