Penyesuaian Diri Remaja Hamil Diluar Nikah

233 sering mendengar ada pembicaraan tentang dirinya yang dilebih-lebihkan. Kebanyakan para tetangga WT dan SI merasa kaget karena kejadian yang terjadi pada subyek.

2. Penyesuaian Diri Remaja Hamil Diluar Nikah

Penyesuaian diri yang dimaksud adalah bagaimana subyek dapat menyesuaikan diri dengan kondisinya saat ini, dapat mengatasi segala permasalahan yang dihadapi. Yang dibahas dalam penyesuaian diri disini meliputi perasaan subyek saat mengetahui kehamilannya, sikap yang diambil setelah mengetahui kehamilannya, keinginan untuk keberlangsungan hidup berikutnya, dan dukungan yang menguatkan subyek untuk dapat bertahan sampai saat ini. Dari beberapa pembahasan tersebut, dapat kita ketahui apakah subyek sudah dapat menerima dan menyesuaikan dirinya dengan keadaan dirinya saat ini. Saat petama kali mengetahui bahwa dirinya hamil, ketiga subyek merasa kacau, malu dengan tetangga dan teman-temannya, serta takut akan apa yang sudah terjadi dengan dirinya. Takut akan apa yang akan terjadi jika semua orang mengetahui, apa yang akan terjadi jika sudah melahirkan nanti, dan sebagainya. Selain itu, AU dan SI merasa menyesal akan apa yang telah dilakukannya dan bingung harus bagaimana, bingung harus melakukan apa, dapat dikatakan ketiga subyek merasa cemas akan kondsinya saat ini. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dipaparkan oleh Hulock dan Schneiders yang dikutip oleh Zakiyah Darajat 1990:24 234 mengenai faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri seseorang, yaitu frustasi atau tekanan, konflik atau petentangan batin, dan kecemasan atau anxiety. Berbeda dengan AU dan SI, WT merasa kaget akan kehamilannya, kenapa hal ini bisa terjadi pada WT, dan sejak itu, sebelum ada orang yang mengetahui kehamilannya, hidup WT jadi berantakan dan tidak ada arah akan kemana dan bagaimana. Sebagaimana pendapat yang disampaikan oleh Hurlock 1980:207-209 tentang salah satu ciri-ciri remaja, yaitu masa remaja sebagai usia bermasalah, setiap periode mempunyai pemasalahan, namun masalah yang dihadapi pada masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi. Setelah mengetahui kehamilannya, ketiga subyek sempat memiliki pemikiran untuk menggugurkan kandungannya. Berbeda dengan AU dan SI yang hanya sebatas memikirkan saja, WT sudah pernah mencoba untuk menggugurkan kandungannya, yaitu dengan memakan nanas muda dan meminum pelancar datang bulan. Karena SI sudah tidak melanjutkan sekolah sejak lulus Sekolah Dasar, maka SI tidak memiliki masalah dengan pendidikannya. Sedangkan WT dan AU yang masih mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Pertama bermasalah dengan hal tersebut. Berbeda dengan WT yang dikeluarkan oleh pihak sekolah karena kehamilannya, AU memilih untuk mengundurkan diri dari sekolah dengan alasan pindah sekolah, namun hal itu sebenarnya hanya untuk menghindari gunjingan dari anak-anak disekolahnya. AU dan WT merasa 235 bahwa mereka sudah bersikap seperti biasanya, namun tidak dengan SI yang saat ini hanya menghabiskan waktunya di dalam rumah dan tidak pernah memberi tahu pada siapapun jika dia merasa sakit, mual, dan sebagainya. Apa yang dilakukan SI dapat dikatakan bahwa SI belum bisa bangkit kembali atas apa yang terjadi pada dirinya. Hal ini juga disampaikan oleh Schneiders 1964:51 tentang salah satu ciri-ciri individu yang ppenyesuaian dirinya terhambat, yaitu dimana individu mengalami kesulitan untuk bangkit kembali setelah mengalami masalah yang berat. Ketiga subyek telah menerima dan mempertahankan kehamilannya, dan juga memiliki keinginan untuk kehidupan berikutnya yaitu dapat menjaga dan merawat anaknya sendiri. Berbeda dengan SI yang sudah tidak mau kembali ke dunia pendidikan dan hanya ingin fokus pada kehamilannya, AU memiliki keinginan untuk melanjutkan sekolah, namun AU juga tidak mau merepotkan orang tuanya lagi, jika AU kembali sekolah, maka anaknya pasti dirawat oleh orang tuanya. Apa yang dirasakan oleh AU mengenai kebimbangannya, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri seseorang yang dipaparkan oleh Hurlock dan Schneiders dalam Zakiyah Darajat 1990:24 yaitu konflik atau pertentangan batin, dimana dua macam dorongan atau lebih yang bertentangan satu sama lain dan tidak mungkin dipenuhi dalam satu waktu yang sama. Berbeda dengan AU dan SI, WT belum memiliki 236 pemikiran apapun untuk keberlangsungan hidupnya, saat ini WT hanya mengkhawatirkan masa depannya, karena WT juga tidak bisa menyelesaikan pendidikannya, dan sudah akan menjadi seorang ibu yang belum memiliki bekal apapun. Dibelakang ketiga subyek yang dapat menjalani hidupnya sampai saat ini, pasti ada dukungan dari orang-orang terdekat yang selalu menguatkan dan memberikan dukungan pada subyek. Ketiga subyek mendapat dukungan dan penguatan dari orang tua mereka dan juga dari teman dekat mereka. Selain dari orang tua dan teman dekat, AU dan SI juga mendapat dukungan dari pacarnya yang meski sampai saat ini mereka belum juga menikahi subyek, baru sebatas janji belaka. AU juga mendapat dukungan dari janin yang dikandungnya. AU merasa bahwa calon anaknya sudah memberikan kekuatan tersendiri bagi AU.

3. Penyesuaian Sosial Remaja Hamil Diluar Nikah

Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 10 281

PENERIMAAN DIRI REMAJA HAMIL PRA NIKAH : Studi Kasus pada 2 Remaja Hamil Pra Nikah Di Kota Bandung.

26 102 30

PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH : Studi Kasus pada Dua Remaja yang Hamil Di Luar Nikah di Kota Bandung.

0 4 35

ARTIKEL ADAPANYA: Hamil Diluar Nikah Tren Atau Aib (Ebook) Hamil diluar nikah

0 3 104

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 0 15

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 0 2

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 0 11

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 0 22

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 0 2

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 2 99