74 positif terhadap sesuatu yang tidak diinginkan, dan dengan memberikan
bimbingan yang dapat mencegah kasus kehamilan remaja diluar nikah tejadi, terutama pada siswa siswinya.
Permasalahan kehamilan yang terjadi pada remaja saat ini banyak ditemui bahwa remaja tersebut adalah anak sekolah. Maka dari itu, tidak
hanya keluarga yang berperan dan bertanggungjawab akan perkembangan anaknya, namun sekolahan juga memiliki peran yang sama penting dalam
permasalahan ini. Seperti pendapat Holt Priyanto dan Erman Anti, 1994:28, yang mengatakan bahwa sejelek-jeleknya tampang sekolah yang dapat kita
lihat, sekolah tetap merupakan sarana yang dapat berarti amat besar dalam penyelenggaraan pendidikan. Meskipun disana-sini sekolah mungkin
merupakan tempat yang kurang menguntungkan bagi anak-anak, remaja dan pemuda, namun sekolah tidak boleh gagal menjalankan misinya.
G. Penelitian Relevan
1. Nia Novanti, dkk. 2013. “Pola Asuh Orangtua Dengan Kejadian
Kehamilan Diluar Nikah Pada Remaja Di Kecamatan Randudongkal Tahun 2013”
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 responden paling banyak remaja yang tidak mengalami kehamilan diluar nikah yaitu
sebanyak 54 54, sedangkan yang mengalami kehamilan diluar nikah yaitu 46 46. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian
besar remaja di Kecamatan Randudongkal tidak mengalami kehamilan diluar nikah hal ini mencerminkan adanya lingkungan pergaulan
remaja yang baik, disini remaja lebih banyak memanfaatkan waktu
75 luangnya dengan melakukan hal-hal yang positif seperti mengikuti
perkumpulan remaja karangtaruna, membaca buku, dan sekedar membantu pekerjaan orangtua dirumah. Selain itu faktor pola asuh
juga mempengaruhi terjadinya kehamilan diluar nikah. Dari 100 responden, yang mempunyai pola asuh orang tua permisif paling
banyak mengalami kehamilan diluar nikah yaitu sebanyak 32 responden 78,05, yang mempunyai pola asuh orangtua demokratis
paling banyak tidak mengalami kehamilan diluar nikah yaitu sebanyak 43 responden 87,76, dan yang mempunyai pola asuh otoriter paling
banyak mengalami kehamilan diluar nikah sebanyak 8 responden 80. Dapat disimpulkan bahwa orang tua dengan pola asuh permisif
paling banyak mempunyai remaja yang mengalami kehamilan diluar nikah, hal ini dikarenakan anak tidak diberikan pengawasan sehingga
ia merasa bebas melakukan perbuatan apapun sekalipun itu tidak baik. Pada remaja yang mempunyai pola asuh orangtua permisif kebanyakan
dari mereka mempunyai orang tua yang terlalu sibuk bekerja, sehingga perhatian kepada anak dirasa kurang.
2. Latifah Husaeni, “Depresi Pada Remaja Putri Yang Hamil Di Luar Nikah”
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, gejala depresi yang terjadi pada remaja putri yang hamil di luar nikah adalah
seperti emosional yang meliputi; perasaan terpuruk, sedih, menangis, dan cemas, motivasi meliputi; motivasi menurun dan aktivitas sosial
menurun, perilaku motorik meliputi; pola tidur terganggu, selera makan menurun, berat badan menurun, perubahan kognitif meliputi;
kesulitan berkonsentrasi, berpikir negatif mengenai diri sendiri, dan sosial meliputi; interaksi dengan rekan di sekolah dan aktivitas sosial
menurun Tingkat depresi yang terjadi pada subjek berdasarkan Beck Depression Inventory adalah depresi berat.
3. Min Juli Kusuma Wati, “Identifikasi Penyesuaian Sosial Remaja Yang
Menikah Akibat Hamil Di Luar Nikah Di Kecamatan Jetis ”
Hasil penelitian menunjukkan latar belakang subjek melakukan hubungan seksual di luar nikah karena melakukan aktifitas yang
merangsang hawa napsu, terpengaruh video atau gambar porno, lemahnya iman, dan ada kesempatan untuk melakukan hubungan
seksual. Dampak psikologis berupa perasaan malu, rendah diri, takut, panik, bersalah, dan berdosa, serta perasaan menyesal. Dampak sosial
berupa, penerimaan tetangga, sikap biasa, dan ada gunjingan.
76 Penampilan dan cara bicara subjek sopan, tapi ada salah satu subjek
yang kurang sopan. Subjek RB dan SN dapat menyesuaikan diri dengan baik, sedangkan DP memiliki masalah dalam menyesuaikan
diri. Ketiga subjek merasa puas pada dirinya sendiri.
4. Redna Drajat Haningrum, dkk. 2014. Resiliensi pada Remaja yang Hamil
di Luar Nikah Hasil penelitian menggambarkan adanya berbagai permasalahan
sebagai konsekuensi kehamilan di luar nikah seperti permasalahan psikologis, fisik, sosial, ekonomi, pendidikan, keluarga, dll. Selain itu,
kedua subjek juga harus menghadapi adanya permasalahan berbeda lainnya yang menyertai permasalahan kehamilan di luar nikah.
Penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan dalam aspek resiliensi internal yang dimiliki kedua subjek meliputi spiritual, kognisi, emosi,
perilaku dan fisik. Kedua subjek dinilai mampu bertahan dan bangkit kembali serta mengfungsikan kembali aspek-aspek internal namun
hasil keluaran yang ditunjukkan kedua subjek berbeda, setelah adanya disrupsi subjek pertama berintegrasi dan berada pada posisi
homeostatis, keadaan yang sama sebelum kehamilan. Subjek kedua menunjukkan adanya reintegrasi yang baik setelah periode disrupsi
namun melakukan penyesuaian berisiko yang kurang normatif sehingga berada pada posisi maladaptif.Dalam proses resiliensi,
dukungan sosial memiliki pengaruh positif, dukungan yang paling berpengaruh bagi subjek pertama adalah suami, keluarga, tetangga dan
teman-teman sedangkan dukungan yang paling berpengaruh bagi subjek kedua adalah keluarga dan teman-teman. Kehadiran faktor
risiko dan faktor protektif juga mempengaruhi perkembangan resiliensi pada masing-masing subjek.Faktor protektif mengarah ke hasil yang
baik
sedangkan faktor
risiko mengarah
ke hasil
yang bermasalah.Faktor protektif dan risiko yang dimiliki kedua subjek
menunjukkan adanya beberapa perbedaan
H. Pertanyaan Penelitian