Penyesuaian Sosial Remaja Hamil Diluar Nikah

236 pemikiran apapun untuk keberlangsungan hidupnya, saat ini WT hanya mengkhawatirkan masa depannya, karena WT juga tidak bisa menyelesaikan pendidikannya, dan sudah akan menjadi seorang ibu yang belum memiliki bekal apapun. Dibelakang ketiga subyek yang dapat menjalani hidupnya sampai saat ini, pasti ada dukungan dari orang-orang terdekat yang selalu menguatkan dan memberikan dukungan pada subyek. Ketiga subyek mendapat dukungan dan penguatan dari orang tua mereka dan juga dari teman dekat mereka. Selain dari orang tua dan teman dekat, AU dan SI juga mendapat dukungan dari pacarnya yang meski sampai saat ini mereka belum juga menikahi subyek, baru sebatas janji belaka. AU juga mendapat dukungan dari janin yang dikandungnya. AU merasa bahwa calon anaknya sudah memberikan kekuatan tersendiri bagi AU.

3. Penyesuaian Sosial Remaja Hamil Diluar Nikah

Penyesuaian sosial yang dimaksudkan adalah bagaimana subyek dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sosial setelah hamil. Didalam pembahasan ini memuat upaya apa yang dilakukan subyek untuk dapat menyesuaikan dirinya pada lingkungan, tentang sikap yang dilakukan subyek terhadap respon masyarakat, serta respon orang tua, sahabat, dan tetangga subyek saat mengetahui bahwa subyek hamil. 237 Upaya yang dilakukan ketiga subyek untuk kembali menyesuaikan dirinya dengan lingkungan adalah berusaha untuk berbaur dengan masyarakat. Selain itu, WT masih bersikap biasa saja pada tetangga seperti saat sebelum subyek hamil. Sedangkan AU masih sering menyapa para tetangga dan lebih belajar untuk menguatkan mentalnya. Ketiga subyek telah berupaya untuk dapat diterima kembali oleh masyarakat. Apa yang dilakukan ketiga subyek dapat dikatakan sudah sesuai dengan penyesuaian sosial yang semestinya dilakukan, hal ini dapat mengacu pada pendapat Siti Sundari 2004:50 tentang ciri-ciri terjadinya penyesuaian sosial dimana individu memiliki kesanggupan mengadakan relasi yang sehat terhadap masyarakat, kesanggupan bereaksi secara efektif dan harmonis terhadap kenyataan sosial, kesanggupan menghargai dan menjalankan hukum tertulis maupun tidak tertulis, kesanggupan menghargai orang lain mengenai hak-haknya dan pribadinya, kesanggupan menghargai orang lain dalam bentuk persahabatan, dan adanya simpati terhadap kesejahteraan orang lain yang berupa memberi pertolongan pada orang lain, bersikap jujur, cinta kebenaran, rendah hati dan sejenisnya. Meski ketiga subyek sudah berupaya untuk menyesuaikan dirinya pada lingkungan, tidak jarang juga mereka bersikap cuek akan tanggapan para tetangga. Berbeda dengan yang lain, AU tidak mau ambil pusing akan tanggapan para tetangga terhadadap dirinya, AU tetap bersikap 238 ramah pada tetangga. Sedangkan WT masih sering merasa tersinggung akan gunjingan para tetangga, maka dari itu WT lebih suka untuk berada didalam rumah, dan SI sendiri tidak mau mengingat apa yang dibicarakan dan apa yang terjadi dengan dirinya, agar SI dapat menjalani hidupnya seperti biasa. Kehamilan subyek tentu tidak lepas dari respon orang tua saat mengetahui kehamilan putrinya. Orang tua ketiga subyek merasa marah dan kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh putrinya. Ibu SI merasa malu akan apa yang telah terjadi pada anaknya, namun ibu SI juga tidak menyalahkan SI sepenuhnya, karena beliau mengakui bahwa beliau kurang bisa mendidik dan mengawasi SI. Selain rasa malu yang dirasakan oleh ibu SI, ayah AU merasa kaget akan apa yang terjadi dengan putrinya. Saat pertama kali mengatahui hal tersebut, ayah AU tidak dapat menahan emosinya, ayah AU memukul AU dan menyuruh AU untuk menggugurkan kandungannya, namun lambat waktu, akhirnya ayah AU dapat menerima dan akan memperbaiki semuanya. Berbeda dengan orang tua AU dan SI yang masih menunggu pertanggungjwaban dari pacar anaknya, ayah WT tidak mengijinkan WT