24
halusinasi tersebut, sementara temannya tidak mengalami seperti yang ia rasakan, dia tetap akan berpendapat bawa pengalaman itu adalah sesuatu yang nyata. Dia
juga akan berpendapat bahwa pengalamanya itu hanya dapat dicerap melalui indera “keenam”. Bahwa teman yang bersama dengannya tadi tidak mengalami
hal yang sama, lebih disebabkan karena sang teman tidak memiliki indera keenam. Bila orang yang terhalusinasi itu memiliki dasar kepercayaan tentang
eksistensi makhluk yang dia lihat di dalam halusinasinya itu, maka akan semakin kuatlah keyakinannya terhadap eksitensi dan kemampuan makhluk-mahkluk
tersebut.
b. Pengaruh Tradisi dan Tokoh Panutan.
11
Praktik klenik tumbuh dan berkembang secara tradisonal, diyakini dan dipraktikkan secara turun-temurun karena diyakini, dipraktikan, dan diwariskan
oleh leluhur maka orang cenderung beranggapan bahwa bila tidak ada bukti kebenaran dan tida ada manfaatnya mustahil praktik-praktik klenik itu akan
dipertahankan. Tidak mungkin para leluhur itu bodoh untuk mempercayai dan melaksanakan sesuatu yang tidak ada gunanya, kenyataanya klenik juga banyak
diyakini dan dipraktikkan oleh tokoh-tokoh panutan masyarakat. Tidak mungkin para tokoh itu, seperti para guru, pimpinan agama, tokoh adat, atau pemimpin
masyarakat akan melaksanakan praktik-praktik klenik bila klenik hanyalah omong kosong.
11
Praktik Klenik segala sesuatu yang berhubungan dengan kepercayaan akan hal-hal yang mengandung rahasia dan tidak masuk akal. Wikipedia Bahasa Indonesia, diakses 11 Oktober
2016, pukul 03:05 Wib.
Universitas Sumatera Utara
25
Menurut Abidin 2010, 99-100 terdapat beberapa faktor penyebab mayoritas masyarakat Indonesia mempercayai dukun, yaitu:
1. Akar budaya Indonesia. keyakinan yang dianut masyarakat nusantara
sebelum masuk agama Islam adalah agama Hindu, Budha, Animisme, dan Dinamisme;
2. Mereka tidak berpegang teguh kepada akidah yang benar ditambah
jauhnya mereka dari ilmu agama dan para ulama rabbani; 3.
Kurang sabar dalam menerima ujian kemiskinan, baik yang menimpa para dukun maupun pasiennya;
4. Banyak kalangan bisnisman dan elit politik yang memanfaatkan jasa
dukun dan paranormal untuk kelancaran usaha dan politiknya, sehingga mereka menjadi panutan orang-orang awam untuk mendatangi para dukun
karena ngiler dengan kesuksesan dan keberhasilan mereka. 5.
Jalan pintas untuk mencapai kesuksesan ini dianggap paling mudah dan ringan, apalagi setelah melihat banyak bukti dan beragam cerita dari
orang-orang yang berhasil dalam waktu singkat dengan memanfaatkan jasa paranormal.
1.3 Rumusan Masalah