228 kaget akan apa yang terjadi pada WT. WT sudah merasa
bahwa dirinya menjadi bahan pembicaraan para tetangga, karena menurut WT bahwa tetangga tidak mungkin hanya
akan diam ketika dihadapkan pada permasalahan yang dihadapi WT.
4. Display Data
Data-data yang telah direduksi di atas akan dibentuk dalam display data yang terdapat pada halaman 288-296.
B. Pembahasan
1. Latar Belakang Remaja Hamil Diluar Nikah
Peneliti mendapat data yang dari ketiga subyek tentang pergaulan remaja dan gaya pacarannya, akibat dari pergaulan dan gaya pacaran
remaja, peranan keluarga, teman, dan masyarakat terhadap kehidupan subyek. Ketiga subyek sudah berpacaran lebih dari 1x sejak Sekolah
Menengah Pertama kecuali SI, yaitu sejak Sekolah Dasar. Gaya pacaran yang dilakukan oleh ketiga subyek awalnya hanya sebatas makan dan
jalan berdua, namun berjalannya waktu karena merasa nyaman dan sangat menyayangi pacarnya, mereka akhirnya melakukan hubungan seksual. SI
dan WT melakukan hubungan seks hanya dengan pacarnya yang terakhir saja. Berbeda dengan keduanya, AU melakukan hubungan seks tidak
229 hanya dengan pacarnya saja, namun juga dengan orang lain yang dia sebut
sebagai “om”. AU melakukan hubungan seks dengan “om” nya karena dari berhubungan dengan “om” nya, keinginan AU dapat terpenuhi dan
AU dapat bergaya sama seperti teman-temannya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dipaparkan oleh Dwi Rukma Santi 2013
mengenai salah satu faktor penyebab kehamilan pada remaja adalah karena gaya hidup dan peilaku seks yang bebas mempercepat peningkatan
kejadian kehamilan pada remaja. Ketiga subyek mengakui bahwa mereka pernah melakukan hubungan seks dengan pasangannya dirumahnya.
Berbeda dengan AU yang mendapatkan uang dari “om” nya, meskipun sudah berpacaran selama 3 tahun dan sudah 2 tahun melakukan hubungan
seks, SI hanya mendapat janji-janji dari pasangannya. Gaya pacaran yang kurang sehat, tidak terlepas dari dampak atau
akibat yang dterima oleh pelaku. Ketiga subyek mengakui bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang salah, dan meeka juga sudah menerima
akibat yang sama yaitu hamil diluar nikah. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa subyek dapat menyesuaikan dirinya dengan baik, karena menurut
Schneiders 1964:89, salah satu aspek penyesuaian diri yang baik adalah ketika seseorang mampu bersikap realistis dan obyektif, yaitu penyesuaian
yang normal seecara konsisten berhubungan dengan sikap realistis dan obyektif yang bersumber pada pemikiran yang rasional, kemampuan
menilai situasi, masalah, dan keterbatasan individu sesuai dengan
230 kenyataan sebenarnya. Ketiganya juga merasakan gejala kehamilan seperti
sering muntah, mual, dan terlambat datang bulan. Berbeda dengan yang lain, WT tidak terlalu mengkhawatirkan akan kehamilan dan
kehidupannya. AU sendiri merasa malu akan kondisinya saat ini, sedangkan
SI merasa
takut menghadapi
kehamilannya dan
mengkhawatirkan saat-saat melahirkannya. Hal tersebut dapat dikatakan sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Romana Tari 2015
tentang dampak kehamilan pranikah pada remaja, yaitu emaja yang hamil diluar nikah menghadapi berbagai masalah tekanan psikologis, yaitu
ketakutan, kecewa, menyesal, dan rendah diri. Peran keluarga sangat penting untuk tumbuh kembang anak, apalagi
dimasa remaja. Dalam peneltian ini, peneliti juga mengangkat pembahasan tentang peran keluarga, dengan maksud untuk mengetahui
kondisi keluarga masing-masing subyek, baik kesehariannya maupun saat ini setelah mengetahui subyek hamil. Berbeda dengan kedua orang tua SI
dan WT yang sudah bercerai, kedua orang tua AU masih bersama. Namun kedua orang tua AU sama-sama bekerja dan jarang memiliki waktu untuk
dirumah. Karena hal tersebut, AU juga kurang mendapat perhatian dari kedua orang tuanya. Sedangkan SI, sejak kecil sudah tinggal dan diasuh
oleh neneknya. SI kurang memiliki kedekatan dengan kedua orang tuanya, apalagi semenjak kedua orang tuanya bercerai dan SI tetap tinggal
bersama nenek dari keluarga ibunya. AU dan SI sama-sama mendapat
231 kebebasan yang tidak memiliki batasan, kebebasan untuk pergi dimalam
hari, pergi bersama teman laki-laki, atau pergaulan yang bebas. AU dan SI salah memanfaatkan kebebasan yang diberikan oleh orang tuanya. Dari
kebebasan itulah AU dan SI akhirnya terjermus kedalam pergaulan yang salah dan keadaan mereka saat ini adalah buah dari perbuatannya sendiri.
