Analisa Perencanaan Media The Body Shop Indonesia

“Media massa merupakan medium yang efektif untuk melaksanakan strategi komunikasi. Jangkauannya yang luas menjadikannya pilihan terbaik bagi produsen untuk mengenalkan, memberikan informasi, bahkan memperlihatkan kegunaan sebuah brand pada khalayak. Hal ini dikarenakan media massa memiliki ciri khas berkemampuan memikat perhatian khalayak secara serempak simultaneous dan serentak instantaneous.” Effendy, 2000:313 Begitu pentingnya peran media, hingga konsentrasi utama departemen Public Relations The Body Shop adalah menjaga komunikasi tetap intens dan hubungan tetap baik dengan media massa. Bahkan, ada posisi dalam departemen ini yang khusus menangani hubungan dengan media, yaitu Media Relations Specialist. Sebelum menganalisa persepsi media Harper’s Bazaar, Elle, dan Dewi terhadap positioning The Body Shop, penulis hendak menganalisa terlebih dahulu strategi The Body Shop dalam memilih dan merencanakan media yang tepat, untuk mengkomunikasikan mereknya kepada konsumen.

1.1. Analisa Perencanaan Media The Body Shop Indonesia

Pentingnya peran media dalam mensukseskan kegiatan komunikasi pemasaran nampaknya disadari betul oleh The Body Shop Indonesia. Merek ini memanfaatkan media massa, khususnya media cetak dan online untuk menginformasikan segala kegiatan permerekan kepada khalayak. Sedangkan perencanaan media media planning sangat diperlukan bagi suatu merek untuk memilih media yang tepat untuk diajak kerja sama, mengidentifikasi audiens yang spesifik, membangun tujuan dan sasaran, dan lain sebagainya. “Media plans describe the circumstances with which the organization is dealing, lay out goal or objectives, identify key audiences, and specify key messages and media channel.” Lattimore et al, 2009:181 Dalam membangun media relations khususnya media planning, The Body Shop melakukan pemilihan media berdasarkan aspirasi dan positioning masing – masing rangkaian produknya. Selain itu, menurut pengakuan dari pihak informan The Body Shop dan pengamatan penulis, dalam melakukan pemilihan media media planning , The Body Shop paling banyak memanfaatkan majalah kecantikan, fashion, dan gaya hidup. Penulis menemukan beberapa hal yang menjadi konsentrasi utama The Body Shop Indonesia dalam melakukan perencanaan media media planning, antara lain : a. The Body Shop Memaksimalkan Media Coverage Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dalam manajemen The Body Shop Indonesia, departemen yang bertanggung jawab dalam menjembatani merek ini dengan pihak media adalah Public Relations. Departemen ini dituntut untuk dapat memaksimalkan media coverage The Body Shop di dalam majalah – majalah tersebut, mengingat merek ini sangat jarang beriklan dan memiliki anggaran untuk promosi yang terbatas. Dari sinilah penulis mampu melihat keberhasilan PR The Body Shop dalam menghasilkan coverage dalam jumlah yang menggembirakan di majalah – majalah gaya hidup dan kecantikan, seperti Harper’s Bazaar, Cosmopolitan, Menshealth, Chic, Femina, Dewi, Elle, Herworld, dan lain sebagainya. Media coverage atau press coverage adalah apa yang media katakan diskusikan mengenai suatu hal merek, kegiatan, tokoh, peristiwa, dll yang dilihat dari berbagai aspek, seperti informasi, inovasi, kisah sukses, sejarah, manfaat, dan lain sebagainya www.wikipedia.org , diakses pada 16112009. Dari coverage ulasan inilah nampak sikap dan persepsi media terhadap suatu merek dimana di dalamnya terkandung rekomendasi bagi pembaca untuk mencoba atau lebih mengenal. Media coverage atau yang juga sering disebut dengan publisitas dalam suatu majalah, mengandung efek positif yang luar biasa bagi merek yang diulas oleh majalah tersebut. Karena berisi rekomendasi bahkan legitimasi terhadap suatu hal merek, event, tokoh, dll dari pihak majalah, media coverage cenderung mendapat porsi perhatian lebih dari pembaca majalah, dibandingkan dengan iklan yang hanya dianggap sebagai terpaan. “When the media publish or broadcast information supplied by organizations in news columns or within a news broadcast, that information seems to convey a sense of legitimacy that the organization may not get from paid advertising.” Lattimore et al, 2009:172 Patut diakui bahwa media coverage banyak memberi keuntungan bagi The Body Shop. Selain dianggap lebih efektif dalam menyampaikan pesan, The Body Shop pun tidak perlu merogoh kocek yang sangat dalam layaknya yang biasa terjadi dalam pemanfaatan iklan. “Getting your organizations’s news and information printed or aired in the mass media has been the traditional means of gaining support for business, non profit organizations, and government agencies. The media provide a relatively economical and effective method for communicating with large and dispersed publics.” Lattimore et al, 2009:172 Dua keuntungan dari banyaknya media coverage tersebut – legitimasi The Body Shop di mata publik dan tidak perlunya merogoh kocek terlalu dalam seperti halnya iklan – berimplikasi sangat besar bagi pembangunan merek The Body Shop hingga sebesar sekarang, khususnya di mata publik Indonesia. b. The Body Shop Memaksimalkan Berbagai Tools Untuk Mendapatkan