55 jarang adalah sikap-sikap yang emosional dan tidak mau menerima
pendapat orang lain.
d. Perkembangan Moral
Moral merupakan suatu hal yang penting bagi seseorang. Moral yang dimiliki seseorang dibentuk oleh kebiasaan yang ada
dilingkungannya. Pembentukan moral pada seseorang tidak dapat disepelekan, karena moral salah satu bagian penting bagi seseorang
untuk menjalani hidup yang baik. Menurut Andi Mappriare 1982:68, moral sebagai standar
yang muncul dari agama dan lingkungan sosial remaja, memberikan konsep-konsep yang baik dan buruk, patut dan tak patut, layak dan tak
layak secara mutlak. Pada satu pihak, remaja tidak begitu saja menerima konsep-konsep yang dimaksud, tetapi dipertentangkannya
dengan citra diri dan struktur kognitif yang dimilikinya. Sehubungan dengan struktur kognitif, remaja menilai moral dengan kecenderungan
praktis. Remaja mengaggap bahwa yang benar ialah kesesuaian antara ideal dengan praktiknya. Moral dan nilai yang tidak sesuai dengan
kehidupan sehari-hari dalam pelaksanaannya, kurang memiliki daya mengikat bagi remaja awal. Lebih dari itu, kecurangan-kecurangan
ketidakadilan yang dilihat sehari-hari menimbulkan konflik dalam dirinya. Konflik yang kuat tidak jarang mendatangkan keresahan bagi
56 remaja awal, dan mereka sering menyalahkan pemimpin sebagai orang
yang dianggap bertanggungjawab. Selain itu, menurut Syamsu Yusuf 2009:199, melalui
pengalaman atau berinteraksi sosial dengan lingkungan sekitar, tingkat moralitas remaja sudah lebih matang dibanding dengan usia anak-
anak. Remaja sudah mengenal nilai-nilai moral dan konsep moralitas seperti kejujuran, keadilan, kesopanan, dan kedisiplinan.
Menurut Piaget John W. Santrock, 2007:302, usia remaja perkembangan moralitasnya disebut sebagai moralitas otonom.
Moralitas otonom adalah tahap kedua dari perkembangan moral dalam teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih besar
sekitar 10 tahun keatas. Anak menjadi menyadari aturan-aturan dan hukum yang diciptakan oleh orang, dan bahwa dalam memutuskan
suatu tindakan, seseorang seharusnya mempertimbangkan intensi aktor maupun konsekuensinya.
Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan moral seseorang pada masa remaja berawal dari
interaksi yang dilakukannya dengan lingkungan, pada masa ini remaja sudah mulai mengenal nilai-nilai moral dan konsep moralitas yang
menjadikan dia sadar akan aturan dan hukum yang berlaku di lingkungannnya.
57
e. Perkembangan Sosial