untuk menikah, karena ayah WT sudah terlanjur kecewa pada pacar WT, ayah WT sama sekali tidak pernah menyuruh WT untuk menggugurkan kandungannya, bahkan ayah WT menyuruh WT untuk menjaga dan merawat anaknya bersama-sama. 239 Sebagai teman dekat atau sahabat subyek, pasti memiliki respon dan tindakan tersendiri dalam menghadapi permasalahan subyek. Masing- masing sahabat dari ketiga subyek kaget akan apa yang terjadi pada sahabatnya. Berbeda dengan teman dekat AU dan WT yang baru mengetahui kehamilan sahabatnya karena mengundurkan diri dan dikeluarkan dari sekolah, sahabat SI sudah mengetahui sejak awal tentang kehamilan SI. Meski sama-sama kecewa, para sahabat subyek tetap memberikan dukungan dan semangat pada subyek dengan keadaan subyek yang saat ini. Ketiga subyek lebih sering berkeluh kesah dengan sahabat- sahabatnya. Seperti apa yang SI lakukan, yaitu orang pertama yang mengetahui kehamilannya adalah DW, yaitu teman dekat SI. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hurlock 1978:290 yang memaparkan bahwa pada masa pubertas, ketika minat untuk bermain menurun, karena terjadi perubahan fisik yang melemahkan energinya, dan ketika kecemasan tentang perubahan ini meningkat, anak lebih membutuhkan teman akrab daripada teman bermain. Karena anggota keluarga jarang memenuhi kebutuhannya akan teman pada masa ini, anak akan lebih memilih sahabat diantara anggota bekas kelompoknya yang mau “memahami” dia dan menerima kepercayaannya. Terlepas dari respon teman dekat subyek, respon tetangga saat mengetahui bahwa sbyek hamil juga merupakan hal penting untuk subyek dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, karena dari hal ini dapat 240 diketahui bahwa subyek sudah dapat menyesuaiakan dirinya dengan lingkungan sosial atau belum, seperti yang disampaikan oleh Elizabeth B. Hurlock 1997:278, penyesuaian sosial diartikan sebagai keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya. Dari pernyataan Hurlock tersebut menggambarkan bahwa penyesuaian sosial merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk menyesuaikan diri pada orang lain dan kelompok. Setiap tetangga memiliki pemikiran masing-masing, seperti para tetangga AU dan SI, ada yang memberikan dukungan dan motivasi, namun tidak sedikt pula yang menjelek-jelekkan subyek. Ada yang memberikan respon baik dan respon negatif. Berbeda dengan para tetangga AU dan SI, beberapa tetangga WT sering menjadikan WT sebagai bahan pembicaraan mereka. Tetangga subyek juga kaget akan apa yang terjadi pada subyek. Selain itu, tetangga SI tidak hanya merespon baik atau tidak, atau hanya membicarakan SI, tetapi juga membicarakan orang tua subyek. Apa yang dilakukan para tetangga subyek kurang bisa membantu subyek untuk menyesuaiakn dirinya dengan lingkungan sosial, karena menurut Hurlock dalam Ririh Nata Suryandari 2009:15 mengenai faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan penyesuaian sosial salah satunya adalah lingkungan masyarakat yang memberikan respon positif akan lebih mempermudah seseorang dalam proses 241 penyesuaian sosial, karena ia akan merasa diterima pada lingkungan sosialnya.

C. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 10 281

PENERIMAAN DIRI REMAJA HAMIL PRA NIKAH : Studi Kasus pada 2 Remaja Hamil Pra Nikah Di Kota Bandung.

26 102 30

PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH : Studi Kasus pada Dua Remaja yang Hamil Di Luar Nikah di Kota Bandung.

0 4 35

ARTIKEL ADAPANYA: Hamil Diluar Nikah Tren Atau Aib (Ebook) Hamil diluar nikah

0 3 104

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 0 15

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 0 2

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 0 11

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 0 22

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 0 2

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 2 99