Coverage Dalam usahanya untuk mendapatkan coverage di dalam suatu majalah, sebuah merek harus menyampaikan pesan tertentu yang berkaitan dengan segala aktivitas maupun keunggulan mereknya. Media coverage merupakan wewenang penuh dari pihak editor, sehingga produsen tidak memiliki kontrol pada apa yang akan editor tulis mengenai merek tersebut, atau biasa disebut dengan uncontrolled media. “The use of uncontrolled media involves the communication of news about the client or organization to the mass media and to specialized media outlets. Specifically, the decision-making editors of these outlets become the target audiences for uncontrolled media. The objective of this form of communication is favourable news coverage of the client’s action or events.” Hendrix, 2001:30 Hendrix menambahkan, ada beberapa bentuk tools yang biasa dimanfaatkan para pemasar dan praktisi PR untuk mendapatkan media coverage. Beberapa diantaranya adalah ; news release , feature stories, photograph with captions, news conference , media kit paper or CD-Rom format, interviews, informing and influencing editorreportercolumnist , business feature article , product publicity, pictorial publicity, letters to the editor . Hendrix, 2001:33 Dari beberapa contoh yang diberikan Jerry A. Hendrix di atas, penulis melihat bahwa The Body Shop telah melakukan hampir semua aktivitas yang disebutkan Hendrix, dalam rangka mendapatkan media coverage sebanyak mungkin di majalah yang mereka sasar. Penulis pun memaklumi bahwa The Body Shop memang jarang menggunakan media televisi untuk melakukan aktivitas permerekan dan PR nya, karena jangkauan televisi yang terlalu luas dan kurang memiliki target audiens yang spesifik. Beberapa contoh tools yang sering digunakan The Body Shop Indonesia untuk berkomunikasi dengan media terlampir. c. The Body Shop Jeli Dalam Pemilihan Media Pada bagian sebelumnya, telah dijelaskan bahwa media relations yang kuat, memberikan kontribusi besar bagi banyaknya media coverage publikasi yang didapat The Body Shop. Namun demikian, pemilihan media yang tepat untuk mendapatkan suatu coverage pun wajib dilakukan. Perlu diingat, dalam mempublikasikan suatu merek, seorang editor pasti akan mempertimbangkan kesesuaian aspirasi dan image merek dengan majalah tersebut. Kalau tidak memenuhi ekspektasi majalah, harapan untuk mendapatkan media coverage pun akan nihil, yang berarti aktivitas departemen Public Relations tidak efektif dan terarah. Padahal, usaha yang telah dilakukan untuk mendapatkan media coverage pun juga tidak sedikit, mulai dari waktu, biaya, dan tenaga. Untuk menyiasati kegagalan mendapatkan coverage publikasi, seorang pemasar sudah seharusnya melakukan pemilihan media. Begitu pentingnya pemilihan media dilakukan, untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan oleh suatu merek dapat diterima oleh media yang tepat dan disampaikan pada khalayak yang tepat pula. “Pemilihan media juga harus selektif dan efektif. Sifat media yang akan digunakan untuk menyusun strategi komunikasi harus benar – benar mendapat perhatian, karena erat sekali kaitannya dengan khalayak yang akan diterpa.” Effendi, 2000:313 c.i. Produk Menengah The Body Shop Diarahkan Pada Majalah Kelas Menengah Penulis melihat kejelian departemen Public Relations dan Marketing The Body Shop dalam melakukan pemilihan media yang tepat. Sebagai merek masstige, dimana rangkaian produknya terdiri dari produk kelas menengah dan menengah ke atas, The Body Shop pun memilih media yang sesuai dengan aspirasi masing – masing produk. Berdasarkan keterangan informan internal, The Body Shop dalam melakukan strategi komunikasi untuk produk – produk kelas menengah seperti rangkaian bath body, fragrance, dan make up cenderung diarahkan pada majalah kelas menengah, seperti Femina, Cleo, Cosmopolitan, Menshealth, Girlfriend, Seventeen, dll. Walaupun tidak menutup kemungkinan untuk juga diarahkan pada majalah premium, tergantung dari spesifikasi dan target konsumen produk tersebut. Efektivitas pemilihan media ini didasarkan pada harga dan aspirasi masing-masing produk, untuk disesuaikan dengan pembaca majalah – majalah tersebut. Sebagai contoh adalah betapa seringnya rangkaian produk bath body mendapatkan coverage di majalah Femina. Rangkaian bath body yang ditujukan untuk memenuhi aspirasi kelas menengah, mendapatkan apresiasi yang tinggi karena sesuai dengan aspirasi Femina. c.ii. Produk Menengah Keatas The Body Shop diarahkan Pada Majalah Premium Apabila produk yang ditujukan untuk kalangan menengah diarahkan pada majalah menengah pula, beda halnya dengan produk yang ditujukan untuk kelas menengah ke atas, seperti wellbeing , skin care, dan spa. Produk menengah keatas akan diarahkan ke majalah yang lebih premium, seperti Harper’s Bazaar, Elle, dan Dewi. Sebagai contoh adalah seringnya rangkaian produk spa atau wellbeing mendapatkan coverage di majalah Elle maupun Dewi, bahkan Harper’s Bazaar pun beberapa kali menampilkannya walaupun tidak sesering Elle dan Dewi. Di sisi lain, rangkaian bath body kurang mendapat sambutan positif dari majalah premium, karena kurang sesuainya rangkaian produk tersebut dengan aspirasi mereka.

