88
4.2 Benda-Benda Ritual Pengobatan
Benda-benda upacara atau ritual merupakan alat yang sering dipakai atau digunakan dalam hal menjalankan ritual pengobatan. Benda-benda ritual ialah
sebuah benda yang biasanya ikut mendukung untuk jalannya sebuah kegiatan pengobatan. Benda ritual atau upacara biasanya terdiri dari dari alat-alat seperti
wadah untuk tempat sajian, alat kecil seperti sendok, pisau dan sebagainya Koentjaraningrat, 1985 : 201. Dalam upacara atau ritual, sajian alat yang
digunakan sering kali berupa senjata atau benda-benda yang dianggap memiliki nilai yang cukup tinggi. Alat ritual biasanya sangat lazim digunakan di mana-
mana, seperti patung-patung yang mempunyai fungsi sebagai lambang dewa atau ruh nenek moyang yang menjadi tujuan dari upacara atau ritual, selanjutnya alat
ritual lain yang biasa digunakan adalah sebuah topeng, topeng merupakan lambang dewa-dewa dan ruh- ruh nenek moyang yang dipakai dalam upacara-
upacara keagamaan yang berupa tarian atau permainan seni drama, selanjutnya alat yang paling universal banyak dipakai dalam upacara keagamaan adalah alat
berupa bunyi-bunyian, hal ini disebabkan karena suara, nyanyian dan musik merupakan suatu unsur yang amat penting dalam upacara, alat-alatnya seperti
seruling, lonceng, gong dan kelontongan Koentjaraningrat, 1985 : 202. Sama seperti yang dikatakan oleh Koentjaraningrat, pengobatan yang
dilakukan oleh Inang Hotang sebagai datu Batak di Desa Janji Hutanapa, kecamatan
Parlilitan, menggunakan
benda-benda ritual
dalam setiap
pengobatannya.
Universitas Sumatera Utara
89
Foto 6. Benda-benda Yang Digunakan Dalam Pengobatan
Sumber: Dokumen pribadi 2016.
“ ia Nang, semua alat-alat biar bisa berobat harus dipake dalam mengobati orang, apalagi memanggil opung, enggak bisa kalau enggak ada alat-
alatnya. Semua benda yang jadi alat berobat ini ada disini semua, ada yang langsung kita bawa dari Samosir pas penerimaan masuknya roh opung, seperti
lonceng kecil pemanggil bunyi roh opung, tempat kotak tembakau dan batu. Kalau yang lainnya rata-rata ku belinya itu semua, apa lagi sirih buat demban
ini, mana mau opung kalau enggak segar lagi atau udah layu-layu daun nya, bisa
nantik marah opung itu kalau enggak bagus kita buat semuanya” Pak Sitinjak 56 tahun, suami Inang Hotang.
Benda-benda atau alat wajib yang dipakai Inang Hotang setiap mengobati pasien terdiri dari ulos Batak, ulos Batak ini terdiri dari dua buah, yang pertama
digunakan sebagai penutup kepala atau tudung, yang kedua digunakan sebagai penutup kaki atau sarung. Ulos Batak yang dipakai dalam setiap pengobatan
merupakan ulos khusus yang bernama ulos sibolang. Ulos sibolang merupakan ulos yang sangat jarang dipakai dalam acara-acara pesta di dalam Suku Batak
Universitas Sumatera Utara
90
Toba, ulos ini sangat sering digunakan pada acara-acara khusus kematian yang digunakan sebagai tudung penutup kepala bagi keluarga yang anggota
keluarganya meninggal dunia atau yang sering disebut mabalu jandaduda. Selanjutnya, benda lain yang digunakan berupa lonceng kecil berwarna kuning
emas, lonceng ini digunakan sebagai penanda bunyi dan arah ketika roh opung datang, lonceng didapat pada saat Inang Hotang sudah menerima roh opung
masuk di Samosir. Lonceng dibunyikan ketika mantra atau doa pemanggilan roh telah selesai diucapkan oleh Inang Hotang dan suami beliau, sambil menunggu
roh datang dan masuk ke dalam tubuh Inang Hotang lonceng dibunyikan sesekali. Alat wajib yang selanjutnya digunakan Inang Hotang dalam melakukan
pengobatan adalah batu kecil dan
21
cawan, cawan ini berfungsi untuk wadah menampung air yang dicapur bersamaan dengan batu kecil. Batu kecil yang
dipakai berjumlah satu dan berbentuk bulat hampir sempuna berwarna putih perak, yang didapatkan langsung dari Samosir. Selanjutnya, dimasukan bersama
jeruk purut yang dibawa oleh pasien pada saat berobat, wadah ini selain berfungsi menampung air dan semua bahan pengobatan, juga berfungsi untuk melihat
penyakit yang ada pada pasien ketika semua bahan sudah tercampur. Alat lain yang digunakan adalah kotak persegi berwarna kuning emas, kotak ini berfungsi
untuk menyimpan tembakau yang akan digunakan sebagai bahan menyirih. Kotak ini dibeli langsung berdasarkan permintaan dari roh opung sebelum Inang Hotang
bisa mengobati. suami Inang Hotang, Bapak Sitinjak mendapatkan kotak ini
21
Cawan adalah cangkir yang tidak bertelinga atau mangkuk.
Universitas Sumatera Utara
91
langsung dari desa Tara Bintang, Kecamatan Parlilitan. Selain benda-benda tersebut, semua alat yang digunakan dalam proses pengobatan ada yang
menggunakan barang pribadi seperti pisau, piring, sendok, kaleng dan lainnya. Selanjutnya barang lain yang dipakai ada yang dibeli dipasar seperti
22
tandok, sirih, merica, tembakau, kapur, sendok, piring dan lainnya.
4.3 MantraDoa