35 Angket minat belajar sains secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 5.
Untuk mengetahui besarnya minat belajar siswa digunakan notes inventory, Syaiful Bahri Djamarah 2000: 220, menjelaskan bahwa notes inventory
merupakan salah satu alat penilaian aspek tingkah laku. Seperti menilai aspek sikap, minat, perhatian, karakteristik, dan lainnya yang mencakup segi afektif.
Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah 2000: 228, note inventory disusun menggunakan skala dari ujung yang negatif sampai kepada
ujung yang positif sehingga pada skala tersebut penilai tinggal membubuhi tanda cek √ saja. Adapun klasifikasi skor minat belajar siswa dapat dilihat pada tabel 7
di bawah ini. Tabel 7. Klasifikasi Skor Angket Minat Belajar Siswa
Skor X
Kategori Pertanyaan Pernyataan Positif +
Negatif - 5
Sangat Berminat Tidak Berminat
4 Berminat
Kurang Berminat 3
SedangCukup SedangCukup
2 Kurang Berminat
Berminat 1
Tidak Berminat Sangat Berminat
Setelah memperoleh skor hasil minat belajar di atas, peneliti perlu pula mengetahui bagaimana kiat menetapkan kriteria tingkatan skor minat belajar.
Untuk mengetahui tingkatan skor minat belajar siswa digunakan kriteria sebagai berikut Muhibbin Syah, 2013: 221.
Tabel 8. Kriteria Tingkatan Skor Minat Belajar Skor
Aspek Kriteria
5 Sangat baik
86 – 100
4 Baik
71 – 85
3 Cukup
56 – 70
2 Kurang
41 – 55
1 Sangat Rendah
˂ 40
36
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum instrumen digunakan untuk mengumpulkan data, peneliti terlebih dahulu mengadakan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen. Penjelasan
lebih lanjut terkait validitas dan reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut.
1. Validitas
Sugiyono 2012: 363, mengatakan data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya
terjadi pada obyek penelitian. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat Suharsimi Arikunto,
2013: 211. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suharsimi Arikunto 2013: 212
mengatakan untuk memperoleh instrumen yang valid peneliti harus bertindak hati- hati sejak awal penyusunannya. Setelah butir instrumen disusun peneliti
kemudian mengkonsultasikan dengan menggunakan pendapat para ahli expert judgement. Dalam penelitian ini, peneliti mengkonsultasikan instrumen
penelitian pada dosen pembimbing dan guru kelas V SD Negeri 1 Tlogodepok Kebumen sebagai berikut.
a. Observasi
Lembar observasi pada penelitian ini divalidasi oleh 2 ahli yaitu dosen MIPA bapak Suhardi, M.Pd., dan bapak Poniran, S.Pd. selaku guru kelas V SD Negeri 1
Tlogodepok Kebumen.
37 b.
Angket Lembar observasi pada penelitian ini divalidasi oleh 2 ahli yaitu dosen MIPA
bapak Suhardi, M.Pd. dan bapak Poniran, S.Pd. selaku guru kelas V SD Negeri 1 Tlogodepok Kebumen.
Uji validitas dilakukan dengan analisa faktor yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor. Dalam hal ini, bila korelasi tiap
faktor positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan konstruk
yang kuat sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik Sugiyono, 2012: 190.
Peneliti melakukan uji coba di SD Negeri di Mirit dengan jumlah 30 anak. Peneliti memilih SD Negeri di Mirit karena memiliki karakteristik siswa yang
hampir sama berdasarkan rata-rata usia. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, masalah yang ditemui hampir sama dengan SD Negeri 1 Tlogodepok.
Dari 30 item yang telah dibuat, terdapat 20 item yang memiliki koefisien korelasi r
xy
0,3, sehingga item-item pada angket tersebut adalah valid, sedangkan 10 item yang memiliki nilai koefisien r
xy
˂ 0,3 dalam uji coba tersebut dinyatakan tidak valid.
2. Reliabilitas
Instrumen dikatakan reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama
Sugiyono, 2012: 173.