1.2. Persepsi Majalah Premium

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sikap Konsumen Tentang Penerapan Program Corporate Social Reponsibility (CSR) Terhadap Brand Loyalty The Body Shop Pada Pegawai PT. Indosat Cabang Medan

1 30 64

Positioning Brand Dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Positioning Brand AXE Apollo di RCTI Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

1 57 138

Pengaruh Promosi dan Potongan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Merek The Body Shop Outlet Sun Plaza Medan

8 63 117

Evaluasi Product Positioning Isuzu Panther dengan Menggunakan Persepsi Konsumen di Kabupaten Jember

0 3 67

Analisis Pengaruh Produk, Harga, Distribusi, dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian The Celup Sariwangi (Studi Kasus Pada Konsumen Rumah Tangga

3 79 129

Pengaruh Green Product dan Green Advertising Terhadap Keputusan Pembelian (Survei Pada The Body Shop Cabang Bandung Indah Plaza)

0 3 1

Pengaruh Pelaksanaan Konsep Pemasaran Hijau Dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Di The Body Shop Cabang Bandung Indah Plaza

3 40 142

Analisis Faktor Brand Awareness, Brand Exposure, Customer Engagement, Dan Electronic Word-of-Mouth Dalam Pemasaran Melalui Media Sosial Pada The Body Shop Indonesia

1 6 10

Pengaruh Brand Image dan Product Knowledge terhadap Purchase Intention dengan Green Price sebagai Moderating Variabel pada Produk the Body Shop di Surabaya

0 1 11

Pengaruh Brand Image dan Product Knowledge terhadap Purchase Intention dengan Green Price sebagai Moderating Variabel pada Produk the Body Shop di Surabaya

0 1 172