Berbeda dengan AU dan SI, meski WT lebih banyak memiliki waktu yang bebas, WT tidak menggunakan waktu itu untuk pergi keluar rumah. Meski
WT memilih tinggal bersama ayahnya karena memang lebih memiliki kedekatan dengan ayahnya, namun WT juga kurang mndapat perhatian
dan waktu dari ayahnya. WT merasa sendiri dan kesepian, namun kehadiran pacar subyek membuat subyek merasa bahagia dan nyaman, hal
ini membuat subyek kalut dan menerima kondisinya saat ini yang tengah hamil. Melihat kondisi keluarga ketiga subyek, masih belum bisa
dipastikan apakah subyek akan bisa menyesuaikan dirinya dengan baik atau tidak, karena menurut Hurlock 1997:98, faktor yang mempengaruhi
keberhasilan individu dalam menyesuaikan dirinya adalah tergantung dimana individu itu dibesarkan, model yang diperoleh individu dirumah,
terutama dari orang tuanya. Selain peran keluarga, peranan teman sebaya juga sangat memiliki
pengaruh yang cukup besar bagi pergaulan seseorang. Dalam penelitian ini, ketiga subyek masih memiliki teman dekat yang masih setia
menemani dan memberikan dukungan pada subyek meski sudah
232 mengetahui kondisi subyek. Berbeda dengan AU dan WT yang awalnnya
menyembunyikan kehamilannya pada sahabatnya, justru sahabat SI adalah orang pertama yang mengetahui kehamilan SI. Sejak kecil, SI sudah
terbiasa menceritakan permasalahannya pada sahabatnya, termasuk saat SI melakukan hubungan seks bahkan sampai hamil. Hal ini sesuai dengan
pendapat Santrock 2008:222 yang menyampaikan bahwa secara sosial hubungan remaja dengan orang tuanya mulai berpindah ke teman sebaya.
Hubungan interpersonal dengan peer-group menjadi intensif karena penerimaan oleh teman sebaya menjadi penting bagi remaja. Teman
sebaya merupakan tempat berbagi perasaan dan pengalamannya yang menjadi bagian dari proses pembentukan identitas diri. Sahabat SI sudah
sering memberitahu pada SI bahwa apa yang dilakukan SI dengan pacarnya adalah hal yang salah, namun SI tetap melanjutkan hubungan itu.
Peranan keluarga, peranan teman sebaya, dan satu lagi yang sama- sama memilki andil dalam kehidupan subyek adalah peran masyarakat
atau tetangga. Setiap tetangga memiliki pemikirannya masing-masing. Ada yang memandang negatif dan masih ada yang memberikan semangat
pada subyek. Berbeda dengan AU dan WT yang cuek menanggapi tenggapan dari para tetangga, SI merasa malu dan menyesal akan apa yang
sudah dilakukannya, karena hal tersebut tidak hanya SI, tapi orang tua SI juga sudah dianggap “jelek” oleh tetangga. Sedangkan tetangga WT sama
sekali tidak pernah ada yang memberikan dukungan pada WT, bahkan WT
233 sering mendengar ada pembicaraan tentang dirinya yang dilebih-lebihkan.
Kebanyakan para tetangga WT dan SI merasa kaget karena kejadian yang terjadi pada subyek.
2. Penyesuaian Diri Remaja Hamil Diluar Nikah